PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kasus dengan tingkat mortalitas yang berkisar dari 6% hingga 60% (WHO,
tetanus. Pada tahun 2000, hanya 18.833 kasus tetanus yang dilaporkan
sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9 tahun, 30%
kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok >10 tahun, dan sisanya pada bayi <12
Meskipun insidensi tetanus saat ini sudah menurun, namun kisaran tertinggi
1
angka kematian dapat mencapai angka 60%. Selain itu, meskipun angka
diterapkan secara luas di seluruh dunia. Oleh karena itu, diperlukan kajian
(Depkes, 2014).
pada tahun 2017 sebesar 18,2%, untuk dijawa barat sendiri, angka tetanus
tetanus dan 3 orang meninggal dunia. Pada tahun 2018 bulan Agustus-
tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reservoir utama kuman
ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko penyakit
ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman Clostridium tetani yang
dijumpai pula pada tinja manusia dan hewan. Perawatan luka yang kurang
baik di samping penggunaan jarum suntik yang tidak steril (misalnya pada
2
pecandu narkotik).merupakan beberapa faktor yang sering dijumpai sebagai
pasien setiap 2 jam, lakukan latihan secara teratur dan letakkan telapak kaki
pasien di lantai saat duduk di kursi atau papan penyangga saat tidur di
cardiac death) Kasus fatal sering terjadi terutamanya pada pasien yang
berusia lebih dari 60 tahun (18%) dan pasien yang tidak mendapat vaksinasi
(Hendarwanto, 2004).
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tetanus.
4
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Perawat
3. Bagi Masyarakat
5
5. Bagi Penulis
selama pendidikan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
paroksismal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini
selalu tampak pada otot maseter dan otot rangka (Muttaqin, 2008).
kejang otot dan saraf perifer setempat. Tetani yang didukung oleh adanya
luka yang dalam dengan perawatan yang salah. Selain di luar tubuh
manusia, tersebar luas di tanah. Juga terdapat ditempat yang kotor, besi
berkarat sampai pada tusuk sate bekas. Jika kondisi basil baik (di dalam
paroksismal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot
ini tampak pada otot maseter dan otot-otot rangka (Batticaca, 2011).
7
Penyakit yang timbul karena sistem saraf pusat terintoksikasi oleh
spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer
setempat. Tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan
perawatan yang salah. Selain di luar tubuh manusia, tersebar luar di tanah.
Juga terdapat ditempat yang kotor, besi berkarat sampai pada tusuk sate
diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini tampak pada
8
2. Anatomi dan Fisiologi Saraf
a. Anatomi syaraf
(Muttaqin, 2008).
b. Fisiologi Saraf
1. Jaringan saraf
Neuron
saraf lain; badan sel yang mengandung badan sel; akson yang
9
atau badan sel neuro kedua dan apabila di susunan saraf
Otak
10
pemakaian oksigen tubuh, dan sekitar 400% kilokalori energi
proses tetap dan kontinu, tanpa ada rasa istirahat. Bila aliran
besaran kepala, yaitu otak laki-laki lebih besar 10% dari pada
11
besar kepala dan tingkat inteligen. Seseorang dengan ukuran
otak kecil (750 cc) dan ukuran otak besar (2100 cc) secara
2. Jaringan Otak
12
tempat yang biasanya digunakan untuk mendapatkan cairan
merupakan suatu jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi
yang terdiri atas dua lapisan, yaitu bagian luar yang disebut
durameningeal (Muttaqin,2008).
(Muttaqin, 2008).
3. Cairan Serebrospinal
13
di sekitar SSP. CSF terdiri dari air, elektrolit, gas, oksigen dan
kepala(Muttaqin, 2008).
14
4. Ventrikel
5. Suplai Darah
suplai darah yang adekuat untuk sel. Suplai darah ini dijamin oleh
15
interna, yang memiliki cabang yang beranastomosis membentuk
interna. Letak arteria medula spinalis dan sistem vena paralel satu
kepala(Muttaqin, 2008).
6. Serebrum
7. Kontreks Serebri
16
bagian kepala yang paling maju dan bertanggung jawab untuk
8. Lobus Frontal
bagian depan yaitu dari sulkus sentralis (suatu fisura atau alur) dan
17
Badan sel di area motorik primer lobus frontalis mengirim
9. Lobus Parientalis
sebelahnya (Muttaqin,2008).
18
sereblum. Lobus ini adalah pusat asosiasi visual utama. Lobus ini
12. Sereblum
19
Melakukan program akan gerakan-gerakan pada keadaan sadar
3. Etiologi
(pyogenic). Basil ini banyak ditemukan pada kotoran kuda, usus kuda, dan
tanah yang dipupuk kotoran kuda. Penyakit tetanus banyak terdapat pada
luka dalam, luka tusuk, luka dengan jaringan mati (corpus alineum) karena
pada luka sehingga suasana menjadi anaerob yang penting bagi tumbuhnya
20
4. Klasifikasi Tetanus
periode relaksasi.
apabila tidak ditangani, terjadi pada anak-anak yang terlahir dari ibu
iritabilitas, spasme.
c. Tetanus lokal : biasanya ditandai dengan otot terasa sakit, lalu timbul
rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luar. Gejala itu dapat
d. Tetanus sefalik : varian tetanus lokal yang jarang terjadi. Masa inkubasi
1-2 hari terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka. Paling
menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX, dan XI tersering saraf
21
b. Derajat II (sedang) : trismus sedang, regiditas yang nampak jelas,
5. Manifestasi Klinis
Periode inkubasi (rentang waktu antara trauma dan gejala pertama) rata-rata
7-10 hari dengan rentang 1-60 hari. Onset (rentang waktu antara gejala
beberapa hari setelah spasme dan bertahan sampai 1-2 minggu tetapi
Pemeriksaan fisis :
mulut.
22
b. Risus sardonicus, terjadi sebagai kekakuan otot mimic, sehingga tampak
dahi mengkerut, mata agak tertutup, dan sudut mulut tertarik keluar ke
bawah.
punggung, otot leher, otot badan, dan trunk muscle. Kekakuan yang
e. Bila kekeauan semakin berat, akan timbul kejang umum yang awalnya
f. Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernapasan akibat kejang
yang terus menerus atau oleh kekakuan otot laring yang dapat
6. Patofisiologi
Penyakit tetanus terjadi karena adanya port dientry ( jalan masuk) berupa
adanya luka pada tubuh, seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau
kaleng, luka tembak, luka bakar, luka digigit serangga, infeksi gigi, infesksi
telinga , luka bekas suntikan, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui
tali pusat. Kuman clostridium tetani masuk kedalam tubuh, didalam tubuh
dia membentuk spora, lalu spora tersebut menjadi bentuk vegetatif dan
dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot,
23
dan mempngaruhi sistem saraf pusat. Eksotoksin yang dihasilkan akan
mencapai pada sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau
sistem vaskuler. Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan
saraf dan tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin
toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik
pola BAB), otot leher kaku ( kaku kuduk dan sulit menelan), otot muka
produksi air liur berlebihan dan mulut menjadi kaku serta sulit menelan),
otot uretral kaku (retensi urine). Tetanolisin menyebabkan sel darah merah
akhirnya penderita menjadi lemah. Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan
24
7. Pathway Tetanus
25
8. Komplikasi
Kasus fatal sering terjadi terutamanya pada pasien yang berusia lebih
dari 60 tahun (18%) dan pasien yang tidak mendapat vaksinasi (22%).
pada miokardium.
c. Fraktur
Fraktur pada tulang vertebra atau tulang panjang bisa terjadi karena
normal.
e. Infeksi nosokomia
lama.
f. Infeksi sekunder
26
Infeksi sekunder dapat berupa sepsis akibat pemasangan
Emboli paru adalah masalah yang sering ditemukan pada pasien lanjut
9. Pemeriksaan penunjang
b. Pada tetanus kadar serum 5-6 mg/al atau 1,2-1,5 mmol/L atau lebih
(Muttaqin, 2008).
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Prinsip :
27
Meminimalisasi gejala yang timbul akibat ikatan tetanospasmin
Terapi umum :
spasme.
- Antitoksin serum
beredar.
28
3. Perawatan luka
Alternatif
atau 4 dosis
1. Pengkajian Keperawatan
dari aspek biologis, psikologis, sosial dan tinjauan dari aspek spiritual, juga
29
pengetahuan tentang patofisiologi dari penyakit yang dialami, pengetahuan
tentang sistem keluarga dan kultur budaya serta nilai-nilai keyakinan yang
a. Identitas
Rumah Sakit.
b. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama
kesadaran (Muttaqin,2008).
30
tindakan apa yang telah diberikan dalam upaya menurunkan
meliputi pernahkah Pasien mengalami luka dan luka tusuk yang dalam
misalnya tertususk paku, pecahan kaca, terkena kaleng, atau luka yang
menjadi kotor; karena terjatuh di tempat yang kotor dan terluka atau
kecelakaan dan timbul luka yang tertutup debu/kotoran. Juga luka bakar
dan patah tulang terbuka. Adakah port d’entrée lainnya seperti luka
(Sidarta, 2005).
2. Pengkajian Psikososiospiritual
31
perubahan peran Pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau
dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada Pasien yaitu
pada anak dan family center. Anak dengan tetanus sangat rentan terhadap
tindakan invasif yang sering dilakukan untuk mengurangi keluhan, hal ini
memberi dampak pada stres anak dan menyebabkan anak kurang kooperatif
berinteraksi dengan orang tua. Anak-anak sering kali tidak mampu untuk
meliputi :
1. Bernapas
32
sering didapatkan pada Pasien tetanus yang disertai adanya
2. Nutrisi
3. Eliminasi
4. Aktivitas
33
luka yang optimal. Adanya kejang memberikan resiko pada
abdomen.
Perlu dikaji kebiasaan tidur dan istirahat klien dan hal-hal yang
6. Personal Hygiene
34
10. Kebutuhan spiritual / beribadah
dengan kepercayaannya.
11. Belajar
3. Pemeriksaan fisik
umumnya sedang
pemberian asuhan.
peningkatan suhu tubuh lebih dari normal 38-40 0C. Keadaan ini
35
d. pemeriksaan fisik head to toe
1. Kepala
- Inspeksi :
- Palpasi :
2. Telinga
- Inspeksi :
tuli persepsi.
- Palpasi :
telinga.
3. Mata
- Inspeksi :
kondisi normal.
- Palpasi :
tekan.
36
4. Hidung
- Inspeksi :
- Palpasi :
5. Mulut
- Inspeksi :
pengecapan normal.
- Palpasi :
6. Leher
- Inspeksi :
37
7. Dada/ thoraks
- Inspeksi :
jalan napas.
- Palpasi :
- Auskultasi :
menurun.
8. Abdomen
- Inspeksi :
- Palpasi :
- Auskultasi :
38
Biasanya pada pasien tetanus bising ususnya meningkat di atas
normal 16-20x/menit.
9. Genetalia
- Inspeksi :
10. Ekstremitas
- Inspeksi :
- Palpasi :
4. Diagnosa Keperawatan
39
Diagnosa keperawatan terdiri dari:
a. Analisa Data
adanya penumpukan
sekret Mokus dalam jumlah
DO : berlebihan
a. Sekresi pada mulut
b. sputum dalam jumlah
Eksudat dalam jalan alveoli
yang berebihan
c. Pernafasan spontan dan
Jalan nafas tidak efektif
ngorok
(aspiksia)
d. Pemeriksaan paruRR
24 x/ menit
40
2 DS: - Trauma Ketidakefektifan
DO: termoregulasi
tubuh
Ketidakefektifan
termoregulasi
DO: neurotransmiter
a. penurunan kerjasama
c. Penurunan SaO2
tidal
e. Dispnea Kehilanagan koordinasi otot
f. Peningkatan frekuensi besar dan kecil paru
jantung
g. Peningkatan gangguan
Keletihan otot pernapasan
otot aksesorius
41
4 DS: Spasme otot Intoleransi aktivitas
a. pasien mengatakan
b. Pasien mengatakan
c. Pasien mengatakan
tidak nyaman saat Kekakuan
beraktivitas
DO:
Immobilisasi
a. respon tekanan darah
abnormal terhadap
Intoleransi aktivitas
aktivitas
b. Ketidaknyamanan saat
beraktivitas
lemah
b. Pasien mengatakan
DO:
a. pasien tampak Nyeri akut
meringis kesakitan
42
6 DS : Indikasi trakheostomi Resiko infeksi
a. Pasien mengatakan
b. Pasien bisanya
mengatakan sulit
berbicara dan
mengeluarkan suara
c. Pasien biasanya
d. Sesak
DO :
a. pasien tampak
rahangnya kaku
berbicar a dan
mengeluarkan suara
c. Sulit menelan
b. Diagnosa Keperawatan
43
berebihan, Pernafasan spontan dan ngorok, Pemeriksaan
paru RR 24 x/ menit.
frekuensi jantung.
44
5) Nyeri akut berhubungan dengan Spasme otot,
5. Intervensi Keperawatan
yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan
45
Tabel 2.2: Intervensi Keperawatan
NOC NIC
2. Fruktasi suhu tubuh di atas dan die. Risk detektion b. Rencanakan monitoring suhu
4. Hipertensi panas yang diterima, dan kehilangan d. Monitor warna dan suhu kulit
6. Peningkatan frekuensi panas yang diterima, dan kehilangan f. Tingkatkan intake dan nutrisi
10. Penurunan suhu tubuh dibawah d. Temeperatur stabil : 36,5-37 0C. pentingnya pengaturan suhu
11. Kulit dingin, kulit hangat f. Tidak ada perubahan warna kulit. dari kedinginan
12. Pengisian ulang kapiler yang g. Glukosa darah stabil. i. Beritahu tentang indikasi
2. Flugtuasi suhu lingkungan k. Pengendalian resiko : paparan sinar j. Ajarkan indikasi dari
46
3. Penyakit matahari. hipotermi dan pemasangan
47
destruksi jaringan) sentral dan dressing sesuai
a. Wabah infeksi
penyakit menular
area epidema
panas, darinase
bedah
48
23. Motivasi masukan nutrisi
yang cukup
infeksi
obstruksi dari saluran pernapasan a. Mendemonstrasikan batuk efektif b. Auskultasi suara napas
untuk mempertahankan dansuara napas yang bersih, tidak ada sebelum dan sesudah
a. Tidak ada batuk bernapas dengan mudah, tidak ada keluarga tentang suctioning
c. Perubahan prekuensi napas b. Menunjukkan jalan napas yang paten ( menggunakan nasal untuk
d. Perubaha irama napas pasien tidak merasa tercekik, irama memfasilitasi suksion
f. Kusilitan berbicara atau normal, tidak ada suara napas e. Gunakan alat yang steril
49
g. Penuran bunyi napas c. Mampu mengidentifikasikan dan f. Anjurkan pasien untuk
i. Seputum dalam jumlah yang menghambat jalan napas. setelah kateter dikeluarkan
bila perlu
50
d. Hiper plasi dinding bronkial h. Lakukan suction pada mayo
keadaan keseimbangan
9. Gelsah
4. Kurang privasi
mengganggu
(mis.,edikasi,radiasi)
mempertahankan pernafasan yangc. Respiratory status : gas exchange b. Menjaga patensi jalan napas
51
tidak adekuat untuk menyokong d. Breathing pattern, ineffective c. Mengatur peralatan oksigen
5. Peningkatan frekuensi jantung alveolar dan perfusi jaringan didukung f. Secara berkala memeriksa
Faktor yang berhubungan udara keluar-masuk paru adekuat masker untuk hidung Garpu
1. Faktor metabolik e. Tanda vital : tingkat suhu tubuh, nadi, saat makan,sebagai ditoleransi
2. Keletihan otot pernafasan pernafasan, tekanan darah, dalam h. Amati tanda-tanda oksigen
pasien diangkut
mobilitas.
52
5 Nyeri akut NOC : NIC :
aktual atau potensial atau a. Mampu mengontrol nyeri (tahu frekuensi, kualitas, dan faktor
sedemikian rupa (internatioal teknik non farmakologi untuk b. Observasi reaksi non verbal
acocition for the study of pain) : mengurangi nyeri, mencari bantuan) dari ketidaknyamanan
awitan yang tiba-tiba atau lambat b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang c. Gunakan teknik komunikasi
dari integritas ringan hingga berat dengan menggunakan management terapeutik untuk mengetahui
diantisipasi taua diprediksi dan c. Mampu mengenali nyeri (skala, d. Kaji kultur yang
berlansung <6 bulan. intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) memepengaruhi respon nyeri
53
(mis.,gelisah, merengek, i. Kurangi faktor presipitasi
Alagesik administration :
a. Menetukan lokasi,
pemberian obat
54
d. Pilih obat analgesik yang
nyeri
optimal
yang harus atau yang ingin di a. Berpartispasi dalam aktivitas fisik yang tepat
55
Batasan karakterstik : darah, nadi, dan RR mengidentifikasi aktivitas
1. Respon tekanan darah abnormal b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang mampu di lakukan
2. Respon frekuensi jantung c. Tanda-tanda vital normal konsisten yang sesuai dengan
6. Menyatakan merasa letih i. Ststus respirasi : pertukaran gas dan e. Bantu untuk mendapatkan alat
56
6. Implementasi Keperawatan
(Hidayat, 2008).
2008).
7. Evaluasi
57
perawat melakukan pemeriksaan secara kritikal dan menyatakan
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
58
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. I
Umur : 78 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTP
DX Medis : Tetanus
Nama : Ny. D Y
Umur : 38 Tahun
59
Pendidikan : SLTA
C. PENGKAJIAN
2. Riwayat penyakit sekarang : Sejak dua hari yang lalu mulut sulit
dibuka, kejang –kejang, leher kaku, sulit bicara, perut kaku dan keras,
banyak air liur yang keluar dari mulut, klien sering mengerang
5. Genogram
60
Keterangan Laki-laki =
Perempuan =
Pasien / klien =
maupun cuaca
a. Sistem Pernapasan
paru
Perkusi : sonor
61
b. Sistem Kardiovaskuler
120/80 mmhg
Perkusi : pekak.
c. Sistem Persyarafan
hidungnya.
Nervus VIII :klien bisa mendengar bunyi detak jam pada telinga
lidah
62
d. Sistem Perkemihan
e. Sistem Pencernaan
pada perut
f. Sistem Muskuloskeletal
g. Sistim Endokrin
panas.
i. Sistim integument
63
j. Sistim imun dan hematologi
maupun jamur
terdapat perdarahan
k. Sistem Reproduksi
9. Pengkajian Fungsional
Fungsional
Oksigenasi Dua hari terakhir, klien sering merasa agak Merasa agak sesak, terpasang oksigen
sulit /sesak bernafas, tidak ada batuk, lembab melalui kanula sebanyak 4 liter/
lendir/air liur lebih banyak tapi agak sulit menit, saturasi oksigen : 98%
untuk ditelan/dikendalikan
Cairan dan Sulit membuka mulut, beberapa kali dicoba Masih tampak kesulitan membuka
Elektrolit minum/makanan cair, hanya habis 5 mulut, diberikan diet cair 6x 200 cc
64
Nutrisi Sulit membuka mulut, beberapa kali dicoba diberikan diet cair 6x 200 cc
susah payah,
Aman dan Klien dan keluarga merasa tidak nyaman Klien dan keluarga masih merasa
Nyaman dengan sakitnya, setelah berunding, khawatir dengan sakit yang di derita
akhirnya klien dibawa ke rumah sakit saat ini, klien ingin segera sembuh.
Eliminasi Sudah tiga hari belum bab. Sejak datang belum bab, perut terasa tidak
jalan dengan dipapah ke kamar mandi Klien menggunakan selang kencing, urine
jernih, 400cc/6jam
Aktivitas dan Selama 3 hari terakhir, praktis klien hanya Semenjak d rumah sakit, klien lemah dan
Istirahat dapat berbaring dan sesekali duduk d kursi. lebih banyak tertidur, saat bangun masih
Klien kesulitan dalam istirahat dan tidur sering terjadi kejang . kebutuhan sehari-
karena semakin seringnya terjadi kejang hari klien dibantu keluarga dan petugas
yang tiba-tiba
Psikososial keseharian klien adalah seorang yang rajin Klien kooperatif terhadap keluarga dan
unyuk pergi mengaji bersama para tetangga petugas, saat jam besuk ada beberapa
menengok klien.
bahasa yang digunakan adalah bahasa bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia dan bahasa sunda, namun saat Indonesia dan bahasa sunda, namun saat
65
semakin sulit membuka mulut, kadang semakin sulit membuka mulut, kadang
klien menggunakan bahasa isyarat saat klien menggunakan bahasa isyarat saat
berkomunikasi berkomunikasi
Seksual Klien seorang ibu yang melahirkan empat Klien seorang ibu yang melahirkan empat
orang anak, saat ini klien sudah orang anak, saat ini klien sudah
menopause. menopause.
Tidak ada kelainan orientasi seksual Tidak ada kelainan orientasi seksual
Nilai dan Klien dan keluarga menganut agama islam, Klien muslimah, melakukan ritual
Keyakinan melakukan ritual keagamaan dengan keagamaan dengan berbaring, klien dan
berbaring, klien dan keluarga yakin bahwa keluarga yakin bahwa ini adalah ujian dan
ini adalah ujian dan yakin dengan berdoa yakin dengan berdoa dapat segera
Belajar Klien dan keluarga dapat memahami Klien dan keluarga dapat memahami
tentang penyakit yang sedang dialami oleh tentang penyakit yang sedang dialami oleh
klien klien
a. Hasil Laboratorium
Hematocrit 36 37-43
66
Eritrosit 3,5 4-5
b. Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada
Tetagam 3x 250 ui IV
Diazepam 3x5mg IV
Ceftriaxone 1x2 gr IV
Metronidazole 3x1
D. ANALISA DATA
Jam
DO : Hilangnya
67
terpasang oksigen lembab melalui Akumulasi secret
tidak efektif
DO : Tetanoplasma
k/u lemah,CM
Risti cedera
68
23/10/18 DS : klien mengatakan “sulit menelan Clostridium tetani Resiko ketidak
menelan Hilangnya
50 cc saja
kebutuhan tubuh
Tetanoplasma
DO :
69
Nyeri diskala 4 (0-10) Neurotoksin
kaku” Eksotoxin
DO : Tetanoplasma
k/u lemah,CM
Hambatan mobilitas
fisik
70
23/11/18 DS : Clostridium tetani konstipasi
DO : Tetanoplasma
Neurotoksin
konstipasi
DIAGNOSE KEPERAWATAN
5. Risti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang.
71
Nama : Ny I Umur : 78 tahun No. Dokumen RM :0908960
Ruang : Seruni Kelas : tiga isolasi Tanggal : 23/11/2018
INTERVENSI
Hari Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
/Tgl/ Keperawatan
Jam
23/ Bersihan jalan nafas NOC : NIC :
10/ tidak efektifa. Respiratory status : ventilation Airway suction
18 berhubungan denganb. Respiratory status : airway patency Informasikan pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan
Jam Akumulasi secret Setelah dilakukan askep 3x24 jam, penggunaan suctioning
16. diharapkan Status respirasi: terjadi Monitor status O2 pasien
00 DS : kepatenan jalan nafas dg Kriteria Hasil: Airway management
klien mengatakan “ o Buka jalan napas, gunakan teknik chinlift atau jaw thrust bila
sering merasa sesak Indicator Kaji Targ perlu
dan banyak keluar air et o Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
liur” Pasien tidak sesak nafas 3 5 o Pasang mayo bila perlu
Kelurkan sekret dengan batuk atau suction bila perlu
auskultasi suara paru 3 5
DO : Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
k/u lemah,CM bersih RR
Berikan bronkodilator bila perlu
Banyak secret/mucus tanda vital dbn 3 5 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Klien terlihat sesak
Mampu mengidentifikasi 2 5 Monitor respirasi dan status O2 terapi
RR : 32x/menit, Ada
kan dan mencegah faktor
ronchi
yang dapat menghambat
N : 108x/menit, TD :
jalan napas
120/80 mmhg
terpasang oksigen
lembab melalui kanula
sebanyak 4 liter/ 1= Deviasi berat dari kisaran normal
menit, saturasi 2= Deviasi yg cukup2 berat dari kisaran
oksigen : 98% normal
72
3= Deviasi sedang dari kisaran normal
73
N : 108x/menit, TD : menggunakan ketidaknyamanan dari prosedur
120/80 mmhg manajemen nyeri Monitor vital sign sebelum dan sesudah
Kejang rangsang (+) Mampu mengenali nyeri 3 5 pemberian analgesik pertama kali
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda RR
nyeri)
Tidak mengalami 3 5
gangguan tidur
1= berat
2=cukup berat
3=sedang
4=ringan
5=tidak ada
74
23/ Konstipasi berhubungan NOC Konstipation atau impaction management
10/ dengan gangguan
18 neurologis Eliminasi usus - Monitor tanda dan gejala konstipasi
Jam DS : - Monitor pergerakan usus, frekuensi, konsistensi
16. Klien mengatakan “ Setelah dilakukan askep 3 x 24 jam pasien - Identifikasi diet penyebab konstipasi
00 sejak 3 hari sebelum tdk mengalami konstipasi dg kriteria : - Anjurkan pada pasien untuk makan buah-buahan dan
masuk RS, saya blm
Indikator Kaji Target makanan berserat tinggi
BAB, perut terasa tidak
nyaman” Pola 2 5 - Mobilisasi bertahap RR
DO : eliminasi - Anjurkan pasien u/ meningkatkan intake makanan dan cairan
perut tampak sedikit Kemudahan 3 5 - Evaluasi intake makanan dan minuman
distensi BAB Kolaborasi medis u/ pemberian laksan kalau perlu
perut teraba keras Pengeluaran 3 5
seperti papan feces tanpa
BU (+) 16x/ menit bantuan
1= Sangat terganggu
2= Banyak terganggu
3= Cukup terganggu
4= Sedikit terganggu
5= Tidak terganggu
75
23/ Hambatan mobilitas NOC : NIC :
10/ fisik berhubungan
18 gangguan Tingkat mobilitas Exercise therapy : ambulation
Jam neuromuscular Perawatan diri sehari - hari
16. DS : 1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon RR
00 Klien mengatakan “ Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien saat latihan
badan terasa kaku” selama 3x24 jam, diharapkan klien dapat 2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
melakukan pergerakan fisik dengan kriteria 3. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara
DO : mandiri sesuai kemampuan
hasil :
k/u lemah,CM
4. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
sering kejang, kaku Indicator Kaji Tar
kuduk, punggung kebutuhan ADLs ps.
get
Semenjak di rumah 5. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
Klien meningkat dalam 2 5
sakit, klien lemah dan bantuan jika diperlukan
aktivitas fisik
lebih banyak tertidur,
kebutuhan sehari-hari Mengerti tujuan dari 2 5
klien dibantu keluarga peningkatan mobilitas
dan petugas
Memverbalisasikan 2 5
perasaan dalam
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan
berpindah
76
1 = Sangat terganggu
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu
RR
NIC :
23/ Risti nutrisi kurang dari
10/ kebutuhan tubuh NOC : Nutrition Management
18 berhubungan dengan
Jam Nutritional Status : food and Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan
intake yang kurang
16. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
Kriteria Hasil :
00 DS : klien mengatakan dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
“sulit menelan ludah Indicator Kaji Targ Anjurkan os untuk meningkatkan intake Fe
maupun cairan yang et
lain” Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Mampu mengidentifikasi 2 5
DO : Berikan substansi gula
kebutuhan nutrisi
klien tampak kesulitan Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
dalam menelan Tidak ada tanda tanda 4 5 mencegah konstipasi
-diberikan diet cair malnutrisi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
6x 200 cc, namun dengan ahli gizi)
tiap penyajian hanya 1= sangat menyimpang dari rentang normal Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
habis 50 cc saja
IMT 24 2=banyak menyimpang dari rentang normal Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
77
3= cukup menyimpang dari rentang normal Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
4= sedikit menyimpang dari rentang normal
5= tidak menyimpang dari rentang normal Nutrition Monitoring
RR
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
78
23/ Risti cedera NOC : NIC :
10/ berhubungan dengan Kontrol resiko Manajemen lingkungan
18 gangguan fungsi Setelah dilakukan askep 3x24 jam, sediakan lingkungan yang aman untuk pasien RR
Jam psikomotor diharapkan cedera tidak terjadi, terjadi dg Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan
16. DS : Kriteria Hasil: kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
00 keluarga mengatakan hindarkan lingkungan yang berbahaya
“ ibu saya sering Indicator Kaji Targ pasang sidereal tempat tidur
kejang” et anjurkan keluarga untuk menemani pasien
Pasien terbebas dari 2 5 berikan penjelasan pada pasien dan keluarga/peengunjung
DO : cedera adanya perubahan status kesehatan
k/u lemah,CM Klien mampu menjelas 2 5 batasi pengunjung
RR : 32x/menit, Ada kan metode/cara untuk
kontrol lingkungan dari kebisingan
ronchi mencegah injuri/cedera
N : 108x/menit, TD : Mampu memodifikasi 2 5
120/80 mmhg gaya hidup untuk
Kejang rangsang (+) mencegah injuri
Mulut sulit dibuka Menggunakan fasilitas 2 5
kesehatan yang ada
Mampu mengenali 2 5
perubahan status
kesehatan
79
Nama : Ny I Umur : 78 tahun. No. Dokumen RM :0908960
Ruang : Seruni Kelas : tiga isolasi Tanggal : 23/11/2018
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
80
Memberikan Informasikan pada pasien dan Keluarga memahami
keluarga tentang kemungkinan penggunaan
suctioning
Memberikan injeksi ceftriaxone 1 gr/IV Tidak ada reaksi alergi terhadap
Metronidazole I fl obat injeksi tersebut
Se Nyeri akut Melakukan pengkajian nyeri secara Nyeri bila selesai kejang, diseluruh
nin berhubungan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, tubuh, klien sering mengerang
23/11 dengan: Agen durasi, frekuensi, kualitas dan faktor kesakitan setelah kejang, nyeri
/2018 injuri fisik, presipitasi diseluruh tubuh, menurut klien nyeri
d skala 4 (0-10), RR
nyeri seperti ditarik-tarik pada
seluruh otot
Melakuakn Observasi reaksi nonverbal dari Klien tampak meringis
ketidaknyamanan Tidak ada reaksi alergi terhadap obat
Memberi injeksi diazepam 5 mg dioplos injeksi tersebut
dalam dextrose 5% 100 cc diberikan via infus
Tetagam 1 ampul/IM Klien dan keluarga memahami
Mengajarkan tentang teknik non farmakologi: Dapat melakukan teknik relaksasi
napas dala, relaksasi, distraksi.
Kondisi ruangan nyaman,
Melakukan kontrol terhadap lingkungan yang
pencahayaan minimal, tidak bising
dapat mempengaruhi nyeri
81
Se Konstipasi Memoonitor tanda dan gejala konstipasi Klien mengatakan belum bab 3 hari
nin berhubungan Memonitor pergerakan usus, frekuensi, Bising usus 16x/m
23/11 dengan gangguan konsistensi
/2018 neurologis Klien minum jus pepaya setiap jam
menganjurkan pada pasien untuk makan RR
10.00
buah-buahan dan makanan berserat tinggi
Klien tampak bergerak miring
Menganjuran mobilisasi bertahap kanan/kiri
menganjurkan pasien u/ meningkatkan intake Klien tampak bnyak makan sayur
makanan dan cairan dan minum air hanat
Mengajarkan pasien dan keluarga tentang Klien dan keluarga di ajarkan tehnik
Se Hambatan miring kanan-kiri secara perlahan-
nin mobilitas fisik teknik ambulasi pasien dan bagaimana
lahan dan saat klien tidak sedang
23/11 berhubungan merubah posisi dan berikan bantuan jika dalam periode kejang/yang aman
/2018 gangguan diperlukan
neuromuscular. Memonitor vital sign sebelm/sesudah latihan Vital sign sebelum dan sesudah, ada
dan lihat respon pasien saat latihan peningkatan jumlah nadi
Sebelum latihan nadi=80x/menit,
setelah latihan nadi=100x/menit
Klien mampu miring kanan-kiri. RR
Mengkaji kemampuan pasien dalam
Bisa juga tempat tidur dinaikan
mobilisasi sampai 45 derajat
klien tidak bisa duduk tanpa
bantuan
Mendampingi keluarga dan Bantu pasien saat Keluarga kooperatif saat
mendampingi petugas membantu
82
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ADL klien
pasien
83
Seni Risti cedera
n berhubungan
23/11 dengan factor Menyediakan lingkungan yang aman untuk Ruangan isolasi,lampu di redupkan,
/2018 fisik : periode pasien pengunjung dan penunggu dibatasi
kejang.
DS:klien mengata Memasang sidereal tempat tidur Side rel tempat tidur selalu
Kan “sering terpasang
merasa sesak dan Menganjurkan keluarga untuk menemani Klien selalu ditemani oleh keluarga
banyak keluar air pasien Keluarga dan pengunjung mengerti,
liur” Mengontrol lingkungan dari kebisingan mereka minimal mendatangi klien, RR
DO :k/u kecuali yang bagian berjaga
lemah,CM Ruangan hampir selalu tertutup
Banyak secret atau
mucus Memberi injeksi diazepam 5 mg dioplos Tidak ada reaksi alergi terhadap
Klien terlihat dalam dextrose 5% 100 cc diberikan via obat injeksi tersebut
sesak infus
RR : 32x/menit, Tetagam 1 ampul/IM
Ada ronchi
N : 108x/menit,
TD : 120/80 mmhg
terpasang oksigen
lembab melalui
kanula sebanyak 4
liter/ menit,
saturasi oksigen :
98%
84
Nama : Ny I Umur : 78 tahun. No. Dokumen RM :0908960
Ruang : Seruni Kelas : tiga isolasi Tanggal : 23/11/2018
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
85
Melakukan auskultasi suara nafas Suara nafas ada ronchi
Memonitor respirasi dan status O2 terapi
Memberikan Informasikan pada pasien dan Keluarga memahami
keluarga tentang kemungkinan penggunaan
suctioning
Memberikan injeksi ceftriaxone 1 gr/IV Tidak ada reaksi alergi terhadap
Metronidazole I fl obat injeksi tersebut
Selas Nyeri akut Melakukan pengkajian nyeri secara Nyeri bila selesai kejang, diseluruh
a berhubungan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, tubuh, klien sering mengerang
24/11 dengan: Agen durasi, frekuensi, kualitas dan faktor kesakitan setelah kejang, nyeri
/2018 injuri fisik, presipitasi diseluruh tubuh, menurut klien nyeri
d skala 4 (0-10), RR
nyeri seperti ditarik-tarik pada
seluruh otot
Melakuakn Observasi reaksi nonverbal dari Klien tampak meringis
ketidaknyamanan
Memberi injeksi diazepam 5 mg dioplos Tidak ada reaksi alergi terhadap obat
dalam dextrose 5% 100 cc diberikan via infus injeksi tersebut
Tetagam 1 ampul/IM
Mengajarkan tentang teknik non farmakologi: Klien dan keluarga memahami
napas dala, relaksasi, distraksi. Dapat melakukan teknik relaksasi
Melakukan kontrol terhadap lingkungan yang
Kondisi ruangan nyaman,
dapat mempengaruhi nyeri
pencahayaan minimal, tidak bising
86
Selas Konstipasi Memoonitor tanda dan gejala konstipasi Klien mengatakan belum bab 3 hari
a berhubungan Memonitor pergerakan usus, frekuensi, Bising usus 16x/m
24/11 dengan gangguan konsistensi
/2018 neurologis Klien minum jus pepaya setiap jam
menganjurkan pada pasien untuk makan
10.00
buah-buahan dan makanan berserat tinggi
Klien tampak bergerak miring
Menganjuran mobilisasi bertahap kanan/kiri
menganjurkan pasien u/ meningkatkan intake Klen tampak bnyak makan sayur
makanan dan cairan dan minum air hanat
Mengajarkan pasien dan keluarga tentang Klien dan keluarga di ajarkan tehnik
Selas Hambatan miring kanan-kiri secara perlahan-
a mobilitas fisik teknik ambulasi pasien dan bagaimana
lahan dan saat klien tidak sedang
24/11 berhubungan merubah posisi dan berikan bantuan jika
dalam periode kejang/yang aman
/2018 gangguan diperlukan
neuromuscular. Memonitor vital sign sebelm/sesudah latihan Vital sign sebelum dan sesudah, ada
dan lihat respon pasien saat latihan peningkatan jumlah nadi
Sebelum latihan nadi=80x/menit, RR
setelah latihan nadi=100x/menit
Mengkaji kemampuan pasien dalam Klien mampu miring kanan-kiri.
Bisa juga tempat tidur dinaikan
mobilisasi sampai 45 derajat
klien tidak bisa duduk tanpa
bantuan
Keluarga kooperatif saat
87
Mendampingi keluarga dan Bantu pasien saat mendampingi petugas membantu
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ADL klien
Selas Risti nutrisi Mengkaji adanya alergi makanan Klien tidak ada alergi makanan
a kurang dari
Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk Diet cair 6x200 cc tinggi kalori
24/11 kebutuhan tubuh protein
/2018 menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien. Makanan cair yang disajikan
Meyakinkan diet yang dimakan mengandung habis satu porsi dan jus diberikan
tinggi serat untuk mencegah konstipasi dengan cara perlahan via NGT
Memberikan informasi tentang kebutuhan klien dan keluarga memahami
nutrisi pentingnya kebutuhan nutrisi RR
untuk pasien
Mengkaji kemampuan pasien untuk klien masih tampak kesulitan saat
membuka mulut dan menelan
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
kulit lembab, turgor sedang
Memonitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi,turgor kulit, kekeringan, rambut Tidak ada mual dan muntah
kusam, dan mudah patah
Memonitor mual dan muntah Asupan nutrisi kurang dari 50%
Memonitor kalori dan intake nuntrisi
88
DS:klien mengata Menganjurkan keluarga untuk menemani Klien selalu ditemani oleh keluarga
Kan “sering pasien
merasa sesak dan Mengontrol lingkungan dari kebisingan Keluarga dan pengunjung mengerti,
banyak keluar air mereka minimal mendatangi klien,
liur” kecuali yang bagian berjaga
DO :k/u Ruangan hampir selalu tertutup
lemah,CM Memberi injeksi diazepam 5 mg dioplos Tidak ada reaksi alergi terhadap
Banyak secret atau dalam dextrose 5% 100 cc diberikan via obat injeksi tersebut
mucus infus
Klien terlihat Tetagam 1 ampul/IM
sesak
RR : 32x/menit,
Ada ronchi
N : 108x/menit,
TD : 120/80 mmhg
terpasang oksigen
lembab melalui
kanula sebanyak 4
liter/ menit,
saturasi oksigen :
98%
89
Nama : Ny I Umur : 78 tahun. No. Dokumen RM :0908960
Ruang : Seruni Kelas : tiga isolasi Tanggal : 23/11/2018
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
90
Melakukan auskultasi suara nafas Suara nafas ada ronchi
Memonitor respirasi dan status O2 terapi
Memberikan Informasikan pada pasien dan Keluarga memahami
keluarga tentang kemungkinan penggunaan
suctioning
Memberikan injeksi ceftriaxone 1 gr/IV Tidak ada reaksi alergi terhadap
Metronidazole I fl obat injeksi tersebut
Rab Nyeri akut Melakukan pengkajian nyeri secara Nyeri bila selesai kejang, diseluruh
u berhubungan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, tubuh, klien sering mengerang
25/11 dengan: Agen durasi, frekuensi, kualitas dan faktor kesakitan setelah kejang, nyeri
/2018 injuri fisik, presipitasi diseluruh tubuh, menurut klien nyeri
d skala 4 (0-10),
nyeri seperti ditarik-tarik pada RR
seluruh otot
Melakuakn Observasi reaksi nonverbal dari Klien tampak meringis
ketidaknyamanan Tidak ada reaksi alergi terhadap obat
Memberi injeksi diazepam 5 mg dioplos injeksi tersebut
dalam dextrose 5% 100 cc diberikan via infus
Tetagam 1 ampul/IM Klien dan keluarga memahami
Mengajarkan tentang teknik non farmakologi: Dapat melakukan teknik relaksasi
napas dala, relaksasi, distraksi.
Kondisi ruangan nyaman,
Melakukan kontrol terhadap lingkungan yang
pencahayaan minimal, tidak bising
dapat mempengaruhi nyeri
91
Rab Konstipasi Memoonitor tanda dan gejala konstipasi Klien mengatakan belum bab 3 hari
u berhubungan Memonitor pergerakan usus, frekuensi, Bising usus 16x/m
25/11 dengan gangguan konsistensi
/2018 neurologis Klien minum jus pepaya setiap jam
menganjurkan pada pasien untuk makan
10.00
buah-buahan dan makanan berserat tinggi
Klien tampak bergerak miring RR
Menganjuran mobilisasi bertahap kanan/kiri
menganjurkan pasien u/ meningkatkan intake Klen tampak bnyak makan sayur
makanan dan cairan dan minum air hanat
Mengajarkan pasien dan keluarga tentang Klien dan keluarga di ajarkan tehnik
Rab Hambatan miring kanan-kiri secara perlahan-
u mobilitas fisik teknik ambulasi pasien dan bagaimana
lahan dan saat klien tidak sedang
25/11 berhubungan merubah posisi dan berikan bantuan jika
dalam periode kejang/yang aman
/2018 gangguan diperlukan
neuromuscular. Memonitor vital sign sebelm/sesudah latihan Vital sign sebelum dan sesudah, ada
dan lihat respon pasien saat latihan peningkatan jumlah nadi
Sebelum latihan nadi=80x/menit,
setelah latihan nadi=100x/menit
RR
Klien mampu miring kanan-kiri.
Mengkaji kemampuan pasien dalam
Bisa juga tempat tidur dinaikan
mobilisasi sampai 45 derajat
klien tidak bisa duduk tanpa
92
bantuan
Mendampingi keluarga dan Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs Keluarga kooperatif saat
mendampingi petugas membantu
pasien
ADL klien
Rab Risti nutrisi Mengkaji adanya alergi makanan Klien tidak ada alergi makanan
u kurang dari Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk Diet cair 6x200 cc tinggi kalori
25/11 kebutuhan tubuh menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang protein
/2018 dibutuhkan pasien.
Meyakinkan diet yang dimakan mengandung Makanan cair yang disajikan RR
tinggi serat untuk mencegah konstipasi habis satu porsi dan jus diberikan
dengan cara perlahan via NGT
Memberikan informasi tentang kebutuhan
klien dan keluarga memahami
nutrisi
pentingnya kebutuhan nutrisi
untuk pasien
Mengkaji kemampuan pasien untuk klien masih tampak kesulitan saat
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan membuka mulut dan menelan
Memonitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi,turgor kulit, kekeringan, rambut kulit lembab, turgor sedang
kusam, dan mudah patah
Tidak ada mual dan muntah
Memonitor mual dan muntah
Memonitor kalori dan intake nuntrisi Asupan nutrisi kurang dari 50%
93
Menyediakan lingkungan yang aman untuk
Rab Risti cedera pasien Ruangan isolasi,lampu di redupkan,
u berhubungan pengunjung dan penunggu dibatasi
25/11 dengan factor Memasang sidereal tempat tidur
/2018 fisik : periode Side rel tempat tidur selalu
kejang. Menganjurkan keluarga untuk menemani terpasang
DS:klien mengata pasien Klien selalu ditemani oleh keluarga
Kan “sering Mengontrol lingkungan dari kebisingan
merasa sesak dan
banyak keluar air Keluarga dan pengunjung mengerti,
liur” mereka minimal mendatangi klien,
DO :k/u Memberi injeksi diazepam 5 mg dioplos kecuali yang bagian berjaga RR
lemah,CM dalam dextrose 5% 100 cc diberikan via Ruangan hampir selalu tertutup
Banyak secret atau infus Tidak ada reaksi alergi terhadap
mucus Tetagam 1 ampul/IM obat injeksi tersebut
Klien terlihat
sesak
RR : 32x/menit,
Ada ronchi
N : 108x/menit,
TD : 120/80 mmhg
terpasang oksigen
lembab melalui
kanula sebanyak 4
liter/ menit,
saturasi oksigen :
98%
94
Nama : Ny I Umur : 78 tahun No. Dokumen RM : 0908960
Ruang : Seruni Kelas : tiga isolasi Tanggal : 25/11/2018
LEMBAR EVALUASI
95
P : Intervensi dilanjutkan, lakukan pemasangan gudel dan suction kalau perlu
Rabu, 25/11/ Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, maka didapatkan :
2018 S : klien sering mengerang kesakitan setelah kejang, nyeri diseluruh tubuh,
Jam 20.00 menurut klien nyeri d skala 4 (0-10), seperti ditusuk-tusuk.
O : k/u lemah,CM, Klien meringis kesakitan, Nyeri diskala 3 (0-10)
Klien sering kejang ,RR : 32x/menit, Ada ronchi, N : 108x/menit, TD :
120/80 mmhg, Kejang rangsang (+)
A: Nyeri belum teratasi, dengan kriteria RR
96
4=ringan
5=tidak ada
P : intervensi dilanjutkan, kolaborai untuk pemberian analgetik
Rabu, 25/11/ Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, maka didapatkan :
2018 S : Klien mengatakan “ sejak 3 hari sebelum masuk RS, saya blm BAB, perut
Jam 20.00 terasa tidak nyaman”
O : perut tampak sedikit distensi, perut teraba keras seperti papan,BU (+) 16x/
menit
A : Konstipasi belum teratasi, dengan kriteria :
1= Sangat terganggu
2= Banyak terganggu
3= Cukup terganggu
4= Sedikit terganggu
5= Tidak terganggu
P : Intervensi dilanjutkan, kolaborasi untuk pemberian obat pencahar
97
Rabu, 25/11/ Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, maka didapatkan :
2018 berhubungan gangguan S : Klien mengatakan “ badan masih terasa kaku”
Jam 20.00 neuromuscular. O : k/u lemah,CM, kejang berkurang, kaku kuduk dan punggung. Ssemenjak
di rumah sakit, klien lemah dan lebih banyak tertidur, kebutuhan
sehari-hari klien masih dibantu keluarga dan petugas
A : Hambatan mobilitas fisik masih terjadi, dengan kriteria
1= Sangat terganggu
2= Banyak terganggu
3= Cukup terganggu
4= Sedikit tergnggu
5= Tidak terganggu
P : Intervensi keperawatan dilanjutkan, bantu klien meningkatkan aktifitas
fisik
98
Rabu, 25/11/ Risti ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, maka didapatkan :
2018 kurang dari kebutuhan tubuh S : klien mengatakan “sulit menelan ludah maupun cairan yang lain”
Jam 20.00 O : klien menghabiskan nutrisi cair yang diberikan via NGT
A : Risti ketidakseimbangan nutrisi tidak terjadi,namun dalam observasi,
dengan kriteria
Indicator Kaji Target Saat ini
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 1 5 5
RR
1= sangat menyimpang dari rentang normal
2=banyak menyimpang dari rentang normal
3= cukup menyimpang dari rentang normal
4= sedikit menyimpang dari rentang normal
5= tidak menyimpang dari rentang normal
P : Intervensi dilanjutkan, beri makan sesuai diitnya melalui NGT
Rabu, 25/11/ Risti cedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, maka didapatkan :
2018 S : klien mengatakan “ sesak berkurang dan keluar air liur masih banyak”
Jam 20.00 O : k/u lemah,CM, secret/mucus berkurang, Klien terlihat agak sesak
RR : 30x/menit, ronchi masih ada, N : 90x/menit, TD : 120/80 mmhg, RR
terpasang oksigen lembab melalui kanula sebanyak 5 liter/ menit, saturasi
99
oksigen : 98%, klien masih sering kejang secara periodik
A : cedera tidak terjadi, dengan indikator
Indicator Kaji Target Saat
ini
Pasien terbebas dari cedera 2 5 5
Klien mampu menjelas 2 5 5
kan metode/cara untuk mencegah injuri/cedera
Mampu memodifikasi gaya hidup untuk 2 5 5
mencegah injuri
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada 2 5 5
RR
100
BAB IV
PEMBAHASAN
antara teori dan kasus yang ada dilapangan dalam pelaksanaan asuhan
yang ada diteori dan sama ditemukan dikasus adalah dimulai dari lubang
digigi yang sering korek dengan peniti karatan, menyebabkan infeksi gigi dan
kuman clostridium tetani masuk kedalam tubuh, membentuk spora dan spora
klien menderita tetanus. Untuk sel darah merah yang lisis pada teori karena
pemeriksaan eritrosit.
101
B. Data fokus pengkajian keperawatan
perbeaannya adalah pertama yaitu keluhan utama yang sering menjadi alasan
sesak nafas. Ini dimungkinkan karena sebenarnya klien sudah sakit sejak dua
hari yang lalu, dibuktikan dengan pernyataan keluarga bahwa klien sejak dua
hari yang lalu mulut sulit dibuka, kejang –kejang, leher kaku, sulit bicara,
perut kaku dan keras, banyak air liur yang keluar dari mulut klien, hal ini
kedua pada pemeriksaan tanda vital diteori terdapat suhu tubuh meningkat 38
clostridium tetani, dalam kasus ini gigi berlubang yang sering dikorek
aktifitas.
Pada pemeriksaan fisik mulai dari mulut, leher, ada, abdomen dan
102
C. Diagnosa keperawatan
Pada diagosa keperawatan yang sama antara teori dan kasus adalah :
akut berhubungan dengan agen cedera fisik, sementara yang berbeda pada
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang.
D. Intervensi keperawatan
dasarnya sama, karena intervensi yang dibuat mengacu pada teori yang ada.
E. Implementasi keperawatan
103
F. Evaluasi keperawatan
sebagian telah teratasi, dan masih ada intervensi yang harus dilanjutkan agar
104
BAB V
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
maka dapat diambil kesimpulan dari makalah ini adalah hasil dari
B. SARAN
a. Bagi Perawat
c. Bagi Masyarakat
105
d. Bagi Institusi Pendidikan
e. Bagi Penulis
selama pendidikan.
106
DAFTAR PUSTAKA
Rampengan, T.H. 2017. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC.
107