Anda di halaman 1dari 2

PT.

Jagad Rayatama merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang

bergerak di bidang penambangan bijih nikel, terletak di Kabupaten Konawe Selatan,

Provinsi Sulawesi Tenggara yang menerapkan sistem penambangan terbuka (open

mine). Metode tambang terbuka merupakan kegiatan penambangan yang dilakukan

pada endapan yang terletak dekat dengan permukaan. Penerapan metode ini

mempertimbangkan masalah ekonomi, lingkungan, keamanan serta teknik

penambangan yang didalamnya termasuk rancangan pit. PT. Jagad Rayatama akan

melakukan penambangan pada beberapa blok baru yang akan dibuka. Salah satunya

pada blok D1 yang merupakan pit baru dan akan ditambang.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pertambangan di

Sulawesi Tenggara yaitu PT. Jagad Rayatama. Perusahaan ini secara administrasi

terletak di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi

Sulawesi Tenggara. Perusahaan ini melakukan kegiatan pertambangan dengan bijih

nikel laterit sebagai bahan galian yang dieksploitasi. PT. Jagad Rayatama akan

melakukan penambangan pada beberapa blok baru yang akan dibuka. Salah satunya

pada blok D1. Blok D1 merupakan daerah pada PT. Baula Petra Buanayang

sebelumnya telah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sampai saat ini belum

dieksploitasi.

Dalam penambangan yang dilakukan, perusahaan ini membagi menjadi 3 blok

area penambangan yaitu blok A, B dan C. Blok C merupakan daerah pada PT. Baula
Petra Buanayang sebelumnya telah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sampai saat ini

belum dieksploitasi. Berdasarkan hasil dari kegiatan eksplorasi blok C dibagi menjadi

dua subblok yaitu subblok C1 dan subblok C2, penelitian ini dilakukan pada subblok

C2.

PT. Jagad Rayatama sebagai salah satu perusahaan swasta nasional yang telah

mendapatkan Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi di wilayah ini juga ingin ikut serta

berperan dalam upaya memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya

mineral terutama potensi laterit nikel di Kabupaten Konawe Selatan ini, mengingat nilai

ekonomis dari komoditi ini yang terus menunjukkan peningkatan sejak awal tahun 2009

dalam hal permintaan pasar sementara penyediaan sumber daya bahan bakunya yang

belum mampu memenuhi semua permintaan pasar.

Anda mungkin juga menyukai