KELOMPOK 6 KELAS B
M. Yudhi Surya Chandra G1A113137
Yasmin Shabira W. G1A113140
Loli Melatina Putri G1A113141
Diah Media Rizki G1A113142
Fitrah Nurfauziah G1A113143
Zaujah Nurhanni Zulaisa G1A113144
M. Galihka Ayatullah G1A113145
Freciosa Sistradinata Edwar G1A109014
Rima Feranika Zusri G1A109024
Ana Ambiya G1A109036
Yulia Rahmayanti G1A109041
DOSEN PEMBIMBING :
dr. Hj. Mientje Oesmaini, MM.
2
KLARIFIKASI ISTILAH
3
IDENTIFIKASI MASALAH
4
ANALISA MASALAH
Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara , yaitu melalui inhalasi droplet yang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang
terinveksi→partikel menempel pada saluran nafas dan pertikel berukuran< 5
mikrometer masuk ke alveoli → di hadapin pertama kali oleh netrofil dan kedua
oleh makrofag→kuman dibersihkan oleh makrofag→kemudian keluar dari
percabangan trakeo bronchial bersama gerakan siliadan secret nya jika kuman
menetap dalam jaringan paru→kuman akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag→kuman bersarang dalam jaringan paru→membentuk sarang
tuberculosis →sarang menjad i tubelkel ( suatu glanuloma yang terdiri atas =
sel-sel histiosit,sel datialanghans,di ikuti se llimposit dan jarinagan ikat
)→berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitar dan bagian tengah
5
mengalam i nekrosis→menjadi lembek dan membentuk jaringan keju (perkijoan)
→kavitas→ulserasibronkus, nekrosis PD sekitarnyadan alveoli bagian distal
→batukdarah (hemoptisis)
6
oksigen dilakukan apabila ada tanda-tanda gangguan pertukaran gas. Bila perlu
resusitasi cairan dan darah harus diberikan.
Mengistirahatkan pasien umumnya membantu mengurangi
perdarahan. Memiringkan pasien kearah paru yang diduga sumber perdarahan
akan membantu menjaga asfiksia sisi sehat. Pada perdarahan masif bisa jadi
intubasi dan bahkan ventilator mekanik dibutuhkan untuk menjaga jalan napas dan
pertukaran udara. Ada juga upaya pemasangan kateter balon untuk menyumbat
bronkus yang berdarah, yang pemasangannya dipandu dengan bronkoskopi. Hal
ini dilakukan bukan saja untuk mencegah asfiksia lobus sehat tetapi untuk
membantu menghentikan perdarahan.
Selanjutnya terapi penyakit penyebabnya harus diberikan. Bila
sebabnya infeksi( misalnya pada bronkiektasis, bronchitis kronik dan fibrosis
kistik yang terinfeksi) antibiotic harus diberikan disertai teofilin atau agonis
b-andregenik. Pada tuberculosis paru yang terinfeksi selain obat anti tuberculosis
antibiotik non spesifik harus diberikan. Pada PPOK tampaknya antibiotic spectrum
luas membantu mempercepat penghentian hemoptisis. Bila penyebabnya gagal
jantung harus diberikan terapi gagal jantung. Keganasan bronkus harus
diupayakan untuk direseksi.
4. Apa makna klinis keluhan disertai dengan demam, keringat pada malam hari tanpa
melakukan aktivitas fisik, dan penurunan berat badan?
7
dihipotalamus → pelepasan asam arakidonat dari membrane fosfolipid atas
pengaruh enzim siklooksigenase-2 → selanjutnya diubah menjadi PGE2 → akan
mengubah pengaturan thermostat di hipotalamus → timbul demam. → terjadi
vasodilatasi pembuluh darah(sebagai usaha tubuh untuk mengkompensasi demam)
→ pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori kulit → pengeluaran keringat
(mycobacterium tuberculosa lebih aktif pada malam hari sehingga meningkatkan
metabolisme tubuh → sehingga terjadi pengeluaran keringat pada malam hari
tanpa melakukan aktifitas fisik)
Berdasarkan jumlah darah yang keluar pursel membagi batuk darah menjadi:
-Derajat 1: bloodstreak
-Derajat 2: 1 – 30 ml / 24 jam
8
- Single hemoptysis yaitu perdarahan berlangsung kurang dari 7 hari
- Frank hemoptysis yaitu bila yang keluar darah saja tanpa dahak
Fase 1 : fase intensif (1-3 bulan) dimana pada fase ini dalam waktu 2 minggu
penderita yang infeksius menjadi tidak infeksius, dan gejala klinis membaik.
Kebanyakan pada pasien BTA positif akan menjadi negative dalam waktu 2
bulan. Pada fase ini sangan penting pengawasan minum obat dengan teratur.
Fase 2 : fase lanjutan (4-6 bulan) dimana pada fase ini bertujuan untuk
membunuh kuman persisten (dorman) dan mencegah relaps.
Tetapi pada kasus, pak bondan menghentikan pengobatan pada bulan ketiga
dikarenakn sudah membaik, hal itu menyebab kan fase lanjutan atau fase dimana
terjadi proses pembunuhan kuman TB tidak terjadi sehingga kuman masih
persarang di paru-paru, hal inilah memicu timbulnya serangan berikut nya dari
9
penyakit ini. Selain itu juga terjadi resisten obat TB sehingga sehingga pasien
tidak sembuh dan penyakit TB yang diderita akan semakin parah.
8. Apa kemungkinan penyakit Pak Bondan sehingga harus diberi pengobatan selama
6 bulan?
Asap rokok juga dapat menurunkan respon terhadap antigen sehingga apabila
ada benda asing masuk ke paru – paru tidak secepatnya dapat di kenali. Dan asap
rokok merupakan salah satu penyebab reinfeksi yang juga dapat memicu seseorang
yang dahulu pernah TB Primer untuk menjadi TB Post Primer, karena rokok
berperan dalam memperkuat inflamasi kronik dimana penderita TB biasanya
jugamengeluhkan batuk kronik yang tidak kunjung sembuh sebagai akibat dari
menghisap benda asing terus menerus sehingga saluran napas nya mengalami
peradangan kronik.
10
terangkut aliran limfa ke dalam kelenjar-kelenjar limfa regional dan sebagian
malah dapat ikut masuk ke dalam aliran darah dan tersebar ke organ lain.
Perubahan akan dialami oleh kelenjar-kelenjar limfa serta organ-organ yang
sempat dihinggapi basil-basil TB.
Suara amforik yang terdengar pada pemeriksaan fisik saat auskultasi itu
menandakan terdapatnya kavitas (ruang) yang cukup besar pada paru dan langsung
berhubungan dengan bronkus. Dan disertai suara hipersonor pada atau timpani
pada saat perkusi.
11
HIPOTESIS
12
MIND MAPPING
13
14
LEARNING ISSUES
Pokok bahasan What I know What I don’t What I have to How I will
know prove learn
Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Volume batuk - Textbook
Batuk Darah batuk batuk yang - Jurnal
berdasarkan berdasarkan dikeluarkan - Internet
volume batuk variabel lain - Fasilitator
yang
dikeluarkan
Hubungan
Pak Bondan Bagaimana
Merokok Pak
perokok berat rokok dapat Komposisi
Bondan dengan
dan sekarang menyebabkan rokok yang
Keluhan
memiliki keluhan Pak menyebabkan
Sekarang
keluhan batuk Bondan keluhan Pak
berdarah Bondan
15
SINTESIS
Definisi
Etiologi Tuberkulosis
16
-Karena sebetulnya mycobacterium pada umumnya tahan asam,secara teoritis
BTA belum tentu identik dengan hasil TB,tetapi dalam keadaan normal penyakit paru
yang disebabkan oleh mycobacterium lain.
Patogenesi Tuberkulosis
1)Tuberkulosis Primer
17
membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer,bila
menjalar ke pleura maka akan menjadi efusi pleura.
Dari sarang primer akan tubuh peradangan saluran getah bening menuju
kehilus dan juga diikuti pelebaran kelenjar getah bening hilus.Semua proses ini
memakan waktu 3-8 minggu.komplek primer ini selanjutnya akan menjadi :
-menyebar di sekitarnya
-limfogen
-hematogen
18
TB Sekunder dimulai dengan serangan dini yang berlokasi diregio atas
paru,infasinya ke daerah parenkim paru dan tidak kenodus hiler paru serangan dini
awalnya berbentuksarang pneumonia kecil dalam 3-10 minggu,serangan ini menjadi
tubercle yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel2 histiosit dan sel datia
langerhans,yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dengan jaringan ikat.
19
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
● Infeksi sekunder
● Infeksi jamur
● Tb paru kambuh
c. Kasus pindahan (transfer in)
Adalah penderita yang sudah pernah berobat paling kurang 1 bulan dan
berhenti 2 minggu atau lebih, kemudian dating kembali berobat.
Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA positif.
e. Kasus gagal
20
● Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum
akhir pengobatan)
● Adalah penderita dengan hasil BTA negative dengan gambaran
radiologic positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2
pengobatan dan atau gambaran radiologic ulang hasilnya
pemburukan.
f. Kasus kronik
g. Kasus bekas TB
● Hasil pemeriksaan dengan mikroskopik (biakan jika ada fasilitas)
negative dan gambaran radiologic paru menunjukkan lesi tb
inaktif, terlebih gambaran radioloik serial menunjukkan gambran
yang menetap. Riwayat pengobatan OAT yang adekuat akan lebih
mendukung
● Pada kasus dengan gambaran radiologic meragukan lesi tb aktif,
namun setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternate
tidak ada perubahan gambaran radiologic.
Penegakan Diagnosis
21
Diagnosis penyakit tuberculosis didasarkan pada:
a. Batuk
22
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan
bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah.
Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah
yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
e. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
f. Gejala lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan
serta malaise.Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa
minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas
walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
23
Dan pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda:
24
1) Fibrotik, terutama pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas
dan atau segmen superior lobus bawah.
2) Kalsifiasi (deposit garam-garam kalsium di dalam jaringan abnormal,
seperti jaringan parut)
3) Penebalan pleura
4. Pemeriksaan Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis TB paru, namun pemeriksaan
ini tidak sensitive karena hanya 30-70% pasien TB yang tidak dapat didiagnosis
berdasarkan pameriksaan ini.
6. Tes Mantoux/Tuberkulin
✓ Dipakai untuk menegakan diagnosis pada anak-anak (balita).
✓ Bila 250 T.U. masih memberikan hasil negatif, berarti tuberkulosis dapat
disingkirkan.
25
✓ Tujuan : menyatakan apakah seseorang individu sedang atau pernah
mengalami infeksi M. tuberculosae, M. bovis, Vaksinasi BCG, dan
Mycobacteria patogen lainnya.
✓ Hasil tes Mantoux ini dibagi dalam : 1). Indurasi 0-5 mm (diameternya) :
Mantoux negatif = golongan no sensitivity. Di sini antibodi humoral
paling menonjol. 2). Indurasi 6-9 mm : hasil meragukan = golongan low
grade sensitivity. Disini antibodi humoral masih menonjol, 3). Indurasi
10-15 mm: mantoux positif = golongan normal sensitivity. Di sini peran
kedua antibodi seimbang, 4). Indurasi lebih dari 15 mm: Mantoux positif
kuat = golongan hypersensitivity. Di sini antibodi selular paling
menonjol.
26
menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis dalam sputum atau cairan paru
secara biakan.
Penatalaksanaan Tuberkulosis
1. Dosis
27
Harian Intermiten <40 40-60 >60
(mg/KgBB/Hari (mg/KgBB/kali
) )
Rifampisin 8-12 10 10 600 300 450 600
INH 4-6 5 10 300 300 300 300
Pirazinamid 20-30 25 35 - 750 1000 1500
Etambutol 15-20 15 30 - 750 1000 1500
Streptomicin 15-18 15 15 1000 Sesua 750 1000
i BB
28
Penentuan dosis terapi KDT 4 obat berdasarkan rentang dosis yang
telah ditentukan oleh WHO, merupakan dosis yang efektif atau masih
termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik.
Pada kasus yang mendapat obat KDT tersebut, bila mengalami efek
samping serius harus dirujuk ke rumah sakit/dokter spesialis paru/fasilitas
yang mampu menanganinya.
● Pasien Baru
Catatan:
29
Tuberculosis paru dan ekstraparu diobati dengan regimen pengobatan
yang sama dan lama pengobatan berbeda yaitu:
● Meningitis TB, lama pengobatan 9-12 bulan karena berisiko kecacatan dan
mortalitas. Etambutol sebaiknya digantikan dengan streptomisin.
● TB Tulang, lama pengobatan 9 bulan karena sulit untuk menilai respons
pengobatan
● Kortikosteroid diberikan pada meningitis TB dan perikarditis TB
● Limfadenitis TB, lama pengobatan minimal 9 bulan.
Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat. Bila efek samping
ringan dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka pemberian OAT dapat
dilanjutkan. Pendekatan berdasarkan gejala untuk penatalaksanaan efek
samping OAT.
30
dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih besar atau dokter paru untuk
tatalaksanaan selanjutnya.
31
atau sebelum tidur dan
anjurkan pasien untuk
minum obat dengan air
sedikit demi sedikit.
Apabila terjadi muntah
yang terus menerus, atau
ada tanda perdarahan
segera pikirkan sebagai
efek samping mayor dan
segera rujuk
Nyeri sendi Pirazinamid Aspirin atau NSAID atau
parasetamol
Rasa terbakar, kebas atau Isoniazid Piridoksin dosis 100-200
kesemutan pada tangan mg/hari selama 3 minggu.
atau kaki Sebagai profilaksis 25-100
mg/hari
Mengantuk Isoniazid Yakinkan kembali,
berikan obat sebelum tidur
Urin berwarna kemerahan Rifampisin Yakinkan pasien dan
atau oranye sebaiknya pasien diberi
tahu sebelum mulai
pengobatan
Sindrom flu (demam, Dosis rifampisin Ubah pemberian dan
mengigil, malaise, sakit intermiten intermitten ke pemberian
kepala, nyeri tulang) harian
32
Tatalaksana reaksi kutaneus
Apabila terjadi reaksi gatal tanpa kemerahan dan tidak ada penyebab lain maka
pengobatan yang direkomendasikan adalah simptomatis seperti menggunakan
antihistamin. Pengobatan dengan OAT dapat diteruskan dengan mengobservasi
pasien. Apabila terjadi kemerahan pada kulit maka OAT harus dihentikan.
4. Pengobatan Supportif
1. Pasien Rawat Jalan:
a. Pada pengobatan pasien TB perlu diperhatikan keadaan klinisnya.
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, pasien dapat
diakukan pengobatan rawat jalan. Selain OAT kadang perlu
pengobatan tambahan atau suportif untuk meningkatkan daya
tahan tubuh atau mengatasi gejala/keluhan
33
Beberapa rekomendasi pemberian nutrisi untuk penderita TB adalah:
34
2. Pasien Rawat Inap
● TB paru milier
● Meningitis TB
5. Terapi Pembedahan
Indikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
b. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi
secara konservatif
35
2. Indikasi relatif
a. Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
c. Sisa klavitas yang menetap.
● Bronkoskopi
● Punksi pleura
● Pemasangan WSD
6. EVALUASI PENGOBATAN
Evaluasi klinis
36
● Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisis.
● Sebelum pengobatan
● Setelah 2 bulan pengobatan
● Pada akhir pengobatan
Diagnosis Banding
❒ Asma
37
❒ SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis) Adalah penyakit obstruksi
saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan lesi paru
yang minimal.
❒ Pneumotoraks
❒ Gagal jantung kronik
❒ Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis,
destroyed lung.
Pencegahan Tuberkulosis
● Terapi pencegahan
● Diagnosis dan pengobatan TB paru BTA positif untuk mencegah penularan
Terapi pencegahan :
Kemoprofilaksis diberikan kepada penderita HIV atau AIDS. Obat yang digunakan
pada kemoprofilaksis adalah isoniazid (INH) dengan dosis 5mg/kg BB (tidak lebih
dari 300mg) sehari selama minimal 6 bulan.
Kompikasi
38
1. Komplikasi dini : Pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, poncet’s
arhthropathy.
2. Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas → SPOT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberculosis), kerusakan parenkim berat → fibrosis paru, kor pulmonal,
amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa (ARDS) sering terjadi
pada TB milier dan kavitas TB
Prognosis
Prognosis dari tuberculosis paru tergantung pada kepatuhan dan ketaatan pasien
dalam terapi. Jika terapi dilaksanakan dengan adekuat maka prognosisnya baik,
begitu pula sebaliknya.
39
DAFTAR PUSTAKA
40