PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada ketuban pecah dini
(KPD)
1
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi Ketuban Pecah Dini
b. Mengetahui etiologi Ketuban Pecah Dini
c. Mengetahui manifestasi Ketuban Pecah Dini
d. Mengetahuai management terapeutik Ketuban Pecah Dini
e. Mengetahui Patofisiologi Ketuban Pecah Dini
f. Mengetahui komplikasi Ketuban pecah Dini
g. Mengetahui Konsep dasar Askep Ketuban Pecah Dini
C. Batasan Penulisan
Fokus kami dalam penyusunan makalah ini adalah asuhan
keperawatan Ketuban Pecah Dini.
D. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif melalui studi
kepustakaan dengan pengumpulan data dari berbagai literatur atau
sumber.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III : Penutup
2
BAB II
TINAJAUAN TEORI
tanpa kontraksi.
3
2. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam Obstetri
berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis.
3. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktor
tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
4. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda
persalinan. (Sarwono Prawiraharjo, 2001).
C. Etiologi
Penyebab pasti dari KPD ini belum jelas. Akan tetapi, ada beberapa keadaan
berikut.
2013)
2. Infeksi yang terjadi langsung pada selaput ketuban dari vagina atau
tipis.
5. Kelainan pada serviks atau alat genitalia seperti ukuran serviks yang
4
D. Manifestasi Klinis
muncul kemudian, ketika ibu mulai demam. Jika ibu demam, maka diagnosis
dan bau pada secret. Tanda dan gejala saat terdapat ketuban pecah dini yaitu
sebagai berikut:
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
4. Nyeri perut
E. Manajemen Terapeutik
ada tanda infeksi atau tidak. Langkah pertama yang harus dilakukan
5
Untuk membuktikannya, dengan cara menggunakan speculum steril guna
melihat kumpulan cairan amnion disekitar serviks, atau dapat juga melihat
Analisis dengan kertas nitiozine akan menandakan keadaan alkali dari cairan
amnion. Sekresi vagina pada wanita hamil memiliki nilai pH antara 7,0-7,2.
Jika kertas tidak menunjukan perubahan warna berarti hasil tes negative yang
mengindikasikan bahwa selaput membaran tidak ruptu. Jika hasil tes positif,
maka terjadi perubahan warna kertas. Hal ini mungkin saja menandakan
seperti tanaman pakis. Hasil akan menjadi negative pada kebocoran yang
telah terjadi beberapa hari. Bisa juga digunakan tes kombinas, yaitu
pemeriksaaan speculum, tes dengan kertas nitrazin, atau tes ferning, sehingga
Fakor seperti usia kehamilan, jumlah cairan amnion yang tersisa kematangan
paru-paru janin, harus menjadi bahan pertimbangan, selain itu perlu juga
kematangan paru janin dari cairan yang ada di vagina. Tes tersebut
6
diantaranya dalah tes-tes yang mengukur perbandingan surfaktan dengan
kutur kuman sering dilakukan jika terdapat infeksi. Test ini berguna untuk
dilahirkan.
infeksi juga spasmolitik untuk mengundurkan sisa waktu sampai anak viable.
dilakukan setelah paru janin matang. Bila janin telah viable (lebih dari 36
oksitosing 2-6 jam setelah periode lateen, dan diberikan antibody profilaksis.
F. Komplikasi
Komplikasi dari KPD paling sering terjadi yaitu sindrom distress pada janin,
hal ini sering terjadi pada KPD sebelum usia 37 minggu dan terjadi pada 10-
14% bayi baru lahir. KPD dapat pula menyebabkan karioamnionitis (radang
pada karion dan amnion) serta prolapse tali pusat. Resiko kecacatan dan
7
1. Infeksi intrauterine
3. Prematuritas
4. Distosia
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas ibu
b. Riwayat penyakit
komplikasi.
amnion.
8
Multiparitas dan peningkatan usia ibu serta defisiansi
nutrisi.
c. Pemeriksaan Fisik
mukosa gigi.
2) Dada
Toraks
Abdomen
9
Papasi: TFU, kontraksi ada/tidak, posisi, kandung kemih
penuh/tidak.
3) Genetalia
kecoklatan.
d. Pemeriksaan diagnostic
maturasi janin.
e. Diagnosis Keperawatan
membrane amniotic.
10
b) Kerusakan pertukaran gas pada janin yang berhubungan dengan
adanya penyakit.
diri sendiri/janin.
pemahaman lingkungan.
otot.
2. Intervensi Keperawatan
membrane amniotic.
11
Kriteria hasil : dalam waktu 3x 24 jam ibu bebas dari tanda-tanda infeksi
(tidak demam, cairan amnon jernih, hamper tidak berwarna, dan tidak
berbau).
Rasional
Intervensi
Mandiri
indikasi.
kuat.
melalui TTV.
12
Tekanan pentingnya mencuci tangan f. Mengurangi perkembangan
f.
yang baik dengan benar. mikroorganisme
Kolaborasi
Berikan cairan oral dan perenteral g. Meski tidak boleh sering dilakuka,
g.
sesuai indikasi. Berikan enema namun evaluasi usus dapat
ibu beresiko.
infeksi.
a. Klien menunjukan DJJ dan variabilitas denyut per denyut dalam batas
normal.
13
Rasional
Intervensi
Mandiri
intervensi.
Perhatikan dan catat warna serta c. Pada presetasi vertex, hipoksia yang
c.
jumlah cairan amnion dan waktu lama mengakibatkan cairan amnion
Kolaborasi
14
Siapkan untuk melahirkan dengan g. Dengan penurunan viabilitas
g.
cara yang paling baik atau dengan mungkin memerlukan kelahiran
hipoksia.
pada panggul yang normal, pada waktu pembukaan lengkap, janin harus
pada fundus uteri ketika his, agar kepala janin masuk dalam rongga
panggul dan segera dapat dilahirkan, bila perlu tindakan ini dapat dibantu
Pada keadaan di mana janin sudah meninggal, tidak ada lasan untuk
harapan bahwa ketuban tidak pecah terlalu dini dan tali pusat masuk
15
kembali ke dalam cavum uterus. Selama menunggu, denyut jantung janin
3. Implementasi Keperawatan
4. Evaluasi keperawatan
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The
Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila
periode laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak.
Ibu biasanya datang dengan keluhan utama keluarnya cairan
amnion/ketuban melewati vagina. Selanjutnya jika masa laten panjang, dapat
terjadi karioamnionitis.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada Ketuban Pecah Dini
(KPD) diantaranya ialah sebagai berikut :
B. Saran
Dalam makalah ini terdapat penjelasan mengenai ketuban pecah dini (KPD),
diharapkan kedepannya perawat dan pembaca lebih memahami tentang KPD
dan bisa lebih bermanfaat dalam bidang ilmu keperawatan terutama dalam
bidang ilmu keperawatan maternita
17
DAFTAR PUSTAKA
18