Berdasarkan hasil interpretasi analisis geomorfologi tersebut, kondisi geomorfologi (bentang
alam) daerah Garut terbagi menjadi beberapa elemen, yaitu: Gunung Api A dan Gunung Api B Gunung api ini terbentuk dengan gaya endogen akibat hasil dari peristiwa konvergensi lempeng dengan mekanisme subduksi yang kemudian lempeng mengalami partial melting lalu terbentuk magma dan menjadi gunung api yang utuh. Gunung api A menunjukkan pola kelurusan ke segala arah sedangkan gunung api B menunjukkan pola kelurusan cenderung ke arah timur. Hal ini disebabkan karena gunung api A berumur lebih muda daripada gunung api B sehingga pola kelurusannya masih mengikuti bentuk morfologi gunung. Gunung api B telah mengalami erosi di beberapa bagian (di bagian barat), hal ini disebabkan karena gunung api B berumur lebih tua dan mengalami lebih banyak erosi sehingga pola kelurusan cenderung ke arah timur. Alluvium debris Alluvium debris terbentuk mengikuti hukum gravitasi dengan gaya eksogen, yang mana akan bergerak ke arah lereng hingga kaki gunung. Pergerakan ini mengikuti morfologi dip slope pada gunung api B sehingga endapan akan lebih mengarah ke timur (Tasikmalaya) karena di barat dibatasi batas erosi yang lebih curam. Kelurusan batas tinggian dan depresi Kelurusan ini didasarkan atas adanya peristiwa erosi yang mempengaruhi suatu area terbagi menjadi 2 bagian, tinggian dan zona rendahan/lembah. Dari kelurusan garis C menuju kelurusan garis ungu di bagian selatan pulau, terlihat adanya trend dip yang cenderung ke arah southwest hingga pada akhirnya bertemu dengan zona pantai. Pantai tersebut pembentukannya dapat dipengaruhi dari pola dip tersebut yang dapat mentransportasikan partikel dari sumber-sumber sedimen pada setiap bukitnya. Kelurusan ini lebih dipengaruhi oleh gaya eksogen. Kelurusan sesar Terdapat kelurusan sesar yang diinterpretasikan sebagai sesar normal karena terlihat dari perbatasan antara fault scarpe dan dip slope pada bukit tersebut. Di bagian bawah (south east) adalah fault scarpe dan di bagian atas (north west) adalah dip slopenya sehingga dapat disimpulkan arah sesar bergerak turun. Kelurusan ini kemungkinan dipengaruhi oleh gaya endogen. Aliran sungai Pola aliran sungai pada daerah tersebut kemungkinan mengikuti suatu kelurusan yang ada namun pada peta belum begitu terlihat jelas kelurusan yang mendukung inisiasi sungai tersebut.