Disusun Oleh :
Meylisa, S. Ked
(14 19 777 14 333)
Pembimbing :
dr. Winarny Abdullah, Sp. A
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit manusia adalah salah satu organ yang penting sebagai barier atau
pelindung tubuh dari trauma, gesekan, serta mikroorganisme dari luar. Pada bagian
permukaan kulit banyak mengandung nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan
dan lain-lain yang merupakan hasil tambahan proses keratinisasi atau yang
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna
terang, dari kulit yang berwarna terang, pirang, hitam, bahkan ada yang berwarna
merah muda pada telapak kaki dan tangan serta warna hitam kecoklatan pada
genitalia orang dewasa. Selain itu terdapat variasi mengenai kelembaban, ketebalan
fungsinya. 3
epidermis yang disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus dan streptokokus. 1 Lesi
yang timbul dapat terjadi pada tempat yang normal atau pada tempat yang
sebelumnya pernah terkena trauma. Terdapat vesikel yang biasanya tidak mudah
untuk mengalami ruptur kemudian yang khas dari vesikel ini vesikel tersebut
3
cairan yang jernih berwarna kuning, yang kemudian berubah warna menjadi lebih
gelap, serta lebih berwarna kuning kehitaman. Setelah 1-3 hari lesi ini biasanya akan
ruptur dan meninggalkan krusta yang tipis, berwarna cokelat terang, dan satu lagi
Berikut akan di bahas sebuah kasus tentang seorang bayi perempuan berumur
19 hari dengan diagnosis impetigo bullosa yang dirawat di kamar bayi RSU
Anutapura Palu.
4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. K
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Umur : 22 Tahun
Umur : 20 Tahun
5
Tanggal Keluar Rumah Sakit : 23 Desember 2019
FAMILY TREE :
19 Hari
B. Anamnesis
Pasien bayi perempuan berumur 19 hari masuk kamar bayi RSU Anutapura
berisi cairan berwarna kekuningan pada seluruh tubuh disertai warna kemerahan di
sekitar lesi sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Menurut ibu pasien, awalnya
gelembung tersebut hanya terdapat di bagian leher namun semakin lama gelembung
ini semakin menyebar di bagian kepala hingga seluruh badan. Orang tua penderita
sempat membawa pasien berobat ke Puskesmas namun tidak ada perbaikan. Keluhan
ini disertai dengan demam (+) yang berlangsung sejak 5 hari yang lalu dan bersifat
naik turun terutama pada sore hingga malam hari. Mual (-), muntah (-), perdarahan (-
), BAB biasa dan BAK lancar. Riwayat alergi disangkal di dalam keluarga. Bayi
lahir kurang bulan, lahir langsung menangis, air ketuban berwarna putih keruh, sesak
napas (-), sianosis (-), merintih (-), retraksi (-), dan ikterus (-). Berat badan lahir 2000
gram dengan panjang badan … cm, lingkar kepala … cm, nilai Apgar Score 8 - 9,
pemberian tetes mata gentamisin, pemberian vitamin K (+), dan vaksin HB0 (+).
6
Riwayat kehamilan G1P1A0 dengan usia kehamilan 32 minggu. Usia ibu saat
hamil adalah 22 tahun dan ayah berusia 20 tahun. Riwayat sakit selama kehamilan
disangkal dan melakukan pemeriksaan ANC sebanyak tiga kali selama kehamilan.
obatan terlarang.
C. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
Suhu : °c
Respirasi : x/menit
Antropometrik
Panjang Badan : cm
Lingkar Kepala : cm
Lingkar Dada : cm
Lingkar Perut : cm
Sistem Pernapasan
Sianosis : (-)
7
Merintih : (-)
Apnea : (-)
Retraksi : (-)
Stridor : (-)
Skor Down
Frekuensi Napas :0
Merintih :0
Sianosis :0
Retraksi :0
Udara Masuk :0
Total Skor :0
Sistem Kardiovaskuler
Murmur : (-)
8
Sistem Hematologi
Pucat : (-)
Ikterus : (-)
Sistem Gastrointestinal
Muntah : (-)
Diare : (-)
Organomegali : (-)
Umbilikus
- Pus : (-)
- Edema : (-)
Sistem Neurologi
Aktivitas : Aktif
9
Refleks Cahaya : (+/+)
Kejang : (-)
Sistem Genitalia
- Laki-Laki
Hipospadia : (-)
Hidrokel : (-)
Hernia : (-)
Testis : ada
Refleks Fisiologis
Babinski : (+)
Moro : (+)
Pemeriksaan Lain
+|+
Ekstremitas : Hangat +|+
10
Turgor : Normal (< 2 Detik)
Skor Ballard
11
Penilaian Pertumbuhan Bayi
Berdasarkan Klasifikasi Neonates
Menurut Battaglia & Lubchenco
(1967)
KB : Kurang Bulan
CB : Cukup Bulan
LB : Lebih Bulan
D. RESUME
Pasien bayi perempuan berumur 19 hari masuk kamar bayi RSU Anutapura
berisi cairan berwarna kekuningan pada seluruh tubuh disertai warna kemerahan di
sekitar lesi tersebut sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Menurut ibu pasien, awalnya
gelembung tersebut hanya terdapat di bagian leher namun semakin lama gelembung
ini semakin menyebar di bagian kepala hingga seluruh badan. Orang tua penderita
sempat membawa pasien berobat ke Puskesmas namun tidak ada perbaikan. Keluhan
ini disertai dengan demam (+) yang berlangsung sejak 5 hari yang lalu dan bersifat
naik turun terutama pada sore hingga malam hari. Mual (-), muntah (-), perdarahan (-
), BAB biasa dan BAK lancar. Riwayat alergi disangkal di dalam keluarga. Bayi
lahir cukup bulan, lahir langsung menangis, air ketuban berwarna putih keruh, sesak
12
napas (-), sianosis (-), merintih (-), retraksi (-), dan ikterus (-). Berat badan lahir 2000
gram dengan panjang badan … cm, lingkar kepala … cm, nilai Apgar Score 8 - 9,
pemberian tetes mata gentamisin, pemberian vitamin K (+), dan vaksin HB0 (+).
Riwayat kehamilan G1P1A0 dengan usia kehamilan 32 minggu. Usia ibu saat
hamil adalah 22 tahun dan ayah berusia 20 tahun. Riwayat sakit selama kehamilan
disangkal dan melakukan pemeriksaan ANC sebanyak tiga kali selama kehamilan.
obatan terlarang.
suhu badan …°c, respirasi … x/menit. Berat badan sekarang adalah … gram, panjang
badan … cm, lingkar kepala … cm, lingkar dada … cm, lingkar perut … cm, dan
lingkar lengan atas … cm. Pada Down’s score diperoleh hasil 0, sehingga
interpretasinya adalah tidak adanya gangguan napas. Skor Ballard didapatkan total
bayi cukup bulan (aterm). Berdasarkan kurva Lubchenco didapatkan bahwa pasien
E. DIAGNOSIS
Impetigo Bullosa
F. PENATALAKSANAAN
13
- IVFD Dextrose 5% ¼ NS (430 cc) + Dextrose 40% 70 cc + KCL 10 mEq
+ Ca Glukonas 10 cc 5 TPM
- ASI on demand
14
G. FOLLOW UP
Febris (+), timbul vesikel bernanah (+) dan hiperemis di sekitar lesi (+) pada
S seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-),
merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
O
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
15
- IVFD Dextrose 5% ¼ NS (430 cc) + Dextrose 40% 70 cc + KCL 10
- ASI on demand
16
Gambar 1. Pemeriksaan Morfologi Sel Darah
Gambar 2. Bayi dengan Vesikal Bernanah dan Hiperemis Di Sekitar Lesi yang
17
Gambar 3. Vesikel Bernanah dan Hiperemis Di Sekitar Lesi Pada Bagian Kepala
Febris (+), timbul vesikel bernanah (+) dan hiperemis (+) pada seluruh
S tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-
O SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
18
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
- ASI on demand
Febris (+), timbul vesikel bernanah (+), hiperemis (+), dan krusta (+) pada
S
seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-),
19
merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
O
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
20
- Gentamisin zalf 2x1 applic (oles tipis)
- ASI on demand
Febris (-), timbul vesikel bernanah (+), hiperemis (+), dan krusta (+) pada
S seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-),
merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
21
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
- ASI on demand
Vesikel bernanah (+), hiperemis (+), dan krusta (+) pada seluruh tubuh,
S kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-), intake
SISTEM PERNAPASAN
22
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
- Klindamisin 4 x 12 mg
- ASI on demand
S Vesikel bernanah (+), hiperemis (+), dan krusta (+) pada seluruh tubuh,
23
kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-), intake
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
O
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
- Klindamisin 4 x 12 mg
24
- ASI on demand
Vesikel bernanah (+), hiperemis (+), dan krusta (+) pada seluruh tubuh,
S kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-), intake
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
O SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
25
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis, fontanela datar, kejang (-)
A Impetigo Bullosa
- Klindamisin 4 x 12 mg
- ASI on demand
Krusta kekuningan (+), ekskoriasi (+), dan tampak bercak kehitaman (+)
S pada seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-
), merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
26
SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
Bagian Anak
- Klindamisin 4 x 12 mg
- ASI on demand
P
- Nystatin drops 3 x 0,5 cc
Bagian Kulit
27
- Kompres NaCl 0,9% pada seluruh badan
Krusta kekuningan (+), ekskoriasi (+), dan tampak bercak kehitaman (+)
S pada seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-
), merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
O SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
28
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis, fontanela datar, kejang (-)
A Impetigo Bullosa
Bagian Anak
- Klindamisin 4 x 12 mg
- ASI on demand
Krusta kekuningan (+), ekskoriasi (+), dan tampak bercak kehitaman (+)
S
pada seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-
29
), merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
O
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
Bagian Anak
P - ASI on demand
Bagian Kulit
30
- Mandi dengan larutan PK (Permanganat Kalium) 1:10.000 / hari
Krusta kekuningan (+), ekskoriasi (+), dan tampak bercak kehitaman (+)
S pada seluruh tubuh, kejang (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-
), merintih (-), intake oral baik, BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
O
dinding dada (+), bronkovesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM HEMATOLOGI
31
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
Bagian Anak
- ASI on demand
Bagian Kulit
Luka mulai mengering pada seluruh tubuh dan sudah mulai membaik, kejang
S (-), sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-), intake oral
32
Pernapasan : 47 x/menit BBS : 2300 gram
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
Bagian Anak
- ASI on demand
Bagian Kulit
33
Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Desember 2019
Luka mulai mengering pada seluruh tubuh dan sudah membaik, kejang (-),
S sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-), intake oral baik,
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
O
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
34
Bagian Anak
- ASI on demand
Bagian Kulit
Gambar 4. Luka Mulai Mengering Pada Seluruh Tubuh dan Sudah Membaik
Luka mulai mengering pada seluruh tubuh dan sudah membaik, kejang (-),
S
sianosis (-), retraksi dinding dada (-), sesak (-), merintih (-), intake oral baik,
35
BAK lancar, dan BAB biasa.
SISTEM PERNAPASAN
Sianosis (-), apneu (-), pergerakan dinding dada simestris (+), pergerakan
SISTEM KARDIOVASKULER
O
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
A Impetigo Bullosa
Bagian Anak
- ASI on demand
P Bagian Kulit
36
Myconazole cream 10 gram
BAB III
DISKUSI KASUS
Diagnosis pada kasus ini adalah impetigo bullosa, kasus ini ditegakkan
warna kemerahan di sekitar lesi sejak kurang lebih 5 hari yang lalu dan dari
37
Impetigo merupakan peradangan superfisialis yang terbatas pada bagian
epidermis yang disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus dan streptokokus. 1 Lesi
yang timbul dapat terjadi pada tempat yang normal atau pada tempat yang
sebelumnya pernah terkena trauma. Terdapat vesikel yang biasanya tidak mudah
untuk mengalami ruptur kemudian yang khas dari vesikel ini vesikel tersebut
cairan yang jernih berwarna kuning, yang kemudian berubah warna menjadi lebih
gelap, serta lebih berwarna kuning kehitaman. Setelah 1-3 hari lesi ini biasanya akan
ruptur dan meninggalkan krusta yang tipis, berwarna cokelat terang, dan satu lagi
bagian yang lebih dalam, umumnya pasien hanya mengeluh gatal. Keluhan berupa
gelembung disertai nanah yang diawali rasa gatal tanpa disertai rasa nyeri ini dapat
dipikirkan sebagai suatu impétigo. Pasien yang merasa gatal pada awal munculnya
lesi yang merupakan tanda bahwa telah terjadi infeksi oleh bakteri yang menimbulkan
antara lain leher, ketiak, dada, serta punggung dengan gambaran efloresensi yang
disertai warna kemerahan di sekitar lesi sejak kurang lebih 5 hari yang lalu.
38
Awalnya gelembung-gelembung tersebut hanya terdapat di bagian leher namun
krusta berwarna kekuningan. Keluhan ini disertai dengan demam (+) yang
berlangsung sejak 5 hari yang lalu dan bersifat naik turun terutama pada sore
Pada pemeriksaan fisik didapatkan letak lesi pada bagian leher serta terjadi
pada anak-anak. Dari effloresensi didapatkan bula multipel yang berlokasi pada
bagian leher, terlihat bula tersebut berada di atas kulit sekitarnya yang eritema,
dengan dinding bula kendor dan berisi cairan seropurulen berukuran 5-7 mm serta
terdapat erosi pada bekas dinding gelembung yang telah pecah serta terdapat
erosi pada bekas dinding bula yang telah pecah. Dari pemeriksaan fisik data ini
stain untuk mempertajam diagnosis. Dengan pemeriksaan gram stain nantinya, dapat
terlihat pada mikroskop berwarna kebiruan jika bakteri yang diberikan pengecatan
adalah bakteri gram positif atau akan nampak kemerahan jika bakteri yang diberikan
39
Penatalaksanaan impetigo bulosa dapat diberikan dengan antibiotika topikal
hingga oral dengan pertimbangan luas lesi serta kondisi klinis pasien seperti ada
tidaknya demam serta limfadenopati.7 Apabila impetigo bulosa tidak disertai dengan
gejala limfadenopati maka pengobatan yang dapat dipilih jenis topikal. Antibiotika
yang dipilih untuk pengobatan lokal adalah antibiotika yang tidak digunakan secara
framisetin dalam bentuk salep dioleskan 2 kali sehari. Penisilin dan sulfa tidak
boleh digunakan untuk pengobatan lokal oleh karena dapat terjadi sensitisasi.
Sedangkan pemilihan obat sistemik berdasarkan juga pada gejala pasien, misalnya
apabila ditemukan lesi dalam jumlah yang banyak, serta disertai dengan gejala
tipe I, dapat diganti dengan golongan sefalosporin yang lebih hipoalergenik seperti
sefadroksil atau dapat diganti dengan golongan lainnya seperti kloksasilin, serta
memberikan sefadroksil kapsul 500 mg sebanyak dua kali sehari mengingat jumlah
bula yang cukup banyak yang hampir mengenai seluruh bagian depan leher.
Kemudian dilanjutkan dengan mupirosin 2% krim dosis dua kali sehari. Impetigo
bulosa disebabkan oleh bakteri gram positif perlu diberikan obat antibiotik yang
40
yang merupakan generasi pertama dari sefalosporin serta pengobatan antibiotik
topikal yang dalam kasus ini diberikan mupirosin. Selanjutnya yang juga penting
ampisilin 100 mg/6 jam, injeksi gentamisin 10 mg/24 jam, injeksi parasetamol 30
mg / 6 jam, gentamisin salep yang diaplikasikan sebanyak 2x1 (oles tipis), ASI
on demand, dan Nystatin drops 3 x 0,5 cc. Pada perawatan hari ke delapan,
pasien ini dikonsulkan ke bagian kulit dan kelamin dan diberikan terapi, yaitu
diaplikasikan sebanyak dua kali pada pagi dan sore hari berupa dexocort cream
10 gram, fuson cream 5 gram, dan myconazole cream 10 gram, serta kompres
41
Prognosis pada bayi ini adalah dubia ad bonam karena lesi pada kulit
aktif, tidak didapatkan kecacatan pada bayi, dan juga tidak terdapat komplikasi
42
DAFTAR PUSTAKA
43