TENTANG
c. bahwa.....
2
Indonesia.....
Indonesia.....
3
Penyalahgunaan......
4
24. Keputusan.....
5
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
2. Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan terapi secara
terpadu untuk membebaskan Pecandu Narkotika dari
ketergantungan Narkotika.
3. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu
Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Pascarehabilitasi adalah bagian dari rehabilitasi sosial berupa
pembinaan lanjut dalam bentuk pendampingan, peningkatan
ketrampilan dan dukungan produktivitas agar mampu menjaga
kepulihan......
6
13. Rehabilitasi.....
7
Pasal 2
2. Tujuan.....
8
BAB II
KEGIATAN DAN PROSES
PENINGKATAN KEMAMPUAN
Pasal 3
a. penguatan lembaga;
c. fasilitasi lembaga.
Pasal 4
d. magang;
a. rawat.....
9
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
a. persiapan;
b. pelaksanaan.....
10
b. pelaksanaan;
c. pembiayaan;
d. pelaporan; dan
e. monitoring dan evaluasi.
Pasal 8
Pasal 9
(2) Legalitas.......
11
(2) Legalitas formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi lembaga
rehabilitasi milik pemerintah/pemerintah daerah antara lain :
a. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan
kesehatan untuk penyelenggaraan rehabilitasi medis; dan
b. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan sosial
dalam hal penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
(3) Legalitas formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi lembaga
rehabilitasi milik masyarakat meliputi:
a. akte notaris;
b. ijin operasional dari dinas/instansi terkait;
c. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan
kesehatan untuk penyelenggaraan rehabilitasi medis; dan/atau
d. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan sosial
dalam hal penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
(2) Lembaga.....
12
Pasal 13
d. Balai Pemasyarakatan.
Pasal 14.....
13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
(2) Lembaga.....
14
Pasal 17
BAB III
PELAPORAN
Pasal 18
(3) Laporan.....
15
Pasal 19
BAB IV
Pasal 20
Pasal 21......
16
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 24
Pembiayaan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi yang
diberikan oleh Badan Narkotika Nasional dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 25
a. pembiayaan.......
17
lembaga.....
18
BAB VI
LAIN-LAIN
Pasal 26
Lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang memberikan
layanan rehabilitasi dan belum memenuhi persyaratan legalitas formal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diberikan jangka waktu paling
lama satu tahun untuk mengurus persyaratan tersebut dalam tahun
anggaran berjalan.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Kepala BNN ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Maret 2015
KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,
ttd
ANANG ISKANDAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 770
19