Anda di halaman 1dari 22

Sahril Ramadhan

Jumat, 17 Juni 2011

Askep Febris

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DIAGNOSA FEBRIS MEDIS FEBRIS

A. KONSEP DASAR

1) PENGERTIAN

Febris atau demam adalah peningkatan suhu tubuh, melebihi batas normal yaitu
diatas 37,4oc.

2) ETIOLOGI

 Bakteri

 Virus

 Imunisasi

 Gangguan otak

 Bahan toksin

Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksin yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu (hipotalamus).yang dapat menyebabkan efek
perangsang terhadap pusat pengatur suhu tesebut sehingga menyebabkan demam.
Zat pirogen dapat berupa protein pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida
yang dilepas oleh bakteri toksin atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan
tubuh.

3) PATOFISIOLOGI

Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit,
makrofag jaringan dan limfosit aranula besar. Seluruh sel ini mencerna hasil
pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1 kedalam jaringan tubuh yang
disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen, interleukin -1 ketika
sampai dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan
temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga menginduksi
pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus. Teruatama
prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk
membangkitan reaksi demam.

bakteri, virus dan bahan toksin

Masuk kedalam tubuh

Difagositosis oleh leukosit mal absorbsi pada saluran

↓ cerna

Hipotalamus ↓

↓ peningkatan kadar
asam peningkatan suhu tubuh → gangguan pola
istirahat lambung

( demam ) dan tidur ↓

↓ mual &
muntah

Hipertermia ↓

anoreksia

Nutrisi tidak adekuat

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi

MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase
demam meliputi:

 Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)

 Tanda dan gejala

1. Peningkatan denyut jantung

2. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

3. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot

4. Peningkatan suhu tubuh

5. Pengeluaran keringat berlebih

6. Rambut pada kulit berdiri

7. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah

 Fase 2 ( proses demam)

 Tanda dan gejala

1. Proses mengigil lenyap

2. Kulit terasa hangat / panas

3. Merasa tidak panas / dingin

4. Peningkatan nadi

5. Peningkatan rasa haus

6. Dehidrasi

7. Kelemahan

8. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)

9. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

 Fase 3 (pemulihan)

 Tanda dan gejala

1. Kulit tampak merah dan hangat


2. Berkeringat

3. Mengigil ringan

4. Kemungkinan mengalami dehidrasi

4) PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urine, dan kultur


darah.

5) PENATALAKSANAAN MEDIS

a) Pemberian Antipiretik

b) Pemberian Antibiotik sesuai indikasi

c) Pemberian Cairan perenteral

6) KOMPLIKASI

a) Kejang

b) Dehidrasi

c) hiperplasia

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

o Aktifitas / istirahat :

keletihan, kelemahan umum,perubahan tonus/ kekuatan otot.

o Sirkulasi :

Peningkatan nadi, sianosis, Tanda-tanda vital tidak normal, peningkatan


frekuensi pernapasan.

o Integritas ego :
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang
berhubungan dengan keadaan dan perenggangan

o Eliminasi :

Konstipasi

o Makanan / cairan :

Sensitivitas terhadap makanan, mual/ muntah.

o Neorosensori :

Riwayat trauma kepala dan infeksi serebral

o Riwayat jatuh / trauma

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja


hipotalamus

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake


yang tidak adekuat.

3) Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu


tubuh

C. RENCANA KEPERAWATAN

 Dignosa 1 : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan


ketidakefetifan kerja hipotalamus

Tujuan : demam tidak terjadi lagi

KH : - suhu tubuh kembali normal

- Badan tidak teraba panas lagi

- Tidak terjadi serangan atau kejang

INTERVENSI ( daignosa 1 )

1. Pantau tanda – tanda vital pasien

2. Anjurkan untuk banyak istirahat


3. Berikan kompres hangat dibeberapa bagian tubuh seperti : ketiak, lipatan paha
dan belakang leher

4. Anjurkan kepada anak untuk banyak minum

5. Berikan antipiretik

6. Berikan selimut pendingin

 Diagnosa 2 : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi behubungan


dengan intake yang tidak adekuat

Tujuan : kebutuhan pasie terpenuhi

KH : pasien dapat menghabiskan porsi makananya

INTERVENSI (diagnosa 2 )

1. Bina hubungan teraupetik

2. Beri pengetahuan tentang pentignya nutrisi

3. Beri makanan yang bervariasi dan bergizi

4. Beri makanan yang hangat

5. Kolaborasi dengan ahli gizi

 Diagnosa 3 : gangguan pola istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuh

Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyenyak

KH : -Pasien bangun dengan sadar

-Pasien dapat tidur

INTERVENSI ( diagnosa 3 )

1. Ganti pakaian anak dengan yang bersih dan nyaman sebelum tidur

2. Menceritakan hal-hal yang lucu

3. Menina bobokan anak

4. Anjurkan agar selalu disamping anak


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAGNOA “FEBRIS”

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 juni 2010 pada jam 19.00

1. Identitas pasien

 Nama : an “B”

 Tanggal lahir : 4 mei 2008

 Umur : 2 tahun 1 bulan

 Nama ayah : Tn “X’

 Nama ibu : Ny “Y”

 Pekerjaan ayah : SWASTA

 Pekerjaan ibu : IRT

 Pendidikan ayah: :-

 Pendidikan iibu :-

 Alamat : Kampung Sumbawa

 Agama : Islam

 Suku bangsa : Bima / Indonesia

2. Keluhan utama

Badan teraba panas

3. Riwayat penyakit sekarang

Keluarga mengatakan bahwa anaknya panas, makan minum kurang,


muntah 1× serta keluar keringat berlebih

4. Riwayat kesehatan masa lalu


a) Penyakit waktu kecil

Keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita


penyakiy ini sebelumnya.

b) Pernah dirawat dirumah sakit

Keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah dirawat


dirumah sakit sebelumnya

c) Obat-obatan yang digunakan

Sanmol sirup ukuran 120 ml, dengan dosis 3 × sehari ½ sendok.

d) Tindakan operasi

Tidak pernah mengalami tindakan operasi

e) Kecelakaan

Tidak pernah mengalami kecelakaan

f) Imunisasi

Pasien telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio, serta


Campak

5. Riwayat kehamilan dan kelahiran

a. Prenatal

Tidak melakukan anamnesis

b. Intranatal

Ibu menagatakan bahwa proses kelahiran anaknya ini dibantu oleh


bidan.

c. Postnatal

Tidak melakukan anamnesis

d. Riwayat kesehatan keluarga

a. Penyakit yang diderita anggota keluarga


Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak penah mengalami
penyakit ini sebelumnya, maupun penyakit lainnya.

b. Riwayat penyakit keturunan

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini


sebelumnya,

c. Genogram

Febris bukan merupakan penyakit keturunan, tidak ada riwayat


anaknya pernah demam.

d. Riwayat sosial

a) Yang mengasuh

Pasien diasuh oleh orang tua kandung

b) Hubungan dengan anggota keluarga

Pasien merupakan anak yang berbahagia

c) Hubungan dengan teman sebaya

Pasien tidak rewel serta selalu ceria

d) Pembawaan secara umum

normal

e) Lingkungan rumah

Keluarga mengatakan rumahnya terletak didaerah padat


penduduk

e. Pengkajian nutrisi

a) Berat badan

Sebelum sakit = 10 kg

Saat sakit = 9 kg

b) Panjang badan

Tidak melakukan anamnesis


c) Kebiasaan pemberian makanan

Sebelum sakit : pasien mampu menghabiskan 1


porsi makanya

saat sakit : pasien hanya mampu menghabiskan


3 sendok makanan.

d) Diet khusus

Pasien tidak mempunyai pantangan makanan.

f. Pola sehari- hari

a) Pola istirahat / tidur

Sebelum sakit : pasien tidur 12 jam/hari siang dan malam

Saat sakit : tidur pasien tidak berubah, yaitu 12


jam/hari siang dan malam

b) Pola kebersihan

Sebelum sakit : pasien dimandikan oleh orangtuanya


setiap 2× sehari

Saat sakit : keluarga hanya melapnya menggunakan


air bersih, ganti pakaian setiap kali basah/ kotor

c) Pola aktivitas/ bermain

Sebelum sakit : pasien mampu bergerak aktif dan bermain

Saat sakit : pasien masih mampu bermain diatas


tempat tidur walaupun tidak seceria sebelum
sakit

d) Pola eliminasi

Sebelum sakit : pasien BAB 1×/ hari, dengan


konsistensi lembek warna kuning dan bau
khas feses. BAK lancar ± 3- 4 ×/
hari
Saat sakit : pasien BAB dan BAK sama sebelum
sakit yaitu BAB 1×/ hari dengan
konsistensi lembek, warna
kuning dan bau khas feses. BAK 3×
sehari.

g. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Pasien terlihat lemah

b. Pengukuran antropometri (BB,TB,LILA,LK,LD)

BB= 8 Kg.

Tidak melakukan anamnesis TB, LILA, LK, dan LD

c. Tanda- tanda vital

S = 39OC , N = 100×/ menit , R = 28×/ menit

d. Kepala

Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak kusam dan tidak
terjadi kerontokan

e. Mata

Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola mata normal,


tidak ada tanda infeksi,serta tidak ada alat bantu penglihatan

f. Hidung

Terlihat bersih,tidak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta
tidak ada napas cuping hidung

g. Mulut

Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut cukup bersih, bentuk


normal,serta jumlah gigi tidak terkaji

h. Telinga

Noal dan tidak ada serumen,serta tidak ada kelainan.

i. Dada
- Jantung

Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan frekuensi


jantung normal

- Paru-paru

Dada simetris baik kiri maupun kanan, idak ada suara ronchy,
serta tidak ada suara jantung tambahan

j. Abdomen

Inspeksi : bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran

Palbasi : tidak teraba adanya pembesaran limfa

Perkusi : tidak ada kembung / distensi abdomen

Auskultasi : peristaltik usus normal

k. Genitalia

Cukup bersih dan tidak ada kelainan

l. Ekstermitas

Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang


infuse R/L dilengan kanan

m. Kulit

Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda
ruam kulit serta tampak keluar keringat berlebih.

h. Pemeriksaan tingkat perkembangan

a. Personal sosial

Pasien sudah mampu cuci dan mengeringkan tangan,menyebut nama


teman dan memakai baju

b. Motorik halus

Pasien mampu menggoyangkan ibu jari serta meniru garis vertical

c. Bahasa

Pasien mampu mengetahui dua kegiatan,menyebut empat gambar


serta menunjuknya
d. Motorik kasar

Paien mampu berdiri 1 kaki selama 1 detik, loncat jauh dan melempar
bola keatas

e. Kesmipulan

Tidak ada kelainan perkembangan

f. Data penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium : belum ada hasinya

b. Pemeriksaan radiologi : belum ada hasilnya

c. Terapi :

 Antacid 3× ½

 Paracetamol 4× 1½

 Ranitidine 3× 400 mg

 Cefotaxim 2× ½ amp

 Ringer laktat ( R/L) 20 tts/ menit

d. Diet

Tidak dilakukan anamnesis

g. Ringkasan riwayat keperawatan

Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 3 juni 2010 dengan keluhan
panas, muntah 1X, makan minum kurang, K/u lemah, bibir pucat, BB
menurun menjadi = 9 Kg. setelah dirawat dirumah sakit, pasien mendapat
terapi infuse R/L ( 20 tts/ menit), antacid 3× 1/2 , paracetamol 4×1 ½ ,
ranitidin 3×400 mg serta cefotaxim 2× ½ amp.

h. Pengelompokkan Data
Data Subyektif :

1. keluarga mengatakan bahwa anaknya panas

2. keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak mau makan, dan bila


makan dimuntahkan kembali

Data Obyektif :

1. kulit teraba panas

2. tanda- tanda vital

- S = 39o c

- N = 100 × / menit

- R = 28 ×/ menit

3. Keluar keringat berlebih

4. Muntah 1×

5. Makan minum kurang

6. Berat badan sebelum sakit = 10 Kg

Berat badan saat sakit = 9 Kg

7. pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makanan

8. keadaan umum lemah

9. mukosa bibir tampak pucat

B. ANALISA DATA

Nama : an “F” no
RM :-

Umur : 2 thn 1
bln ruangan : VIP

Diagnosa medis : febris

No. DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: keluarga Proses inflamasi hypertermi
mengatakan bahwa anaknya kuman
panas

DO :- kulit teraba panas

-tanda tanda vital

S= 39oC

N= 100X/ menit

R= 28X menit

- keadaan umum lemah

- keluar keringat berlebih

- keaadaan umum lemah

Intake yang kurang


2 Potensial
DS : keluarga mengatakan bahwa
terjadinya
anaknya tidak mau makan, dan bila
gangguan
makan dimuntahkan kembali
kebutuhan nutrisi
DO: -muntah 1×

- mukosa bibir tampak pucat

- makan minum kurang

- BB sebelum saki t=9 Kg

- BB saat sakit =10 Kg

- pasien hanya
mampu menghabiskan 3 sendok
makanan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi kuman

2. Potensial terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan


intake yang kurang
C. RENCANA KEPERAWATAN

Nama : an “F” no, RM :


-

Umur : 2 thn 1 bln ruangan : VIP

No DX TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL

KEP

1 Hipertermi Setelah dilakukan 1. beri HE tentang 1. dengan memberikan


b/d proses tindakan penyakitnya HE dharakan keluarga
inflamsi keperawatan dapt mengetahui tentang
2. lakukan kompres
kuman selama 1×24 jam,
hangat Keadan pasien
diharapkan suhu
tubuh pasien 3. anjurkan untuk 2. diharapkan panas
normal dengan KH mengenakan dapat turun dengan
: pakaian yang tipis cepat karena proses
induksi
-tanda tanda vital 4.anjurkan untuk
kembali normal memberikan banyak 3. agar keringat yang
minum keluar dapat diserap oleh
N=70-110×/ mnt
pakaian yang tipis dan
5. obsevasi tanda-
o o
S=36,5 c -37,5 c memberikan rasa
tanda vital
nyaman
R=20-30×/ mnt
6. kolaborasi dengan
4. agar tidak terjadi
dokter
dehidrasi dan proses
penguapan yang
berlebihan akibat suhu
tubuh yang meningkat

5. untuk memanyau
perubahan dan
perkembangan sedini
mungkin

6. untuk mendapatkan
terapi yang tepat
1. menambah
pengetahuan keluarga
temtang nutrisi

2. menghindari
peningkatan kerja
lambung
Potensial Setelah dilakukan 1. berikan HE
terjadinya tindakan tentang pentingnya 3. meningkatkan nafsu
gangguan keperawatan nutrisi bagi pasien makan
2. kebutuhan selama 1 × 24 jam,
2. anjurkan untuk 4. makananan hangat
nutrisi b/d diharapkan
banyak istirahat lebih enak dimakan
intake kebutuhan nutrisi
yang pasien dapat 3. anjurkan untuk 5. dapat mengurangi
kurang terpenuhi dengan memberikan rasa penuh dilambung
KH: makanan
6. untuk mengetahui
kesukaanya selama
-muntah tidak ada pertumbuhan dan
jauh dari kontra
lagi perkembangan penyakit
indikasi
pasien
-mkosa bibir
4. anjurkan untuk
terlihat lembab
memberikan
-porsi makan makanan yang
dihabiskan hangat

-BB kembali 5. anjurkan untuk


normal / lebih makan sedikit tapi
BB=10 – 13 Kg sering

6. timbang beret
badan pasien

D. CATATAN KEPERAWATAN

Nama : an “F” no RM :-

Umur : 2 thn 1 bln ruangan : VIP


TGL/ DX IMPLEMENTASI RESPON
KEP
JAM

5/6-2010 1 1. memberikan HE tentang 1. terbina hubungan antara lien


penyakitnya perawat dan keluarga
Jam
2. melaukan kompres 2.keluarga melakukan kompres
1.09.00
hangat hangat sesuai anjuran
2. 09-20
3. menganjukan untuk 3. keluarga memakaikan pakaian
3.09.20 menggunakan pakaian yang tipis
yang tipis
4. klien mau minum susu dan air
4. mengnjurkan untuk putih
memberian banyak minum
5. tanda- tanda vital
4.10.00
5. mengobservasi tanda-
S=37o C
tanda vital
R=30 ×/ menit
6. melaksanakan advis
dari dokter N= 100×/ menit
5.13.00
-paracetamol 4 × ½ 6. klien tampak minum obat dan
terpasan infus R/L dilengan
6.13.30 kanan

1. memberikan HE tentang
1. keluarga memberikan anaknya
pentingnya nutrisi bagi
makan dan minum
klien
serta memahami manfaatnya
2. menganjurkan untuk bagi kesehatan
5/6-2010 11 banyak istirahat
2. klien istirahat dengan teratur
jam 3. menganjurkan keluarga sesuai anjuran
untuk memberikan
1.09.00 3. nafsu makan klien mulai
makanan kesukaanya,
membaik
2.09.00 selama jauh dari
konaindikasi

3.09.00
4.menganjurkan untuk 4. keluarga memberikan
memberikan makanan makanan yang hangat, namun
yang hangat klien hanya makan 5 sendok
makanan
5.menganjurkan untuk
makan sedikit tapi sering 5. klien tampak mau makan
sedikit demi sedikit
4.10.00 6 menimbang berat badan
klien 6. Berat badan masihh = 9 Kg

5.10.00

6. 09.00

E. EVALUASI

Nama : an “I” no RM :-
Umur : 2 thn 1 bln ruangan :VIP

NO TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN

KEPERAWAAN PERKEMBANGAN

1. 6/6-2010 Hipertermi S : keluarga mengatakan


berhubungan dengan bahwa panas anaknya
Jam
proses inflamasi sudah berkurang
19.00 kuman
O : - badan teraba tidak panas

- tanda- tanda vital

S : 37oc

R : 30 x/ mnt

N : 100 x/ mnt

A : masalah sudah teratasi

P : intervensi dihentikan

6/6/2010 Potensial terjadinya


S : keluarga mengatakan bahwa
gangguan kebutuhan
2. Jam nafsu makan anaknya mulai
nutrisi berhubungan
membaik
20:00 dengan intake yang
kurang O : - Berat badan masih = 9 Kg

-klien hanya makan 5


sendok makanan.

A : masalah sudah teratasi sebagian

P : intervensi 4 dan 6 dilanjutkan


DAFTAR PUSTAKA

WWW. Html/askep febris//2010.com

Ngastiah, editor setiawan s, kep. Buku keperawatan anak sakit


EGC. Jakarta,1997.
Sahril Ramadhan di 19.37
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar



Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

Sahril Ramadhan
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai