Anda di halaman 1dari 10

Ecogreen Vol. 5 No.

1, April 2019
Halaman 31 – 39
ISSN 2407 - 9049

VALUASI JASA LINGKUNGAN PADA HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN


KENDARI BARAT KOTA KENDARI

Sahindomi Bana*, Abdul Sakti, Abigael Kabe’


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo
*Coresspondence author Email: omi.soil@gmail.com

ABSTRACT
Hutan mangrove terletak di daerah perbatasan antara habitat darat dan laut menjadikan kawasan ini menjadi
rentan dalam upaya konversi lahan. Umumnya diwilayah perkotaan perambahan kawasan hutan mangrove
dimanfaatkan untuk pengembangan kota, areal pengunaan lain, dan pembangunan sarana prasarana.
Keberadaan hutan mangrove dianggap tidak signifikan memiliki pengaruh dalam pertumbuhan ekonomi.
Sehingga penting untuk dilakukan kajian valuasi jasa lingkungan pada hutan mangrove. Penelitian bertujuan
untuk mengidentifikasi jenis pemanfaatan dan nilai valuasi ekonomi total hutan mangrove di Kecamatan
Kendari Barat Kota Kendari. Variabel yang diamati yaitu (1) vegatasi mangrove; (2) jenis pemanfatan hutan
mangrove yang dilakukan oleh pemeritah, swasta dan masyarakat; (3) masyarakat yang memanfaatkan
kawasan hutan mangrove; (4) Pengunjung yang memanfaatkan ruang terbuka hutan mangrove. Analisis data
yang dilakukan yaitu identifikasi pemanfaatan hutan mangrove, identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem
mangrove, manfaat tidak langsung (MTL). Hasil penelitian menunjukkan jenis penyusun hutan mangrove di
Kecamatan Kendari Barat terdiri dari 3 famili yaitu famili Rhizophoraceae terdiri dari Rhizophora apiculata
dan Rhizophora mucronata, famili Avicenniaceae terdiri dari Avicennia alba dan Avicennia lanata dan famili
Sonneratiaceae adalah Soneratia alba. Nilai valuasi ekonomi total hutan mangrove di Kecamatan Kendari
Barat Kota Kendari adalah nilai Rp. 528.947.987 per tahun yang bersumber dari nilai manfaat langsung (ML)
sebesar 193.800.000, Manfaat Tidak Langsung (MTL) sebesar Rp. 143.672.987; Manfaat Pilihan (MP) sebesar
Rp. 160.875.000 dan manfaat eksistensi (ME) sebesar Rp 30.600.000. Nilai tersebut menunjukkan nilai
ekonomi hutan mangrove sangat penting sehingga keberadaanya perlu dilestarikan

Kata kunci : Hutan Mangrove, Manfaat Langsung, Manfaat Tidak Langsung, Manfaat Pilihan dan Manfaat
Eksistensi

PENDAHULUAN ekosistem wilayah menjadikan kawasan mangrove


Hutan mangrove merupakan kawasan menjadi rentan dikonversi menjadi areal
hutan yang tumbuh dipengaruhi oleh pasang surut pengunaan lain. Degradasi hutan mangrove
oleh air laut. Hutan mangrove memiliki tiga fingsi mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem
utama yaitu fungsi fisik sebagai perlindungan dari kawasan pantai, seperti intrusi air laut, abrasi
abrasi airlaut. Fungsi ekologi sebagai habitat biota pantai, punahnya beberapa jenis flora, fauna dan
mangrove. Fungsi ekonomis adalah sebagai biota tertentu, menurunnya keanekaragaman hayati
penghasil kayu untuk bahan baku dan bahan serta kerusakan habitat yang meluas sampai
bangunan, bahan makanan, obat-obatan dan daratan (Saparinto, 2007). Hutan mangrove alami
ekowisata (Setiyowati, et.al,2016). Fungsi lain dari tidak menguntungkan jika dibandingkan dengan
adalah strategis sebagai produsen primer yang mengkonversi untuk tujuan pengembangan
mampu mendukung dan menjaga stabilitas budidaya perikanan. Presentasi hutan mangrove
ekosistem laut maupun daratan dan tambak pola tumpang sari sudah tidak sesuai
(Romimotarto,2001). lagi dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Perum
Keberadaan hutan mangrove terletak Perhutani. Fakta menunjukkan bahwa banyak
daerah perbatasan antara habitat darat dan laut wilayah di mana mangrove dikonversi secara total
menjadikan kawasan ini menjadi rentan dalam untuk budidaya tambak. Terdapat sebagian
upaya konversi lahan. Kota Kendari sebagian besar penggarap yang membuka hutannya lebih dari 20%
wilayahnya berada di pinggir teluk kendari, untuk dijadikan tambak (Mahendra 2007).
sehingga pengembangan kota akan berdapak pada Fenomena ini juga terjadi di Kota Kendari
eksistensi kawasan hutan mangrove. Pembangunan banyaknya areal yang membuka tutupan mangrove
wilayah perkotaan yang tidak memeperhatikan Kota Kendari menjadi areal pengunaan lain
sehingga keberadaan hutan mangrove menjadi
Evaluasi Jasa Lingkungan Hutan Mangrove Kec. Kendari Barat – Sahindomi Bana at al.

terancam keberadaanya.Luasan hutan mangrove dilapangan, berupa surat menyurat, peralatan


semakin berkurang yang disebabkan eksploitasi lapangan yang dibutuhkan; (2) tahapan
secara berlebihan oleh masyarakat dan terjadi pengumpulan data primer dan data sekunder (3)
konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak tahapan pelaporan hasil pengumpulan data yang
dan pemukiman (Wahyuni, 2013). Kecamatan kemudian dilakukan tabulasi dan analisis data,
Kendari Barat, Kota Kendari merupakan salah satu kemudian dilakukan penyusunan laporan hasil
wilayah kota kendari yang keberadaan hutan penelitian.
mangrovenya masih terjaga, dan dijadikan sebagai Variabel penelitian adalah sebagai berikut :
suatu ruang tebuka tempat rekreasi masyarakat (1) Vegatasi Mangrove dilakukan untuk mengetahui
kota kendari. Keberadaan hutan mangrove dapat keanekaragaman jenis yang ada pada hutan
dimanfaatkan sebagai kawasan ekonomi. Fungsi magrove; (2) jenis pemanfatan hutan mangrove
ekologis ekosistem mangrove amat penting, yang dilakukan oleh pemeritah, swasta dan
sehingga kontribusinya bagi nilai ekonomi masyarakat; (3) masyarakat yang memanfaatkan
mangrove itu sendiri. Valuasi ekonomi dapat kawasan hutan mangrove; (4) Pengunjung yang
digunakan untuk mentransformasi nilai ekologis ini memanfaatkan ruang terbuka hutan mangrove.
menjadi nilai ekonomi dengan mengukur nilai Penelitian ini adalah penelitian lapangan
moneter dari seluruh barang dan jasa yang yang mengkombinasikan metode wawancara dan
dihasilkan (Fauzi 2000).Valuasi ekonomi juga pengukuran lapangan. Rancangan penelitian ini
berperan dalam perencanaan di tingkat makro adalah lapangan dilakukan pembuatan plot dengan
dengan memasukkan unsur deplesi dan degradasi mengunakan metode jalur berpetak dengan ukuran
sumberdaya alam dan lingkungan dalam konteks petak 20 x 20 m untuk mengidetifikasi jenis
perencanaan pembangunan. Informasi dari nilai mangrove.
valuasi ekonomi juga dapat membantu dalam Pengumpulan data dilakukan dengan (1)
penentuan kompensasi program konversi ataupun teknik wawancara , pengumpulan data tahapan ini
program pemanfaatan dan pelestarian ekosistem adalah dilakukan wawancara pemanfaat kawasan
mangrove (Fauzi, 2014). hutan mangrove di lokasi penelitian, pengelolah dan
Upaya mengurangi konversi kawasan hutan pemerintah yang memangelolah hutan mangrove;
mangrove di Kecamatan Kendari Barat Kota (2). Teknik Observasi, melihat keadaan hutan
Kendari yang dianggap tidak memiliki nilai mangrove potensi lain yang belum termanfaatkan
ekonomi, sehingga penting untuk dilakukan kajian oleh masyarakat, pemerintah dan swasta; (3)
tentang evaluasi jasa lingkungan hutan mangrove pengukran lapangan, dilakukan untuk mengetahui
guna menyajikan data nilai ekonomi yang diperoleh jenis dan jumlah vegetasi persatuan luas
jika hutan mangrove dikelolah secara lestari. pengamatan. Pengamatan ini dilakukan dengan
Keberadaan hutan mangrove di wilayah perkotaan mengunakan metode jalur berpetak dengan
sangat penting untuk dilestarikan karena mampu mengunakan jalur kemudian diikuti dengan petak
menjaga ekosistem wilayah perkotaan, penggamatan yang berukuran 20 x 20 m.
menciptakan lapangan pekerjaan dan penyedia Analisis data dapat dilakukan menjadi tiga
sarana ruang terbuka sebagai sarana rekreasi. tahapan adalah sebagai berikut :
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis 1. Identifikasi pemanfaatan Hutan mangrove .
pemanfaatan di kawasan hutan mangrove dan Identifikasi dilakukan dengan wawancara yang
mengetahui nilai valuasi ekonomi total hutan mendalam untuk menganalisis 4 komponen
mangrove di Kecamatan Kendari Barat Kota menurut Kovacs (1999) tetapi pada kajian ini
Kendari. dilakukan tiga obyek pengamatan diantaranya:
a. Identifikasi jenis mangrove yang
METODE PENELITIAN dimanfaatkan, mengunakan panduna buku
Penelitian ini dilakukan di sekitar dan dalam identifikasi mangrove indonesia;
kawasan hutan mangrove di Kecamatan Kendari b. Pemanfaatan yang dilakukan oleh
Barat, Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan dengan masyarakat dalam memperoleh
mengunakan tiga tahapan yaitu : (1). Tahapan pendapatan potensial;
persiapan, tahapan ini mengumpulkan segala c. Pemanfaatan nyata yang sedang dilakukan,
bentuk administasi yang dibutuhkan dilapangan sebagai bentuk menciptakan mata
dengan peralatan yang digunakan saat berada

32
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 1 - 11

pencaharian alternative masyarakat sekitar Menurut Fahrudin (1996), Maedar (2008),


hutan mangrove; Hiariey (2009), Benu, et al. (2010) dan Linda
2. Identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem dan Fitria (2013) nilai ini dapat dipakai di
mangrove di kecamatan kendari barat berupa seluruh hutan mangrove yang ada di Indonesia
manfaat langsung, Manfaat tidak langsung, apabila ekosistem hutan mangrovenya secara
manfaat pilihan dan manfaat eksistensi ekologis penting dan tetap dipelihara secara
a. Mantaat Langsung (ML) (Direct Use Value) alami. Jika dirumuskan:
Manfaat langsung adalah nilai yang MP =MPb (Manfaat Pilihanbiodiversity)
dihasilkan dari pemanfaatan langsung dari MP = US$ 15 per ha x Luas hutan mangrove
hutan mangrove (Fauzi, 2002). 4. Manfaat Eksistensi (ME)(Exsistence Value)
ML= ML1 + ML2 Manfaat eksistensi adalah manfaat yang
Keterangan: dirasakan oleh masyarakat dari keberadaan
ML1 = Manfaat langsung, total dari hasil ekosistem yang diteliti setelah manfaat lainnya
kerang (manfaat langsung, tidak langsung dan manfaat
ML2 = Manfaat langsung, total dari hasil pilihan). Pengukuran manfaat eksistensi
Ekowisata tersebut didekati denganpengukuran langsung
terhadap preferensi individu melalui Contingent
b. Manfaat Tidak Langsung (MTL) (Indirect Valuation Method (CVM), mengukur seberapa
Use Value) Manfaat tidak langsung adalah besar keinginanmembayar (Willingness to Pay,
nilai yang dirasakan secara tidak langsung WTP) dariresponden terhadapkeberadaan dan
terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perbaikanekosistem mangrove (Fauzi, 2004).
sumberdaya dan lingkungan (Fauzi, 2002). Nilai Manfaat Keberadaan di peroleh dengan
Manfaat tidak langsung dari hutan cara mengalikan nilai rata-rata (Rp) yang
mangrove diperoleh dari suatu ekosistem diberikan oleh responden terhadap keberadaan
secara tidak langsung. MTL = Manfaat tidak hutan mangrove per ha per tahun dengan luas
langsung ekologis sebagai penyerap hutan mangrove secara keseluruhan. Menurut
karbon. FAO (2000)dalam Adrianto (2005).
Estimasi manfaat tidak langsung ekologis Formulasinya adalah sebagai berikut:
hutan mangrove sebagai penyerap karbon ME =
didekati dengan konversi nilai ekonomi CO2
yang diserap oleh hutan mangrove. Metode Keterangan
yang digunakan untuk mengukur nilai MEi = Manfaat Eksistensi dari
tersebut adalah pengunaan Allometrik responden ke-i
untuk mengestimasi simpanan biomassa. n = Jumlah responden
manfaat tidak langsung biologis hutan 5. Kuantifikasi seluruh manfaat
mangrove sebagai nursery ground, Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value)
spawning ground dan feeding ground bagi merupakan penjumlahan dari seluruh manfaat
kepiting bakau. Didekati dari hasil yang telah diidentifikasi, yaitu:
tangkapan panen kepiting bakau di wilayah NET = ML + MTL + MP + ME
penelitian. Keterangan:
3. Manfaat Pilihan (MP) (Option Value)Manfaat NET = Nilai ekonomi total (TEV)
pilihan adalah suatu nilai yang menunjukkan (Rp/ha/tahun atauRp/tahun)
kesediaan seseorang untuk membayar guna ML = Nilai manfaat langsung
melestarikan ekosistem mangrove bagi MTL = Nilai manfaat tidak langsung
pemanfaatan di masa depan. Nilai ini didekati
dengan mengacu pada nilai keanekaragaman HASIL PENELITIAN
hayati (biodiversity) hutan mangrove di Identifikasi Jenis Mangrove dan
Indonesia. Nilai ini didekati denganmengacu Pemanfaatannya
pada nilai keanekaragaman hayati(biodiversity) Jenis mangrove yang terdapat pada hutan
hutan mangrove di Indonesia yaitu US$ mangrove Kecamatan Kendari Barat, adalah 5 jenis
1.500/km²/tahun atau US$15/ha/tahun mangrove terdiri dari 3 famili. Ekosistem hutan
(Ruitenbeek, 1998 dalam Supriyadi 2009). mangrove Kecamatan Kendari Batar telah

33
Evaluasi Jasa Lingkungan Hutan Mangrove Kec. Kendari Barat – Sahindomi Bana at al.

mengalami degradasi sehingga penting untuk di yang mendekati tawar sampai dengan 90% tetapi
identifikasi agar konversi mangrove dapat salinitas yang ekstrim, pohon tumbuh kerdil dan
menghilangkan manfaat mengembangkan disajikan kemampuan menghasilkan buah hilang (Noor,et
pada Tabel 1. al,2006).
Jenis penyusun hutan mangrove yang Keberadaan habitat mangrove, mampu
terdapat di Kecamatan Kendari Barat telah meberikan kondisi lingkunan yang baik sehingga
dilakukan penebangan sehingga didominasi oleh ekosistem mangrove yang memiliki tingkat cemaran
beberapa jenis yang tidak memiliki nilai ekonomi. yang tinggi namun masih terdapat beberapa fauna
Hasil analisis data diperoleh tanaman soneratia alba yang hidup pada ekosistem ini. Keberadaan hutan
mendominasi wilayah tersebut. mangrove ini meberikan manfaat langsung baik dari
ekosistem biologi maupun ekosistem yang dapat
Tabel 1. Jenis vegetasi penyusun hutan mangrove menciptakan ekowisata.
yang terdapat di Kecamatan Kendari Barat Identifikasi Nilai Ekonomi Hutan Mangrove
Jumlah Manfaat Langsung (ML) (Direct Use Value)
No Nama Latin Famili
Pohon
Manfaat langsung adalah nilai yang dihasilkan dari
Rhizophora
pemanfaatan langsung dari hutan mangrove (Fauzi,
1 mucronata Rhizophoraceae 34
2002). Indikator keberadaan hutan mangrove
2 Rhizophora apiculata Rhizophoraceae 26
sebagai bagian ekosistem sehat yang memiliki nilai
3 Avicennia lanata Avicenniaceae 23 ekonomi sebagi bagian dari nilai valuasi jasa
4 Avicennia alba Avicenniaceae 35 lingkungan. Keberadaan nilai ekonomi ini
5 Sonneratia alba Sonneratiaceae 68 memberikan dampak. Manfaat yang diperoleh dari
masyarakat tentang keberadaan hutan mangrove
Sonneratia alba memberikan potensi secara langsung maupun secara tidak langsung.
ekosistem yang baik bagi keberadaan, karena secara Hutan mangrove secara langsung berupa ekonomi
morvologi tanama ini memiliki akar navas yang kerang. Hasil pengamatan nilai ekonomi langsung
membantu menjaga siskulasi uadara dalam tanah. hutan mangrove berasal dari kerang diperoleh
Selain itu juga mangrove mampu memberikan masyarakat adalah sebesar 4 liter isi kerang setiap
netralisasi gas pencamaran baik yang terjadi di harinya untuk masing masing orang dengan tidak
darat maupun yang terjadi dilaut. Mangrove mengunakan alat bantu perahu. Sedangkan hasil
merupakan ekoton antara kawasan daratan dan pendapatan pencari kerang mengunakan alat bantu
laut, sehingga pencemaran yang terjadi di darat perahu. Memperoleh pendapatan satu karung
maupun di laut dapat menumpuk di kawasan ini. kerang dengan mengunakan kulit. Hasil konversi
Salaha satu jenis bahan pencemar yang menarik satuisi satu liter isi kerang sama dengan 4 liter
adalah tumpahan minyak bumi. Dalam suatu studi, kerang mengunakan kulit. Sedangkan satu karung
Sonneratia, digunakan sebagai tumbuhan pionir dan 50 Kg memperoleh hasil 64 liter. Harga kerang
ditanam pada tanah yang terpolusi minyak di delta (kalanduwe) hasil penjualan isi sebesar Rp. 25.000,-
Mahakam, sebagian dari lokasi ini juga terpolusi perliter. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2.
pupuk nitrat dan sisa-sisa dispersan minyak
Setyawan,et.al (2004). Selain sonneratia alba juga Tabel 2. Nilai Ekonomi Langsung Hutan Mangrove
terdapat jenis mangrove lain yang menyusun yang Kecamatan Kendari Barat, dari kerang (Kalandue)
memiliki ekosistem yang baik dalam menjaga agar Jumlah Harga
Alat Total
No Tangkapan satuan
pecemaran dapat terjaga dengan baik. Berdasarkah Bantu (Rp)
(Liter/ Bulan) (RP)
hasil analisis data diperoleh jenis avecennia alba 1 Manual 32 25.000 800.000,00
merupakan jenis yang paling banyak dijumpai pada
2 Perahu 120 25.000 3.000.000,00
hutan mangrove. Banyaknya avecennia dipengaruhi
Rata-rata 1.900.000,00
oleh ekosistem hutan mangrove Kendari Barat
memiliki karakteristik biofisik soneratia, memiliki
kemiripan dengan soneratia. Manfaat nilai ekonomi kawasan hutan berasal
Avecennia merupakan marga yang memiliki dari kerang pada kawasan hutan mangrove di
kemampuan toleransi terhadap kisaran salinitas Kecamatan Kendari Barat memiliki nilai 1.900.000,
yang luas dibandingkan dengan marga lain. Jenis per bulan waktu kerja disesuaikan dengan pasang-
tersebut mampu tumbuh dengan baik pada salinitas surut air laut. Selama 2 jam setiap harinya. Rata-
rata pendapatan pertahun dari penjualan kerang
34
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 1 - 11

sebesar Rp.22.800.000,- pendapatan dari penguna 36.000.000, setiap tahunnya. Jika dikombinasikan
langsung dari pemungkutan kerang (kalandue). nilai ekowisata hutan mangrove adalah disajikan
Kerang yang diperoleh dari kawasan hutan pada Tabel 3.
mangrove meberikan gambaran bahwa kondisi Total Pendapatan manfaat ekonomi langsung
ekosistem mangrove baik meskipun polutan yang di diperoleh dari setiap tahunnya adalah total
transfer dari wilayah perkotaan terus terjadi. Baran manfaat langnsung adalah gabungan dari manfaat
dan Hambrey (1999), ekosistem mangrove memiliki langsung dari kerang dijumlahkan dengan total
beberapa fungsi, yaitu: 1) Sebagai tempat hidup dan biaya dari ekowisata setiap tahunnya. Nilai manfaat
mencari makan berbagai jenis ikan, kepiting, udang, langsung (ML) = Rp.22.800.000 + Rp.
dan tempat ikan-ikan melakukan proses 171,000,000.00 = 193.800.000,-Total manfaat
reproduksi; 2) Menyuplai bahan makanan bagi langsung hutan mangrove Kecamatan Kendari Barat
spesies-spesies didaerah estuari yang hidup sebesar Rp. 193. 800.000, per tahun.
dibawahnya karena mangrove menghasilkan bahan
organik; 3) Sebagai pelindung lingkungan dengan Tabel 3. Nilai Ekonomi Langsung bidang ekowisata
melindungi erosi pantai dan ekosistemnya dari Hutan Mangrove di Kecamatan Kendari Barat.
Biaya Total biaya
tsunami, gelombang, arus laut, dan angin topan; 4)
No Uraian Per bulan per tahun
Sebagai penghasil biomas organik dan penyerap
(Rupiah) (Rupiah)
polutan di sekitar pantai dengan penyerapan; 5) Sarana
Sebagai tempat rekreasi khususnya untuk 1 rekreasi 11,250,000.00 135,000,000.00
pemandangan kehidupan burung dan satwa liar Sarana
lainnya; 6) Sebagai sumber bahan kayu untuk 2 Olahraga 3,000,000.00 36,000,000.00
perumahan,kayu bakar, arang, dan kayu perangkap
ikan; 7) Tempat penangkaran dan penangkapan Jumlah 14,250,000.00 171,000,000.00
bibit ikan; dan 8) Sebagai bahan obat-obatan dan
alkohol. a. Manfaat Tidak Langsung (MTL) (Indirect Use
Manfaat langsung lain selain dari kepiting Value) Manfaat tidak langsung adalah nilai yang
yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai dirasakan secara tidak langsung terhadap
ekowisata dari hutan mangrove Kecamatan Kendari barang dan jasa yang dihasilkan sumberdaya
Barat. Kajian ekowisata terbagi sarana rekreasi dan dan lingkungan (Fauzi, 2002). Manfaat tidak
sarana olahraga. Hasil analisis data diperoleh nilai langsung dari hutan mangrove berupa serapan
ekowisata hutan masngrove sebagai sarana rekreasi karbon pda Tabel 4.
dapat dilihat pada setaip pengunjung mnehabiskan
biaya sebesar Rp.15.000.- perorang. Setiap hari rata Tabel 4. Simpanan Karbon dan biomassa yang
rata pengunjung menghabiskan biaya 20 - 25 orang terkandung pada hutan mangrove Kecamatan
maka biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung Kendari barat
Nama Jumlah Biomassa Karbon
No
pada ekowisata adalah Rp. 375.000,- biaya yang Latin Pohon (ton/ha) (ton/ha)
Rhizophora
dikeluarkan setiap hari. Biaya yang dikeluarkan
1 mucronata 34 16,108701 7,4100.02
untuk berekreasi pada hutan mangrove Kecamatan
Kendari Barat sebagai sarana rekreasi setiap 2 Rhizophora apiculata 26 22,207542 10,215469

tahunnya adalah Rp. 135.000.000,- per tahunnya 3 Avicennia lanata 23 8,323114 3,828633
yang bersumber dari biaya makan setiap
4 Avicennia alba 35 20,736783 9,538920
pengunjung Rp. 5.000/orang. Biaya transportasi
Rp.3.000/orang, biaya parkiran sebesar 5 Sonneratia alba 68 35,780520 16,459039
Rp.2.000/motor dan biaya waktu sebesar Rp. JUMLAH 186 103,156661 47,452064
5.000/orang. Sedangkan untuk saran olahraga
hutan mangrove Kecamatan Kendari Barat Hasil analisis data lapanagan menjelaskan
pengunjung menghabiskan biaya sebesar Rp. bahwa jumlah kandungan karbon yang tersimpan
10.000 perhari. Rata-rata yang mengahbiskan pada hutan mangrove di Kecamatan Kendari Barat
waktu untuk berolahraga pada kawasan hutan dengan menggunakan persamaan allometrik
mangrove setiap harinya adalah 5-10 orang. Hasil diperoleh sebesar 47,45 ton/ha. Penelitian yang
rekapitulasi biaya yang dikualken oleh penguna jasa dilakukan oleh (Bismark, 2008 dalam Elias, dkk.
hutan mangrove sebagai sarana olahraga adalah Rp. 2010) yang dilakukan di hutan mangrove Cagar

35
Evaluasi Jasa Lingkungan Hutan Mangrove Kec. Kendari Barat – Sahindomi Bana at al.

Biosfer Pulau Siberut, Sumatera Barat, biomassa karbon/ha, atau setara dengan 90,16 ton CO2/ha.
tegakan di atas permukaan dan kandungan karbon Jenis yang mendominasi tegakan hutan mangrove
hutan mangrove yang terdiri dari jenis R. apiculata, adalah R. apiculata dengan kerapatan 80 pohon/ha,
R. mucronata, dan jenis B. gymnorrhiza cukup R. mucronata dengan kerapatan 28 pohon/ha dan B.
rendah, yaitu sebesar 49,13 ton/ha dan 24,56 ton gymnorrhiza dengan kerapatan 12 pohon/ha.

.
Gambar 1. Kemampuan menyerap karbondioksida (CO2) pada hutan mangrove
Kecamatan Kendari Barat

Untuk mendapatkan nilai serapan karbon, 14.820.114,00 ton/ha sedangkan nilai serapan
disesuaikan dengan nilai jual karbon yang berlaku maksimum senilai Rp 16.270.266,00 ton/ha dengan
dipasar internasional yaitu 10 US $ per ton nilai rata-rata sebesar Rp. 15.545.190,00 ton/ha.
(Balittanhut, 2007 dalam Yulief 2008). Kesepakatan Nilai ekonomi penyerapan karbondioksida ini
dunia internasional, harga karbon masih bervariasi dihitung untuk biomassa yang masih utuh (Rused,
dengan kisaran yang beragam. Untuk mengetahui 2009).
nilai ekonomi penyerapan karbondioksida di areal Penelitian ini mengunakan pendekatan yang
rehabilitasi, harga karbon cukup beragam maka dikeluatkan oleh balitbang harga atau nilai tukar
harga karbon yang digunakan adalah nilai tengah penyerapan Karbondiosida adalah U$ 10./tCO2.
dari harga karbon yang berlaku yaitu sekitar US$ Nilai ekonomi tidak langsung hutan mangrove di
20/tCO2. Nilai ekonomi penyerapan karbondioksida Kecamatan Kendari barat dapat dilihat pada
di Blok S Cipendawa jika karbondioksida yang dapat Gambar 2.
diserap minimal maka nilainya adalah Rp

Gambar 2. Nilai Ekonomi Penyerapan Karbondioksida (CO2) Hutan Mangrove


Kecamatan Kendari Barat

36
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 1 - 11

Nilai ekonomi tidak langsung hutan


mangrove sebagai penyerap karbondioksida Nilai Ekonomi Total Hutan Mangrove
diperoleh nilia ekonomi adalah Rp. 17. 414.907,55 Total Nilai Ekonomi Hutan Mangrove yang
per Ha. Sedangkan luas total hutan mangrove terdapat pada kecamatan Kendari Barat merupakan
kecamatan Kendari Barat adalah 8,25 Ha jadi nilai gabungan seluruh nilai ekonomi yang dikaji dalam
ekonomi untuk 8,25 Ha adalah Rp. 143.672.987,27. penelitian ini yang disajikan pada Tabel 5.
Nilai Pilihan Hutan Mangrove
Nilai ekonomi pilihan merupakan nilai yang Tabel 5. Nilai Ekonomi Total (NET) hutan
dikonversi melalui pendekatan nilai mangrove Kecamatan Kendari Barat
keanekaragaman hayati. Nilai manfaat pilihan Total nilai ekonomi
No Kategori Manfaat
(Rp/tahun)
didekati dengan menggunakan nilai dari
keanekaragaman hayati (biodiversity). Nilai 1 Manfaat Langsung 193,800,000.00
Manfaat tidak
keanekaragaman hutan mangrove di Indonesia
2 Langsung 143,672,987.00
adalah US$ 1.500/km /tahun atau US$ 15/ha/tahun
3 Manfaat eksistensi 30,600,000.00
(Ruitenbeek, 1991 dalam Fahrudin, 1996).
Dengan nilai tukar Rupiah rata-rata terhadap 4 Manfaat Pilihan 160,875,000.00
Dollar yaitu Rp 13.000 (November 2017), maka Jumlah 528,947,987.00
nilai manfaat pilihan hutan mangrove di Kecamatan Nilai ekonomi total didominasi oleh nilai
Kendari Barat adalah Rp 19.500.000.-/ha/tahun ekonomi manfaat langsung karena nilai ini
berdasarkan luasan hutan mangrove Kecamatan memberikan pengunaan langungsung dari
Kendari barat adalah 8,25 Ha, jadi nilai pilihan dari masyarakat. berbanding terbalik dengan hasil
hutan mangrove adalah sebesar Rp. 160.875.000,- / penelitian yang dilakukan oleh Indrayanti et al
tahun. (2015) mengatakan nilai manfaat tidak langsung
Nilai pilihan yang terdapat di kecamatan yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi
kendari barat memberikan dukungan kepada dikarenakan hasil penelitian ini tidak melakukan uji
Program pemerintah dalam mewujudkan kawasan nilai manfaat langsung sehingga berbeda dengan
trategis teluk kendari yang menjadikan kawasan ini hasil penelitian ini. Keberadaan hutan mangrove di
sebagai sektor penyangga, dan memiliki nilai Kecamatan Kendari Barat secara presentase dapat
ekonomi terhadap kawasan tersebut. dilihat pada Gambar 3.
Nilai ekonomi total (NET) hutan mangrove
Nilai Eksistensi Hutan Mangrove Kecamatan Kendari barat Kota Kendari tidak jauh
Nilai eksisiternsi hutan mangrove Kecamatan berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
Kendari Barat merupakan nilai yang diperoleh oleh Hiariey (2009). Nilai Ekonomi Total (NET)
masyarakat dalam menciptakan mata pencaharian hutan mangrove kawasan Tawiri dengan luas 3,08
alternative sehingga mayarakat dapat memperoleh ha pada saat ini adalah sebesar Rp
pendapatan akibat dari keberadaan hutan 24.887.887,50/tahun. Nilai tersebut terdiri atas
mangrove tersebut. Hasil wawancara kepada 10 nilai manfaat langsung Rp 11.299.500,00/tahun,
responden yang berjualan pada sekitar kawasan manfaat tidak langsung Rp 9.098.077,50/tahun,
hutan mangrove di Kecamatan Kendari Barat akibat manfaat eksistensi Rp 4.083.750,00/tahun, dan
adanya ekowisata mangrove manfaat pilihan Rp 406.560,00/tahun. Kawasan
Nilai eksistensi dilakukan mengunakan hutan mangrove Desa Tawiri memiliki manfaat
pendekatankesediaan membayar untuk melakukan langsung dan tak langsung serta cukup berperan
reboisasi hutan mangrove agar manfaat yang bagi masyarakat lokal.
diperoleh dari nilai manfaat akan didapatkan.
Berdasarkan hasil analaisis 10 responden nilai WTP KESIMPULAN
yang harus dibayar akibat keberadaan hutan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa
mangrove sebesar Rp. 30.600.000.-/tahun. Nilai ini
(1) Jenis pemanfaatan yang dijumpai di kawasan
dilakukan dengan mengunakan kesediaan penguna
hutan mangrove Kecamatan Kendari Barat Kota
membayar Rp. 8.500 dari pendapatan yang
Kendari adalah terdapat 5 jenis mangrove dan 3
diperoleh akibat dari keberadaan hutan mangrove
famili yaitu famili Rhizophoraceae terdiri dari
dengan 10 penguna yang sedia melakukan
Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata,
pembanyaran.
famili Avicenniaceae terdiri dari Avicennia alba dan
37
Evaluasi Jasa Lingkungan Hutan Mangrove Kec. Kendari Barat – Sahindomi Bana at al.

Avicennia lanata dan famili Sonneratiaceae adalah eksistensi (ME) sebesar Rp 30.600.000. Nilai ini
soneratia alba; (2). Nilai valuasi ekonomi total diperoleh dari manfaat ekonomi hutan mangrove
hutan mangrove di Kecamatan Kendari Barat Kota sehingga keberadaannya perlu tetap dijaga dan
Kendari adalah nilai Rp. 528.947.987 per tahun penting untuk dilakukan pengelolaannya.
yang bersumber dari nilai manfaat langsung (ML)
sebesar 193.800.000, Manfaat Tidak Langsung
(MTL) sebesar Rp. 143.672.987; Manfaat Pilihan
(MP) sebesar Rp. 160.875.000 dan manfaat

Gambar 3. Nilai Ekonomi Total Hutan mangrove Kecamatan Kendari Barat

DAFTAR PUSTAKA ________ 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian


Adrianto L. 2004. Ekonomi dan Pengelolaan Kerusakan Sumber Daya Alam dan
Mangrove dan Terumbu Karang Pada Lingkungan.Bogor: IPB Press.
Program Pascasarjana Ekonomi Sumberdaya Gunarto.2005. Konservasi Mangrove Sebagai
Kelautan Tropika, Bogor: Pusat Kajian Pendukung Sumber HayatiPerikanan Pantai.
Sumberdaya Pesisir dan Lautan-IPB. Institut Jurnal Litbang Pertanian
Pertanian Bogor. Kusumastanto T. 2000. Ekonomi Sumberdaya Alam
Baran E, dan Hambrey J. 1999. Mangrove dan Lingkungan. [Makalah] Bogor. Program
Conservation and Coastal Management in Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Southeast Asia: What Impact on Fishery Idrus S, Ismail A, Ekayani M.,2016. Potensi
Resources?. Marine Pollution Bulletin. Pembayaran Jasa Lingkungan Hutan
Dahuri. 2003. Keanekaragaman Hayati: Aset Mangrove di Kecamatan Jailolo Kabupaten
Pembangunan BerkelanjutanIndonesia. PT. Halmahera Barat. Jurnal Ilmu Pertanian
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Indonesia (JIPI) Vol 31. No. 3 : 195-202
Fahrudin, A. (1996). Analisis ekonomi pengelolaan Indrayanti, WD., Fahrudin,A., Setiobudiandi,I., 2015.
pesisir Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tesis. Penilaian Jasa Ekosisitem Mangrove di Teluk
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Blanakan Kabupaten Subang. Jurnal Ilmu
Bogor. Pertanian Indonesia. Vol 20 91-95.
Fauzi A. 2000. Persepsi terhadap Nilai Ekonomi http://journal.ipb.ac.id/index. php/JIPI
Sumber Daya. Makalah pada Pelatihan untuk Lau WWY. 2013. Beyond carbon: Conceptualizing
Pelatih, Pengelolaan Pesisir Terpadu. payments for ecosystem services in blue
Bogor,November 2000. Bogor (ID): Institut forests on carbon and other marine and
PertanianBogor. coastal ecosystem services. Journal of Ocean &
_______. 2002. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir Coastal Management. 83: 5.
dan Lautan. Makalah pada Pelatihan Noor, RYM, Khazali INN, Suryodiputro. 2006.
PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir dan Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.
Lautan. UniversitasDiponegoro. Semarang PKA/WI-IP. Bogor.

38
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 1 - 11

MahendraPO. 2007. Tingkat Pendapatan Rused, E.S. 2009. Nilai Ekonomi Kegiatan
Masyarakat Dalam Pengelolaan Tumpang Sari Rehabiliasi Dalam Menghasilkan Air dan
Empang Parit di Hutan Mangrove. [Skripsi]. Menyeap Karbon di Blok S Cipendawa
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Magamedung, Bogor. Fakultas Kehutanan
Maedar F. 2008. Analisis Ekonomi Pengelolaan IPB. Bogor
Mangrove di Kecamatan Merawang Romimotarto K. 2001. Biologi laut: Ilmu
Kabupaten Bangka. SekolahPascasarjana pengetahuan tentang biota laut. Djambatan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jakarta.
Saparinto C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Vo QT, Kuenzer C, Vo QM, Moder F, Oppelt N. 2012.
Mangrove Mengatasi Kerusakan Wilayah Review of valuation methods for mangrove
Pantai (Abrasi)Meminimalisasi Dampak ecosystem services. Ecological Indicators. 23:
Gelombang Tsunami.Effhardan Dahara Prize. 431.
Semarang. Yulief. E.M., 2008. Penilaian Ekonomi Serapan
Setiyowati D, Supriharyono, Triarso I.,2016. Valuasi Karbon Pada Hutan. Program Pascasarjana.
Ekonomi Sumberdaya Mangrove Di Universitas Indonesia
Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Wahyuni, Y. P. 2013. Valuasi Total Ekonomi
Kota Semarang. Available online at HutanMangrove di Kawasan Delta Mahakam
Indonesian Journal of Fisheries Science and Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan
Technology (IJFST)Vol.12 No.1: 67-74 Timur. Penelitian Kehutanan Wallacea, 1-12.
Setyawan, AD., Winarno, K., Purnama, PC., 2004.
Ekosistem Mangrove Di Jawa.: 2 Restorasi.
Biodiversitas. Vol 5 Nomor 2. Hal 108-118.

39
Evaluasi Jasa Lingkungan Hutan Mangrove Kec. Kendari Barat – Sahindomi Bana at al.

40

Anda mungkin juga menyukai