Keberagaman atau diversity semula dipergunakan dalam pengertian secara umum sebagai
pernyataan bervariasi (Chris Speechley dan Ruth Weatley, 2001: 4). Namun, keberagaman
kemudain berkembang dan dipergunakan untuk menjelaskan terdapatnya variasi di tempat
pekerjaan, karena dalam suatu organisasi terdapat orang dengan berbagai latar belakang dan
budaya.
Frederick A. Miller dan Judith H. Katz (2002: 198) berpendapat bahwa keberagaman
merupakan tentang identitas sosial kelompok yang meliputi suatu organisasi. Mereka menyatakan
pula bahwa terminologi keberagaman atau diversity sering salah dipergunakan, dengan saling
mempertukarkan dengan pengertian affirmative action, equal employment opportunity, dan
inclusion, karena masing-masing mempunyai makna sendiri yang unik.
James L. Gibson, Jhon M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (2000: 43) berpandangan
bahwa keberagaman adalah pebedaan fisik dan budaya yang sangat luas yang menunjukkan aneka
macam perbedaan manusia. Sama halnya dengan Miller dan Katz, Gibson, Ivancevich, dan
Donnelly menilai bahwa banyak pendapat orang tentang keberagaman yang sangat
membingungkan. Keberagaman bukanlah sinonim untuk equal employment opprtunity atau bukan
pula sebagai assirmative action. Pendapat-pendapat tersebut sejalan dengan analisis Roosevelt
Thomas bahwa istilah keberagaman sering dipergunakan untuk kepentingan politik untuk
menjelaskan tentang human right dan affirmative action.
R. Roosevelt Thomas, Jr. (2006: 93) sendiri mengakui bahwa pandangannya sendiri
tentang definisi keberagaman mengalami evolusi. Pada 1970-an, dia memandang keberagaman
sebagai perbedaan fungsional. Pada 1984-1985 keberagaman diartikan sebagai semua perbedaan
tenaga kerja, ditambah dengan isyarat tentang perbedaan di luar tenaga kerja. Sementara itu, antara
1996-2000, keberagaman menunjukkan setiap bauran semua hal yang ditandai oleh perbedaan dan
kesamaan. Akhirnya pada 2001-2005 dia sampai suatu pandangan bahwa keberagaman
menunjukkan bauran dari perbedaan, kesamaan, dan tegangan yang dapat terjadi di antara elemen
bauran yang bersifat pluralistik.
Dari uraian tersebut di atas, tampak bahwa cara para ahli mengungkapkan pengertian
keberagam sangat bervariasi, namun menunjukkan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut
aspek yang sanagt luas, dapat dilihat dari tingkatannya dan faktor yang mempengaruhunya.
Keberagamn dapat terjadi pada tingkat individu, kelompok, organisasi, komunitas, dan
masyarakat. Keberagaman juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang demografis dan budaya
sumber daya manusia, kondisi lingkungan internal tempat kerja dan kondisi eksternal masyarakat
yang dihadapi.
Dengan demikian, dapat dirumuskan pengertian keberagaman sebagai variasi dari berbagai
macam kombinasi elemen demokrafis sumber daya manusia, organisasional, komunitas,
masyarakat, dan budaya. Adapun keberagaman budaya adalah merupakan variasi kombinasi
budaya sumber daya manusia di dalam organisasi, komunitas, atau masyarakat.
E. Mengelola Keberagaman
Keberagaman bukanlah konsep abstrak, dapat terlihat setiap hari, di setiap organisasi, di
mana dua orang atau lebih terikat dalam aktivitas bersama. R. Roosevelt Thomas, Jr. (2006: 101)
mengemukakan adanya lima konsep dasar manajemen keberagaman; manajemen keberagaman
strategis adalah keahlian yang dapat dipelajari; tegangan keberagaman adalah wajar; menjadi “
diversity challenged” tidak menjadi orang buruk; dan menjadi diversity capable adalah menjadi
tujuan.
1. Pemahaman penegrtian keberagaman
Keberagaman adalah percampuran dari perbedaan, persamaan, dan tegangan yang dapat
terjadi di antara elemen colletive mixture atau bauran kolektif. Untuk mengetahui suatu bauran
merupakan keberagaman dapat dilakukan dengan memerhatikan elemen, seperti ras, gender, etnis,
umur, asal daerah, afiliasi politik, kelas sosial ekonomi, orientasi seksual, masa jabatan dalam
organisasi, latar belakang pendidikan, atau kombinasi diantaranya.
2. Manajemen keberagaman strategi adalah keahlian yang dapat dipelajari
Manajemen keberagaman strategi adalah keahlian untuk meningkatkan cara orang
membuat quality decision dalam situasi dimana terdapat perbedaan, persamaan dan tegangan
kritis. Karena merupakan keahlian kognitif, maka setiap orang dapat belajar untuk
menggunakannya. Creft adalah konsep dan keterampilan fundamental yang di himpun untuk
sukses dibidang prestasi tertentu, yang terdiri dari elemen seni dan keterampilan. Quality
decision adalah keputusan yang membantu orang dan organisasi menyelesaikan tiga tujuan
penting, yaitu misi, visi, dan strategi.
3. Tegangan keberagaman adalah wajar
Tegangan keberagaman adalah stres, ketegangan, dan ketertarikan cenderung mengalir dari
interaksi perbedaan dan persamaan. Hal ini tidak otomatis terjadi konflik atau permusuhan.
Kenyataannya adalah merupakan teman alami keberagaman. Sering kali, tegangan keberagaman
dilihat sebagai tanda kekurangan kemajuan, namun sebenarnya tidak perlu demikian.
4. Menjadi “diversity challanged” tidak berarti menjad orang buruk
Menjadi diversity challanged atau memiliki kelemahan dan keberagaman adalah
mempunyai kesulitan membuat quality decision ketika nperbedaan, kesamaan, dan tegangan
terjadi. Tidak terjadi bahwa pelu mempunyai kecenderungan menangani kecenderungan dengan
buruk. Sekedar berarti tidak dapat membuat keputusan baik ditengah keberagaman.
F. Perspektif Keberagaman
Perspektif keberagaman ditandai oleh meningkatnya minat orang terhadap manajemen
keberagaman, dan meningkatnya keberagaman tentang pentingnya budaya terbuka. Untuk itu di
perlukan belajar mengenai keberagaman dari pengalaman sebelumnya, baik dalam kebaikan
maupun kekurangannya. Pengelolaan keberagamn budaya diperlukan untuk mempertahankan
kerja yang telah ada meupun dalam mendapatkan pekerja baru.
I. Masalah Keberagaman
Pendekatan tradisional keberagaman penting memerhatikan, menciptakan siklus krisis,
pengenalan masalah, tindakan, harapan besar, kekecewaan, istirahat, dan memperbarui krisis.
Kebanyakan manajer merasa bahwa mereka berputar dalam siklus.
Sekarang, dengan perubahan besar, tanpa harapan berlebihan, tetapi mereka masih
menghadapi kebuntuan, tetap berputar dalam siklus. R. Roosevelt Thomas, Jr. (2006: 70)
memaknai organisasi yang mengalami stuck atau kebuntuan masih dapat memperoleh kemajuan,
namun tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Terdapat beberapa faktor yang membuat manajer keberagaman mengalami kebuntuan,
antara lain disebabkan oleh (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006: 75-80):
1. Inisiatif keberagaman tenaga kerja telah dipolitisasi dari sejak awalnya. Secara historis,
pemikir masalah keberagaman memandang masalah ini sebagai perluasan dari gerakan hak sipil.
2. Manajer keberagamn tidak nyaman dengan tegangan keberagaman. Dalam kenyataan, dengan
keberagaman, maka tegangan pasti terjadi. Diperlukan kemauan untuk menerima realitas adanya
tegangan dan kemampuan membuat quality decision.
3. Advokasi keberagaman sering percaya bahwa progres dengan hanya menghapuskan peredaan
saja tidak cukup. Fokus pada ketidaknyamanan teganagan keberagamn bukan satu-satunya aspek
yang membuat orang tetap berputar.
4. Bahkan stuck corporation dapat melakukan pekerjaan berkualitas di bidang keberagaman.
Mereka dapat menjalankan berkualitas yang memfokus pada angka-angka dan hubungan kerja,
tetapi mengalami kebuntuan.
5. Usaha memberi penghargaan masyarakat dengan keberagaman, justru mendorong sinisme.
Masyarakat tidak membedakan antara usaha dan prestasi perusahaan.
6. Korporasi menandingi perusahaan yang menghadapi kebuntuan melalui benchmarking.
Sebagai benchmark adalah perusahaan yang menjalankan praktik keberagaman terbaik.
7. Banyak pimpinan percaya bahwa tidak ada solusi baru yang diperlukan. Mereka berpikir
bahwa yang perlu adalah keinginan untuk bertindak.
8. Sejumlah eksekutif senior berfikir bahwa menghadapi kebutuhan adalah state of the art.
Mereka tah bahwa mereka menghadapi kebuntuan, tetapi mereka percaya bahwa setiap perusahaan
yang terikat serius dengan keberagaman akan tetapi menghadapi kebuntuan sampai state of the art
membantu.
9. Banyak pemimpin segan mengakui bahwa mereka perlu bantuan. Beberapa pemimpin
mengetahui bahwa mereka mengalami kebuntuan, tetapi berpikir mereka dapat menemukan jalan
keluar yang cocok sendiri apabila mereka berusaha cukup keras.
10. Ketidak jelasan meluas. Pemimpin berbicara tentang pentingnya dan manfaat potensial
keberagaman, tetapi beberapa bersifat spesifik tentang tahapan yang diharapkan dan tantangan
implisit dalam mencapai tujuan.
11. Kebingungan konseptal dan proses mendominsi. Alasan lain sasaran keberagaman tidak
jelas karena variasi konsep dipandang sinonim.
12. Manajer mempunyai kesulitan menyambung secara simultan pada dua pendekatan atau
lebih.
L. Kedewasaan keberagaman
Keterampilan keberagaman hanya akan efektif apabila disertai dengan kedewasaan
keberagaman. Orang memiliki kedewasaan keberagaman mudah dikenal dengan beberapa
keragaman karakteristik unit sebagai berikut. (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006: 159).
a. Mereka mengakui menjadi divrsity challenged. Eksektif tidak mendapat kondisi ini sampai
mereka memahami apa arti sebenarnya menjadi diversity challengad. Sepanjang mereka
melanjutkan beroperasi dari sdut pandang keberagaman yang secara politis benar, mereka tidak
mungkin melihat dirinya diversity challegad sama sekali.
b. Merekan mengenal kerugian menjadi diversity challengad. Kerugian adalah ekstrem, baik
secara profesional maupun personal. Apabila dapat menyataka dirinya diversity challengad, maka
relatif akan mudah bagi mereka untuk melihat kerugian dari kegagalan mencapai integrasi
fungsional, dan tantangan bagi kesehatan, persahabatan dan keluarga mereka.