Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“PENGARUH HUTANG LUAR NEGRI


TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
GUNA KELANCARAN PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA.”

Disusun Oleh:

“Amanda Agnes Silviani”


(1702122515)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan ilmu serta limpahan nikmat, rahmat dan hidayahnya sehingga tugas
Makalah Perilaku Organisasi tentang “Pengaruh Hutang Luar Negri Terhadap
Pembangunan Infrastruktur Guna Kelancaran Pertumbuhan Ekonomi Di
Indonesia” ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhamad SAW. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada tugas makalah ini. Oleh sebab itu penulis menantikan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.

Dalam kegiatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Heru Topani SE.ME. selaku guru pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan
juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang saling
mendukung adanya tugas makalah ini. Diharapkan dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis sendiri

Pekanbaru, 10 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................................3
D. Manfaat................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................4
A. Pengertian Utang Luar Negri..............................................................................................4
B. Pengertian Infrastruktur......................................................................................................6
C. Pengaruh Utang Luar Negri Terhadap Pembangunan Infrastruktur...................................7
D. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.................................8
E. Data Tingkat Utang Luar Negri Yg Dimiliki Indonesia....................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian


suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Sedangkan Infrastruktur fisik dan sosial adalah dapat
didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang
diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai
layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan
baik. Tapi gambaran lebih buruk terlihat pada infrastruktur yang terkait dengan
masyarakat, seperti pengairan, sanitasi, air bersih, dan angkutan umum massal,
yang semestinya menjadi prioritas. Hal di atas menunjukkan bahwa
pembangunan infrastruktur masih merupakan tantangan besar yang harus diatasi.
Pemerintah terus berupaya menggenjot pembangunan infrastruktur, namun
banyak kendala yang dihadapi, mulai dari masalah pendanaan hingga persoalan
teknis di lapangan.

Solusi yang dianggap bisa diandalkan untuk mengatasi kendala rendahnya


mobilisasi modal domestik adalah dengan mendatangkan modal dari luar negeri,
yang umumnya dalam bentuk hibah (grant), bantuan pembangunan (official
development assistance), kredit ekspor, dan arus modal swasta, seperti bantuan
bilateral dan multilateral; investasi swasta langsung (PMAP); portofolio
invesment; pinjaman bank dan pinjaman komersial lainnya; dan kredit
perdagangan (eksper/impor)/ modal asing ini dapat diberikan baik kepada
pemerintah maupun kepada pihak swasta.

Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total
utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut.
Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau
perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta,
pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan
Bank Dunia. Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia

1
pada akhir Januari 2018 tercatat sebesar 375,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp
4.915 triliun (kurs Rp 13.750 per dollar AS). Jumlah ini naik 10,3 persen secara
tahunan.

Pada satu sisi, datangnya modal dari luar negeri tersebut dapat digunakan
untuk mendukung program pembangunan nasional pemerintah, sehingga target
pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan pendapatan per kapita
masyarakat meningkat. Tetapi pada sisi lain, diterimanya modal asing tersebut
dapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang, baik ekonomi
maupun politik, bahkan pada beberapa negara-negara yang sedang berkembang
menjadi beban yang seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan
berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyatnya.

ULN pemerintah diprioritaskan pemanfaatannya untuk kegiatan yang


sifatnya produktif dan merupakan investasi dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi, antara lain berupa belanja infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan perlindungan sosial, serta untuk menunjang kemampuan
membayar ULN tersebut. "Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus
memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk meyakinkan bahwa
ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan
tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,"
sebut BI. Dari uraian diatas, oleh karena itu, penulis berinisiatif mengangkat judul
``Pengaruh Hutang Luar Negri Terhadap Pembangunan Infrastruktur Guna
Kelancaran Pertumbuhan Ekonomi’’ Di Indonesia dan untuk memenuhi
persyaratan penilaian dalam pelajaran Perekonimian Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Topik yang penulis bahas pada makalah ini perlu diberikan rumusan
masalah agar lebih memudahkan dan tidak terjadi kesalahan pahaman dalam
menjawab permasalahanya. Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun
merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

2
1. Apa yang dimaksud dengan utang luar negri?

2. Apa yang dimaksud dengan infrastruktur?

3. Apa pengaruh utang luar negri terhadap pembangunan infrastruktur?

4. Apa Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

5. Berapa banyak Utang luar negri diindonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah
disampaikan. Hal tersebut untuk memudahkan apa yang harus dilakukan
berdasarkan masalah yang akan dibahas. Berikut tujuan dari permasalahan
makalah ini:
1. Untuk mengetahui arti utang luar negri
2. Untuk mengetahui arti infrastruktur
3. Untuk mengetahui pengaruh utang luar negri terhadap pembangunan
infrastruktur
4. Untuk mengetahui Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
5. Untuk mengetahui tingkat utang luar negri yg dimiliki indonesia
D. Manfaat
1. Menambah referensi mata kuliah Perekonomian Indonesia

2. Menambah wawasan bagi pembaca dan penulis mengenai utang luar negri

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Utang Luar Negri

Menurut Tribroto (2001), pinjaman luar negeri pada hakekatnya dapat


ditelaah dari sudut pandang yang berbeda - beda. Dari sudut pandang pemberi
pinjaman atau kreditur, penelaahan akan lebih ditekankan pada berba gai faktor
yang memungkinkan pinjaman itu kembali pada waktunya dengan perolehan
manfaat tertentu. Sementara itu penerima pinjaman atau debitur, penelaahan akan
ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan pemanfaatannya secara
maksimal dengan nilai t ambah dan kemampuan pengembalian sekaligus
kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi.

Dari aspek materiil, utang luar negeri merupakan arus masuk modal dari
luar ke dalam negeri yang dapat menambah modal yang ada di dalam negeri.
Aspek fomal mengartikan utang luar negeri sebagai penerimaan atau pemberian
yang dapat digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang
pertumbuhan ekonomi. Sehingga berdasarkan aspek fungsinya, pinjaman luar
negeri merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang diperlukan dalam
pembangunan.

Menurut Sukirno (1985), aliran dana dari luar negeri dinamakan utang luar
negeri, apabila memiliki ciri - ciri merupakan aliran modal yang bukan didorong
oleh tujuan untuk mencari keuntungan, dan diberikan dengan syarat yang lebih
ringan dari pada yang berlaku dalam pasar internasional.

Utang luar negeri merupakan bentuk hubungan kerjasama antara negara


debitur dengan negara kreditur dan merupakan cara yang efektif dalam menutupi
defisit anggaran pemerintah dimana risiko kebangkrutan ekonomi yang
ditimbulkan dari utang luar negeri relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan
pencetakan uang (seignorage) yang dapat menimbulkan inflasi (Mulyani, 1994).

Disamping sebgai bentuk hubungan kerjasama utang luar negeri juga


merupakan sumber modal bagi negara yang sedang melakukan pembangunan

4
ekonomi, tak terkecuali negara yang kaya sumber daya alam dan memiliki
penduduk yang besar, seperti Indonesia (Mahyudi, 2004).

Adapun Tiga Komponen Biaya Yang Harus Dipenuhi Pemerintah Sebagai


Peminjam

1. Biaya di muka (front and fee)

2. Biaya bunga (interest) yang harus disesuaikan dengan London Interest Bond
and Obligation Rate (LIBOR)

3. Biaya komitmen (commitment fee) yang harus dibayarkan jika pemerintah


terlambat (sesuai jadwal yang disepakati) melakukan pencairan pinjaman

Bentuk pijaman luar negeri dapat dilihat dari dua aspek, antara lain :

1. Sumber Dananya

Bila dilihat dari sumber dananya, pinjaman luar negeri dapat dibedakan menjadi:

 Pinjaman Multilateral

Yaitu pinjaman yang berasaal dari badan-badan internasional, misalnya


World Bank, Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank
(IDB).

 Pinjaman Bilateral

Yaitu pinjaman yang berasal dari negara-negara baik yang tergabung


dalam CGI maupun antar negara secara langsung (intergovernment).

 Pinjaman Sindikasi

Yaitu pinjaman yang diperoleh dari beberapa bank dan lembaga keuangan
bukan bank (LKBB) internasional. Pemberian pinjaman tersebut
dikoordinir oleh satu bank/LKBB yang bertindak sebagai sindication
leader. Pinjaman ini biasanya dalam jumlah besar dan bersifat komersial
(commercial loan), misalnya dengan tingkat suku bunga yang
mengambang (floating rate). Syarat-syarat pinjaman yang dituangkan

5
dalam loan agreement merupakan konsensus dan kesepakatan diantara
para pemberi pinjaman.

2. Segi Persyaratannya,

Bila dilihat dari segi persyaratannya, pinjaman luar negeri dapat dibedakan
menjadi :

 Pinjaman Lunak (Concessional Loan)

Yaitu pinjaman luar negeri Pemerintah dalam rangka pembiayaan proyek-


proyek pembangunan. Pinjaman lunak biasanya diperoleh dari negara-
negara yang tergabung dalam kerangka CGI maupun non CGI. Pengertian
dengan dana sendiri atau dana pendampingan oleh Pemerintah RI. Fasilitas
Kredit Ekspor dapat dalam bentuk Suppliers Credit atau Buyers Credit.

B. Pengertian Infrastruktur

Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan


sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan
gedung dan fasilitas public lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini
merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur dalam
sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang
tidak terpisahkan satu sama lain.

Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan


sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan.
Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem
ekonomi yang ada di masyarakat. Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami
sebagai dasar-dasar dalam mengambil kebijakan (Kodoatie, 2005)

Infrastruktur merupakan prasarana publik paling mendasar guna


mendukung kegiatan ekonomi suatu negara. Ketersediaan infrastruktur sangat
menentukan tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi. Mengingat

6
vitalnya infrastruktur bagi pembangunan ekonomi, maka pembangunan
infrastruktur menjadi kewajiban pemerintah sepenuhnya.

C. Pengaruh Utang Luar Negri Terhadap Pembangunan


Infrastruktur

Utang luar negeri bagi negara berkembang merupakan variabel yang


banyak memiliki dampak terhadap perekonomian suatu negara, baik positif
(seperti yang dikemukakan oleh Stoneman,1975; Dowling dan Hiemenz, 1983;
Papanek, 1972) maupun negatif ( seperti yang diungkapkan oleh teori
dependensia dan Hanovi 2009) dan apabila pengelolaannya dilakukan dengan
tidak baik, utang luar negeri akan menjadi masalah bagi pemerintah, karena utang
luar negeri yang terlalu besar dapat membawa pembangunan ekonomi ke dalam
perangkap utang (debt trap) sehingga baanyak bergantung kepada negara kreditur
(Mahyudi, 2004 ; Bullow-Rogoff ,1990).

Pemanfaatan hutang luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan


infrastruktur sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan khususnya
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pemerintahan Presiden Joko
Widodo pernah mengungkapkan bahwa untuk membangun infrastruktur di
berbagai penjuru negeri pada 2015-2019, Indonesia membutuhkan anggaran
sekitar Rp5.000 triliun.

Masuknya modal asing mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang


lesu akibat kurangnya modal bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi. Modal
asing ini selain sebagai perpindahan modal juga dapat memberikan kontribusi
positif melalui aliran indsutrialisasi dan modernisasi. Upaya yang paling akan
berdampak adalah dengan membangun jalan dan sekolah. Dengan pengeluaran
tambahan ini tercipta lapangan kerja, yang pada gilirannya meningkatkan
konsumsi, melahirkan permintaan dan memacu spiral ekonomi positif. Sehingga
ada pengaruh yang signifikan antara hutang luar negri terhadap pembangunan
infrastruktur.

Pada data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) Februari lalu, Utang Luar
Negeri (ULN) Indonesia 2017 silam mencapai US$352,2 miliar atau sekitar

7
Rp4.849 triliun (kurs Rp13.769). Jumlah itu naik 10,1% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sebagai gambaran, pada 2016, ULN Indonesia 'hanya' naik sebesar
3%.

Peningkatan ULN ini cukup drastis karena "sejalan dengan kebutuhan


pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif pemerintah
lain", ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, dalam
keterangan resminya. Namun, Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, menyebut
jumlah utang tersebut "pasti tidak aman" karena bunga dan cicilannya dibayar
dengan "gali lubang, tutup lubang". Utang baru dianggap aman kalau
pelunasannya "tidak mengganggu likuiditas". Ekonom Bank Permata, Josua
Pardede, tidak sejalan dengan Enny. Menurutnya ULN Indonesia masih dalam
batas aman, karena 80% nya adalah dalam bentuk Surat Utang Negara "dengan
tenor jatuh tempo jangka panjang, yaitu rata-rata delapan sampai 10 tahun".

D. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia

Di Indonesia, banyak penelitian yang mendalami pengaruh infrastruktur


terhadap perekonomian dengan hasil yang bervariasi. Sibrani (2002) menemukan
bahwa infrastruktur, dalam hal ini listrik dan pendidikan, memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan pada pendapatan per kapita masyarakat Indonesia,
sedangkan variabel jalan dan telepon tidak signifikan. Kebijakan pembangunan
infrastruktur yang terpusat di Jawa dan Indonesia bagian barat menimbulkan
disparitas pendapatan per kapita masing-masing daerah di Indonesia, terutama di
Kawasan Indonesia Timur. Lebih lanjut, Yanuar (2006) dengan menggunakan data
panel 26 provinsi menunjukkan bahwa modal fisik, infrastruktur jalan, telepon,
kesehatan, dan pendidikan memberikan pengaruh positif pada output
perekonomian. Sementara itu, Prasetyo (2008) menyimpulkan bahwa listrik,
panjang jalan, stok modal, dan otoritas daerah berpengaruh positif terhadap
pembangunan ekonomi Kawasan Indonesia Barat, sementara variabel air bersih
tidak signifikan. Penelitian oleh Prasetyo dan Firdaus (2009) menyimpulkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh ketersediaan
infrastruktur, di antaranya elektrifikasi, jalan beraspal, dan air bersih.
8
Keynes memformulasikannya sebagai berikut:

"Jika kita membelanjakan lebih dari 150 juta Poundsterling, maka semua orang
akan memperoleh tambahan penghasilan, dan mereka yang menganggur tidak
membutuhkan lagi tunjangan. Lebih dari itu, pengeluaran tersebut membuka
lapangan kerja bagi banyak orang. Uang tersebut akan berputar dalam
perekonomian dan dibelanjakan untuk berbagai barang serta tidak terakumulasi
pada segelintir".

Dijelaskan oleh Keynes tadi bahwa pembangunan infrastruktur akan


sangat berguna untuk tetap menjalankan roda perekonomian. Novi Maryaningsih
dkk dalam jurnalnya yang berjudul "Pengaruh Infrastruktur Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia" menyampaikan, bahwa dalam Laporan World
Economic Forum (WEF) mengungkapkan bahwa tingkat daya saing Indonesia
masih tertinggal, terutam pada pilar infrastruktur, pilar kesiapan teknologi dan
pilar inovasi.

Secara lebih spesifik, kendala pilar infrastruktur antara lain bersumber dari
masih rendahnya kualitas jalan, pelabuhan, bandara, kereta hingga kualitas
pasokan listrik.

Pembangunan infrastruktur yang banyak digenjot adalah jalan tol, tapi


minim untuk fasilitas perkotaan seperti pembangunan gorong-gorong, trotoar,
rusun, dan fasilitas publik yang banyak menyerap tenaga kerja. Padahal, kata dia,
dana yang besar ke infrastruktur bisa dipakai untuk mendorong peningkatan
tenaga kerja. Selain itu, dana bisa dialokasikan ke infrastruktur perdesaan yang
bisa banyak penyerapan tenaga kerja.

Terkait infrastruktur, lemahnya faktor infrastruktur juga dikonfirmasi oleh


hasil Survei International Institute for Management Development (IMD). Hasil
surveinya pada tahun 2011 menempatkan Indonesia pada tingkat 37 dari 59
negara dengan titik lemah tingkat daya saing Indonesia terletak pada aspek
infrastruktur.

9
Upaya pembenahan kondisi infrastruktur disadari peran penting dalam
mengurangi kesenjangan pendapatan dan dampak jangka panjangnya bagi PDB
perkapita. Perbaikan infrastruktur memiliki kontribusi dalam meningkatkan
produktifitas dan diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang.

E. Data Tingkat Utang Luar Negri Yg Dimiliki Indonesia

Utang Luar Negeri:% dari PDB Indonesia dilaporkan sebesar 34.8 % pada 2017.
Rekor ini naik dibanding sebelumnya yaitu 34.3 % untuk 2016. Data Utang Luar
Negeri:% dari PDB Indonesia diperbarui tahunan,, dengan rata-rata 32.9 % dari
2003 sampai 2017, dengan 15
observasi. Data ini mencapai
angka tertinggi sebesar 58.3
% pada 2003 dan rekor
terendah sebesar 25.3 % pada
[External Debt: % of
GDP.MIN_DATE. Data
Utang Luar Negeri:% dari
PDB Indonesia tetap berstatus aktif di CEIC dan dilaporkan oleh CEIC Data. Data
dikategorikan dalam Global Economic Monitor World Trend Plus – Table:
External Debt: % of Nominal GDP: Asia.

10
Debt-to-GDP ratio by countries, 2008 and 2017; Source: International Monetary
Fund, World Bank.

Dibandingkan dengan negara lain, rasio utang Indonesia masih dapat


dikelola. Rasio utang AS dan Jepang masing-masing adalah 105% dan 253%,
karena negara-negara maju dapat dengan mudah meminjamkan sumber daya
untuk membantu membiayai defisit mereka. Di kawasan Asia Tenggara, rasio
utang Indonesia juga relatif rendah.

Central Government Debt, 2009-2018* (in USD billion); Source: Bank of


Indonesia; *as of March 2018

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemanfaatan hutang luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan


infrastruktur sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan khususnya
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu hal yang


penting dan fundamental hal tersebut karena infrastruktur yang baik tentu akan
berdampak pada kesejahteraan masyarakat serta perekonomian nasional.

B. Saran

Adanya upaya pembenahan infrastruktur oleh pemerintah baik dalam


alokasi biaya untuk pembangunan infrastruktur pendesaan dan perkotaan agar
pertumbuhan ekonomi berjalan dengan lancer.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://sudutekonomi.blogspot.com/2017/01/pengertian-utang-luar-negeri.html?
m=1

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/15/221200826/bangun-infrastruktur-
utang-luar-negeri-indonesia-naik

https://www.google.co.id/amp/s/www.ceicdata.com/id/indicator/indonesia/externa
l-debt--of-nominal-gdp/amp

https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ojiwae/5b2f461acf01
b47cfe3a50f3/politisasi-utang-dan-pembangunan-infrastruktur-di-era-jokowi

https://www.google.co.id/amp/s/theconversation.com/amp/indonesias-
government-debt-ahead-of-2019-presidential-election-a-real-economic-concern-
97708

13

Anda mungkin juga menyukai