Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROGRAM IMUNISASI TERBARU PADA BALITA

Disusun oleh:
Ani Purwanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA


MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan mulai tahun 1977,
upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka
pencegahan penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31). Sejak
dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah
dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus
neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000.
Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai
80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa.
Program imunisasi nasional disusun berdasarkan keadaan epidemiologi penyakit
yang terjadi saat itu. Maka jadwal program imunisasi nasional dapat berubah dari tahun
ke tahun. Oleh karena itu penting untuk mengetahui jadwal program imunisasi nasional
yang terbaru yakni tahun 2014.
Sampai saat ini penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih merupakan
masalah dan masih menimbulkan gangguan dalam proses tumbuh kembang anak,yang
memberikan dampak negatif pada pembentukan anak yang berkualitas.
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat,
penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya
pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi.
Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat
anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis , difteri, pertussis, tetanus, polio, campak,
dan hepatitis.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti dengan
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun
10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka
sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung rugi.
Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian. Keuntungan
pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara langsung
dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit
penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur
hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan
kematian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian imunisasi?
2. Apa manfaat dan tujuan imunisasi?
3. Apa saja jenis-jenis imunisasi ?
4. Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?
5. Apa saja macam-macam imunisasi?
6. Apa pokok – pokok kegiatan imunisasi?
7. Apa saja faktor yang berkaitan dengan pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar
lengkap?
8. Apa dampak yang ditimbulkan apabila tidak melakukan imunisasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu agar para pembaca
mengetahui tentang Program Imunisasi Dasar Pada Bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian imunisasi
b. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan imunisasi
c. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi
d. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi
e. Untuk mengetahui macam-macam imunisasi
f. Untuk mengetahui pokok-pokok kegiatan imunisasi
g. Untuk mengetahui faktor apa saja yang berkaitan dengan pengetahuan ibu
terhadap imunisasi dasar lengkap
h. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila tidak melakukan
imunisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti
kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit
lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling
efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak dari
berbagai jenis penyakit,diharapkan anak atau bayi tetap tumbuh dalam keadaan
sehat.Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara mandiri agar
berbagai kuman yang masuk dapat dicegah,pertahanan tubuh tersebut meliputi
pertahanan non spesifik dan pertahanan spesifik,proses mekanisme pertahanan dalam
tubuh pertama kali adalah pertahanan non spesifik seperti komplemen dan makrofag
dimana komplemen dan makrofag ini pertama kali akan memberikan peran ketika ada
kuman yang masuk kedalam tubuh (Proverawati dan Andhini 2010)
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir
sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.
(Depkes RI, 2005).
Menurut Proverawati dan Andhini (2010), Imunisasi adalah suatu usaha
memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap penyakit.Imunisasi suatu tindakan
dengan sengaja memasukan vaksin berupa mikroba hidup yang sudah
dilemahkan.Dimana imunisasi dapat menimbulkan kekebalan terhadap tubuh.Imunisasi
juga dapat dikatakan suatu tindakan dengan sengaja memasukkan vaksin yang berisi
mikroba hidup yang sudah dilemahkan pada balita.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Secara khusus, antigen merupakan bagian protein kuman atau racun yang jika
masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh harus memiliki zat anti.
Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh manusia disebut antibody. Zat anti
terhadap racun kuman disebut antitoksin.
Dalam keadaan tersebut, jika tubuh terinfeksi maka tubuh akan
membentuk antibodyuntuk melawan bibit penyakit yang menyebabkan terinfeksi.
Tetapi antibody tersebut bersifat spesifik yang hanya bekerja untuk bibit penyakit
tertentu yang masuk ke dalam tubuh dan tidak terhadap bibit penyakit lainnya (Satgas
IDAI, 2008).

B. MANFAAT DAN TUJUAN IMUNISASI


Pemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
menular yang sering berjangkit;
2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika
anak sakit;
3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Depkes RI, 2001).
Tujuan imunisasi adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit Yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara
lain,Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejam), Measles (campak), Polio
danTuberculosis.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa
Kelurahan pada tahun 2010.
b. Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di
Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada
tahun 2008.
c. Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan kasus
TN sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada tahun 2008.
d. Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak
turun pada tahun 2006.
C. JENIS-JENIS IMUNISASI
Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif:
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang
akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,
sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu:
a. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di
peroleh sembuh dari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi
yang di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap
vaksinnya antara lain:
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida,
toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk srabilisasi antigen.
d. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh
yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua, yaitu:
a. Imunisasi pasif alamiah
Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh Ibu yang
merupakan orang tua kandung , langsung ketika berada dalam kandungan.
b. Imunisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum untuk
mencegah penyakit tertentu.
D. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
Terdapat beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu :
1. Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Cara
penularannya melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoir adalah
manusia, imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.
2. Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis, dan
intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar. gejala ringan
berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi obstruksi jalan
napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan kelenjar sekitar
leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini adalah
DPT.
3. Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis, dan
intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar. gejala ringan
berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi obstruksi jalan
napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan kelenjar sekitar
leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini adalah
DPT.
4. Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal ditunjukkan
dengan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada penyakit ini hanya diperoleh
dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi yang diberikan tidak hanya
DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon pengantin.
5. Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang myelin atau
serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala demam ringan dan infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui droplet atau fekal,
reservoarnya adalah manusia yang menderita polio. Pencegahan dapat dilakukan
dengan imunisasi dengan menggunakan vaksinasi polio, bahkan dapat eradikasi
dengan cakupan polio 100%.
6. Campak
Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular melalui droplet,
gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul pada bagian
belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan, imunisasi yang
diberikan pada usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu terhadap
penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.
7. Hepatitis B
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang kelompok
resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara horizontal
tenaga medis dan paramedic, pecandu narkotika, pasien hemodialisis. Gejala yang
muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan kadang-kadang ikterik.
Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi 0-11bulan
dengan maksud untuk memutus rantai penularan dari ibu ke bayi.

E. MACAM-MACAM IMUNISASI
Yang kita tahu bahwa imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap
suatupenyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Macam-macam
imunisasi diantaranya adalah:
1. BCG
a. Gunanya: memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC).
Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak
akan menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-
ringan.
b. Tempat penyuntikan: pada lengan kanan atas.
c. Kontra indikasi :
 Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
 Anak yang telah menderita penyakit TBC.
d. Efek samping
 Reaksi normal
 Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan
kecil berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10
mm.
 Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada
luka tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa
kering dan bersih.
 Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut
(scar) dengan diametr 5-7 mm.
 Reaksi berat
 Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang
lebih luas.
 Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.
2. DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus.
b. Tempat penyuntikan: Di paha bagian luar
c. Kontra indikasi:
 Panas diatas 38º C
 Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti
panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
d. Efek samping:
 Reaksi lokal
 Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai
demam ringan selama 1-2 hari.
 Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas
akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.
 Reaksi Umum
 Demam tinggi, kejang dan syok berat.
 Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat)
sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.
3. Hepatitis B
a. Gunanya: memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis
b. Tempat penyuntikan: Di paha bagian luar
c. Kontra indikasi: tidak ada
b. Efek samping: Pada umumnya tidak ada
4. Polio
a. Gunanya: memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
b. Cara pemberian: Diteteskan langsung kedalam mulut 2 tetes
c. Kontra indikasi:
 Anak menderita diare berat
 Anak sakit panas
d. Efek samping:
 Reaksi yang timbul biasanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-
berak ringan.
 Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada
anggota gerak dan tertular kasus polio orang dewasa.
e. Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.
5. Campak
a. Gunakan: memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
b. Tempat penyuntikan: Pada lengan kiri atas
c. Kontra indikasi:
 Panas lebih dari 38ºC
 Anak yang sakit parah
 Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
 Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
 Riwayat kejang demam
d. Efek samping:
 Panas lebih dari 38ºC
 Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12
 Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian
ini jarang terjadi.

F. POKOK-POKOK KEGIATAN IMUNISASI


Pokok-pokok kegiatan imunisasi antara lain :
1. Imunisasi rutin
Kegiatan imunisasi rutin ialah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara rutin
dan terus menerus, yang harus dilaksanakan pada periode tertentu yang telah
ditentukan.
Berdasarkan kelompok sasaran, imunisasi rutin dibagi menjadi:
a. Imunisasi rutin pada bayi
b. Imunisukasi rutin pada wanita usia subur
c. Imuniasi rutin pada usia anak sekolah
2. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan adalah kegiatann imunisasi yang tidak rutin di laksanakan,
hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau
evaluasi. Yang termaksud dalam kegiatan imunisasi tambahan:
a. Backlog fighting
Adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur 1-3
tahun, pada desa non-UCI setiapa 2 tahun sekali
b. Crash program
Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi cepat karena
masalah kasus, seperti:
 Angka kematan bayi tinggi
 Infrastruktur (tenaga, sarana dana) kurang
 Untuk memberikan kekebalan pada kelompok sasaran yang belum
mendapatkan pada saat imunnisasi rutin
c. Imunisasi dalam penanganan KLB ( outbreak respon)
Pedoman pelaksanaan imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan
situasi epidemiologi penyakit
d. Kegiatan-kegiatan imunisasi massal untuk antigen tertentu dalam wilayah yang
luas dan waktu tertentu, dalam rangka pemutusan mata rantai penyakit. Antara
lain:
 Pekan imunisasi
Merupakan suatu upaya untuk mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus
polioimportasi dengan cara memberikan vaksin polio kepada setiap balita termaksud
bayi baru lahirtanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian
imunisasi dilakukan 2kali, masing-masing 2 tetes dengan selang waktu 1 bulan.
 Sub PIN
Merupakan suatu upaya untuk memutus rantai penularan polio bila di temukan satu
kasus polio dalam wilayah terbatas ((kabupaten ) dengan pemberian 2 kali imunisasi
polio dalam interval waktu satu bulan secara serentak pada seluruh sasaran berumur
kurang dari satu tahun
 Catch up campaign campak
Merupakan suatu upaya untuk memutuskan trasmisi penularan virus campak
pada anak sekolah dan balita. Ini dilakukan dengan pemberian imunisasi
campak secara serentak pada anak SD tanpa pertimbangan kasus imunisasi
sebelumnya. Pemberian imunisasi campak pada saat cacth up campaign
campak disamping untuk memutus transmisi, juga berguna sebagai booster
atau imunisasi ulangan ( dosis ke 2 )
Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian utama pada
anak. Penyakit ini sangat potensial menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),
bahkan penderita dengan gizi buruk akan memicu terjadinya kematian.
Kematan campak di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak
777.000. dari jumlah itu, 202.000 diantaranya berasal dari Negara ASEAN,
serta 15% kematian campak tersebut berasal dari Indonesia.
Untuk menurunkan angka kematian akibat campak di Indonesia, selam
pembangunan Indonesia sehat 2010, di laksanakann kampanye imunisasi
campak berupa CRASH PROGRAM CAMPAK dengan sasaran balita usia
6-59 bulan dan catch up campaign campak dengan sasaran anak SD kelas I-
VI.

G. FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP


IMUNISASI DASAR LENGKAP
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar lengkap
dibagi 3, yaitu :
1. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. semakin bertambah usia ibu maka tingkat
pengetahuan semakin tinggi.
2. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan
orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi semakin tinggi pendidikan
seseorang, maka akan semakin mudah untuk memahami sesuatu.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan baik lahir hidup maupun lahir
mati. Paritas wanita akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan wanita, karena
semakin tinggi paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan ibu.

H. DAMPAK YANG DITIMBULKAN APABILA TIDAK MELAKUKAN


IMUNISASI
Program imunisasi tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus sesuai jadwal
lahir dan usia dari sang bayi,karena pemberian imunisasi yang terlambat bisa dikatakan
hampir percuma karena biasanya penyakit sudah masuk kedalam tubuh.Berikut bahaya
yang ditimbulkan apabila anak tidak dilakukan imunisasi:
1. Mudah terserang virus penyakit
Imunisasi pada dasarnya merupakan tindakan preventif yang dilakukan untuk
mencegahserangan virus di masa mendatang. Maka dari itu ketika imunisasi tdak
dilakukan,virus akan lebih mudah melumpuhkan sistem imun dan menyebabkan
penyakit pada tubuh.
Tentu saja,jika anak hanya mendapatkan imunisasi yang seperlunya seperti DPT
dan juga BCG,bukan berarti anak tersebut akan kebal terhadap penyakit menular secara
umum.Penyakit berbahaya seperti Hepatitis A,hepatitis B,polio dan bahkan juga
campak akan sangat mudah dan beresiko menyerang anak tersebut.Dengan kata lain
untuk urusan penyakit di atas kekebalan anak tersebut sama halnya dengan kekebalan
anak yang tidak di imunisasi.
2. Mudah tertular orang yang sakit
Sudah pasti anak-anak akan mudah terserang penyakit berbahaya yang menular
seperti polio,apabila di tubuh anak tidak ada sistem pertahanan yang menjaganya
dengan penuh,tidak perduli itu datang dari bakteri itu sendiri ataupun bahkan dari hasil
penularan yang dilakukan oleh orang lain.Misalkan anak tersebut sudah di imunisasi
dengan polio saat lahir tapi kemudian sejak saat itu anak tersebut tidak pernah lagi di
imunisasi polio maka hasilnya vaksin polio tersebut hanya melindungi seadanya dan
hanya dalam waktu yang singkat,setelah itu anak tersebut benar-benar tanpa
perlindungan apapun untuk mencegah penyakit polio yang datang padanya dan inilah
yang menyebabkan sang anak akhirnya terserang polio kendati sebelumnya sudah
divaksin.
3. Ada efek samping
Vaksin sengaja diberikan secara bertahap karena mengikuti kemampuan dari
bayi untuk menerima vaksin tersebut.Ada bebrapa vaksin awal yang sifatnya adalah
aman untuk jangka waktu tertentu setelah itu akan menimbulkan efek samping. Karena
itu ada bentuk vaksin-2, vaksin-3, vaksin-4 dan seterusnya karena selain
memperpanjang usia vaksin juga berguna untuk menghilangkan efek samping dari
vaksin yang ada sebelumnya.
4. Daya tahan tubuh rendah
Bayi yang tidak diberi imunisasi biasanya cenderung memiliki daya tahan tubuh
yang rendah. Hal ini pada dasarnya sangat wajar terjadi mengingat imunisasi memang
merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Ketika imunisasi tidak diberikan ataupun tidak dilakukan secara lengkap,maka sudah
sepantasnya jika daya tahan tubuh anak menjadi lebih rendah terhadap beberapa
macam virus yang berkaitan dengan program imunisasi tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian Imunisasi
a. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
b. Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap
penyakit.Imunisasi suatu tindakan dengan sengaja memasukan vaksin berupa
mikroba hidup yang sudah dilemahkan.Dimana imunisasi dapat menimbulkan
kekebalan terhadap tubuh.Imunisasi juga dapat dikatakan suatu tindakan
dengan sengaja memasukkan vaksin yang berisi mikroba hidup yang sudah
dilemahkan pada balita.
2. Manfaat Imunisasi
Pemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
menular yang sering berjangkit;
b. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan
jika anak sakit;
c. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara
3. Tujuan Imunisasi
a. Tujuan Umum
 Yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
 Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat
membahayakan bagi ibu dan anak.
b. Tujuan Khusus
 Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa
Kelurahan pada tahun 2010.
 Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di
Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada
tahun 2008.
 Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan
kasus TN sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada
tahun 2008.
 Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak
turun pada tahun 2006.
4. Jenis-Jenis Imunisasi
a. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik
yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel
memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat
dapat merespons. Imunisasi aktif terbagi atas dua yaitu:
 Imunisasi aktif alamiah
 Imunisasi aktif buatan
b. Imunisasi pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua, yaitu :
 Imunisasi pasif alamiah
 Imunisasi pasif buatan
5. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
a. Difteri
b. Pertusis
c. Tetanus
d. Campak
e. Polio
f. Hepatitis
g. Tuberculosis
6. Macam-macam imunisasi
a. Imunisasi BCG
b. Imunisasi DPT
c. Imunisasi polio
d. Imunisasi campak
e. Imunisasi hepatitis
7. Pokok-pokok kegiatan imunisasi
a. Imunisasi rutin
Kegiatan imunisasi rutin ialah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
rutin dan terus menerus, yang harus dilaksanakan pada periode tertentu yang
telah ditentukan. Imunisasi rutin terbagi atas 3 yaitu:
 Imunisasi rutin pada bayi
 Imunisasi rutin pada wanita usia subur
 Imunisasi rutin pada usia anak sekolah
Vaksin yang termasuk dalam kegiatan imunisasi rutin dan yang diwajibkan
yaitu:
 Imunisasi BCG
Diberikan pada bayi usia 0-11 bulan
 Imunisasi DPT
Diberikan tiga kali pada usia 2-11 bulan, umur 18 bulan dan 5 tahun
 Imunisasi campak
Diberikan satu kali pada usia bayi 9-11 bulan
 Imunisasi polio
Dilakukan pertama kali setelah bayi lahir dan dilanjutkan lagi pada usia 2, 4,
6 dan 18 bulan
 Imunisasi hepatitis
Diberikan tak lama setelah bayi dilahirkan
b. Imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin dilaksanakan,
hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau
evaluasi. Imunisasi tambahan terbagi atas 4 yaitu:
 Backlog fighting
 Crash program
 Imunisasi dalam penanganan KLB
 Kegiatan-kegiatan imunisasi massal untuk antigen tertentu dalam wilayah
yang luas dan waktu tertentu dalam rangka pemutusan mata rantai penyakit.
8. Faktor yang berkaitan dengan pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar
lengkap
a. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun.
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.
c. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan baik lahir hidup maupun
lahir mati. Paritas wanita akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan wanita,
karena semakin tinggi paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan
ibu.
9. Dampak yang di timbulkan apabila tidak melakukan imunisasi
a. Penyakit akan mudah menyerang
Tentu saja,jika anak hanya mendapatkan imunisasi yang seperlunya seperti DPT
dan juga BCG,bukan berarti anak tersebut akan kebal terhadap penyakit menular
secara umum.
b. Mudah tertular orang yang sakit
Sudah pasti anak-anak akan mudah terserang penyakit berbahaya yang menular
seperti polio,apabila di tubuh anak tidak ada sistem pertahanan yang menjaganya
dengan penuh,tidak perduli itu datang dari bakteri itu sendiri ataupun bahkan dari
hasil penularan yang dilakukan oleh orang lain.Misalkan anak tersebut sudah di
imunisasi dengan polio saat lahir tapi kemudian sejak saat itu anak tersebut tidak
pernah lagi di imunisasi polio maka hasilnya vaksin polio tersebut hanya
melindungi seadanya dan hanya dalam waktu yang singkat.
c. Ada efek samping
Vaksin sengaja diberikan secara bertahap karena mengikuti kemampuan dari bayi
untuk menerima vaksin tersebut.Ada bebrapa vaksin awal yang sifatnya adalah
aman untuk jangka waktu tertentu setelah itu akan menimbulkan efek samping.

B. SARAN
Sangat penting untuk melakukan imunisasi sejak dini karena dengan melakukan
imunisasi semua anak-anak akan terhindar dari segala jenis penyakit menular seperti
campak,polio dll. Selain itu Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian
hari.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF,2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.


Arsita Eka Prasetyawati,2012. Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Millenium Development
Goals (MDGs).Yogyakarta : Nuha Medika
Hidayat, 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika
Kurniasih, dkk, 2006. Panduan Imunisasi. Jakarta : PT Gramedia
Markum AH,2001. Imunisasi. Edisi Kedua.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai