KEMUHAMMADIYAHAN
TOKOH DAN SUMBANGAN CENDEKIAWAN MUSLIM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
ANGGOTA :
ADE MEILIA PUTRI SARI BS
ADIB YANUAR PRATAMA
AHMAD MEI PRIHANTO
ANISSA ALIA PUTRI
BAKIL AKBAR
DADING ARGANTARA PRASADI
DEDI PARHADI
DWI DIMAS ARRASYID
HENDRA
LATIFAH QONITAH MULIANA
MALIK NURHUDA
MAULYA HASWARI SAPUTRI
RIFQI ANNAFI’
RIZKA FEBRIANA WULANDARI
WINDA ROBO
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa kami telah
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan dengan topik
“Tokoh dan Sumbangan Cendekiawan muslim bagi Keilmuan Modern”. Dan tak lupa
pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW nabi yang membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam Islamiyah semoga kita
mendapatkan syafaatnya diakhir hayat.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini alhamdulillah tidak ada hambatan yang
berarti dikarenakan banyaknya dukungan dari berbagai pihak sehingga penyusunan
makalah ini berjalan dengan lancar. Sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi. Oleh karena itu kami mengucapakan terima kasih kepada Bapak Iwan Setiawan
selaku dosen mata kuliah Al-Islam kemuhammadiyahan yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan makalah ini. Kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari teman-teman pembaca yang bersifat
membangun demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermamfaat khususnya bagi kami sehingga
tujuan yang diharapakn dapat tercapai. Amin…
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
b. Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M). Pada masa kejayaannya, masing-masing
kerajaan ini memiliki keunggulan khas di bidang literatur dan arsitektur
sebagaimana terlihat melalui keindahan masjid-masjid dan bangunan lainnya
yang lahir ketika itu. Sedangkan perhatian pada riset ilmu pengetahuan masih
terbilang sangat kurang sehingga turut memberi kontribusi pada menurunnya
kekuatan militer sekaligus politik umat Islam. Sisi lain, dunia Kristen dengan
kekayaan yang terus berlimpah yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh
semakin maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kekuatan militernya.
1. Bidang politik
Terjadi balance of power karena di bagian Barat terjadi permusuhan antara bani
Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian
timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di
semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam
perebutan kekuasaan pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan
kekaisaran Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah
persekutuan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sedangkan bani
Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah
terjadi perang salib (1096-1291).
3. Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti
dari Yunani dan Babilonia. Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan
meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani
mengambil ajaran tentang etika dan taat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan
kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut,
berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.
4. Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Spanyol
seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di Universitas-
Universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim.
Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka
mendirikan seklah dan Universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di
Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman
pertengahan di Eropa baru berdiri 18 Universitas. Pada Universitas tersebut diajarkan
ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari Universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu
pasti dan ilmu filsafat
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam,
baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik.
Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada
salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia
diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter,
ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan
pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin
juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo dan
setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang termasyhur di
negaranya.
2. Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan.
3. Seorang pendeta Kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292
M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa
Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan
menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti.
Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris.
Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut
pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir
karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori
tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger
Bacon.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan
kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan
kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini
melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali
ke dalam bahasa latin. Di samping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada
abad ke-18 M.
2. IBNU SINA
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi
bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar
karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah
“Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat
terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama
berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā. Ibnu
Sina lahir pada 980 di Afsyahnahdaerah dekat Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan(kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia
(Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh
banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina
“ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua
bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun(judul
lengkap:Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah
kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana
terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia
adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang
wilayah Afganistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik
di Bukhara.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya
segera membuatnya menjadi kekaguman di antara para tetangganya; dia menampilkan
suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya
Child prodigy yang telah menghafal Al-Qur’an pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli
puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai
untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian
dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada
beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga
mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa
penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya,
mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus salat sampai hidayah
menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan
belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan
meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya.
Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata -
katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka
menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu kedai
buku seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada
penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang
mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas
orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori
kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri,
menemukan metode-metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat
sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran
tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika,
sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan
mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai.” Kemasyuran sang
fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta
bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu
penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut
dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan
ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh-musuh
Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan
sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam
pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling
awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju
keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of
Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier,
dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya
kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik
Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat -
bakatnya. Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair
dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana
sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina
sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat
Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman di
dekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari
buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini dan permulaan dari buku Canon of
Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania. Bukunya yang lain: Asy
Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan) Asy Syifa
(terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan) dan An-Najat.
3. JAMALUDDIN AL-AFGHANI
5. IBNU RUSYD
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 Marrakesh, Maroko, 10 Desember
1198), adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).Ayah dan kakek Ibnu Rusyd
adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang
anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti
kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu
Ja’far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan
pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi
sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di dunia Barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai
Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat
Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak
orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan
masalah hukum.
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam
bentuk karangan, ulasan, essai dan resum. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar
karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami
oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan
sikap keberagamaannya.
A. KESIMPULAN
Dalam kajian sejarah, dapat diketahui bahwa Arab sebelum Islam dikenal sebagai zaman
jahiliyah dimana ilmu pengetahuan tidak mendapat porsi padanya. Kemudian perkembangan
sains itu berjalan cepat setelah adanya risalah Islam. Inilah bukti bahwa Islam melahirkan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Kebudayaan yang timbul adalah Islam sebagai center of excellence di semua bidang
termasuk sains dalam sepuluh abad. Lambang kejayaan itu tercermin dari kedua pusatnya yaitu
Baghdad di timur dan Cordoba di Barat. Di Qurtubah (Cordoba) terdapat perpustakaan yang
menyimpan sekitar 400.000-600.000 buku. Manuskrip-manuskrip tersebar di negeri-negeri yang
pernah dikuasai oleh kebudayaan Islam. Dunia Islam tidak menghalangi seseorang untuk
menjadi orang yang beriman dan sekaligus pandai. Seolah sains dan agama adalah saudara
kembar yang saling berdampingan.
B. SARAN
Perkembangan Islam pada awalnya memang agak terlambat dari negara Eropa.
Tetapi, dengan adanya kesadaran dari umat muslim bahwa ilmu pengetahuan itu
penting. Muncullah tokoh-tokoh Islam pada masa Pembaharuan yang mengusahakan
agar Islam tidak ketinggalan terlalu jauh dari bangsa-bangsa Barat (eropa). Mereka
melakukan modernisasi dalam bidang pendidikan sampai mendirikan perguruan-
perguruan tinggi untuk menyebarkan ilmu.
Untuk itu, sebagai umat muslim hendaknya kita meniru semagat para tokoh-
tokoh Islam yang berjuang agar Islam tidak ketinggalan dengan bangsa eropa. Dengan
begitu Islam tidak akan mudah kalah dengan bangsa Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Aunur Rahim Faqih Munthoha. 2002. Pemikiran dan Peradaban Islam. Jogjakarta: UII
Press
Imam Ahmad Ibnu Nizar. 2011. Orang-orang Muslim Berjasa Besar Pada Dunia.
Jogjakarta: Laksana
Prof. S.I. Poeradisastra. 1986. Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Perkembangan
Modern. Jakarta : PT. Temprint