Anda di halaman 1dari 6

YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH”


SEMARANG
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 5 Semarang – 50231
Telp. (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8448773 E-mail: williambooth_rs@yahoo.com
No. Rek. MANDIRI : 135-00-9701293-2, N.P.W.P : 01.216.244.2-517.001

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUWB


NOMOR :043/RSWB/DIR-SK/I/2014
Tentang
KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI
DIREKTUR RSU. WILLIAM BOOTH SEMARANG
Menimbang : 1. Bahwa Kewaspadaan isolasi merupakan salah satu upaya kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Bahwa untuk mewujudkan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat
serta terhindar dari infeksi nosokomial perlu dilakukan Kewaspadaan
Isolasi yang baik dan benar serta memenuhi persyaratan.
3. Bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu dibuat Kebijakan tentang
Kewaspadaan Isolasi..

Mengingat : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 270/Menkes/SK/III/2007


Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 382/Menkes/SK/III/2008
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia, Dirjen P2M & Penyehatan
Lingkungan Dan Diejen Pelayanan Medik Depkes R1, 2002
4. Buku Pedoman dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya, DEPKES RI, 2007.
5. Buku Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, DEPKES RI, 2007
6. Surat Keputusan RSU. William Booth NOMOR :030/RSWB/DIR-
SK/I/2014 tentang pelayanan komite PPI di RSU William Booth
Semarang

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU Kriteria Risiko Akibat Dampak Renovasi Atau Pekerjaan Pembangunan


(Konstruksi) Baru Dan Penetapan Pemantauan Kualitas Udara di Rumah
Sakit William Booth sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.
KEDUA Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, sampai ada
ketetapan selanjutnya
KETIGA Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH”


SEMARANG
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 5 Semarang – 50231
Telp. (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8448773 E-mail: williambooth_rs@yahoo.com
No. Rek. MANDIRI : 135-00-9701293-2, N.P.W.P : 01.216.244.2-517.001

Ditetapkan di : Semarang

Pada tanggal : 15 Januari 2015

RSU.William Booth Semarang

Dr. Sri Kadarsih, MM


Direktur
YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH”


SEMARANG
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 5 Semarang – 50231
Telp. (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8448773 E-mail: williambooth_rs@yahoo.com
No. Rek. MANDIRI : 135-00-9701293-2, N.P.W.P : 01.216.244.2-517.001

Lampiran Keputusan Direktur RSU William Booth Semarang


Nomor: 043/RSWB/DIR-SK/I/2014

KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI


DIREKTUR RSU. WILLIAM BOOTH SEMARANG

Tindakan pencegahan ini telah disusun dalam suatu “Isolation Precautions” (Kewaspadaan
Isolasi) yang terdiri dari 2 pilar/tingkatan, yaitu “Standard Precautions” (Kewaspadaan
Standar) dan “Transmission based Precautions” (Kewaspadaan berdasarkan cara penularan).

1. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxis”/PEP) terhadappetugas


kesehatan. Berkaitan pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui darah atau cairan
tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai atau pajanan
lainnya. Penyakit yang perlu mendapatkan perhatian adalah hepatitis B, Hepatitis C, dan
HIV.

Kewaspadaan standar diberlakukan terhadap semua pasien, tidak tergantung dari jenis infeksi
yang mengenai pasien. Hal ini disusun untuk mencegah kontaminasi silang sebelum
diagnosis diketahui.

1. Kebersihan tangan/Handhygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata
pelindung), face shield(pelindungwajah), gaun
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
7. Penempatan pasien
8. Hygiene respirasi/Etika batuk
9. Praktek menyuntik yang aman
10. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

Kewaspadaan isolasi yang kedua adalah kewaspadaan berdasarkan transmisi. Tujuannya


untuk memutus rantai penularan mikroba penyebab infeksi. Ini diterapkan pada pasien yang
memang sudah dicurigai terinfeksi kuman tertentu yang bisa ditransmisikan lewat udara,
droplet, kontak kulit atau lain-lain.

Ada tiga jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi, yaitu:

1. kewaspadaan transmisi kontak

2. kewaspadaan transmisi droplet

3. kewaspadaan transmisi airborne

Kewaspadaan berdasarkan transmisi dapat dilaksanakan secara terpisah


YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH”


SEMARANG
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 5 Semarang – 50231
Telp. (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8448773 E-mail: williambooth_rs@yahoo.com
No. Rek. MANDIRI : 135-00-9701293-2, N.P.W.P : 01.216.244.2-517.001

ataupun kombinasi karena suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu cara.

1. Kewaspadaan transmisi Kontak

a) Penempatan pasien :

 Kamar tersendiri atau kohorting (Penelitian tidak terbukti kamar tersendiri mencegah
HAIs). Kohorting adalah menempatkan pasien terinfeksi atau kolonisasi patogen
yang sama di ruang yang sama, pasien lain tanpa patogen yang sama dilarang masuk.

b) APD petugas:

 Gunakan sarung tangan bersih yang tidak steril. Ganti sarung tangan setelah kontak
dengan bahan infeksius. Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien
dan cuci tangan menggunakan antiseptik
 Lepaskan gaun (pakaian pelindung) sebelum meninggalkan ruangan

c) Transportasi pasien

 Batasi kontak saat transportasi pasien

2. Kewaspadaan transmisi droplet

a) Penempatan pasien :

 Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar pasien >1meter


 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka

b) APD petugas:

 Masker Bedah/Prosedur, dipakai saat memasuki ruang rawat pasien

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien saat transportasi


 Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk

3. Kewaspadaan transmisi udara/airborne

a) Penempatan pasien :

 Di ruangan tekanan negatif


 Pertukaran udara > 6-12 x/jam,aliran udara yang terkontrol
 Pintu harus selalu tertutup rapat.
 kohorting
 Seharusnya kamar terpisah, terbukti mencegah transmisi, atau kohorting jarak> 1 m
 Perawatan tekanan negatif sulit, tidak membuktikan lebih efektif mencegah
penyebaran
YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH”


SEMARANG
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 5 Semarang – 50231
Telp. (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8448773 E-mail: williambooth_rs@yahoo.com
No. Rek. MANDIRI : 135-00-9701293-2, N.P.W.P : 01.216.244.2-517.001

 Ventilasi airlock à ventilated anteroom terutama pada varicella (lebih mahal)


 Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu lalang

b) APD petugas:

 Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur


 Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius <1m dari pasien,
 Gaun
 Goggle
 Sarung tangan

(bila melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan aerosol)

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat keluar ruangan
 Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk

Peraturan Untuk Kewaspadaan Isolasi

Harus dihindarkan transfer mikroba pathogen antar pasien dan petugas saat perawatan pasien
rawat inap, perlu diterapkan hal-hal berikut :

1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari
seluruh pasien
2. Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak diantara pasien satu lainnya
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh)
4. Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan terhadap bahan infeksius
5. Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh serta
barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan.
Ganti sarung tangan antara pasien.
6. Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain di buang ke lubang
pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal
dan obtainer/container pasien lainnya.
7. Tangani bahan infeksius sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO)
8. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah dibersihkan
dan didisinfeksi benar.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 15 Januari 2014

RSU.William Booth Semarang

Dr. Sri Kadarsih, MM


YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH”


SEMARANG
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 5 Semarang – 50231
Telp. (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8448773 E-mail: williambooth_rs@yahoo.com
No. Rek. MANDIRI : 135-00-9701293-2, N.P.W.P : 01.216.244.2-517.001

Direktur

Anda mungkin juga menyukai