Anda di halaman 1dari 7

Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/


makalah/ tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri.
Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/ kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk
makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan
dengan jelas bahwa saya/ kami menggunakannya.

Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.

Mata Kuliah : Audit Forensik

Judul RMK/ Makalah/Tugas : Computer – Related Fraud

Tanggal : 29 April 2019

Dosen : Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

Nama : Olga Fadila

NIM : 1602114054

Tanda tangan :

Nama : Almaida Sahrani S

NIM : 1602110874

Tanda Tangan :
COMPUTER RELATED FRAUD

A. Sejarah dan Evolusi Kejahatan Terkait Komputer

Komputer Forensik merupakan disiplin ilmu baru didalam dunia forensik,


dimana pengertian dari forensik secara umum adalah sebuah proses keilmuan
yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menghadirkan
barang bukti. Ilmu forensik sebenarnya adalah sebuah ilmu yang sangat
berhubungan dengan hukum yang digunakan untuk penanganan barang bukti
yang akan dihadirkan didalam sebuah persidangan, karena terdapatnya
perbedaan jenis serta cara penanganan barang bukti disetiap disiplin ilmu
maka ilmu forensik menjadi lebih berkembang sesuai dengan disiplin ilmu
yang ada, antara lain forensik kriminal, kedokteran, psikiatri, komputer,
akunting, dan masih banyak cabang ilmu forensik lainnya. Komputer Forensik
sekarang lebih dikenal sebagai Digital Forensik, karena perkembangan sistem
komputer yang sangat pesat dan menjadikan komputer bukan hanya sebuah
komputer konvensional, sehingga semua perangkat digital yang menggunakan
sistem kerja komputer termasuk kedalamnya dan memiliki arti dan cakupan
yang lebih luas. Menurut beberapa ahli dan literatur Digital Forensik memiliki
beberapa pengertian, yang antara lain adalah sebagai berikut: 
1. Marcella, Digital Forensik adalah aktivitas yang berhubungan dengan
pemeliharaan, identifikasi, pengambilan/penyaringan, dan dokumentasi
bukti digital dalam kejahatan komputer.
2. Budhisantoso, Digital Forensik adalah kombinasi disiplin ilmu hukum dan
pengetahuan komputer, jaringan, komunikasi nirkabel, dan perangkat
penyimpanan sehingga dapat dibawa sebagai barang bukti didalam
penegakan hukum.
3. Dr. H. B. Wolfe, serangkaian metode teknik dan prosedur untuk
mengumpulkan bukti dari peralatan dan berbagai perangkat penyimpanan
media komputasi digital, yang dapat disajikan di pengadilan dalam format
yang koheren dan bermakna.
4. Steve Hailey, Pemeliharaan, identifikasi, ekstraksi, interpretasi, dan
dokumentasi bukti komputer, untuk memasukan aturan bukti, proses
hukum, integritas bukti, pelaporan faktual dari informasi yang ditemukan,
dan memberikan pendapat ahli dalam pengadilan hukum atau lainnya
hukum dan atau proses administrasif sebagaimana dengan apa yang
ditemukan.
Evolusi dari Digital Forensic

Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat saat ini memaksa


manusia untuk sangat bergantung pada teknologi dalam menyelesaikan tugas-
tugas kesehariannya baik itu dalam pekerjaan maupun dalam bersosialisasi. Hal
ini membawa teknologi memiliki potensi yang sangatlah besar untuk ikut terlibat
baik sengaja ataupun tidak dalam pelbagai tindak kejahatan dengan berbagai
tujuan.
1. 1984, FBI Computer Analysis and Response Team (CART) berdiri.
2. 1991, pertemuan internasional penegak hukum dilakukan untuk membahas
komputer forensik dan perlunya sebuah pendekatan standar.
3. 1997, didirikannya Scientific Working Group on Digital Evidence (SWGDE)
untuk mengembangkan standar dari komputer forensik.
4. 2001, diadakannya lokakarya dari Digital Forensic Research Workshop
(DFWRS).

Dalam suatu studi dari Conggres' di Amerika Serikat terdapat empat kategori dari
kejahatan komputer yaitu:

1. Pemasukan data yang tidak benar (fraudulent) kedalam komputer.


2. Pemakaian fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan komputer.
3. Mengubah atau merusak informasi atau arsip.
4. Pencurian apakah secara elektronis atau dengan cara-cara lain uang, benda,
fasilitas-fasilitas dan data yang berharga.

Selanjutnya ada klasifikasi lain yang meletakkan bagian besar dari kejahatan
komputer dalam empat kategoi:

1. Sabotase dan vandalisme terhadap sistem komputer itu sendiri.


2. Penggunaan atas fasilitas-fasilitas komputer tanpa wewenang sebagai
pencurian.
3. Kejahatan terhadap barang (pencurian melalui penggunaan komputer).
4. Kejahatan terhadap data (pencurian informasi).

Ada lagi klasifikasi dari Donn Parker yang lebih sistematis yaitu kejahatan
komputer dipandang dari sudut empat peranan komputer dalam kejahatan
komputer yakni:

1. Komputer sebagai objek. Dalam hal ini termasuk kasus-kasus perusakan


terhadap komputer, data atau program yang berada di dalamnya atau
perusakan terhadap sarana-sarana komputer seperti AC dan peralatan listrik
yang menunjang operasi komputer.
2. Komputer sebagai subjek. Komputer dapat merupakan tempat atau
lingkungan untuk melakukan kejahatan, seperti pencurian, penipuan dan
pemalsuan yang tidak tradisional akan tetapi yang menyangkut harta-harta
benda dalam bentuk baru yaitu berbentuk pulsa-pulsa elektronik dan guratan-
guratan magnetis.
3. Komputer sebagai alat. Dalam beberapa tipe dan cara-cara kejahatan
dipergunakan komputer hingga peristiwa kejahatannya adalah kompleks dan
susah diketahui. Salah satu contoh di sini adalah mengenai seseorang yang
mengambil warkat-warkat penyetoran dari suatu Bank dan mencetak nomor
rekeningnya sendiri dengan tinta magnetis pada warkat-warkat tersebut, yang
kemudian diletakkan kembali pada tempatnya di Bank, dari mana kemudian
para nasabah mengambil dan mengisinya sebagai bukti penyetoran. Pada
waktu komputer memproses data pada warkat-warkat tersebut komputer
mengkredit rekening dari oknum itu, yang kemudian menarik uangnya
dengan cek dari rekeningnya sebelum para nasabah yang menyetor tadi
kemudian mengajukan protesnya.
4. Komputer sebagai simbol. Suatu komputer dapat dipergunakan sebagai
simbol untuk melakukan penipuan atau ancaman. Hal ini termasuk suatu
penipuan melalui iklan dari suatu "Biro Jodoh" yang menyatakan bahwa
tersebut memakai komputer untuk membantu si korban mencari jodoh, akan
tetapi ternyata Biro Jodoh tersebut sama sekali tidak memakai komputer
untuk keperluan tersebut.

B. Kejahatan Komputer yang Umum

Kejahatan Komputer adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan


memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk
memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain. Kejahatan
yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis utama
komputer dan jaringan telekomunikasi ini dalam beberapa literatur dan prakteknya
dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain:

1.  Illegal Access / Akses Tanpa Ijin ke Sistem Komputer

Dengan sengaja dan tanpa hak melakukan akses secara tidak sah terhadap
seluruh atau sebagian sistem komputer, dengan maksud untuk mendapatkan data
komputer atau maksud-maksud tidak baik lainnya, atau berkaitan dengan sistem
komputer yang dihubungkan dengan sistem komputer lain. Hacking merupakan
salah satu dari jenis kejahatan ini yang sangat sering terjadi.
2.  Illegal Contents /  Konten  Tidak  Sah

Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet


tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar
hukum atau mengganggu ketertiban umum.

3.  Data Forgery / Pemalsuan Data

Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen


penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan
ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat
seolah-olah terjadi salah ketik yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.

4.  Spionase Cyber / Mata-mata

Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan


kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan
komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya
ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data-data pentingnya
tersimpan dalam suatu sistem yang computerized.

5.  Data Theft /Mencuri Data

Kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik untuk digunakan
sendiri ataupun untuk diberikan kepada orang lain. Identity theft merupakan salah
satu dari jenis kejahatan ini yang sering diikuti dengan kejahatan penipuan
(fraud). Kejahatan ini juga sering diikuti dengan kejahatan data leakage.

6.  Misuse of devices / Menyalahgunakan Peralatan Komputer

Dengan sengaja dan tanpa hak, memproduksi, menjual, berusaha memperoleh


untuk digunakan, diimpor, diedarkan atau cara lain untuk kepentingan itu,
peralatan, termasuk program komputer, password komputer, kode akses, atau data
semacam itu, sehingga seluruh atau sebagian sistem komputer dapat diakses
dengan tujuan digunakan untuk melakukan akses tidak sah, intersepsi tidak sah,
mengganggu data atau sistem komputer, atau melakukan perbuatan-perbuatan
melawan hukum lain.

Faktor- faktor Penyebab Kejahatan Komputer :

Beberapa faktor yang menyebabkan kejahatan komputer makin marak dilakukan


antaralain adalah:

 Akses internet yang tidak terbatas.


 Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama
kejahatan komputer.
 Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan
peralatan yang super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah untuk
dilakukan tetapi akan sangat sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong
para pelaku kejahatan untuk terus melakukan hal ini.
 Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa
ingin tahu yang besar, dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan
pelaku kejahatan computer tentang cara kerja sebuah computer jauh diatas
operator komputer.
 Sistem keamanan jaringan yang lemah.
 Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini
masih memberi perhatian yang sangat besar terhadap kejahatan konvesional.
Pada kenyataannya para pelaku kejahatan komputer masih terus melakukan
aksi kejahatannya.
 Belum adanya undang-undang atau hukum yang mengatur tentang kejahatan
komputer.

Beberapa Jenis Penipuan :

1. Phising (mencuri data pribadi anda) lewat telepon.


2. Phising lewat email.
3. Anda diminta men-download suatu ‘security software atau software menarik
lainnya’ yang terkadang gratis tetapi sebetulnya merupakan virus.
4. Terkadang dalam email bank tipuan, anda diminta mengisi survey atau
mengklik link ke undian yang menarik.
5. Jika anda menerima telepon atau email dari bank yang sebetulnya bukan bank
anda atau bukan penerbit kartu kredit Anda, kemungkinan besar Anda akan
ditipu.
6. Tawaran pinjaman kredit dalam jumlah besar dengan bunga rendah

C. Sifat Kejahatan terkait Komputer

Berdasarkan motif kegiatan yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan


menjadi dua jenis sebagai berikut

1. Cyber crime sebagai tindakan murni kriminal

Kejahatan yang murni merupakan tindakan kejahatan yang dilakukan karena


motif kriminalitas. Kejahatan ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai
sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah carding, yaitu pencurian
nomor kartu kredit milik orang lain untuk digunakan dalam transaksi perdagangan
di internet, juga pemanfaatan media internet (webserver, mailing list) untuk
menyebarkan material bajakan. Pengirim e-mail anonim yang berisi promosi
(spamming) juga dapat dimasukkan dalam contoh kejahatan yang menggunakan
internet sebagai sarana. Di beberapa negara maju, pelaku spamming dapat dituntut
dengan tuduhan pelanggaran privasi.
2. Cyber crime sebagai kejahatan ”abu-abu”

Cukup sulit menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan
mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk kejahatan. Probing atau
portscanning misalnya, untuk pengintaian terhadap sistem milik orang lain
dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai,
termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka
maupun tertutup, dan sebagainya.

Berdasarkan sasaran kejahatannya cyber crime dapat dikelompokkan menjadi


beberapa kategori seperti berikut ini:

1. Cybercrime yang menyerang individu (against person), jenis kejahatan ini,


sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang
memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut,
contohnya: (a) pornografi, dengan membuat, memasang, mendistribusikan,
dan menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul, serta mengekspos
hal-hal yang tidak pantas; (b) cyberstalking, untuk mengganggu atau
melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya dengan
menggunakan e-mail yang dilakukan secara berulang-ulang seperti halnya
teror di dunia cyber. Gangguan tersebut bisa saja berbau seksual, religius, dan
lain sebagainya;  (c) cyber-tresspass, dengan yang dilakukan melanggar area
privasi orang lain seperti misalnya web hacking. breaking ke PC, probing,
port scanning dan lain sebagainya.
2. Cybercrime menyerang hak milik (againts property), yakni cybercrime yang
dilakukan untuk menggangu atau menyerang hak milik orang lain. Beberapa
contoh kejahatan jenis ini misalnya pengaksesan komputer secara tidak sah
melalui dunia cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak
sah/pencurian informasi, carding, cybersquating, hijacking, data forgery dan
segala kegiatan yang bersifat merugikan hak milik orang lain.
3. Cybercrime menyerang pemerintah (againts government); ini dilakukan
dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah. Kegiatan tersebut
misalnya cyber terorism sebagai tindakan yang mengancam pemerintah
termasuk juga cracking ke situs resmi pemerintah atau situs militer.

Anda mungkin juga menyukai