Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS ANALISA SWOT

Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Komunitas

Dosen Pengampu : Ns. Jun Absa, S.Kep


Di susun Oleh :
Kelompok 3
1. Nabila Amelia (171440114)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul Tugas Keperawatan Komunitas Analisa SWOT dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas. Dalam penulisan
makalah ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah meng-anugerahkan kesehatan kepada kami
semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
2. Bapak Ns. Jun Absa, S.Kepyang telah membimbing kami dalam
penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
pembuatan maupun isi dalam makalah ini. Namun kami berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai Analisa
SWOT. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Pangkalpinang, 24 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................. iii
PEMBAHASAN ............................................................................ 1
A. Kasus .......................................................................... 1
B. Analisa Data ................................................................ 8
C. Diagnosa ..................................................................... 9
D. Analisa data SWOT ..................................................... 9
E. Planing Of Action (POA) .............................................. 11

iii
PEMBAHASAN
A. Kasus
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan
pertemuan dengan kepala Dusun Bonto Kadatto dan
Desa Bontolangkasa selatan, serta identifikasi tokoh masyarakat,
tokoh agama, kader kesehatan, yang dilaksanakan pada tanggal 19
Februari 2016. Setelah mengidentifikasi tokoh masyarakat,
kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan membina
hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas
Mahasiswa Program Profesi Ners FIK-UIM di Dusun Bonto
Kadatto, Desa Bontolangkasa Selatan, Kec. Bontonompo, Kab.
Gowa.
Tanggal 19 Februari 2016, pihak mahasiswa mengadakan
pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader
kesehatan guna membahas rencana pertemuan awal dan
mengidentifikasi tokoh masyarakat yang akan diundang pada
pertemuan awal. Tanggal 13 Februari 2016, dilakukan penyebaran
undangan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama pemuda serta
kader kesehatan untuk menghadiri pertemuan MMD II
Dari hasil pengkajian yang di temukan di lapangan di
dapatkan data :
Penduduk terbanyak adalah laki-laki sebanyak 602 jiwa
Sedangkan untuk perempuan sebanyak 557 jiwa, Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk di wilayah dusun pamanjengan
begitu padat dimana yang terbanyak adalah laki-laki. 295 KK
Sebagian besar KK di desa pamanjengan beragama islam
Sebanyak 289( 97,9%) KK dan selebihnya adalah beragama
kristen sebanyak 6 (2,1%) KK.

1
Sebagian besar KK desa pamanjengan yang terbanyak
adalah suku makassar Sebanyak 199 (67,46%)KK dan selebihnya
adalah adalah suku bugis sebanyak30 (110,17%) KK, bugis –
Makassar 51 (17,28%) dan lain-lain( toraja,bima, mandar)
sebanyak 15 (5,09%) KK. dari 295 KK sebagian besar kepala
keluarga berpendidikan SD yaitu 105 KK ( 35,6 % ), sedangkan
penduduk yang memiliki pendidikan tinggi menempati jumlah yang
terkecil yaitu 16 KK ( 5,42 % ). Hal ini dapat mempengaruhi
kemampuan penduduk dalam menerima informasi yang akan
mempegaruhi perubahan perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan. berdasarkan kepemilikan rumah, sebagian besar
penduduk dusun pamanjengan memiliki rumah sendiri
sebanyak 210 ( 71,19 % ) sedangkan yang lainnya numpang
sebanyak 75 (25,42%) KK dan kontrak rumah sebanyak 10
(3,39%). Hal ini menunjukkan bahwa dari 295 KK hanya 252 KK
yang memiliki rumah baik itu rumah milik sendiri, numpang maupun
kontrak, sedangkan 43 KK ada yang tidak memiliki rumah dan
tinggal serumah KK yang lain.
Sebagian besar Kepala Keluarga di dusun
pamanjengan memiliki Rumah permanen 135 ( 52,57 % ) KK dan
selebihnya panggung sebanyak 84 (33,34%) KK dan rumah semi
permanen sebanyak 33 (13,09%) KK. Sebagian besar Rumah
Kepala Keluarga di dusun pamanjengan memiliki Ventilasi
sebanyak 229( 90,87% ) KK dan selebihnya tidak memiliki ventilasi
sebanyak 23 (9,13%) KK. Hal ini menunjukkan bahwa ada resiko
terjadinya penyakit saluran pernapasan (asma, TBC, ISPA, dll)
dikarenakan sirkulasi udara yang tidak terjadi di dalam rumah
akibat adanya rumah yang tidak memiliki ventilasi.
Sebagian besar Kepala Keluarga di dusun
pamanjengan cahaya matahari masuk dalam rumah
sebanyak 222( 88,09 % ) dan sebagian rumah KK cahaya matahari

2
tidak masuk ke dalam rumah karena tidak memilki ventilasi dan
letak ventilasi yang salah serta pepohonan yang menutupinya,
sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit yang
beresiko seperti penyakit saluran pernapasan (asma, TBC dll)
akibat lingkungan rumah dan sekitarnya yang kurang bersih.
Sebagian besar Kepala keluarga di dusun pamanjengan
Yang lingkungan rumahnya tdk bersih sebanyak 140 ( 55,56 % )
sehingga beresiko timbulnya berbangai penyakit yang berhubungan
dengan lingkungan yang kotor seperti DBD, Diare, gatal-gatal, dsb.
sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan k tidak
memanfaatkan lingkungan rumahnya sebanyak 165( 65,48 % )
karena malas dan kurang mengetahui untuk memanfaatkannya. 87
KK di dusun pamanjengan yang memiliki halaman sebagian besar
dimanfaatkan menjadi taman 61( 70,11% ), hal ini terjadi karena
situasi dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang memungkinkan
untuk pemanfaatan halaman.
Sebagian besar keluarga di dusun
pamanjengan menggunakan air galon untuk keperluan minum
yaitu sebanyak 153( 60,7 % ) dan yang sebagian kecil
menggunakan air hujan sebanyak 15 (6%), hal ini dikarenakan
karena kondisi air di sumur gali dan sumur pompa mengandung zat
kapur yang mengeluarkan bau yang kurang layak untuk
dikomsumsi. dari 295 KK di dusun pamanjengan masih banyak
yang mengelola air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak
193 (65,42%), Hal ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang
mengkonsumsi air galon yang lebih praktis. kondisi air dari 252
rumah KK di dusun pamanjengan ada yang keruh sebanyak 21
(8,33%) dan kondisi air yang bau,berasa dan jernih sebanyak 177
(70,24%), hal ini terjadi akibat pergantian musim dari kemarau ke
hujan. dari 252 rumah KK terdapat 89 tempat penampungan air
yang memiliki jentik, ini disebabkan karena lingkungan rumah dan

3
sekitar yang tidak terpelihara sehingga memicu timbulnya resiko
penyakit lingkungan seperti DBD.
Sebagian besar KK melakukan pembuangan sampah
dengan dikumpul dan di bakar sebanyak 161 ( 63,89% ) tapi masih
banyak juga KK Yang membuang sampah di sembarang tempat
(tanah kosong) sebanyak 72(28,57%), hal ini terjadi karena
kebiasaan masyarakat yang kurang tepat sehingga menimbulkan
pencemaran yang beresiko terjadinya ISPA dan Diare. sekitar
15 (5,95%) rumah KK yang tidak memiliki jamban sendiri hanya
numpang sama Kepala Keluarga yang serumah dengan KK
tersebut. erdapat 235 (93,25%) rumah KK di dusun pamanjengan
yang menggunakan jenis jamban yang leher angsa sedangkan
rumah KK memiliki jenis jamban duduk sebanyak 17 (6,75%).masih
ada rumah KK yang tidak memiliki jamban sendiri
sebanyak 15(5,95%).
Sebagian besar rumah KK telah membuang limbahnya ke
selokan sebanyak 247 (98,02%), namun masih ada rumah KK
sebanyak 5 ( 1,98 % ) yang membuang air limbahnya secara
sembarangan tanpa dibuang ke saluran khusus untuk pembuangan
air limbahnya, hal ini dapat menyebabkan lingkungan kurang bersih
dan berbau. penghasilan per bulan KK di dusun pamanjengan
adalah kurang dari Rp 500.000 sebanyak 91 (30,85%), hal ini
terjadi karena pekerjaan KK yang tidak menentu sehingga
mempengaruhi terhadap kemampuan keluarga untuk penyediaan
dana kesehatan dan pemeliharaan kesehatan menjadi rendah,
keadaan ini juga berdampak pada penyediaan gizi keluarga.
ebagian besar KK di dusun pamanjengan memperoleh informasi
kesehatan dari TV/radio sebanyak 176 (59,66 % ) dan sebanyak
119 (40,43%) KK yang memperoleh informasi kesehatan melalui
penyuluhan di PKM, maka dari data tersebut perlu lebih
ditingkatkan penyuluhan pada masyarakat terkhusus warga dusun

4
pamanjengan berkaitan dengan lingkungan rumah dan sekitarnya
serta dampak dari lingkungan yang tidak terpelihara.
Sebagian besar KK di dusun pamanjengan sebanyak 230 (
77,95 % ) mengatakan sarana kesehatan yang paling sering
dikunjungi adalah puskesmas karena letaknya yang tidak terlalu
jauh dan gratis, hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya
pengetahuan masyarakat terkhusus dusun pamanjengan dalam hal
prosedur pengobatan kesehatan dimana masyarakat menganggap
bahwa hanya pengobatan di Puskesmas yang gratis di RS tidak.
136 bayi balita di dusun pamanjengan dimana yang tidak
memiliki KMS sebanyak 11 (8,1%), hal ini terjadi karena kurangnya
motivasi dan perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan bayi balitanya. dari 21 ibu hamil di desa
pamanjengan terdapat 2 (9,52%) ibu hamil yang belum mendapat
imunisasi TT karena masih dalam kondisi hamil muda.
Dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat 8 ( 38,09
% ) ibu hamil mempunyai keluhan yang berhubungan dengan
kehamilannya yaitu hipertensi, hal ini terjadi karena faktor usia
kehamilan serta faktor ekonomi, faktor psikologis ibu hamil dalam
menunggu kelahiran anaknya. dari 21 ibu hamil di dusun
pamanjengan terdapat sebanyak 12 ( 57,14% ) ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di puskesmas.
Dari 295 KK di dusun pamanjengan terdapat sebanyak 260
PUS sedangkan selebihnya sebanyak 35 KK tidak bisa
dikategorikan sebangai PUS karena ada KK yang janda, Duda
serta belum menikah. Sehingga dari 260 PUS terdapat sebanyak
128 (49,24%) PUS yang menjadi akseptor KB, sedangkan terdapat
105 (40,38%) PUS yang tidak mengikuti program KB. Hal ini terjadi
karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang KB. dari 128
PUS di dusun pamanjengan terdapat sebanyak 94 (73,43 %) PUS
yang menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (3 bulan)

5
sedangakan jenis kontrasepsi jenis lainnya sebanyak 6 (4,69%)
PUS yang menggunakan. Hal ini terjadi karena kurangnya
informasi dan pengetahuan masyarakat terkhusus PUS di dusun
pamanjengan tentang jenis KB. dari 105 PUS yang tidak
menggunakan Kontrasepsi di dusun pamanjengan sebagian besar
karena ingin anak sebanyak 57(54,28%) dan selebihnya karena
tidak tahu tentang manfaat kontrasepsi sebanyak 19 (18,09%). Hal
ini terjadi karena kurangnya informasi dan pengetahuan
masyarakat terkhusus PUS di dusun pamanjengan tentang
penggunaan kontrasepsi.
Dari 157 jiwa yang memiliki masalah kesehatan pada saat
pendataan seperti sakit kepala ,Hipertensi,dan rematik 6 (3,8%),
lain-lain 15 (9,55%), TBC 1 (0,63%), maag 7 (4,46%), sesak 7
(4,46%), demam 73 (46,5%),gatal 4 (2,55) . Hal ini terjadi karena
factor lingkungan sendiri dan sekitar yang tidak terpelihara
sehingga terjadi berbagai macam masalah kesehatan tersebut.
erdapat 99 bayi balita di dusun pamanjengan dimana dari 99 bayi
balita tersebut terdapat bayi balita yang tidak di beri ASI oleh
ibunya pada umur 0-2 tahun sebanyak 23 (23,23%), hal ini terjadi
karena kurangnya perhatian akibat banyaknya aktifitas ibu,
kurangnya motivasi ibu dalam hal menyusui anaknya serta
kurangnya pengetahuan dan informasi tentang manfaat pemberian
ASI.
Dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan
terdapat sebanyak 86 (86,87 %) yang telah mendapatkan PMT
berupa bubur kacang ijo, telur, dan buah - buahan sedangkan
terdapat 13 (13,13%) bayi balita yang tidak mendapatkan PMT, hal
ini diakibatkan karena kurang motivasi dan perhatian pada ibu
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya. ari
99 bayi balita di dusun pamanjengan terdapat sebanyak 63 (63,63
%) yang telah mendapatkan vitamin A di Posyandu, sedangkan

6
terdapat 36 (36,37%) bayi balita yang tidak mendapatkan vitamin A,
hal ini diakibatkan karena kurang motivasi dan perhatian pada ibu
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya.
Dari 99 Bayi Balita di dusun pamanjengan terdapat
sebanyak 30 (30,3%) bayi balita yang tidak mendapat imunisasi
secara lengkap, hal ini terjadi karena ada bayi balita yang belum
memenuhi kriteria pemberian jenis imunisasi (umur) serta
kurangnya motivasi dan perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi balitanya.
Dari 109 jiwa lansia terdapat sebanyak 19 (17,43%) yang
tidak berobat jika ada masalah kesehatan, hal ini terjadi karena
kurangnya motivasi dan pemahaman keluarga dalam menangani
masalah kesehatan lansia. ari 1159 jiwa di dusun pamanjengan
terdapat lansia sebanyak 109 jiwa, dimana berdasarkan klasifikasi
umur lansia yang terbanyak pada umur 55-59 tahun sebanyak 52
(47,7 %) jiwa lansia sedangkan lansia yang berumur >70 tahun
sebanyak 13 (11,93%) jiwa.

7
B. Analisa Data
No. Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan

1. LINGKUNGAN FISIK 1. Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %. Resiko timbulnya penyakit menular (diare,
Lingkungan fisik yang 2. Rumah yang pencahayaan matahari yang DHF, ISPA) berhubungan dengan
kurang sehat di RW 05 tidak masuk 31,3%. kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
Tamparang Keke. 3. Lingkungan rumah yang kurang bersih 55,6%. memelihara lingkungan yang memenuhi
4. Pengelolaan air minum yang tidak di masak syarat kesehatan
1%.
5. Kondisi air yang keruh 6,9%.
6. Tempat penampungan air yang berentik 10%.
7. Yang membuang sampah di semarang tempat
1,3%.
8. Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
9. Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
10. Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.

2. USIA LANJUT 1. Jumlah lansia 39 orang Resiko terjadinya peningkatan angka


Sebagian besar lansia 2. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70% kesakitan pada lansia di RW 05 Tamparang
di RW 05 mengalami (Hipertensi, rematik, ketarak) . Keke berhubungan dengan kurangnya
keluhan berbagai 3. Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non pengetahuan masyarakat dalam memilihara
penyakit. medis (12,8%), medis (87,2%). kesehatan lansia.
4. Tidak aktifnya posyandu lansia.

3. BAYI – BALITA 1. Jumlah bayi/balita 53 orang. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita
Kurangnya 2. 22,6% bayi/balita tidak lengkap imunisasinya. di RW 05 Tamparang Keke berhubungan
pemahaman 3. Bayi/balita yang tidak memiliki KMS 3,8%. dengan kurangnya pengetahuan ibu
masyarakat tentang 4. Bayi/balita yang tidak mendapatkan ASI 18,9% tentang pentingnya gizi pada bayi/balita
kesehatan ibu dan
anak

8
C. Diagnosa
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan maka dapat
dirumuskan 3 diagnosa utama yaitu :
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare,) berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di
dusun pamanjengan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia.
3. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di dusun amanjengan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya gizi pada bayi/balita.

D. Analisis SWOT
1. Strength (kekuatan)
a. Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang
dimintakan data ( Masyarakat cukup kooperatif ).
b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data,
terutama berperan dalam pemahaman bahasa daerah.
c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari
PKM dusun pamanjengan
d. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh
agama, dan para remaja mesjid di dusun Pamanjengan.
2. Weakness (kelemahan)
a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh
bangunan serta wiraswasta sehingga memungkinkan pada
saat pendataan tidak berada di tempat.
b. Bahasa : Masih ditemukan masyarakat setempat tidak
menguasai bahasa indonesia.
c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman
masyarakat terhadap pertanyaan yang diberikan.

9
3. Opportunity (Kesempatan)
a. Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan
b. Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.
c. Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku
hidup sehat
4. Treath (Ancaman)
a. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara
mendalam.
b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya

10
E. Rencana Kerja Planing Of Action (POA) Asuhan Keperawatan Komunitas
No. Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/Tgl Tempat
Keperawatan Ko
munitas
1. Resiko Setelah dilakukan Warga K.I.E 1. Berikan penyuluhan tentang Sabtu, 21 Feb SDN Inpres
timbulnya tindakan keperawatan masyarakat dampak pembuangan sampah 2009 Sambung
penyakit : diare, selama 2 kali pertemuan RW 05 yang tidak sehat dan Jawa 2
DHF, ISPA diharapkan masyarakat Tamparang pengolahan sampah yang
berhubungan RW 05 mampu : Keke benar.
dengan a. Mengidentifikasi 2. Diskusikan dengan warga
kurangnya jenis sampah tentang dampak yang
pengetahuan b. memisahkan ditimbulkan bila sampah
masyarakat sampah kering dan berserakan.
dalam basah 3. Diskusikan cara pengleloaan Minggu,22 Feb
memilihara c. Membuang sampah sampah yang sehat. 2009
kesehatan sesuai dengan jenis 4. Melakukan kerja bakti massal
lingkungan yang dan tempat yang bersama dengan seluruh warga Lingkungan
sehat sehat RW 05 : RT C,RT A dan RT B Minggu,1 RW 05
d. Memilihara 5. Berikan reinforcement terhadap Maret 2009
lingkungan yang kemampuan warga mengelola
sehat sampah yang benar.

2. Risiko terjadinya Setelah di lakukan Ibu yang K.I.E 1. Berikan penyuluhan tentang Minggu, 23 Lingkungan
penyakit pada tindakan keperawatan mempunyai pentingnya gizi pada Feb 2009 RW 05
bayi/balita di selama 1 kali pertemuan bayi/balita bayi/balita.
RW 05 ibu - ibu dapat 2. Posyandu balita
Tamparang meningkatkan 3. Konseling Kesehatan balita
Keke kesehatan bayi/balita (menilai perkembangan balita)
berhubungan 4. Diskusikan dengan warga
dengan tentang nutrisi pada bayi/balita.
kurangnya 5. Berikan reinforcement kepada
pengetahuan kader dan ibu – ibu atas

11
ibu tentang keberhasilannya.
pentingnya gizi
pada bayi/balita.
3. Resiko Setelah di lakukan Lansia dan K.I.E 1. Berikan penyuluhan tentang Rabu ,4 Maret RT B
terjadinya tindakan keperawatan kader terjadinya proses manua dan 2009
peningkatan sebanyak 1 kali kegiatan posyandu hipertensi.
angka kesakitan di harapkan masyarakat lansia 2. Keluarga dan lansia
pada lansia di mampu memberikan medapatkan informasi tentang
RW 05 perawatan pada lansia. masalah kesehatan lansia dan
Tamparang penyakit degeneratif lansia dan
Keke perwatan pada lansia yg sakit
berhubungan 3. Pembentukan kader lansia
dengan 4. Terbentuknya kelompok lansia
kurangnya 5. Aktifkan posyandu lansia
pengetahuan 6. Lakukan pelatihan kader
masyarakat posyandu lansia.
dalam 7. Lansia melakukan pemeriksaan
memilihara fisik secara teratur
kesehatan 8. Lanisa dpaat mengikuti
lansia kegiatan2 secara rutin
9. Senam lansia
10. Lansia dapat mempunyai
wawasan lebih luas tentang
kegiatan dan kehidupan lansia
yang sebenarnya
11. Konseling kesehatan tentang
hipertensi

12

Anda mungkin juga menyukai