Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN REALISASI TEKS ANEKDOT MELALUI

PERTUNJUKAN DRAMA
“Bukan Penculikan Biasa”
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

Andrew Bartholomeo (03) (0037147312) (25674.18)

Dewi Sekar Ayu (10) (0031231980) (25681.18)

Pavel Ryan Susanto (28) (0040918699) (25699.18)

Vania Lukman (32) (0030659755) (25703.18)

Kelas X MIPA 2

SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG

YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG

2017/2018
Bukan Penculikan Biasa
Pada suatu hari seorang anak kecil diculik oleh penculik dan nantinya
akan diminta uang tebusan.Dana si penculik berpikir,bagaimana cara untuk
menghubungi orang tua si anak untuk meminta uang tebusan.Setelah si
anak bimbang,anak itupun terpaksa memberi nomor telepon kepada si
penculik karena ingin pulang.Namun ia memberikannya dengan soal
matematika.Untung saja si penculik pintar,ia pun menghubungi orang tua
si anak namun saat ayah si anak bertanya berapa uang yang diminta,si
penculik bingung dan bertanya kepada orang sekitar harga yang harus
dipasangnya.Setelah itu harga yang dipatoknya adalah 10 juta.Si penculik
menelpon kembali ayah si anak dan memberi tahu jumlah uang tebusan
dan memintanya datang ke TKP tanpa ada saksi mata apalagi polisi.Sesaat
kemudian si ayah datang kepada anaknya dengan membawa koper.Namun
tak disangka-sangka yang keluar dari kantongnya bukannya kunci
melainkan pistol.Si ayah ternyata anggota polisi di kotanya.Malang nasib
penculik itu.

Amanat dari cerita ini adalah saat ingin bertindak kita harus mengetahui
dan memikirkan masalah dengan baik.
Bagian sindiran ditujukan untuk pedagang yang mematok harga yang
sangat tinggi tanpa memikirkan pendapatan pembeli dan maraknya
perdagangan anak.
Analisis
Abstraksi
Pada suatu hari seorang anak kecil diculik oleh penculik dan nantinya
akan diminta uang tebusan.
Orientasi
Dani si penculik berpikir,bagaimana cara untuk menghubungi orang tua
si anak untuk meminta uang tebusan.Setelah si anak bimbang,anak itupun
terpaksa memberi nomor telepon kepada si penculik karena ingin pulang.
Krisis
Namun ia memberikannya dengan soal matematika.Untung saja si
penculik pintar,ia pun menghubungi orang tua si anak namun saat ayah si
anak bertanya berapa uang yang diminta,si penculik bingung dan bertanya
kepada orang sekitar harga yang harus dipasangnya.Setelah itu harga yang
dipatoknya adalah 10 juta.Si penculik menelpon kembali ayah si anak dan
memberi tahu jumlah uang tebusan dan memintanya datang ke TKP tanpa
ada saksi mata apalagi polisi.
Reaksi
Sesaat kemudian si ayah datang kepada anaknya dengan membawa
koper.
Koda
Namun tak disangka-sangka yang keluar dari kantongnya bukannya
kunci melainkan pistol.Si ayah ternyata anggota polisi di kotanya.Malang
nasib penculik itu.
Bukan Penculikan Biasa
Pada suatu ketika yang sudah terjadi, terdapat sepasang pencuri yang
sudah mendapatkan sandra untuk nantinya diminta tebusan. Akan tetapi,
banyak hal yang terjadi dan membuat kasus penculikan ini menjadi bukan
kasus penculikan biasa. Mau tahu, kenapa, kita langsung saja saksikan.
1. Dana: “Eh lu,nomor bapak lu berapa hah?”
2. Sarah: “U-untuk apa?(ketakutan)”
3. Dana: “Yah untuk tebusan lah,elu gak mau bebas?”
4. Sarah :(geleng)
5. Dana: “ Ihhh,kalau udah tau ya kasih tau nomornya berapa?!”
(bentak)
6. Setelah beberapa saat Sarah pun menjawab
7. Sarah :"0805a akar 7 kuadrat logaritma 10,"
8. Dana: “EH DASAR LU KIRA LOMBA CERDAS CERMAT,untung
aje gua juara 1 UN matematika kalau enggak habis lu.”
9. Sarah: “Juara UN penggangguran,emang tuh saraf otak udah usang
apa?” (menggerutu)
10. Dana: “Eh lu nyebelin amat jadi anak”

Kemudian tersambunglah telepon tersebut


11. Dana :"Hallloh," (nelpon)kebetulan anak bapak saya culik, sama saya
minta uang tebusannya, pak."
12. Ayah: “Anak yang mana ya pak?anak saya banyak.”
13. Dana: “Itu si Sarah.”
14. Ayah :”Sarah yang mana yah?Anak saya ada Sarah
Windu,Sarahrani,dll.”
15. Dana :”Si Sarahwati,Tebusannya 100 juta."
16. Ayah:"Gak, kemahalan?"
17. Dana :"Yaudah 25 juta."
18. Ayah:"Kemurahan."
19. Dana :"Yaudah, gua tanya sama orang lain dulu."
20. Ayah :”oke.”
21. Dana :"buk,buk,buk."
22. Ibu komplek :"Ada apa, pak?"
23. Dana :"Jadi gini, kita inikan baru nyulik, terus kita belum tahu harga
pasar penculikan, tadi kami mau pasang harga 10 juta ,kira-kira
harganya berapa, yak?"
24. Ibu komplek:"Mas, nyulik?"
25. Dana :"Iya."
26. Ibu komplek:"Astaga."
27. Ibu komplek:"Ininih."
28. Dana :"Ini apanya, bu."
29. Ibu komplek :"Kalian itu,"
30. Ibu komplek:"Kalian itu jangan semena-mena kasih harga, jangan
sampai menjatuhkan harga pasar. Tadi kalian mau kasih harga
berapa?"
31. Dana :"25 juta."
32. Ibu komplek:"Yaah, 10 juta cukup. Udah, gue pergi dulu." (pergi)
33. Dana :"Halo, pak. Ini jadinya, uang tebusannya 10 juta."
34. Dana:"Oh iya, satu lagi, jangan bawa saksi mata apalagi polisi."

Beberapa saat kemudian setelah selesai menelepon. Munculah ayah dari


anak yang disandra itu.
35. Sarah :"Ayah."
36. Ayah :"Hai, nak."
37. Sarah :"Ayah kenapa lama bangetsih?"
38. Ayah :"Ini tadi pusing cari kopernya."
39. Dana:"Jadi, gimana. Mana uangnya."
40. Ayah :"Jadi begini pak, saya sudah menepati janji saya, di dalam
koper ini ada uang 10 juta, dan saya gak bawa saksi mata, apalagi
polisi."(merogoh kantung)
41. Ayah :"Cuma kebetulan aja saya bekerja di kantor polisi." (ambil
pistol)

- Tamat -

Anda mungkin juga menyukai