Anda di halaman 1dari 2

Adelaide - Akhirnya peneliti menemukan salah satu gen kunci yang berperan penting di balik

munculnya penyakit diabetes tipe 2. Temuan ini memunculkan harapan dikembangkannya


pengobatan untuk sakit gula.

"Obesitas adalah faktor risiko dari diabetes tipe 2, tetapi tidak semua orang obes mengidap
kondisi ini, dan kami penasaran," tandas Prof Damien Keating dari Flinders University,
Adelaide.

Dari perbandingan itu barulah ditemukan ada sejumlah gen yang mengakibatkan terjadinya
gangguan sekresi insulin. Gen-gen ini memicu perubahan ekspresi sel beta pada pankreas
sehingga menghambat kelancaran produksi hormon ini.

Awalnya peneliti menemukan 5.000-an gen yang dianggap berkaitan dengan perubahan ekspresi
sel beta ini. Namun setelah melakukan pengamatan pada empat tikus percobaan, peneliti dapat
mengerucutkannya menjadi 38 gen. Kebetulan ekspresi gen yang sama, yaitu kegagalan fungsi
sel beta sebelumnya lebih banyak ditemukan pada penyandang down syndrome.

"Dari ke-38 gen itu kami melihat bahwa mereka menghasilkan kandidat gen tunggal yang
disebut RCAN1," ungkapnya seperti dilaporkan ABC Australia.

Belakangan ketahuan jika ekspresi berlebihan dari RCAN1 inilah yang menyebabkan terjadinya
kecacatan dan kegagalan fungsi sel-sel beta di pankreas sehingga menghambat keluarnya insulin,
termasuk disfungsi mitokondria (sumber tenaga sel) dan juga peningkatan stres oksidatif.

Keating dan timnya mengaku saat ini sedang berupaya menyembuhkan tikus-tikus ini dari
diabetes dengan menghambat fungsi RCAN1-nya. "Kalau kami bisa melakukannya pada
manusia, kita bisa mencegah seseorang terserang diabetes tipe 2," lanjutnya.

Terlepas dari itu, metode yang dilakukan Keating untuk membandingkan genetika antara
populasi pada umumnya dengan mereka yang menyandang down syndrome dapat digunakan
untuk mengungkap misteri di balik penyakit lain seperti Alzheimer, gagal jantung kongenital,
gangguan gastrointestinal, dan kanker tertentu seperti leukemia. (lll/vit)

Bedanya, bayi-bayi yang selalu ditunggui dan diberi perlindungan berlebihan jadi gampang stres
karena rentan terhadap perubahan.

"Karena di rumah ia merasa sangat aman, maka begitu berada di lingkungan baru ia lebih mudah
stres," jelasnya.
Bayi-bayi seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang pencemas, kurang pergaulan, kurang
percaya diri dan sebagainya. Meski begitu, mengingat faktor usia, kondisi tersebut masih sangat
mungkin diperbaiki. "Dengan dilatih menghadapi berbagai situasi, anak jadi tidak mudah stres."

Memang tidak gampang mengenali stres pada bayi, meski tetap bisa dilakukan.

"Dikatakan tidak gampang karena bayi masih berkomunikasi dengan cara menangis. Bisa saja
orang tua menganggap wajar tangisan anaknya, padahal sebenarnya bayi tersebut sedang stres,"
papar Staf Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Untuk memberi petunjuk
pada orangtua, Mayke lantas menjelaskan beberapa tanda-tanda bayi stres;

Lebih rewel
Bayi menangis memang wajar. Tapi coba perhatikan frekuensi dan intensitas tangisannya. Kalau
biasanya selama tidur ia tidak menangis kecuali ngompol atau haus, kini tiap malam jadi rewel.
Bila dirasa tidak ada sesuatu yang secara "kasat mata" mengganggunya, bisa jadi ini merupakan
tanda si kecil mengalami stres.

Tidur gelisah
Tanda yang paling mudah dikenali adalah tidurnya terlihat gelisah. Selain gelisah, bisa jadi ia
tiba-tiba terbangun dan menangis tapi bukan karena popoknya basah atau waktunya minum susu.

Berat badan turun


Tanda lainnya yang harus diwaspadai adalah berat badannya yang menyusut.

Tidak ceria lagi


Coba perhatikan bagaimana responsnya saat diajak bermain. Bayi-bayi yang mengalami stres,
ketika diajak bermain terlihat lebih "dingin" alias tidak seceria biasanya.

Lebih pendiam
Begitu pula bila diajak berkomunikasi. Bayi terlihat lebih pendiam dan tidak memberikan
tanggapan seperti hari-hari sebelumnya.

Tidak mau lepas


Waspadai juga kalau si kecil jadi tidak mau ditinggal. Yang sudah-sudah, tak masalah kalau
ibunya "menghilang" sebentar, tapi kini tidak lagi. Maunya orangtuanya selalu ada di sisinya.

Anda mungkin juga menyukai