Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk dan struktur yang paling
sempurna dibanding mahluk-mahluk lainnya (QS, 95:4). Hal ini dikarenakan
manusia dikaruniai akal, dan dengan akal itulah manusia bisa bernalar dan
mengembangkan peradaban. Dengan kelebihan potensi akal yang dimiliki
manusia, manusia juga dibebani tugas yang lebih berat dibanding mahluk
lainnya yaitu untuk beribadah kepada Allah sang Pencipta (QS, 51:56).
Amanah ibadah yang diemban manusia adalah sebagai wakil Allah di muka
bumi (khalifatul fil-ardy) dan sebagai pemelihara bumi (riayatul ardy). Tugas
ini merupakan tugas yang berat, dan manusia akan diminta
pertanggungjawaban kelak di akhirat. Untuk menjalankan tugas yang berat
manusia perlu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya secara baik.
Dalam pandangan islam perawat merawat pasien dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa, agama, budaya dan lain
sebagainya. Pandangan islam dalam merawat pasien dengan berbagai latar
belakang agama, suku, budaya adalah topik yang jarang untuk dibahas,
padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh di dalam pelayanan keperawatan,
hal ini terbukti dengan di dalam keperawatan kita juga mengenal tentang
kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan
agama).
Kita sebagai umat islam terkadang tidak mengetahui bagaimana
pandangan Islam dalam merawat pasien dengan berbagai macam latar
belakang, kita hanya berpikir islam adalah agama. Sebenarnya banyak sekali
yang kita belum ketahui tentang islam. Islam merupakan salah satu agama
yang bahas seluruh aspek kehidupan misalnya dalam hal merawat pasien
dalam berbagai perbedaan latar belakang yang dimiliki.
Mengingat banyaknya faktor berbagai macam latar belakang agama, suku
serta budaya pasien maka perlu pengetahuan pula pandangan agama islam
tentang bagaimana perawat merawat pasien dengan berbagai macam latar

1
belakang ini. Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan medis.Pelayanan kesehatan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan
masyarakat sebagai tujuannya.Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya
dan kegiatan pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanan medis
dengan individu yang membutuhkannya. Sebagai seorang praktisi
keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan dari
asuhan keperawatan dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan pandangan syariat islam.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dimensi keperawatan dalam islam?
2. Bagaimana mulianya profesi perawat dalam islam ?
3. Bagaimana perawatan spiritual dalam perspektif islam ?
4. Bagaimana pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan ?
1.3 Tujuan
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi yang
meliputi :
1. Mahasiswa mampu memahami tentang dimensi keperawatan dalam islam.
2. Mahasiswa mampu memahami tentang mulianya profesi perawat dalam
islam.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang perawatan spiritual dalam
perspektif islam.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang pendekatan holistik dalam asuhan
keperawatan.

1.4 Manfaat

1. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan tentang sikap seorang perawat yang islami dan
penatalaksanaan serta meningkatkan keterampilan dan wawasan.

2
2. Bagi Pembaca
Memperoleh dan menambah wawasan mengenai sikap seorang perawat
yang islami.
3. Bagi FKK

Bahan masukan bagi calon perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan


keperawatan dengan sikap perawat yang islami.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Dimensi Keperawatan dalam Islam

3
Dimensi Islam yang dimaksud disini adalah tentang sisi keislaman
seseorang, yaitu iman, dan ihsan. Dimensi Islam berawal dari sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Imam Muslim dalam masing-Masing
kitab shahihnya. Nurkholish Majid menyebutnya sebagai trilogy ajaran Ilahi.
Artinya :
"Nabi Muhammad SAW keluar dan (berada di sekitar sahabat)
seseorang, datang menghadap beliau dun bertanya : "Hai Rasul Allah. apakah
yang dimaksud dengan Iman? Beliau menjawab : "Iman engkau, percayaa
kepada Allah, Malaikai-Nya. Kitabnya, pertenman denga-Nya pura utusan-
Nya dan percaya kepada kebangkitan. Laki-laki itu kemudian bertanya lagi
“apakah yang dimaksud dengan islam? Beliau inenjawah : “Islam adalah
engkau menyembah Allah dan tidak musryik kepada-Nya engkau tegakkan
sholat yang wajib dan engkau berpuasa pada bulan ramadhan”. Laki-laki itu
kemudian bertaya lagi “ apakah yang dimaksud dengan ihsan? " Nabi
Muhammad SAW menjawab "Engkau sembah Tuhan seolah-olah engkau
melihat-Nya apabila engkau tidak melihat-Nya maka(engkau berkeyakinan)
bahwa Dia melihatmu. ' (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadits di atas dapat diambil simpulan bahwa iman, islam, dan
ihsan dapat di bedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Antar satu dengan
lainnya memiliki keterikatan. Setiap pemeluk agama Islam mengetahui
dengan pasti bahwa Islam tidak abash tanpa Iman dan iman tidak sempurna
tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan mustahil tanpa iman, dan iman juga mustahil
tanpa islam.

Ibnu Taimiah nenjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsur,
yaitu islam, iman. dan ihsan. Dalam tiga unsur tersebut terselip makna
tingkatan orang mulai dengan islam, kemudian berkembang kearah iman, dan
memuncak dalam ihsan.
Imam Al-Syahrastani (t.th: 40-1) dalam kitabnya Al-Afinal wa At-
Nihal Menjelaskan bahwa islam adalah menyerahkan diri secara lahir. Oleh
karena itu, baik mukmin maupun munafik adalah muslim. Sedangkan iman

4
adalah pembenaran terhadap Allah, para utusan-Nya. kitab-kitab-Nya, hari
kiamat dan menerima Qadla dan qadar. Integrasi antara islam dan iman
adalah kesempurnaan (aL-kamal). Atas dasar penjelasan tersebut Al-
Syahrastani juga menunjukkan bahwa islam adalah mabda’ (pemula). Iman
adalah wasath (menengah), dan ihsan adalah al-kamal (kesempurnaan).
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan
kesehatan.Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan
melaksanakan aktivitas lainnya.Ajaran Islam yang selalu menekankan agar
setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi
Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu
sehat tidaknya seseorang.“Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang
halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang
beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu
(QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja makanan yang halal, tetapi
juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya,
kualitasnya maupun ukuran atau takarannya.Makanan yang halal bahkan
sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan. Sebagian besar
penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita
sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat
Nabi Muhammad Saw adalah memelihara makanan dan ketika makan,
porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan,
air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam
sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang
kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di
sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat
menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan
batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab

5
selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari
lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan
menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa.
Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa
alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain. “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal
dari pekerjaan dan risiko perjalanan.Sekarang ini kecelakaan kerja masih
besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja.Lalu lintas
jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga
kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar
setelah wabah penyakit dan peperangan.
Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness) yang diyakini
mempunyai dampak terhadap status kesehatan manusia. Anspaugh (dalam
Kozier, 2010) menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan, ada lima dimensi yang saling terkait dan ketergantungan dan
dimiliki oleh tiap individu, yaitu :

1. Dimensi Fisik

Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, pencapaian


kesehatan, memelihara nutrisi secara adekuat dan berat badan ideal, terhindar
dari ketergantungan obat dan alkohol atau rokok serta secara umum
melakukan kebiasaan hidup positif.

2. Dimensi Sosial

Terkait dengan kemampuan seseorang berinteraksi secara baik dengan


orang lain dan lingkungan, membina dan memelihara keakraban dengan orang
lain serta menghargai dan toleransi terhadap kepercayaan yang berbeda.

3. Dimensi Emosional

6
Menekankan bahwa individu memiliki kemampuan untuk menghadapi
stres dan mengekspresikan emosi dengan baik. Kesejahteraan emosional, bila
dapat mengenal, menerima dan mengekspresikan perasaan dan kekurangan
orang lain.

4. Dimensi intelektual

Terkait dengan kemampuan seseorang untuk belajar dan menggunakan


karier. Kesejahteraan intelektual meliputi usaha meneruskan pertumbuhan dan
belajar menghadapi masalah baru secara efektif.

5. Dimensi Spiritual

Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti : alam, ilmu, agama
atau kekuatan yang lebih tinggi yang membantu manusia mencapai tujuan
kehidupan. Meliputi moral, nilai dan etik yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan konsep diatas, dapat dijelaskan bahwa seorang perawat dalam


merawat pasien harus memandang sebagai satu kesatuan yang utuh. Bagian-
bagian atau dimensi saling berinteraksi dan apabila terjadi gangguan pada
salah satu bagian akan mempengaruhi keseimbangan dan keutuhan kesatuan
tersebut.

2.2 Mulianya Profesi Perawat dalam Islam

Akhlak mulia adalah suatu yang harus dimiliki setiap manusia. Dalam
menjalankam hubungan vertikal maupun hubungan horizontal, seorang perlu
menggunakan akhlak mulia. Akhlak menurut Mubarok ialah keadaan batin
seoranb yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir
dengan mudah tanpa memikirkam untung dan rugi. Orang yang berakhlak
baik akan melakukan kebaikan secara spontan tanpa pamrih apapun.
demikian juga orang yang berakhlak buruk, melakukan keburukan secara
spontan tanpa memikirkan akibat bagi dirinya maupun yang dijahati. dari

7
pengertian tersebut menunjukkan bahwa akhlak bisa saja berkonotasi baik
dan buruk.

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk


pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.

Menurut keislaman adalah suatu Manifestasi dari ibadah yang


berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan dan amal
serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang
kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk di masyarakat hanya dengan


pelajaran, dengan intruksi-intruksi dan larangan-larangan. Sebab tabiat jiwa
untuk menerima keutamaan-keutamaan itu tidak cukup seorang guru
mengatakan : "kerjakan ini kerjakan ini". Menanamkan sopan santun yang
berbuah sangat memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada
pendekatan yang lestari.

Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout


(l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali
menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan
terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap penyakit
menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan
bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya
para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki
kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah
institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya. Islam tidak
membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia

8
mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan
orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab
khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa
al-thib).
Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan
dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui
mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati
penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya.
Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan
keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang
mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya. Allah berfirman:
Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil qalam, allamal insana ma lam
ya’lam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia
dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia
segala apa yang tidak diketahuinya. QS al-Alaq: 3-5). Melalui ayat ini Allah
menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan
anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan,
melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb. Ini terbukti dengan
semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin
terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.
Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah
perintah agama kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang
diwakili oleh beberapa institusi untuk melayani kebutuhan kesehatan dan
pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa kecuali,
tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban
ini merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para
dokter dan perawat dalam berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam hal ini
merupakan kewajiban negara terhadap warganegaranya.

2.4 Perawatan Spiritual dalam Perspektif Islam

9
Perawatan spiritual atau ruhani dalam pandangan para ulama Islam
merupakan proses berkelanjutan sepanjang kehidupan manusia.Islam
mengajarkan bagaimana manusia menjalani kehidupan dari mulai
menyiapkan generasi penerus yang masih berupa janin didalam kandungan,
kemudian lahir sebagai seorang bayi, menjadi anak, dan tumbuh menjadi
dewasa, sampai menjelang ajal tiba.Dengan melaksanakan ajaran Islam
secara totalitas sesuai tuntunan Qur’an dan Sunnah Rasul, maka manfaat yang
diperoleh adalah diantaranya terpeliharanya kesehatan baik fisik, mental,
sosial, dan spiritual.

Mengingat manusia pada awalnya dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka


tujuan perawatan spiritual Islam adalah bagaimana mengembalikan manusia
kedalam fitrahnya agar bias mengenal Tuhannya, melaksanakan segala
perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.Namun, kerena kehidupan
manusia tidaklah steril dari kotoran atau penyakit, maka metoda yang
dianjurkan para ulama dalam menjaga kefitrahan diri adalah dengan
melakukan penyucian jiwa (Tazkiyat an-nafs). Tazkiyah merupakan dasar
untuk peningkatan dan pengembangan keperibadian.Tazkiyah juga
merupakan proses panjang, proaktif, perjuangan yang sulit dalam
mengembalikan kedudukan manusia kedalam kontrak semula antara mahluk
dan Khalik (Allah). Allah SWT berfirman:

“…..Dan barang siapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia


menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri, Dan kepada Allah lah tempat
kembali (QS 35:18)”

Memperbaiki, dan meneguhkan akidah, ibadah, menghindari hal-hal yang


dilarang, senantiasa mengingat kekuasaan Yang Maha Pencipta, dan
mentafakuri segala ciptaan Allah, merupakan jalan tazkiyah yang dapat
meningkatkan kepribadian, berakhlak karimah, asertif, dan percaya diri.
Hidup ditengah-tengah lingkungan yang sarat dengan nilai kebenaran dan
keshalihan sangat diperlukan untuk memotivasi penyucian jiwa.Islam adalah
agama amal, mencapai tazkiyah pun melalui amal perbuatan yang nyata.

10
Dalam kondisi seseorang sedang ditimpa musibah berupa sakit, maka
Islam memberikan bimbingan bagaimana menyikapi sakit dengan senatiasa
berhusnudzan kepada Allah, berserah diri kepada Allah, mengingat Allah
(dizkr), sabar, berdo’a dan berupaya dengan jalan yang diridhai Allah.
Perawat yang sehari-hari merawat pasien yang sakit sangat berperan dalam
memberikan bimbingan rohani sesuai batas kemampuan atau berupaya
memfasilitasi tkebutuhan-kebutuhan rohiyah bagi pasien yang sedang
sakit.Beberapa intervensi yang bias dikembangkan oleh perawat dalam
membantu memenuhi kebutuhan rohiyah pasien adalah diantaranya dengan
mengucapkan salam kepada Pasien, menunjukan sikap ramah, kasih sayang,
perhatian, mendo’akan klien, memberikan tausiah, meluangkan waktu untuk
berdiskusi dengan klien, menghadirkan petugas kerohanian, memberikan
bimbingan sakaratulmaut, serta menata kondisi lingkungan yang kondusif
untuk terpenuhinya kebutuhan rohiyah pasien.

Factor-factor perawat diyakini sudah ada dari jaman nabi, berikut


factor-factor perawat merupakan tugas perawat yang mulia dalam prefektif
islam:

1. Zaman NabiAdam, A.S


Sebagairnana dalam Al qur'an Allah berfirman Dari firman Allah
tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi awal mulanya konsep perawatan
jenazah. [ QS. AI Maidah (6) : 31]

2. Zaman NabiAyub AS
Ketika nabi Ayub terkena penyakit kulit,istrinya bernama Siti
Rahrnah selalu merawat suaminya siang dan malam, untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi nabi ayub AS Siti Rahmah menukar gulungan rambut
dengan empat potong roti. Setelah itu Siti Rahmah berkata : wahai
Tuhanku sesungguhnya perlakuanku ini hanya karena taatku kepada
suamiku dan untuk memberikan makan kepada nabi-Mu, maka telah saya
jual gulungan rambutku. Nabi Ayub berdoa kepada Allah agar
penyakitnya di berikan kesembuhan. Firman Allah : [QS. Shaad (38) : 41.]

11
3. Zaman NabiIsa as
”(Ingatlah, ketika Allah menyatakan : " Hai Isa putra Maryaam,
ingatlah nilmat-Ku kepadamu dan kepada Ibumu diwaktu Aku
menguatkan kamu dengan ruhul Qudus. Kamu dapar berbicara dengan
manusia diwaktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan ( ingatlah )
diwaktu aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (
Ingatlah pula ) diwaktu kamu membentuk dari tanah ( suatu bentuk ) yang
berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, Ialu
bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan se izin-ku. Dan
(ingatlah) waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam
kandungan ibu dan yang berpenyakit sopak dengon seizin-Ku, dan (
ingatiat diwaktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur ( menjadi
hidup ) dengan seizin-Ku, dan ( ingatlah ) diwaktu Aku menghalangi boni
lsrail ( dari keinmginan mereka membunuh kamu ) dikala kamu
mengemukakan kepada mereka keterangan- keterangan yang nyata, lalu
orang- orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir
yang nyata " [QS. Al-Maidah (5) :110].

4. Zaman nabiMuhammad SAW


Pada saat nabi Muhammad SAW menyiarkan agama Allah, banyak
kaum wanita menarik suami untuk ikut berjuang dan berperang dan para
wanita tersebut mengikuti perjalanan, selama perjalanan mereka tekun
dalam memberikan pertolongan serta pengobatan kepada pasukan yang
terkena luka dan sakit dalam peperangan. Adapun wanita yang berbai'at
kepada Rasullah adalah : Rubiyi binti Mu'awidz Rubiyi adalah seorang
sahabat wanita yang ikut serta meriwayatkan hadist dari Rasullah . Peran
Rubiyi dalam peperangan dapat diketahui dari riwayat Imam Bukhori,
Nasai dan abu Muslim Al Kajji yaitu bertugas memberi minum kepada
mereka yang berperang, melayani mereka, mengobati yang terluka,serta
membawa orang- orang yang gugur ke madinah

12
2.5 Pendekatan Holistik dalam Asuhan Keperawatan

Salah satu teori yang mendasari praktik keperawatan profesional adalah


memandang manusia secara holistik, yaitu meliputi dimensi fisiologis,
psikologis, sosiokultural dan spiritual sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik ini merupakan salah
satu konsep keperawatan yang harus di pahami oleh perawat agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Selain
konsep holistik salah satu teori model keperawatan yang menunjang
perkembangan keperawatan adalah teori model adaptasi Sister Callista Roy,
yang juga memandang manusia sebagai mahluk yang holistik. Teori adaptasi
ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien
untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
Dalam proses adaptasi ini, Roy juga memandang manusia secara holistik
yang merupakan satu kesatuan. Melalui uraian di atas, penulis akan
membahas konsep holistik dalam keperawatan melalui pendekatan model
adaptasi Sister Calista Roy. Tujuan penulisan ini agar dapat dipahami konsep
holistik yang merupakan salah satu dasar ilmu keperawatan dan mengkaji
lebih jauh keterkaitan antara konsep holistik dengan model adaptasi dari
Sister Calista Roy.

2.5.1 Konsep Holistik

Beauty Neuman (dalam, Marriner Tomey, 1994) mengubah istilah


holistik menjadi wholistik yang makna dan pengertiannya sama, yaitu
memandang manusia (pasien) sebagai suatu keseluruhan yang bagian-
bagiannya saling mempengaruhi dan berinteraksi secara dinamis.
Bagian-bagian tersebut meliputi fisiologi, psikologis, sosiokultular dan
spiritual. Perubahan istilah tersebut untuk meningkatkan pemahaman
terhadap manusia secara keseluruhan

13
Kozier (1995), mengemukakan bahwa dalam holistik, memandang
semua kehidupan organisme sebagai interaksi. Gangguan pada suatu
bagian akan mengganggu sistem secara keseluruhan. Dengan kata lain
adanya gangguan pada salah satu bagian akan menimbulkan dampak
pada keseluruhan.

Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994) juga


mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia
adalah individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem
yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait
dengan pembawaan yang berhubungan dengan keturunan dan
pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan
unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi
dan mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsitem ini
tidak dapat dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holism.

Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness) yang diyakini


mempunyai dampak terhadap status kesehatan manusia. Anspaugh
(dalam Kozier, 1995) menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraan, ada lima dimensi yang saling terkait dan
ketergantungan dan dimiliki oleh tiap individu, yaitu :

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pandangan islam perawat merawat pasien dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa, agama, budaya
dan lain sebagainya. Pandangan islam dalam merawat pasien dengan
berbagai latar belakang agama, suku, budaya adalah topik yang jarang
untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh di dalam

14
pelayanan keperawatan, hal ini terbukti dengan di dalam keperawatan kita
juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar
dapat disamakan dengan agama).
Mengingat banyaknya faktor berbagai macam latar belakang
agama, suku serta budaya pasien maka perlu pengetahuan pula pandangan
agama islam tentang bagaimana perawat merawat pasien dengan berbagai
macam latar belakang ini. Keperawatan secara umum dapat dibagi dua,
yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis.Pelayanan kesehatan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik
terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya.Sedangkan pelayanan
medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual
antara para ahli pelayanan medis dengan individu yang membutuhkannya.
Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional
sesuai fungsi dan tujuan dari asuhan keperawatan dengan demikian dapat
tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan
pandangan syariat islam.
3.2 Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang
sikap perawat yang islami. Walaupun dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Daftar Pustaka
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional . Jakarta:
Trans Info Media Pro-Health.
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas
Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan
Anesia Ayu Kusuma Pratiwi . 2010. Sejarah & Perkembangan Keperawatan
di Dunia. http://amelia.student.umm.ac.id. Last update 29 September
2019

15
Besti. 2007. Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam
(Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad)
http://bestifyna04.multiply.com/journal/item/23?&show_interstitial=1&u=%2
Fjournal%2Fitem. Last update 28 September 2019

16

Anda mungkin juga menyukai