2.3.2. Etiologi
Etiologi dari tuli mendadak dapat dibagi menjadi kategori yang luas: (1)
virus dan infeksi, (2) autoimun, (3) ruptur membran labirin/ trauma, (4) vaskular,
(5) neurologik, dan (6) Neoplastik. Terdapat bermacam kondisi didalam setiap
kategori ini yang berhubungan dengan tuli mendadak, diantaranya:8
Infeksi: Autoimun:
Neurologic Neoplastic
4
2.3.3. Patogenesis
Tuli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh
iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan
tekanan atmosfir, autoimun, obat ototoksik, penyakit Meniere dan neuroma
akustik. Tetapi yang biasanya dianggap sebagai etiologi adalah iskemia koklea
dan infeksi virus. 1
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh karena spasme, trombosis atau perdarahan arteri auditiva
interna. Pembuluh darah ini merupakan arteri ujung (end artery), sehingga bila
terjadi gangguan pada pembuluh darah ini koklea sangat mudah mengalami
kerusakan. Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria
vaskularis dan ligamen spiralis. Kemudian diikuti oleh pembentukan jaringan ikat
dan penulangan. Kerusakan sel-sel rambut tidak luas dan membran basal jarang
terkena.1
Beberapa jenis virus, seperti virus parotis, virus campak, virus influenza B
dan mononukleosis menyebabkan kerusakan pada organ korti, membran tektoria
5
dan selubung myelin saraf akustik. Ketulian yang terjadi biasanya berat, terutama
pada frekuensi sedang dan tinggi 3. Ada beberapa jalan yang dilalui virus untuk
dapat sampai ke telinga dalam yaitu yang paling sering melalui aliran darah
(viremia). Pada fase awal virus akan dideposit dalam membrane koklea. Selain itu
virus dapat masuk ke telinga dalam dari ruang subaraknoidea melalui akuaduktus
koklearis masuk ke ruang perilimfe. Jalur lain adalah langsung dari telinga tengah
masuk ke telinga dalam, seperti pada otitis media nonsupurativa akibat infeksi
saluran nafas. Partikel virus akan memperbanyak diri, mempercepat terjadinya
perubahan-perubahan patologis, yang kadang-kadang masih reversible tapi dapat
juga berupa kelainan yang menetap. Mula-mula virus akan melekat pada endotel
pembuluh darah, terjadi pembengkakan dan proliferasi endotel sehingga
mengakibatkan menyempitnya lumen pembuluh darah dan berkurangnya aliran
darah. Hemaglutinasi dan penyumbatan akan terjadi apabila partikel virus
menempel pada sel-sel darah merah, selain itu juga akan menyebabkan keadaan
hiperkoagulasi dan menyumbat pembuluh darah kapiler. Apabila terjadi pada
arteri yang mendarahi koklea akan muncul keluhan tinnitus dan ketulian. Bila
terjadi sumbatan yang lebih proksimal, akan terjadi gangguan pada fungsi
vestibuler berupa vertigo.7
Teori lainnya terjadi tuli adalah akibat ruptur membran intrakoklea.
Membran ini memisah telinga tengah dan telinga dalam. Di dalam koklea juga
terdapat membran-membran halus memisah ruang perilimfe dan endolimfe.
Secara teoritis, ruptur dari salah satu atau kedua jenis membran ini dapat
mengakibatkan tuli mendadak. Kebocoran cairan perilimfe ke ruang telinga
tengah lewat round window dan oval window telah diyakini sebagai mekanisme
penyebab tuli. Ruptur membran intrakoklea menyebabkan bercampurnya perilmfe
dan endolimfe dan merubah potensi endokoklea secara efektif.7
menetap akan terjadi sangat cepat. Ketulian paling banyak bersifat unilateral dan
hanya sekitar 4% yang bilateral, dan biasanya disertai dengan tinnitus dan
vertigo.1
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat bersifat mendadak atau
menahun secara tidak jelas. Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya
pada satu telinga, dapat disertai dengan tinitus dan vertigo. Kemungkinan ada
gejala dan tanda penyakit virus seperti parotis varisela, variola atau pada
anamnesis baru sembuh dari penyakit virus tersebut.1
2.3.5. Diagnosis
Diagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang audiologi dan laboratorium.
a. Anamnesis 1,2,3
1. Kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya satu telinga yang tidak jelas
penyebabnya berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari.
2. Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya mereka kehilangan
pendengaran, pasien seperti mendengar bunyi ”klik” atau ”pop” kemudian
pasien kehilangan pendengaran.
3. Gejala pertama adalah berupa tinitus, beberapa jam bahkan beberapa hari
sebelumnya bisa didahului oleh infeksi virus, trauma kepala, obat-obat
ototoksik, dan neuroma akustik.
4. Pusing mendadak (vertigo) merupakan gejala awal terbanyak dari tuli
mendadak yang disebabkan oleh iskemik koklear dan infeksi virus, dan
vertigo akan lebih hebat pada penyakit meniere, tapi vertigo tidak
ditemukan atau jarang pada tuli mendadak akibat neuroma akustik, obat
ototoksik.
5. Mual dan muntah.
6. Demam tinggi dan kejang.
7. Riwayat infeksi virus seperti mumps, campak, herpes zooster, CMV,
influenza B.
8. Riwayat hipertensi.
9. Riwayat penyakit metabolik seperti DM.
7
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kepala, leher dan kelenjar getah bening regional dianjurkan
untuk dilakukan. Limfadenopati dapat mengindikasi adanya keganasan atau
infeksi telinga tengah yang berefek pada nervus fasialis. Abnormalitas nervus
kranialis dapat memberi kecurigaan adanya lesi intrakranial (seperti neuroma
akustik atau keganasan) atau sklerosis multipel.3
Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop, tidak ditemukan kelainan pada
telinga yang sakit. Sementara dengan pemeriksaan pendengaran didapatkan hasil
sebagai berikut:1,2,3
Tes penala :
Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Schwabach memendek.
Kesan : Tuli sensorieural
Audiometri nada murni :
Tuli sensorineural ringan sampai berat.
c. Pemeriksaan penunjang
Audiometri khusus 1
- Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor : 100% atau
kurang dari 70%
- Tes Tone decay atau reflek kelelahan negatif.
Kesan : Bukan tuli retrokoklea
Audiometri tutur (speech audiometry)1
- SDS (speech discrimination score): kurang dari 100%
- Kesan : Tuli sensorineural
Audiometri impedans1
- Timpanogram tipe A (normal) reflek stapedius ipsilateral negatif atau positif
sedangkan kolateral positif.
- Kesan : Tuli sensorineural Koklea
8
2.3.6. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk tuli mendadak sampai saat ini merupakan suatu hal yang
kontroversi, tingginya angka perbaikan secara spontan ke arah normal maupun
mendekati normal menyulitkan evaluasi pengobatan untuk tuli mendadak. Tak ada
studi terkontrol yang dilakukan yang dapat membuktikan bahwa suatu obat secara
bermakna menyembuhkan tuli mendadak.Seperti diketahui angka penyembuhan
secara spontan tuli mendadak terjadi antara 40-70% kasus.Ada pendapat ahli
menyatakan bahwa sebagian besar kasus tuli mendadak mengalami proses
penyembuhan secara partial terutama selama 14 hari pertama setelah onset
penyakit.1
Terapi untuk tuli mendadak adalah: 1
1. Tirah baring sempurna(total bed rest) istirahat fisik dan mental selama 2
minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stress yang besar
pengaruhnya pada keadaan kegagalan neovaskular.
2. Vasodilatansia yang cukup kuat misalnya dengan pemberian Complamin
injeksi.
9