Anda di halaman 1dari 5

07/10/2019

Hazard
 Hazard represents a source of energy with the potential 
of causing immediate injury to personnel and damage 
to equipment, environment or structure  (Zimolong
and Trimpop, ILO encyclopaedia )

 Hazard (bahaya) adalah sifat‐sifat intrinsik dari suatu 
zat atau proses yang dapat menyebabkan kerusakan 
atau membahayakan. 
 Hal ini termasuk bahan kimia (toksisitas, korosifitas), 
fisik (daya ledak, listrik, dapat terbakar), biologis 
(dapat menginfeksi), dan lain‐lain. 

Health and Safety


10/7/2019 Health and Safety Department of Environmental Engineering ITS 1 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 2

1 2

Klasifikasi Hazard Occupational Health Hazard


 Hazard adalah potensi yang dimiliki oleh suatu   Bahaya yang terdapat di lingkungan kerja yang mempunyai 
bahan/material, proses, atau kondisi untuk  potensi untuk menimbulkan terjadinya gangguan 
menimbulkan kerusakan atau kesakitan (kerugian) kesehatan, kesakitan, dan penyakit akibat kerja 
 Ciri‐ciri:
 Mempunyai potensi untuk menimbulkan kesakitan, 
 Hazard dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja gangguan kesehatan, dan penyakit akibat kerja
 Occupational Health Hazard  Ada di lingkungan kerja sepanjang waktu dan memajan 
 Occupational Safety Hazard pekerja selama bekerja (8 jam per hari atau 40 jam per 
minggu)
 Umumnya dalam konsentrasi yang rendah
 Pajanan ke pekerja berulang‐ulang
 Dampak tidak segera kelihatan (butuh waktu)/kronis
 Mempertimbangkan aspek besaran konsentrasi dan dosis
Health and Safety Health and Safety
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 3 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 4

3 4

Occupational Health Hazard Occupational Safety Hazard
 Physical Hazard (Fisik)  Bahaya yang terdapat dilingkungan kerja yang 
 Berupa energi seperti kebisingan, radiasi, temperatur ekstrim,  mempunyai potensi untuk menimbulkan terjadinya 
pencahayaan, getaran, tekanan udara dll. 
incident, injury, baik pada manusia maupun pada 
 Chemical Hazard (Kimia)
proses kerja
 Berupa bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat 
yang mempunyai sifat toksik, beracun, irritan, asphyxian,   Ciri‐ciri:
patologik   Mempunyai potensi untuk menimbulkan injury, cacat, 
 Biological Hazard (Biologi) gangguan pada proses, dan kerusakan alat. 
 Bahaya yang berasal dari mikroorganisme khususnya yang 
 Ada di lingkungan kerja dan memajan pekerja hanya 
patogen yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
pada saat terjadinya kontak. 
 Ergonomic (Ergonomi) 
 Merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan   Dampak yang timbul langsung kelihatan (dramatical)
kesehatan sebagai akibat dari ketidaksesuaian desain kerja   Tidak mempertimbangkan aspek besaran konsentrasi 
dengan pekerja.  dan dosis
Health and Safety Health and Safety
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 5 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 6

5 6

1
07/10/2019

Occupational Safety Hazard Hazard dalam K3
 Mechanical Hazard  Hazard somatik:
 Bahaya yang terdapat pada benda‐benda atau proses   Hazard yang (sudah) ada pada tubuh pekerja
yang bergerak yang menimbulkan dampak seperti   Lazim disebut “Faktor risiko”
 Hipertensi
terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, dll 
 Diabetes Mellitus
 Chemical Hazard (Kimia)  Obesitas
 Asthma
 Berupa bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan 
padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah   Pengendalian
 Pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak merokok, 
meledak, dan korosif cek up teratur, ….)
 Elektrical Hazard
 Bahaya yang berasal dari arus listrik

Health and Safety Health and Safety


10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 7 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 8

7 8

Hazard dalam K3 Hazard dalam K3
 Physical hazard  Physical hazard
 Radiasi non pengion: UV light, infra merah, microwave   Bising: suara yg tidak dikehendaki
(gelombang mikro)  Efek terhadap pekerja
 Efek kesehatan: gangguan mata (sementara‐permanen), 
gangguan pada kulit Gangguan Fisiologis

 Radiasi pengion: sinar X, sinar α, sinar β, dll


Gangguan Psikologis

 Efek akut: syndrom SSP, gangguan pencernaan, gangguan  Pengendalian


hemopoetik  Substitusi
 Efek kronis: karsinogenesis, kerusakan genetik  Eliminasi
 Pengendalian:  Administrasi
 Tempatkan sumber radiasi secara benar (mis: ruang isolasi)
 Lindungi operator dgn APD

Health and Safety Health and Safety


10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 9 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 10

9 10

Hazard dalam K3 Hazard dalam K3
 Physical hazard  Physical hazard
 Suhu/Temperatur  Frosbite, akibat suhu sangat rendah di bawah titik beku
 Suhu tinggi: heat stroke & heat cramps  Chilblain, akibat bekerja di tempat cukup dingin untuk waktu
 Pengendalian: air minum, istirahat, tidur, pakaian,  yang lama
aklimatisasi  Trenchfoot, akibat terendam air dingin cukup lama
 Pencahayaan  Hiperbarik
 Mengakibatkan kelelahan pada mata;  Getaran, akibat terpajan terhadap getaran dapat
 Iritasi, mata berair, mata merah, sakit kepala, contrast  menimbulkan Raynaud Syndrome
sensitivity, akomodasi menurun
 Pengendalian:
 Sumber pencahayaan: intensitas, sumber cahaya, 
efisiensi & efektivitasnya
 Keadaan lingkungan tempat kerja: luas, jendela, 
langit‐langit/dinding
Health and Safety Health and Safety
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 11 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 12

11 12

2
07/10/2019

Hazard dalam K3 Hazard dalam K3
 Chemical hazard  Biological hazard
 Inorganic, mis: lead, arsenic, silica  MIKRO ORGANISME (bakteri, virus, fungi)  toksin, 
 Organic mis: solvent, vapours & gases infeksi, alergi
 Efek Kesehatan:  ARTHROPODA (serangga, dll)  sengatan  infeksi
 Asbes  Asbestosis (preparasi tekstil terbuat dari asbes)
 TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (toksin & allergen) 
 Silica  Silikosis (perusahaan granit,keramik)
dermatitis, asma, pilek
 Byssinosis (industri tekstil)
 Anthracosis (tambang batu bara)  TUMBUHAN TINGKAT RENDAH (yang membentuk
 Larutan korosif (menimbulkan kerusakan kulit) spora)
 Gas sianida, asam sulfida dan karbon monoksida  VERTEBRATA (protein allergen)  urine, saliva, faeces, 
 Uap logam (menimbulkan ‘demam uap logam’, dermatitis kulit/rambut  allergi
 INTERVETEBRATA selain ARTHROPODA (cacing, 
protozoa)
Health and Safety Health and Safety
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 13 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 14

13 14

Hazard dalam K3 Resiko
 Behavioral hazard  Seberapa besar kemungkinan suatu bahan/material, 
 Merokok proses, atau kondisi untuk menimbulkan kerusakan 
 Pola makan atau kesakitan (kerugian).
 Minum minuman beralkohol  Resiko kesehatan kerja
 Workaholic  Besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan, 
 Efek Kesehatan: Stroke, Stress proses, atau kondisi untuk menimbulkan terjadinya 
kesakitan, gangguan kesehatan, dan penyakit akibat 
 Pengendalian: Pola hidup sehat
kerja
 Resiko keselamatan kerja
 Besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan, 
proses, atau kondisi untuk menimbulkan terjadinya 
insiden, injury, terhentinya proses, dan kerusakan alat.
Health and Safety Health and Safety
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 15 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 16

15 16

Faktor yang mempengaruhi resiko Konsep pengendalian bahaya


 Resiko kesehatan kerja  Elimination
 Magnitude of hazard (Konsentrasi dan Dosis)  Substitution
 Efek rating (Tingkat dampak : Fatality, Very Serious, 
Serious, Moderate, Low, Trivial)  Minimisation
 Probabilitas (Kemungkinan)  Engineering Controls
 Frekuensi pajanan  Administrative Controls
 Durasi pajanan  PPE (Personal Protective Equipment)
 Resiko keselamatan kerja
 Probabilitas (kemungkinan)
 Konsekuensi (Dampak: Fatal, Very High, High, 
Moderate, Low, Trivial)
 Paparan (Exposure)

Health and Safety Health and Safety


10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 17 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 18

17 18

3
07/10/2019

Konsep pengendalian bahaya Konsep pengendalian bahaya


 Elimination  Substitution
 Metode pengendalian dengan cara menghilangkan   Mengganti beberapa potensial hazard (material atau 
bahaya dari tempat kerja proses) dengan yang mempunyai hazard lebih rendah
 Umumnya diterapkan pada material, proses, dan   Eq.: Solvent based paint diganti dengan Water based 
kadang‐kadang pada teknologi paint
 Eq.: Asbestos sudah dihilangkan dari beberapa tempat   Minimisation
kerja  Mengurangi jumlah bahan berbahaya yang digunakan
 Sangat efektif, tapi kadang‐kadang tidak efisien  Mengurangi jumlah bahan berbahaya yang disimpan
 Mengurangi jumlah jenis bahan berbahaya yang 
disimpan

Health and Safety Health and Safety


10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 19 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 20

19 20

Konsep pengendalian bahaya Konsep pengendalian bahaya


 Engineering Controls pada sumber  Engineering Controls (reduce exposure)
 Automation  Partial or  temporary enclosure
 Total process enclosure  Spray booths
 Guarding of machinery  Fume cupboards
 Mechanical handling  Glove boxes
 Special storage facilities  Dilution or local exhaust ventilation
 Ventilation  Pre wetting
 ….  ….

Health and Safety Health and Safety


10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 21 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 22

21 22

Konsep pengendalian bahaya Konsep pengendalian bahaya


 PPE (Personal Protective Equipment)/ APD (Alat  Fungsi PPE (Personal Protective Equipment)
Pelindung Diri)  Hanya untuk melindungi pekerja
 alat atau sarana yang digunakan oleh pekerja yang 
 Tidak untuk mengendalikan bahaya tapi untuk 
melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan untuk 
melindungi sebagian atau seluruh tubuh pekerja pada  menurunkan tingkat risiko
saat melaksanakan pekerjaan dari kemungkinan   Sebagai salah satu metode pengendalian pajanan bahaya 
terpajan oleh bahaya yang melebihi batas yang  di tempat kerja
diperbolehkan.  Alternatif terakhir dalam mengendalikan pajanan 
 Dipakai oleh pekerja bahaya di tempat kerja
 Untuk meminimalisasi dampak (safety)
 Untuk meminimalisasi pajanan (konsentrasi dan dosis 
(health)
 Contoh: kacamata, helmet, sarung tangan, pakaian anti 
bahan kimia, tutup telinga, masker, dll
Health and Safety Health and Safety
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 23 10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 24

23 24

4
07/10/2019

Konsep pengendalian bahaya Let’s Have a Great Sem!


 Fungsi PPE (Personal Protective Equipment)
 Hanya untuk melindungi pekerja
 Tidak untuk mengendalikan bahaya tapi untuk menurunkan 
tingkat risiko
 Sebagai salah satu metode pengendalian pajanan bahaya di tempat 
kerja
 Alternatif terakhir dalam mengendalikan pajanan bahaya di tempat 
kerja
 Tujuan PPE
 Melindungi pekerja dari pajanan bahaya (menghindari pajanan)
 Sebagai pembatas antara pekerja dengan bahaya (menghindari 
kontak) 
 Mencegah masuknya bahaya ke dalam tubuh pekerja (membatasi 
intake)
 Melindungi pekerja dari pajanan bahaya yang melebihi nilai 
ambang batas (membatasi dosis)
Health and Safety 10/7/2019 Health and Safety Department of 26
10/7/2019 Department of Environmental Engineering ITS 25 Environmental Engineering ITS

25 26

Anda mungkin juga menyukai