Regulasi Tugas 1
Regulasi Tugas 1
Bidang Geologi
Alawy Dhia Zulfikar (101216056) – GL 1
Universitas Pertamina
Civil Law merupakan suatu sistem hukum yang dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental yang
didasarkan atas hukum Romawi. Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal pada sistem hukum Civil
Law berupa peraturan perundang-undangan, hukum kebiasaan dan yurisprudensi. Negara penganut Civil
Law menempatkan konstusi tertulis pada urutan tertinggi dalam hirarki peraturan perundang dan diikuti
UU serta peraturan lain di bawahnya. Sistem hukum ini juga menyebar hingga ke Asia karena
penyebarannya bersamaan dengan datangnya para penjajah, seperti Belanda yang pada akhirnya sistem
hukum tersebut digunakan pula oleh Indonesia. Pengaruh perkembangan hukum Romawi tersebut cukup
berpengaruh dalam perkembangan sistem hukum Anglo Saxon karena penganut hukum Anglo Saxon
terlebih dahulu mempelajari sistem hukum Romawi.
Sumber utama dari sistem hukum Eropa Kontinental ini menggunakan kitab undang-undang.
Perkembangan sistem hukum ini sangat bergantung pada parlemen, sehingga hukum yang ada pada
negara-negara penganut sistem hukum Eropa Kontinental tidak lepas dari unsur politis yang kuat
meskipun menjadi lebih teoritis, koheren, dan terstruktur.
Sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law) dalam praktiknya cenderung merencanakan,
mensistematiskan, dan mengatur persoalan sehari-hari dengan sekomprehensif mungkin karena sistem
hukum tersebut menggunakan kitab undang-undang sebagai sumber hukum utamanya. Hal tersebut
dilakukan dengan cara membentuk aturan-aturan hukum sebagai produk legislasi. Dalam menangani
suatu perkara, hakim akan mencari rujukan sesuai dengan kitab undang-undang yang berlaku berdasarkan
perkara yang sedang ditanganinya. Hakim harus bersifat aktif dan dapat membuktikan dengan fakta
dengan cermat untuk mendapatkan gambaran dari perkara tersebut. Hakim dapat pula memilih aturan
apa yang tepat untuk menangani suatu perkara.
Common Law merupakan suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi. Sumber
hukum dari sistem hukum ini ialah putusan hakim/pengadilan. Dalam sistem hukum ini, peranan yang
diberikan seorang hakim sangat luas. sistem hukum ini berkembang pada awalnya di negara Inggris pada
abad 16, hingga menyebar keluar wilayah Inggris seperti di Kanada, Amerika, dan negara bekas koloni
Inggris. Tidak adanya sumber hukum yang baku membuat sistem ini berbeda dari sistem hukum Eropa
Kontinental. Sumber hukum tertinggi ialah kebiasaan masyarakat yang dikembangkan di pengadilan pada
putusan pengadilan, sehingga sistem hukum ini dapat dikatakan sebagai hukum tidak tertulis.
Karakteristik Common Law
Sistem hukum Anglo Amerika (Common Law) pada prinsipnya melakukan pendekatan yang
konkret berdasarkan pengadilan dan berusaha mengembangkan jawaban-jawaban pragmatis untuk
diketengahkan di depan pengadilan. Pengadilan Common Law tidak dipimpin oleh sekumpulan majelis
hakim, melainkan dipimpin oleh satu hakim sebagai wasit untuk menemukan jawaban pragmatis tersebut.
Sumber utama Common Law merupakan suatu perkara, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah dari
perkara menuju perkara. Dalam mengatasi perkara dalam sistem hukum Common Law, praktisi dituntut
untuk mengerti kasus-kasus terdahulu bukan dituntut untuk menghafal undang-undang seperti halnya
dalam Civil Law.
Salah satu penerapan Civil Law dalam bidang geologi yaitu skema Gross Split untuk perhitungan
bagi hasil kontrak pengelolaan wilayah kerja minyak dan gas bumi di Indonesia. Sistem ini tercantum pada
Peraturan Menteri (Permen) Nomor 08 Tahun 2017, dengan tujuan menetapkan bentuk dan ketentuan-
ketentuan pokok Kontrak Bagi Hasil (PSC) yang memuat persyaratan antara lain: kepemilikan sumber daya
alam tetap di tangan Pemerintah sampai pada titik penyerahan; modal dan risiko seluruhnya ditanggung
Kontraktor; serta pengendalian manajemen operasi berada pada SKK Migas. Skema Gross Split adalah
skema perhitungan bagi hasil pengelolaan wilyah kerja migas antara pemerintah dengan kontraktor
migas. Negara akan mendapatkan bagi hasil migas dan pajak dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sehingga penerimaan Negara menjadi lebih pasti. Penentuan wilayah kerja, kapasitas produksi dan lifting,
serta pembagian hasil ditentukan oleh negara sehingga negara tidak akan kehilangan kendali.
Common Law
Salah satu penerapan Common Law dalam bidang geologi yaitu sistem kepemilikan tanah di
Amerika Serikat yang menganut Azas Perletakan Mutlak. Sebagaimana diukur dalam hukum tanahnya
dengan bunyi “Barangsiapa yang memiliki tanah, Dia juga memiliki segala apa yang ada di bawahnya
sampai ke pusat bumi, dan segala apa yang ada di atasnya sampai ke surga”. Hal tersebut dapat berarti
bahwa sumber daya geologi (bawah permukaan) seperti minyak dan gas bumi, panas bumi, air, maupun
mineral yang terkandung pada tanah tersebut berhak menjadi kepemilikan pemilik tanah. Ketentuan
hukum tersebut tidak ditetapkan secara konvensional/tertulis, sesuai dengan prinsip sistem hukum
Common Law.
Referensi
Aulia, F., & Al-Fatih, S. (2018). PERBANDINGAN SISTEM HUKUM COMMON LAW, CIVIL LAW DAN
ISLAMIC LAW DALAM PERSPEKTIF SEJARAH DAN KARAKTERISTIK BERPIKIR. Legality: Jurnal
Ilmiah Hukum, 25(1), 98-113.
Pejovic, C. (2001). Civil law and common law: Two different paths leading to the same goal. Victoria U.
Wellington L. Rev., 32, 817.