BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nyeri tekan atau massa yang di palpasi pada fosa iliaka kanan (Afidah &
Nuryanto 2012).
terjadi pada remaja dan puluhan, namun kasus yang jarang terjadi pada
apendisitis neonatal dan prenatal yang telah dilaporkan (Kemenkes RI, 2018).
yang telah melampaui angka 590.000 pasien. Radang usus buntu umum terjadi
pada masyarakat berumur 10-30 tahun, kasus yang terjadi lebih dominan
hebat pada bagian perut sebelah kanan adalah infeksi usus buntu. Gejala yang
sering timbul ketika seseorang mengalami apendisitis yaitu rasa nyeri (Sulsel,
2018).
bertindak sebagai control atau alarm terhadap bahaya. Nyeri bersifat sangat
( Lyndon, 2013).
akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Terbagi atas distraksi visual, distraksi
distraksi pendengaran yang efektif adalah terapi murottal (Faridah dkk, 2017).
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, dan tegang, memperbaiki sistem
detak jantung, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak (Turlina & Nurhayati,
2017).
selama 15 menit yang terdiri dari bacaan surat Al-Fatihah selama 1 menit,
selama 2 menit.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rantiyana dkk
Qur'an Terhadap Nyeri Pada Pasien Luka Bakar Tahun 2017” dari hasil
diberikan terapi murottal yaitu sebesar 5,73 sedangkan setelah diberikan terapi
murrotal terjadi perubahan rata-rata nyeri responden menjadi 3,73. Hasil uji
paired t-test diperoleh t hitung =11,832 > ttabel 2,144 dan nilai p value =
4
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bidan Praktik Mandiri (Bpm)
qur’an adalah 6,75 dan setelah diberikan terapi murottal qur’an adalah 4,80.
Ada perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan
“Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi
sebelum dilakukan terapi murottal sebagian besar responden pada skala nyeri
responden pada skala nyeri 4 sebanyak 14 orang (28.6%) yang artinya ada
pengaruh yang signifikan terapi murottal terhadap nyeri klien post operasi
menjadi masukan bagi perawat untuk menjadikan distraksi sebagai salah satu
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Palopo jumlah pasien yang
menderita penyakit apendisitis pada tahun 2017 sebanyak 100 orang kemudian
Medik RSUD Sawerigading Kota Palopo pada tahun 2016 sebanyak 290
orang dan menurun pada tahun 2017 sebanyak 82 orang, kemudian meningkat
ada di kota palopo yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan nyeri.
2019”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat pendidikan
3. Manfaat Praktis
operasi appendisitis.
terapi Murottal Al-Qur’an sebagai salah satu upaya yang harus terus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Apendisitis
a. Definisi apendisitis
inidapat ditemukan pada semua kelompok usia dengan usia puncak 15-
(Taufan 2011).
b. Etiologi
diantaranya :
1) Faktor sumbatan
2) Faktor bakteri
3) Kecenderungan familiar
c. Manifestasi klinis
dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu
kuadran kanan bawah, ke titik mc burney. Di titik ini nyeri terasa lebih
umbilicus.
2) Anoreksia
3) Mual
4) Muntah (tanda awal yang umum : kurang umum pada anak yang
lebih besar)
peritonitis
6) Nyeri leher
8) Konstipasi
d. Patofisiologi
e. Komplikasi
1) Perforasi
2017).
2) Peritonitis
organ perut dan dinding perut bagian dalam. Lokasi peritonitis bisa
terlokalisir atau difus dan riwayat akut atau kronik (Japanesa dkk,
2016).
3) Dehidrasi
4) Sepsis
6) Pneumonia
13
f. Pemeriksaan Penunjang
5) Pemeriksaan laboratorium
2. Appendiktomi
a. Definisi appendiktomi
b. Macam-macam apendiktomi
sepanjang 2-3 inci (7.6 cm) pada kuadrat kanan bawah atau insisi
oblik.
c. Penatalaksanaan Appendiktomi
1) Perawatan praoperasi
kenyamanan
rumatan
(2) Perforasi atau peritonitis – tidak ada bising usus, nadi apeks
2) Perawatan pascaoperasi
kebutuhan
toleransi
program
1. Defenisi nyeri
kontrol atau alaram terhadap bahaya. Nyeri bersifat sangat subjektif karena
stimulus fisik dan atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada
jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang individu (Haswita &
Sulistyowati, 2017).
nyeri bertindak sebagai control atau alarm terhadap bahaya. Nyeri bersifat
2. Fisiologi nyeri
bebas yang disebut nosiseptor yang tersebar luas pada kulit dan mukosa
yang terdapat pada kulit dan mukosa yang terdapat pada struktur-struktur
lebih dalam seperti pada visceral, persendian, dinding arteri, hati dan
a. Stimulus
b. Reseptor nyeri
1) Exteroreseptor
kutis.
2) Telereseptor
jauh
20
3) Propioseptor
4) Interoseptor
3. Bentuk-bentuk nyeri
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronis
1) Nyeri somatik
21
2) Nyeri viseral
3) Nyeri alih
4) Nyeri psikogenetik
6) Nyeri neurologi
nyeri :
22
b. Ansietas
c. Budaya
d. Usia
yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap masa otot lebih besar
Mc Gill (Mc Gill scale), dan skala wajah atau Wong-Bakar Faces rating
scale.
0 = tidak nyeri
0 = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
24
5 = nyeri hebat
tersebut menyerang. Cara ini diterapkan pada pasien yang tidak dapat
6. Penatalaksanaan nyeri
berikut :
a. Intervensi farmakologi
b) Opioid
transdermal.
2) Stimulasi kulit
ini sesuai teori gate control. Reseptor tidak nyeri diduga memblok
pusat.
4) Distraksi
otak.
5) Teknik relaksasi
6) Imajinasi terbimbing
7) Hipnosis
27
8) Metoda bedah-neuro
Kunci untuk bisa membaca Al-Qur’an adalah ikhlas karena Allah SWT
(Rahman, 2016).
perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
Tiga aktivitas yang biasa terjadi bersama saat seseorang membaca Al-
4. Gelombang suara
merupakan rekaman suara Al- Qur’an yang dilagukan oleh seorang Qori’
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
:Variabel Dependen
: Tanda penghubung
E. Defenisi Operasional
F. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
without control, pada desain ini penelitian hanya melakukan intervensi pada
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sawerigading Palopo.
∝
𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃) N
n = ∝
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃)
Ketrangan :
∝
z²1- = 1,96
𝑧
P = 0,5
N = Populasi
d² = 0,1
Karena jumlah populasi yang ada sebanyak 265 orang, jadi jumlah
sampel penelitian ini adalah
∝
𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃) N
n = ∝
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃)
0,98 (0,5)265
=
0,01 (265)+ 0,98 (0,5)
0,49 x 265
=
2,64+0,49
129,85
= = 41,48
3,13
= 42
a. Kriteria inklusi:
1) Bersedia menjadi responden
2) Responden yang beragama islam
b. Kriteria eksklusi:
1) Pasien yang tidak bersediah menjadi responden
D. Instrumen Penelitian
0 = tidak nyeri
7-9 = sangat nyeri, tetapi masih dapat dikendalikan dengan aktivitas yang
biasa dilakukan
Al-Qur’an.
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Pengelolaan Data
a. Editing
b. Coding
kedalam kategori.
c. Scoring
d. Tabulating
(Setiawan, 2011).
2. Penyajian Data
G. Analisa Data
Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik
1. Analisa univariat
2. Analisa bivariat
menggunakan uji beda dua mean dependen / paired t test digunakan untuk
menguji beda mean dari dua hasil pengukuran pada kelompok yang sama.
H. Etika Penelitian
keperawatan :
ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam
confidentiolity)
informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat
BAB IV
b. Sejarah
Kota Palopo yang berwujud RSUD, diurus oleh Pemerintak Kota Palo
status Lulus. RSUD ini berlokasi di Jl. Dr. Ratulangi KM.7 Rampoang
c. Nilai-Nilai Dasar
2. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di RSUD Sawerigading Kota
Palopo Tahun 2019 (N = 42)
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
7-20 7 16.7
21-34 17 40.5
35-48 12 28.6
49-62 5 11.9
63-78 1 2.4
Total 42 100.0
Sumber : Data Primer, 2019
(40,5%) responden.
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD
Sawerigading Kota Palopo Tahun 2019 (N = 42)
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-laki 21 50,0
Perempuan 21 50,0
Total 42 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
43
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di RSUD Sawerigading
Kota Palopo Tahun 2019 (N = 42)
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
SD 11 26,2
SMP 9 21,4
SMA 18 42,9
S1 4 9,5
Total 42 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
d. Pekerjaan
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Sawerigading
Kota Palopo Tahun 2019 (N = 42)
responden.
3. Analisis Univariat
Tabel 4.5
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap penurunan nyeri pada
pasien post appendiktomy di RSUD Sawerigading Kota Palopo 2019 (N =
42)
Terapi Murottal Al- Mean SD
Qur’an
Pretest 1.81 740
Posttest 1.50 634
Sumber : Data Primer, 2019
pretest dan posttest nyeri sebesar 0,31 sehingga terlihat bahwa ada
4. Analisis Bivariat
a. Uji Normalitas
Tabel 4.6
Uji Normalitas Data
Terapi Kolmogrov-smirnov test
Murottal Al- Mean Df p
Qur’an
Pretest 1.81 740 ,014
Posttest 1.50 634 ,000
Sumber : Data Primer, 2019
penelitian memiliki nilai P < ,05 maka data tidak berdistribusi normal,
b. Uji Wilcoxon
(posttest),
Tabel 4.7
Hasil Uji Wilcoxon penurunan tingkat nyeri Sebelum (Pretest) dan
Sesudah Diberikan terapi murottal Al-Qur’an (Posttest) di RSUD
Sawerigading Kota Palopo Tahun 2019 (N = 42)
Terapi Mean SD Z p
Murottal
Al-Qur’an
Pretest 1.81 740 -2,968 ,003
Posttest 1.50 634
46
= ,003. Jika hasil penelitian ini menunjukkan nilai p < ,05 maka H0
B. Pembahasan
murottal Al-Qur’an hal ini dilihat dari nilai p < ,05 maka H0 ditolak yang
dapat diartikan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah di berikan terapi
murottal Al-Qur’an.
terapi murottal Al-Qur’an (pretest), hasil skor rata-rata dan standar deviasi
47
saat di berikan terapi murottal Al-Qur’an, hasil rata-rata dan standar deviasi
lihat bahwa ada perubahan nyeri sebelum dan sesudah di berikan terapi
murottal Al-Qur’an dengan selisih mean pretest dan posttest nyeri mencapai
0,31 dan standar deviasi dengan selisih 106, sehingga terlihat bahwa ada
Hasil uji wilcoxon pada tabel 4.7 menunjukkan nilai p < ,05 (,000
< ,05). Dapat diartikan bahwa ada perubahan nyeri pada pasien post
terapi nyeri yang di rasakan pasien rata-rata nyeri sedang dan setelah
diberikan terapi nyeri yang dirasakan pasien rata-rata nyeri ringan. Terapi
dengarkan bacaan ayat suci Al-Qur’an merasa tenang dan rileks saat di
besar responden sebelum (pre test) di berikan terapi berada dalam rentang
responden yang berada dalam rentang nyeri sangat berat yaitu 2 responden
“Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi
sebelum dilakukan terapi murottal sebagian besar responden pada skala nyeri
responden pada skala nyeri 4 sebanyak 14 orang (28.6%) yang artinya ada
pengaruh yang signifikan terapi murottal terhadap nyeri klien post operasi