IMUNISASI
Vaksin yang sensitif terhadap Vaksin DT, TT, Td, Hepatitis B, dan
beku (Freeze Sensive/FS) DPT/HB/Hib
Pasif Alamiah
1 Kekebalan yang didapat dari
Aktif Alamiah ibu melalui plasenta saat masih
didapatkan ketika seseorang berada dalam kandungan
menderita suatu penyakit. 2 Kekebalan yang diperoleh
dengan pemberian air susu
pertama (colostrom).
Batita
Rutin
Anak usia SD
Lanjutan
WUS
Wajib
Tambahan Crash Program, PIN, Sub-PIN
Imunisasi
Khusus Calon Haji/Umrah,
Pilihan KLBSub-PINCrash
Vaksin DPT/HB/Hib
Deskripsi:
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk
pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis
(batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi
Vaksin DPT/HB/Hib Haemophilus influenzae tipe b secara
(Sumber: www.biofarma.co.id) simultan.
Kontra indikasi :
Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan
radioterapi;
Wanita hamil;
Leukimia;
Kelainan fungsi ginjal berat;
Decompensatio cordis;
Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah;
Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn).
Alergi terhadap telur
Efek samping :
Hingga 10% pasien dapat mengalami nyeri ringan di lokasi penyuntikan, demam
ringan dan adenofati, hingga 2% mengalami ruam atau rash hingga 0.033%
mengalami kejang demam, 0.0033% mengalami trombositopeni purpura, hingga
0,0001% mengalami reaksi anafilaksis dan hingga 0,3% mengalami atralgia pada
anak.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari
buah).
Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali
dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.
Tabel 2.6
Jenis Imunisasi Lanjutan
Vaksin DT
Deskripsi :
Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu
mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri
murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat.
Vaksin DT Indikasi :
(Sumber: Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan
www.biofarma.co.id) tetanus pada anak-anak.
Cara pemberian dan dosis :
Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml. Dianjurkan
untuk anak usia di bawah 8 tahun.
Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadap komponen dari vaksin.dengan diameter 2–10 mm.
Efek Samping :
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara dan kadang-kadang gejala demam.
Penanganan Efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum anak lebih banyak.
Jika demam, kenakan pakaian yang tipis
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali
dalam 24 jam)
Anak boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
Vaksin TD
Deskripsi :
Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu
mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri
murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat.
Indikasi :
Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada
Vaksin TD
individu mulai usia 7 tahun.
(Sumber :
www.biofarma.co.id)
Cara pemberian dan dosis :
Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian
0,5 ml.
Kontra indikasi :
Individu yang menderita reaksi berat terhadap dosis sebelumnya.
Efek Samping :
Pada uji klinis dilaporkan terdapat kasus nyeri pada lokasi penyuntikan (20–30%)
serta demam (4,7%)
Vaksin TT
Deskripsi :
Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu
dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus
murni, terabsorpsi ke dalam aluminium fosfat..
Vaksin TD Indikasi :
(Sumber: Perlindungan terhadap tetanus neonatorum pada
www.biofarma.co.id) wanita usia subur.
Cara pemberian dan dosis :
Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
Kontra indikasi :
Gejala-gejala berat karena dosis TT sebelumnya.
Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
Demam atau infeksi akut.
Efek samping :
Jarang terjadi dan bersifat ringan seperti lemas dan kemerahan pada lokasi
suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.serta demam
(4,7%)
Penanganan efek samping :
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Anjurkan ibu minum lebih banyak.
Keterangan : Sejak tahun 2013, terjadi introduksi vaksin TT ke vaksin T
c. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang
paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog
fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up
Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI).
Hepatitis B
BCG
DPT/HB
Polio 1 /Hib 1
Polio 2 DPT/HB/ DPT/HB/
Hib 2 Hib 3
Polio 3 Polio 3
IPV Campak
0-24 jam
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Gambar 2.4 Jadwal imunisasi dasar (untuk bayi usia 0–11 bulan)
Tabel 3.9
Rencana Vaksin Baru
Tabel 3.10
Indikator Program Imunisasi 2015 – 2019
Gambar 3.11
Lokasi Penyuntikan
c. Prosedur Penyuntikan
Keterangan :
1. Keluarkan PID dari kemasan
2. Dorong dengan cepat penutup jarum ke dalam port
3. Jarak antara penutup jarum dan port akan hilang dan terasa ada klik
4. Keluarkan penutup jarum
5. Pegang PID pada port dan suntikkan jarum ke lokasi suntikan
6. Tekan reservoir (gelembung vaksin) untuk mengeluarkan vaksin.
7. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar
3.12 Kontraindikasi imunisasi
– Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra
indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam
dan panas > 380C merupakan kontraindikasi pemberian DPT-HB-Hib dan
campak.
– Jangan berikan vaksin BCG, OPV, Campak-Rubella (Vaksin Hidup)
kepada bayi yang menunjukkan tanda-tanda dan gejala AIDS,sedangkan
vaksin lainnya sebaiknya diberikan.
– Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada
bayi yang sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi
jika bayinya sudah sehat