Anda di halaman 1dari 47

Sejarah Jepang

sejarah kuno

Dokumen tertua mengenai sejarah


Jepang adalah kumpulan naskah sejarah
Tiongkok Sejarah Dua Puluh Empat
Dinasti asal abad ke-1 Masehi. Namun
bukti-bukti menunjukkan kepulauan
Jepang sudah dihuni manusia sejak
zaman Paleolitik Atas[1] Setelah zaman es
terakhir sekitar 12.000 SM, ekosistem
Kepulauan Jepang yang kaya
memungkinkan manusia untuk hidup.
Barang-barang tembikar tertua berasal
dari zaman Jōmon.

Zaman prasejarah Jepang


Zaman Paleolitik

Kapak batu yang diekskavasi dari situs B


Hinatabayashi, Shinano, Prefektur Nagano dari
zaman Pra-Jōmon (Paleolitik), 30.000 SM. Museum
Nasional Tokyo.

Zaman Paleolitik Jepang berlangsung dari


sekitar 100.000 hingga 30.000 SM, dimulai
dari penggunaan perkakas batu dan
berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir
zaman es terakhir yang sekaligus awal
dari periode Mesolitik zaman Jōmon.
Bukti-bukti penggalian arkeologi
menunjukkan kepulauan Jepang sudah
dihuni orang sejak 35.000 SM.[2]
Kepulauan Jepang terpisah dari daratan
Asia setelah zaman es terakhir sekitar
11.000 SM. Setelah terungkapnya
pengelabuan zaman Paleolitik Jepang oleh
peneliti amatir Shinichi Fujimura,[3]
bukti-bukti asal zaman Paleolitik Bawah
dan zaman Paleolitik Tengah yang
diklaim oleh Fujimura dan rekan-rekan
telah diteliti ulang dan ditolak.
Zaman Jōmon

Sebuah bejana dari zaman Jōmon Pertengahan


(3000-2000 SM).

Zaman Jōmon berlangsung dari sekitar


14.000 SM hingga 300 SM. Tanda-tanda
pertama peradaban dan pola hidup stabil
manusia muncul sekitar 14.000 SM
dengan adanya kebudayaan Jōmon yang
bercirikan bercirikan gaya hidup
pemburu-pengumpul semi-sedenter
Mesolitik hingga Neolitik. Mereka tinggal
di rumah-rumah yang dibangun di atas
tanah yang digali dan di atasnya
didirikan rumah beratap dari kayu.
Orang zaman Jōmon sudah mengenal
bentuk awal dari pertanian, tetapi belum
mengenal cara menenun kain dan pakaian
dibuat dari bulu binatang. Orang zaman
Jōmon mulai membuat bejana tanah liat
yang dihias dengan pola-pola yang
dicetakkan ke atas permukaan bejana
sewaktu masih basah dengan
menggunakan tongkat kayu atau tali
atau simpul tali. Walaupun hasil penelitian
menimbulkan keragu-raguan, menurut tes
penanggalan radiokarbon, beberapa
contoh tembikar tertua di dunia berasal
dari Jepang, disertai pisau belati, giok,
sisir dari kulit kerang, dan barang-
barang keperluan rumah tangga lainnya
berasal dari abad ke-11 SM.[4] Boneka
tanah liat yang disebut dogū juga
ditemukan dari situs ekskavasi. Barang-
barang rumah tangga menunjukkan
kemungkinan ada rute perdagangan yang
jauhnya sampai ke Okinawa. Analisis DNA
menunjukkan bahwa penduduk asli
Hokkaido dan bagian utara Pulau Honshu
yang disebut suku Ainu adalah keturunan
orang zaman Jōmon dan merupakan
keturunan dari manusia pertama
penghuni Jepang.

Zaman Yayoi
Dōtaku dari zaman Yayoi, abad 3 M.

Zaman Yayoi berlangsung dari sekitar


400 SM atau 300 SM hingga 250 Masehi.
Dari situs arkeologi kota Yayoi, distrik
Bunkyō, Tokyo ditemukan artefak asal
zaman yang kemudian disebut zaman
Yayoi.
Pada awal zaman Yayoi, orang Yayoi
sudah mulai dapat menenun, bertanam
padi, mengenal perdukunan serta
pembuatan perkakas dari besi dan
perunggu yang dipelajari dari Korea atau
Tiongkok.[5] Sejumlah studi
paleoetnobotani menunjukkan teknik
menanam padi di sawah dan irigasi sudah
dikenal sejak sekitar 8000 SM di Delta
Sungai Yangtze dan menyebar ke Jepang
sekitar 1000 SM.[6]

Dokumen tertulis yang pertama kali


menyebut Jepang adalah Buku Han
Akhir[7] asal 57 Masehi. Buku tersebut
mengisahkan, "Di seberang lautan dari
Distrik Lelang tinggal orang-orang Wa.
Mereka ada lebih dari dari 100 suku,
mereka sering datang dan membayar
upeti." Catatan Sejarah Tiga Negara
dari abad ke-3 mencantumkan negara
yang terbentuk dari kumpulan 30 suku-
suku kecil yang diperintah oleh dukun
wanita bernama Himiko dari Yamataikoku.

Semasa Dinasti Han dan Dinasti Wei,


pengelana Tiongkok tiba di Kyushu dan
mencatat tentang para penduduk yang
tinggal di sana. Menurut para pengelana
Tiongkok, mereka adalah keturunan dari
Paman Agung (Tàibó) dari negara Wu.
Penduduk di sana juga menunjukkan ciri-
ciri orang Wu pra-Tiongkok yang
mengenal tato, tradisi mencabut gigi,
dan menggendong bayi. Buku Sanguo Zhi
mencatat ciri-ciri fisik yang mirip
dengan ciri-ciri fisik orang yang
digambarkan dalam boneka haniwa. Laki-
laki berambut panjang yang dikepang,
tubuh dihiasi tato, dan perempuan
mengenakan pakaian terusan berukuran
besar.

Situs Yoshinogari adalah situs arkeologi


terbesar untuk peninggalan orang zaman
Yayoi yang mengungkap adanya
permukiman di Kyushu yang sudah
didiami orang secara terus menerus
selama ratusan tahun. Hasil ekskavasi
menunjukkan artefak tertua berasal dari
sekitar 400 SM. Di antara artefak yang
ditemukan terdapat perkakas besi dan
perunggu, termasuk perkakas dari Korea
dan Tiongkok.[8][9][10] Dari barang-barang
peninggalan diperkirakan orang zaman
Yayoi sudah sering melakukan kontak dan
berdagang dengan orang dari Daratan
Tiongkok.

Zaman kuno dan zaman


klasik Jepang
Zaman Kofun
Helm besi dan baju besi dengan hiasan berkilat
dari perunggu (zaman Kofun, abad ke-5). Koleksi
Museum Nasional Tokyo.

Zaman Kofun dimulai sekitar 250 M.


Nama zaman ini berasal dari tradisi
orang zaman itu untuk membuat
gundukan makam (tumulus) yang disebut
kofun. Pada zaman ini sudah terdapat
negara-negara militer yang kuat dengan
klan-klan berpengaruh sebagai penguasa.
Salah satu di antaranya terdapat negara
Yamato yang dominan, dan berpusat di
Provinsi Yamato dan Provinsi Kawachi.
Negara Yamato berlangsung dari abad
ke-3 hingga abad ke-7, dan merupakan
asal garis keturunan kekaisaran Jepang.
Negara Yamato yang berkuasa atas
klan-klan lain dan memperoleh lahan-
lahan pertanian mempertahankan
pengaruh yang kuat di Jepang bagian
barat. Jepang mulai mengirimkan utusan
ke Kekaisaran Tiongkok pada abad ke-5.
Dalam dokumen sejarah Tiongkok ditulis
tentang negara Wa yang memiliki lima
raja. Sistem pemerintahan di Wa meniru
model Tiongkok yang menerapkan sistem
administrasi terpusat. Sistem kekaisaran
juga mengambil model dari Tiongkok, dan
masyarakat dibagi menjadi strata
berdasarkan profesi.

Hubungan yang erat antara Jepang


dengan Tiga Kerajaan Korea dimulai
pertengahan zaman Kofun, sekitar akhir
abad ke-4.

Zaman Asuka

Lukisan dinding di Makam Takamatsuzuka, Asuka,


Nara, abad ke-8

Pada zaman Asuka (538-710), negara


Jepang purba Yamato secara bertahap
menjadi negara yang tersentralisasi.
Negara Jepang purba sudah memiliki
undang-undang seperti dinyatakan dalam
Undang-Undang Taihō dan butir-butir
Reformasi Taika.[11] Masuknya agama
Buddha di Jepang mengakibatkan orang
tidak lagi membuat makam berbentuk
kofun.

Agama Buddha masuk ke Jepang sekitar


tahun 538 melalui Baekje yang mendapat
dukungan militer dari Jepang.[12]
Penyebaran agama Buddha di Jepang
dilakukan oleh kalangan penguasa.
Pangeran Shōtoku mendedikasikan
dirinya dalam penyebaran Buddhisme
dan kebudayaan Tiongkok di Jepang. Ia
berjasa menyusun Konstitusi 17 Pasal
yang membawa perdamaian di Jepang.
Konstitusi yang disusunnya dipengaruhi
oleh pemikiran Konfusianisme tentang
berbagai moral dan kebajikan yang
diharapkan masyarakat dari pejabat
pemerintah dan abdi kaisar.

Dalam sepucuk surat yang disampaikan


duta Kekaisaran Jepang ke Kekaisaran
Tiongkok pada tahun 607 ditulis kata-
kata, "Kaisar negeri matahari terbit
(Jepang) mengirimkan surat kepada
kaisar di negeri matahari terbenam
(Tiongkok)".[13] Surat tersebut
menyebabkan kemarahan kaisar
Tiongkok.[14]

Dimulai dengan Perintah Reformasi Taika


tahun 645, Jepang semakin giat
mengadopsi praktik-praktik budaya
Tiongkok, melakukan reorganisasi
pemerintahan, serta menyusun undang-
undang pidana (Ritsuryō) dengan
mengikuti struktur administrasi Tiongkok
pada waktu itu. Istilah Nihon ( ⽇本) juga
mulai dipakai sebagai nama negara sejak
zaman Asuka.

Zaman Nara
Daibutsu di Nara. Buddharupang berukuran besar
asl tahun 752 M.

Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai


oleh negara Jepang yang kuat. Pada
tahun 710, Kaisar Gemmei mengeluarkan
perintah kekaisaran yang memindahkan
ibu kota ke Heijō-kyō yang sekarang
bernama Nara. Heijō-kyō dibangun
dengan mencontoh ibu kota Dinasti Tang
di Chang'an (sekarang disebut Xi'an).

Sepanjang zaman Nara, perkembangan


politik sangat terbatas. Anggota
keluarga kekaisaran berebut kekuasaan
dengan biksu dan bangsawan, termasuk
dengan klan Fujiwara. Hubungan luar
negeri berlangsung dengan Silla dan
hubungan formal dengan Dinasti Tang.
Pada 784, ibu kota dipindahkan ke
Nagaoka-kyō untuk menjauhkan istana
dari pengaruh para biksu, sebelum
akhirnya dipindahkan ke Heian-kyō
(Kyoto).

Penulisan sejarah Jepang berpuncak pada


awal abad ke-8 dengan selesainya
penyusunan kronik Kojiki (712) dan Nihon
Shoki (720). Dalam kedua buku sejarah
tersebut dikisahkan sejarah Jepang mulai
dari awal sejak zaman mitologi Jepang.
Di dalamnya ditulis tentang pendirian
Jepang pada tahun 660 SM oleh Kaisar
Jimmu yang keturunan langsung dari
Amaterasu. Menurut kedua kronik
tersebut Kaisar Jimmu merupakan leluhur
dari garis keturunan kaisar yang
sekarang. Kaisar Jimmu sering dianggap
sebagai kaisar mitos karena kaisar
pertama berdasarkan bukti-bukti sejarah
adalah Kaisar Ōjin yang tahun-tahun
masa pemerintahannya tidak diketahui
dengan jelas. Sejak zaman Nara,
kekuasaan politik tidak selalu berada di
tangan kaisar, melainkan di tangan
bangsawan istana, shogun, militer, dan
sekarang di tangan perdana menteri.

Zaman Heian

Lukisan gulung dari tahun 1130, ilustrasi Hikayat


Genji bab "Sungai Bambu".

Periode akhir sejarah klasik Jepang


berlangsung dari 794 hingga 1185 yang
disebut zaman Heian. Puncak kejayaan
istana kekaisaran di bidang puisi dan
sastra terjadi pada zaman Heian. Pada
awal abad ke-11, Murasaki Shikibu
menulis novel Hikayat Genji yang hingga
kini merupakan salah satu dari novel
tertua di dunia. Pada zaman Heian
selesai disusun naskah tertua koleksi
puisi Jepang, Man'yōshū dan Kokin
Wakashū.

Pada zaman Heian berkembang berbagai


macam kebudayaan lokal, misalnya
aksara kana yang asli Jepang. Pengaruh
budaya Tiongkok surut setelah sampai di
puncak keemasan. Pengiriman terakhir
utusan Jepang ke Dinasti Tang
berlangsung pada tahun 838 sejalan
dengan kemunduran Dinasti Tang.
Walaupun demikian, Tiongkok dalam terus
berlanjut sebagai negara tujuan
ekspedisi dagang dan rombongan
peziarah agama Buddha.[15]

Kekuasaan politik istana kekaisaran


berada di tangan segelintir keluarga
bangsawan yang disebut kuge, khususnya
klan Fujiwara yang berkuasa dengan
gelar Sesshō and Kampaku.

Pada akhir zaman Heian bermunculan


berbagai klan samurai. Empat klan
samurai yang paling kuat adalah klan
Minamoto, klan Taira, klan Fujiwara, dan
klan Tachibana. Memasuki akhir abad ke-
12, konflik antarklan berubah menjadi
berbagai perang saudara seperti
Pemberontakan Hōgen dan
Pemberontakan Heiji. Setelah
berakhirnya Perang Genpei, Jepang
berada di bawah pemerintahan militer
oleh klan-klan samurai di bawah pimpinan
seorang shogun.

Zaman feodal
Dalam sejarah Jepang, zaman feodal
dibagi menjadi dua bagian. Paruh
pertama disebut abad pertengahan
(chūsei) dari zaman Kamakura hingga
zaman Muromachi, sementara paruh
kedua disebut abad modern (kinsei) dari
zaman Azuchi-Momoyama hingga zaman
Edo.
Zaman feodal di Jepang berlangsung dari
abad ke-12 hingga abad ke-19, ditandai
oleh pemerintahan daerah oleh keluarga-
keluarga daimyo di bawah kendali
pemerintahan militer keshogunan. Kaisar
hanya berperan sebagai kepala negara
de jure sementara kekuasaan berada di
tangan shogun.

Zaman Kamakura

Keshogunan Kamakura berkuasa di


Jepang dari tahun 1185 hingga 1333
yang disebut zaman Kamakura yang
merupakan zaman transisi menuju abad
pertengahan Jepang. Abad pertengahan
berlangsung selama hampir 700 tahun
ketika pemerintah pusat, istana, dan
Kaisar Jepang umumnya hanya
menjalankan fungsi-fungsi seremonial.
Urusan sipil, militer, dan kehakiman
dikendalikan oleh kelas samurai. Secara
de facto, penguasa negeri kekuasaan
politik berada di tangan shogun yang
berasal dari klan samurai yang terkuat.

Pada 1185, Minamoto no Yoritomo


menghancurkan klan Taira yang
merupakan musuh bebuyutan klan
Minamoto. Setelah pada tahun 1192
diangkat oleh Kaisar sebagai Seii Tai-
Shogun, Yoritomo mendirikan
pemerintahan militer di Kamakura dan
berkuasa sebagai shogun pertama
Keshogunan Kamakura. Setelah wafatnya
Yoritomo, klan Hōjō menjadi klan yang
berpengaruh dan bertugas sebagai wali
shogun.

Samurai menyerang kapal-kapal Mongol pada tahun


1281.

Peristiwa terbesar dalam periode


Kamakura adalah invasi Mongol ke
Jepang antara 1272 dan 1281. Pasukan
Mongol dengan teknologi angkatan laut
dan persenjataan yang unggul mencoba
menyerbu ke kepulauan Jepang. Angin
topan yang kemudian dikenal sebagai
kamikaze (angin dewa) membuat
kekuatan invasi Mongol tercerai-berai.
Meskipun demikian, beberapa sejarawan
bersikeras bahwa pertahanan pantai
yang dibangun Jepang di Kyushu cukup
memadai untuk mengusir para penyerbu.
Walaupun invasi Mongol berhasil
digagalkan, usaha mengatasi serbuan
bangsa Mongol menyebabkan berakhirnya
kekuasaan keshogunan akibat kekacauan
politik dalam negeri.

Zaman Kamakura berakhir setelah


runtuhnya kekuasaan Keshogunan
Kamakura pada tahun 1333. Kekuasaan
dikembalikan ke tangan kekaisaran di
bawah pemerintahan Kaisar Go-Daigo
dalam masa Restorasi Kemmu yang
hanya berlangsung singkat. Pemerintahan
Go-Daigo kembali ditumbangkan oleh
Ashikaga Takauji.

Zaman Muromachi

Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman


Muromachi berlangsung dari sekitar
tahun 1336 hingga 1573 ketika kekuasaan
pemerintah berada di tangan Keshogunan
Ashikaga yang juga disebut Keshogunan
Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga
adalah Ashikaga Takauji yang merebut
kekuasaan politik dari Kaisar Go-Daigo
dan sekaligus mengakhiri Restorasi
Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada
tahun 1573 ketika shogun ke-15 sekaligus
shogun Muromachi terakhir, Ashikaga
Yoshiaki diusir dari ibu kota Kyoto oleh
Oda Nobunaga.

Tahun-tahun awal zaman Muromachi juga


disebut zaman Nanboku-cho atau zaman
Istana Utara-Istana Selatan ketika
kekuasaan istana terbelah dua menjadi
Istana Utara dan Istana Selatan. Sejak
tahun 1467 hingga berakhirnya zaman
Muromachi disebut sebagai zaman
Sengoku atau "zaman negara-negara
bagian yang berperang". Pada zaman
Sengoku terjadi perang saudara dan
perebutan kekuasaan antarprovinsi. Pada
masa ini pula terjadi kontak pertama
Jepang dengan orang-orang Barat yang
disebut Perdagangan dengan Nanban
ketika pedagang-pedagang Portugis tiba
di Jepang.

Orang Portugis di Jepang pada abad ke-17, di


antaranya terdapat misionaris Francis Xavier.

Sebuah kapal Portugis yang berlayar ke


Tiongkok terkena badai dan merapat di
sebuah pulau Jepang bernama
Tanegashima. Senjata api yang
diperkenalkan oleh orang Portugis
membawa kemajuan teknologi militer
dalam periode Sengoku, dan berpuncak
pada Pertempuran Nagashino yang
melibatkan pasukan samurai yang
dipersenjatai dengan 3.000 pucuk
arquebus (jumlah sebenarnya
diperkirakan sekitar 2.000 pucuk). Selama
perdagangan dengan Nanban, para
pedagang dari negara-negara lainnya,
Belanda, Inggris, dan Spanyol juga ikut
berdatangan. Kedatangan para pedagang
juga membawa penyebar agama Kristen,
Serikat Yesuit, Ordo Dominikan, dan
misionaris Fransiskan.
Lihat pula: Kirishitan

Zaman Azuchi-Momoyama

Dari tahun 1568 hingga 1600 di Jepang


disebut zaman Azuchi-Momoyama. Jepang
bersatu secara militer dan negara
menjadi stabil di bawah kekuasaan Oda
Nobunaga yang dilanjutkan oleh Toyotomi
Hideyoshi. Istilah zaman Azuchi-
Momoyama berasal dari nama istana
(kastil) yang menjadi markas kedua
pemimpin besar, Nobunaga di Istana
Azuchi dan Hideyoshi di Istana
Momoyama.

Setelah berhasil menyatukan Jepang,


Hideyoshi berusaha memperluas wilayah
dengan melakukan invasi ke Korea. Dua
kali usaha penaklukan Korea berakhir
dengan ditarik mundurnya pasukan
Hideyoshi dari Semenanjung Korea pada
tahun 1598 akibat dikalahkan pasukan
gabungan Korea dan Tiongkok, serta
wafatnya Hideyoshi.

Konflik suksesi pasca-Hideyoshi berakhir


dengan munculnya Tokugawa Ieyasu
sebagai pemimpin baru Jepang.
Kekuasaan pemerintahan beralih ke
tangan Ieyasu setelah mengalahkan
pasukan pendukung Toyotomi Hideyori
dalam Pertempuran Sekigahara.

Zaman Edo (1603-1868)


Fondasi batu di menara utama Istana Edo.

Pada zaman Edo adalah pemerintahan


otonomi daerah berada di tangan lebih
dari dua ratus pejabat daimyo. Sebagai
klan terkuat, pemimpin klan Tokugawa
dari generasi ke generasi menjabat
sebagai shogun (sei-i taishōgun).
Keshogunan Tokugawa yang bermarkas di
Edo (sekarang Tokyo) memimpin para
daimyo di masing-masing daerah otonom
yang disebut domain (han).
Kelas samurai ditempatkan oleh
keshogunan di atas kelas rakyat biasa,
petani, perajin, dan pedagang.
Keshogunan mengeluarkan undang-
undang yang mengatur segala aspek
kehidupan, dimulai dari potongan rambut
dan busana untuk masing-masing kelas
dalam masyarakat. Shogun mewajibkan
para daimyo secara bergantian untuk
bertugas di Edo. Mereka disediakan
rumah kediaman mewah di Edo agar
tidak memberontak. Kekuatan militer
daimyo daerah ditekan, dan diharuskan
meminta izin dari pusat sebelum dapat
memperbaiki fasilitas militer. Keshogunan
Tokugawa runtuh setelah Perang Boshin
1868-1869.
Zaman Edo adalah zaman keemasan seni
lukis ukiyo-e dan seni teater kabuki dan
bunraku. Sejumlah komposisi terkenal
untuk koto dan shakuhachi berasal dari
zaman Edo.

Periodisasi sejarah
Tahun Periode Periode Subperiode Pemerintahan

30.000 SM–
Paleolitik Jepang tidak diketahui
10.000 SM

10.000 SM–3000
Jōmon klan-klan lokal
SM

900 SM-250 SM
(tumpang Yayoi klan-klan lokal
Jepang kuno
tindih)

sekitar 250
Masehi-538 Yamato Kofun
klan Yamato
Masehi

538-710 Masehi Yamato Asuka

710-794 Jepang klasik Nara Istana kekaisaran di Nara

794-1185 Heian Istana kekaisaran di Heian

1185-1333 Kamakura Keshogunan Kamakura

Restorasi
1333-1336 Kaisar Jepang
Kemmu

1336-1392 zaman feodal Nanboku-cho


Muromachi Keshogunan Ashikaga, Oda
1392-1573
Nobunaga, Toyotomi
Azuchi- zaman Sengoku
1573-1603 Hideyoshi
Momoyama

awal zaman
1600-1867 modern di Edo Keshogunan Tokugawa
Jepang

Japan zaman monarki terbatas (Kaisar


1868-1912 Meiji
modern Meiji)

monarki terbatas (Kaisar


1912-1926 Taishō Demokrasi Taisho
Taishō)

Shōwa monarki terbatas (Kaisar


1926-1945 Ekspansionisme
Shōwa)

Jepang zaman
1945-1952 pendudukan Komandan Tertinggi Sekutu
Sekutu

1952-1989 Pascapendudukan demokrasi parlementer,


Sekutu Kaisar Jepang sebagai simbol

1989-2019 Heisei negara

2019-sekarang Reiwa

Lihat pula
Nama zaman di Jepang

Referensi
1. ^ Global archaeological evidence for
proboscidean overkill , Todd Surovell
et al., Proceedings of the National
Academy of Sciences, 2005
2. ^ Japanese Palaeolithic Period ,
Charles T. Keally
3. ^
https://archive.is/20120715173515/s
earch.japantimes.co.jp/cgi-
bin/nn20001107a9.html Archaeology
center sorry for fake finds (Japan
Times Nov. 7, 2000)
4. ^ "Tembikar tertua yang diketahui
orang berasal dari Jepang, dan
diperkirakan berasal dari sekitar
10.600 SM. Tembikar dari Tiongkok
dan Indochina berasal dari zaman
yang sedikit lebih muda" ("Past
Worlds" The Times Atlas of
Archeology. p. 100, 1995). Selain itu,
Perkembangan Sejarah Seni dari
Metropolitan Museum of Art [1]
mencantumkan bahwa "Tes Karbon-
14 dari serpihan tembikar
menunjukkan asal usulnya dari
sekitar 10.500 SM, tetapi kurun
waktu ini berada di luar kronologi
tembikar yang diketahui di tempat-
tempat lain di dunia sehingga hasil
penelitian secara umum tidak bisa
diterima." [2] . Calibrated
radiocarbon measures of carbonized
material from pottery artifacts:
Fukui Cave 12500 +/-350 BP and
12500 +/-500 BP (Kamaki &
Serizawa 1967), Kamikuroiwa
rockshelter 12, 165 +/-350 years
BP in Shikoku (Esaka et al. 1967),
dari "Prehistoric Japan", Keiji
Imamura, p46.
5. ^ "Yayoi Period History Summary ,"
BookRags.com; Jared Diamond,
"Japanese Roots ," Discover 19:6
(June 1998); Thayer Watkins, "The
Genetic Origins of the Japanese ";
"Shinto — History to 1900 ,"
Encyclopædia Britannica.
6. ^ Earlier Start for Japanese Rice
Cultivation , Dennis Normile,
Science, 2003
7. ^ 後漢書, 樂浪海外有東鯷人 分爲二
十餘國
8. ^ Ancient bell found in Kyushu The
Japan Times November 20, 1998
Di Kyushu Utara ditemukan
perkakas perunggu berukuran kecil
mirip dengan dōtaku yang
diperkirakan dibawa dari
Semenanjung Korea.
9. ^ Japanese roots. by J Diamond,
Discover, 1998
Sebagian besar perkakas dari
kebudayaan Yayoi tidak diragukan
lagi berasal dari Korea, dan
sebelumnya merupakan perkakas
asing di Jepang, termasuk perkakas
perunggu dan manik-manik gelas...
10. ^ Miyazaki Education Information
Service Network - Yoshinogari site
[3] Cermin dari Tiongkok, cermin
kecil asli Jepang, dan uang logam
Tiongkok juga ditemukan di situs
Yoshinogari...
11. ^ Mason, R.H.P and Caiger, J.G, A
History of Japan, Revised Edition,
Tuttle Publishing, 2004
12. ^ Lihat Nihon Shoki, volume 19,
Story of Kinmei. [4] "Nihon Shoki
13. ^ Book of Sui (隋書 東夷伝 第81巻
列伝46): "日出处天子至书日没处天
子无恙" [5]
14. ^ general editors, John W. Hall... [;
et al. (1988). The Cambridge history
of Japan. Cambridge, UK:
Cambridge University Press.
hlm. 182–183. ISBN 0-521-22352-0.
15. ^ "Heian Period ," Metropolitan
Museum of Art.
(Inggris) A Country Study: Japan

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media
mengenai Sejarah Jepang.

(Inggris) Sejarah Jepang - World


History Database
(Inggris) Bibliografi Sejarah Jepang
hingga 1912 , Universitas of
Cambridge.
(Inggris) Samurai Archives

(Inggris) Proyek Dokumentasi Sejarah


Jepang oleh Christopher Spackman.
(Inggris) Garis besar Sejarah Budaya
Jepang
(Inggris) Museum Sejarah Nasional
Jepang

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sejarah_Jepang&oldid=15448160"

Terakhir diubah pada 13 Agustus 2019, ...

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai