Anda di halaman 1dari 6

Kekebalan tubuh yang didapatkan seseorang melalui imunisasi merupakan

imunitas aktif. Karena saat seseorang yang telah melakukan imunisasi


terserang atau terinfeksi oleh suatu virus tertentu, maka sistem imun yang
dimiliki oleh tubuhnya akan mengenali virus tersebut seakan-akan ia pernah
terserang atau terinfeksi penyakit itu.
Tubuh manusia sangat rentan terserang atau terinfeksi oleh berbagai macam
penyakit. Karena banyak virus atau bakteri penyebab penyakit bertebaran di
lingkungan tempat manusia hidup. Virus atau bakteri ini dapat menyerang
kapan dan dimana pun. Oleh karena itulah mengapa manusia membutuhkan
imunisasi untuk melindungi diri mereka dari segala jenis virus yang siap
menyerangnya.
Imuniasi yang dilakukan dengan cara disuntikan ke dalam tubuh manusia
juga bermacam-macam dan dilakukan berulang kali secari bertahap untuk
meningkatkan efektifitas vaksin yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini
disebabkan oleh semakin dewasanya manusia, maka ancaman terinfeksi
virusnya akan semakin meningkat pula.
Macam-macam imunisasi wajib dan waktu pemberiannya
1. Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin)
Imunisasi BCG dilakukan agar anak terlindung dari penyakit Tuberkolosis
(TBC). Imunisasi BCG dimasukan ke dalam tubuh melalui suntikan di bagian
lengan atau paha anak. Imunisasi ini berikan pada saat anak berusia 2-3
bulan. Apabila imunisasi BCG dilakukan ketika anak sudah berusia lebih dari
3 bulan, maka bayi perlu menjalani pemeriksaan tuberkulin untuk melihat
apakah anak bebas dari TBC atau tidak. Imunisasi BCG akan diulang ketika
anak menginjak usia 10-13 tahun apabila diperlukan.
2. Imunisasi DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)
Imunisasi DTP dilakukan agar anak terlindung dari penyakit difteri, tetanus,
pertussis. Imunisasi DTP dilakukan sebanyak 5 kali dosis yaitu pada saat
anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18-24 bulan, lalu ketika berusia 5
tahun. Suntik DTP akan diulang kembali pada saat usia anak menginjak umur
10-12 tahun serta 18 tahun agar terhindar dari penyakit tetanus.
3. Imunisasi Campak
Imunisasi campak dilakukan agar anak terhindar dari penyakit campak.
Imunisasi ini dilakukan pada saat anak berusia 9 bulan lalu diulang kembali
pada saat ia berusia 5 hingga 7 tahun. Reaksi yang ditimbulkan adalah
demam setelah imunisasi dilakukan.
4. Imunisasi Polio
Imunisasi polio dilakukan agar anak terhindar dari penyakit polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Imunisasi ini diberikan pada
newborn lalu diberikan secara bertahap pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6
bulan. Imunisasi ini harus diulang pada usia 3 serta 6 tahun.

Imunisasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sejak bayi baru lahir untuk
menjaga kesehatannya. Kemudian demi memperpanjang “masa berlaku”
perlindungannya, beberapa jenis vaksin utama harus diulangi sesuai dengan
jadwal dan jarak yang telah ditentukan.

Namun, sebenarnya bukan itu saja yang menjadi alasan kenapa Anda harus
membawa anak diimunisasi. Ada tiga alasan penting mengapa imunisasi wajib
untuk semua bayi.

Pertama karena imunisasi sudah terbilang aman, cepat, dan sangat efektif untuk
mencegah penularan penyakit. Kedua, sekali diimunisasi maka setidaknya tubuh
anak telah terlindungi dengan baik dari ancaman penyakit tersebut. Ketiga, anak
justru berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit dan mengalami gejala yang
lebih parah jika tidak diimunisasi. Penyakit tersebut juga berisiko berakibat fatal
di kemudian hari.

Sebab ketika anak sudah divaksin, otomatis tubuhnya akan dilengkapi dengan
sistem imun yang bekerja spesifik untuk menyerang virus penyebab penyakit
tertentu. Sebaliknya jika anak tidak diimunisasi, tubuh mereka tidak memiliki
sistem pertahanan khusus yang bisa mendeteksi jenis-jenis penyakit berbahaya
tersebut. Terlebih sistem imun anak kecil juga belum sekuat dan bekerja
semaksimal orang dewasa. Hal ini akan membuat kuman penyakit semakin
mudah berkembang biak di dalam tubuh anak.

Singkatnya, tanpa vaksinasi si kecil akan lebih berisiko tertular, mengalami sakit
yang lebih parah, serta risiko mengalami komplikasi yang juga lebih tinggi. Anda
tentu tidak ingin hal tersebut menimpa buah hati kesayangan Anda, ‘kan?

Risiko anak tidak diimunisasi bahkan tidak hanya mengorbankan kesehatan


anak, tapi orang lain di sekitarnya. Jika anak tidak diimunisasi, virus dan kuman
yang masuk ke dalam tubuhnya bisa dengan mudah menyebar ke kakak, adik,
teman, maupun orang lain di sekitarnya.

Pada akhirnya, wabah penyakit pun akan menyebar ke lingkungan sehingga


menimbulkan kasus jangkitan penyakit dan kematian yang lebih banyak.

Jenis imunisasi wajib untuk bayi


Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017, ada beberapa imunisasi wajib
yang harus diberikan kepada bayi sebelum berusia 1 tahun. Imunisasi ini
bisanya diberikan gratis oleh pelayanan kesehatan di bawah naungan
pemerintah, seperti Posyandu, Puskesmas, maupun rumah sakit daerah.

1. Vaksin hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi menular yang menyerang hati (liver) dan bisa berujung
pada kanker hati atau sirosis. Vaksin hepatitis B harus didapat segera setelah
bayi baru lahir, paling lambat 12 jam setelah kelahiran. Namun, bayi harus
mendapatkan suntikan vitamin K1 dulu 30 menit sebelum divaksin.

Selain untuk melindungi bayi dari penularan hepatitis B dari orang lain di masa
depannya, vaksin ini sekaligus berfungsi mencegah risiko penularan dari ibu ke
anak saat persalinan. Sebab kenyataannya cukup banyak ibu yang tidak
menyadari dirinya kena hepatitis B karena tidak pernah merasakan gejala apa
pun.

Setelah jadwal vaksin yang pertama, imunisasi hepatitis B juga harus diulang
dua kali lagi. Satu saat bayi telah berumur 1 bulan dan terakhir saat usianya 6
bulan. Pengulangan imunisasi ini bertujuan untuk “memperbarui” jangka waktu
perlindungannya dan memperkuat sistem imun anak.

2. Vaksin polio

Polio adalah infeksi virus menular yang menyerang sistem saraf pusat di otak.
Polio menyebabkan badan pengidapnya lumpuh sehingga juga umum dikenal
sebagai penyakit lumpuh layu. Pada kasus yang lebih parah, polio sampai
mengganggu pernapasan dan proses menelan sehingga dapat berakibat fatal
bila tidak diobati.

Itu kenapa bayi perlu mendapatkan vaksin polio secepatnya sebelum berusia
genap 1 tahun. Vaksin polio terdiri dari 4 rangkaian yang harus dilengkapi
semuanya. Vaksin yang pertama diberikan segera setelah baru lahir, yang kedua
pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan terakhir saat menginjak 6 bulan.

Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi polio


dilanjutkan saat bayi berusia sekitar 18-24 bulan.

3. Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). TBC
adalah penyakit menular berbahaya yang menyerang saluran pernapasan, dan
mungkin menyebar ke bagian tubuh lainnya jika tidak segera diobati.

Berbeda dengan beberapa jenis imunisasi di atas, vaksin BCG cukup diberikan 1
kali sebelum bayi berusia 3 bulan. Efektivitasnya akan paling optimal
jika diberikan saat bayi berusia 2 bulan.

Vaksin BCG bekerja menyerang bakteri Mycobacterium tuberculosis yang


menginfeksi paru-paru dan selaput otak.

4. Vaksin campak

Campak (rubeola) adalah infeksi menular yang cukup umum terjadi pada usia
anak-anak. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan dan kemudian
menginfeksi seluruh tubuh.

Nah, imunisasi dapat membantu menurunkan risiko buah hati Anda tertular
penyakit ini. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang
dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa
menyerang otak.

Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat anak berusia 9 bulan
dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi
diberikan jika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan.

Sebelum program imunisasi dilaksanakan secara global, campak adalah salah


satu penyakit endemik penyebab kematian anak terbanyak setiap tahun di dunia.

5. Vaksin pentavalen (DPT-HB-HiB)

Vaksin pentavalen merupakan vaksin kombinasi dari vaksin DPT, vaksin HB,
dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk
mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus,
hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).

Jadwal pemberian vaksin ini sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4
bulan, dan 18 bulan. Jika tidak dicegah sejak dini, beragam penyakit ini bisa
menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius pada anak di masa
depannya.

Difteri, misalnya, dapat menyebabkan penyumbatan jalur napas dan


melumpuhkan kerja jantung. Sementara batuk rejan bisa berujung pada infeksi
pneumonia, dan tetanus bisa melumpuhkan saraf dan otot-otot tubuh. Begitu
pula dengan haemophilus influenza tipe B yang bisa menyebabkan pneumonia
dan meningitis di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai