Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Fundamental Negara dan Uraian Sila-


Sila Pancasila
Di ajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Karya Ilmiah

Disusun Oleh Kelompok I :

GIMAS MAEZA RAHMAT


YULIA CITRA

Dosen:
DARTI BUSNI, S.Ag, M.Sy

MAHASISWA ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2019/14
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
denga judul “Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Fundamental Negara dan Uraian Sila-Sila
Pancasila” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang
telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Sungai Liuk, 1 Oktober 2019

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUN
A. Latar belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian nilai .............................................................................................. 2


B. Nilai pancasila sebagai nilai fundamental negara .......................................... 3
C. Uraian sila-sila pancasila .............................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan dasar negara yang setiap hukum-hukum dan


pandangan hidup bangsa Indonesia mengacu atau berlandasan kepada kelima sila
tersebut. Kelima sila dari pancasila adalah merupaka satu kesatuan yang tidak
bisa di pisahkan karena hal itu merupakan cita bangsa indonesia.

Mempelajari tentang pancasila adalah suatau keharusan bagi setiap


pelajar yang berwarga negara Indonesia karena hal itu merupakan gagasan
pemikiran dari warga Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
indonesia serta pancasila merupakan nilai fundamental bangsa indonesia
sehingga sebagai warga negara Indonesia harus mengetahui dan memahami lebih
dalam lagi mengenai pancasila supaya mereka bisa menjadikan kelima sila
tersebut sebagai nilai-nilai dalam kehidupan mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam tugas ini akan di bahas beberapa masalah, diantaranya:
1. Apa pengertian nilai?
2. Apa pengertian Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental bangsa?
3. Sebutkan uraian sila-sila pancasila?

C. TUJUAN
Rumusan masalah sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan
sarana untuk mengungkapkan tujuan penulisan makalah ini, yaitu :

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian nilai.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan Apa pengertian Nilai Pancasila Sebagai
Nilai Fundamental bangsa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan uraian sila-sila pancasila.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai.

Istilah pancasila berasal dari kata Inggris, yaitu “value”, yang berasal
darikata latin, yaitu “valere”, yang berarti: kuat, baik, berharga. Jadi secara
sederhana dapat di jelaskan bahwa nilai (value) adalah sesuatu yang berharga,
baik, dan berguna bagi manusia.

Adapun pengertian tentang nilai dapat dilihat di bawah ini :

1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang di pegang sedemikian


rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya. (pengertian
secara umum).

2. Nilai adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang
dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia, karena suatu itu :

- Berguna (useful);

- Keyakinan (belief);

- Memuaskan (satisfying);

- Menarik (interesting);

- Menguntungkan (profitable);

- Menyenangkan (pleasant);

Nilai-nilai merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan-pertimbangan


etis yang mengatur perilaku seseorang. Nilai itu ada abstrak sifatnya, dan ada
juga yang normatif. Disamping itu juga sebagai motivator atau daya dorong
manusia dalam bertindak.

2
Menurut Notonegoro yang dikutip oleh Dwi Winarno, bahwa nilai itu
terdapat 3 (tiga) macam, yaitu sebagai berikut :

1. Nilai materil.
2. Nilai vital.
3. Nilai kerohanian.

B. Pancasila Sebagai Fundamental Negara.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada


hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sumber hokum dalam negara
Indonesia. Sebagai suatu sumber dari segala sumber hukum secara objektif
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita
moral yang luhur yang meliputi suatu kejiwaan serta watak bangsa Indonesia,
yang pada tanggal 18 agustus 1945 telah di padatkan dan di abstrak oleh para
pendiri Negara menjadi lima sila dan di tetapkan secara formal menjadi dasar
filsafat Negara replubik Indonesia hal ini sebagi mana telah di tetapkan dalam
ketetapan No.XX/MPRS/1966.

Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara


yulidis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila
mengandung empat pokok pikiran yang bila mana di analisis makna yang
terkandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran
dari nilai-nilai Pancasila.

Pokok pemikiran pertama, menyatakan bahwa negara Indonesia adalah


Negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpa darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan
hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

3
Pokok pemikiran ke dua, menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan
suatu keadilan social bagiseluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini
Negaramencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kedamaian abadi dan keadilan social. Pokok pemikiran ini sebagai
penjambaran sila kelima.

Pokok pemikiran ke tiga, menyatakan bahwa Negara berkaudalatan


rakyat. Berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan atau perwakilan. Hal
ini menunjukan bahwa negara Indonesia adalah Negara demokrasi yaitu
kedaulatan ditangan rakyat hal ini sebagai penjabaran sila keempat.

Pokok pemikiran ke empat, menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas


ketuhanan yang maha esa merupakan dasar kemanusian yang adil dan beradap.
Ketuhanan yang maha esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab ini,
merupakan sumber moral dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan hal ini
mengandung arti bahwa negara Indonesia menjungjung tinggi keberadaban
semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan penjabaran sila
pertama dan kedua.

Hal ini dapat di simpulkan bahwa keempat pokok pemikiran tersebut


tidak lain merupakan perwujudan dari sila-sila pancasila. Pokok pikiran ini
sebagai dasar,fundamental dalam berpendirian negara,yang realisasi berikutnya
perlu di wujudkan atau dijelmakan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945.
Dengan perkataan lain bahwa dalam penjabaran sila-sila pancasila dalam
peraturan perundang-undangan bukanlah secara langsung dari sila-sila pancasila
melainkan melalui pembukaan UUD 1945. Empat pokok pikiran dan barulah
dikongkritasasikan dalam pasal-pasal UUD 1945. Selanjutnya di jabarkan lebih
lanjut dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan serta hukum positif
di bahwanya. Dalam pengertian seperti inilah maka sebenarnya dapat di
simpulkan bahwa pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi negara
indonesia terutama dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan neraga.

4
Selain itu bahwa nilai-nilai pancasila juga merupakan suatu landasan
moral etika dalam kehidupan kenegaraan. Hal ini ditegaskan dalam pokok
pikiran keempat yang menyatakan bahwa negara berdasarkan atas kemanusiaan
yang adil dan beradap. Hal ini mengandung arti bahwa kehidupan kenegaraan
harus didasarkan pada moral dalam kahidupan kenegaraan. Konsekuensinya
dalam segala aspek kehidupan negara,antara lain pemerintah negara,
pembangunan negara, pertahanan dan keamanan negara, politik negara serta
pelaksanaan demokrasi harus senantiasa di dasarkan pada moral ketuhanan dan
kemanusiaan.

Selain itu dasar fundamental moral dalam kehidupan kenegaraan tersebut


juga meliputi moralitas para penyelenggara negara dan seluruh warga negara.
Bahkan dasar fundamental moral yang di tuangkan dari nilai-nilai pancasila
tersebut juga harus mendasari moral yang dituangkan dari nilai-nilai pancasila
tersebut juga harus mendasari moral dalam kaitannya dengan politik luar negeri
indonesia.

karna itu bagi bangsa indonesia dalam era reformasi dewasa ini
seharusnya bersifat rendah hati untuk mawas diri dalam upaya untuk
memperbaiki kondisi dan nasib bangsa ini hendaklah didasarkan pada moralitas
yang tertuang dalam pokok pikiran keempat tersebut yaitu moral ketuhanan dan
kemanusiaan agar kehidupan rahyat menjadi semakin bertambah sejaterah.

1. negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi


segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara
mengatasi segala paham golongan dan perseorangan. Ini merupakan
penjabaran dari sila ketiga.

2. Pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan


keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara
berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat

5
Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. . pokok
pikiran ini penjabaran dari sila kelima.

3. Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan


kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini
mejunjukkan negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan di
tangan, sesuai dengan sila leempat.

4. Pokok pikiran keempat, menyatakan berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha


Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Poko pikiran ini
sebagai penjabaran dari sila pertama dan kedua.

Uraian diatas menunjukkan bahwa Pancasila dan pembukaan UUD 1945


dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena
di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai berikut:

1. Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara


(Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat,) dan asas kerohanian
negara (Pancasila).
2. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “..... maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesi dalam suatu undang-undang dasar
Negara Indonesia....”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.

Nilai dasar yang fundamental suatu gara dalam hukum mempunyai


hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan
jalan hukum apapun tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubungan Pembukaan
UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan
UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasil tidak dapat diubah secara hukum.
Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran negara Proklamasi 17 Agustus
1945.

6
C. Uraian Sila-Sila Pancasila
Pancasila merupakan filsafah hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-
nilai dasar yang di junjung tinggi oleh bangsa Indonesia, yakni nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan sosial.
Nilai nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun
secara sistematis-hirarkhis.

Adapun uraian sila-sila pancasila itu adalah sebagai berikut :


1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
a. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta
segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha
Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;
b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan
semua perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam
memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk
yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus
dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan
harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk
Tuhan yang lain.

Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu : misalnya


menyayangi binatang; menyayangi tumbuh-tumbuhan dan merawatnya;
selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam agama bahkan
ditekankan, bahwa Tuhan tidak suka pada orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, tetapi Tuhan senang terhadap orang-orang yang
selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang
dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia
merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan

7
dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup
lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, terkandung nilai-nilai


perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini antara lain sebagai berikut :

a. pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan
kewajiban asasinya;
b. Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam
sekitar dan terhadap Tuhan;
c. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa dan keyakinan.

Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari


yaitu: dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang
untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang
untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan
peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri,
2000 : 558). Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh
masyarakat untuk mengamalkan sila ini, misalnya mengadakan pengendalian
tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga
kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan
gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang
Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam Undang-Undang
No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai ayat

8
(3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2).
Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang
sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2) dikatakan,
bahwa setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3)
dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap
orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa setiap orang yang melakukan
usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar
dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1)
ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan
seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam
ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan
dengan cara :

 Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;


 Menumbuhkembangkan kemampauan dan kepeloporan masyarakat;
 Menumbuhkan ketanggapsegeraan masya-rakat untuk melakukan
pengwasan sosial;
 Memberikan saran pendapat;
 Menyampaikan informasi dan/atau menyam-paikan laporan

3. Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti


dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-
aspek sebagai berikut :

9
a. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
b. Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan
kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan
arah dalam pembinaan kesatuan bangsa;
c. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).

Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara


lain: dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus
selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan
pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan
dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai
agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber
daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely
Widjajati , 1992 : 156-158). Di beberapa daerah tidak sedikit yang
mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan
adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk
menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang
dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada
kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak
langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif
melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu.
Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan sehari-hari.

10
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal
ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni :
a. Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.
b. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal
sehat;
c. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama;
d. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh
wakilwakil rakyat.

Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan,


antara lain (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 560 ) :

 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan


kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
 Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kemitraan;
 Masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai


keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut,
antara lain :

11
a. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang
politik, ekonomi dan sosial budaya;
b. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak milik orang
lain;
d. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material
spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia;
e. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum


yang mengatur masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek
pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam.
Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu,
1999 : 40) :

 Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar


bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke
generasi;
 Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan
pengunaan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan;
 Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber
daya alam secara selektif dan pemeliharaan ling-kungan hidup,
sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan
undangundang;

12
 Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseim-bangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal
serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-
undang;
 Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Alwi. “Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Bagi Bangsa Dan Negara
Republik Indonesia”. di akses dari
https://www.academia.edu/37973900/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_NILA
I_FUNDAMENTAL_BAGI_BANGSA_DAN_NEGARA_REPUBLIK_INDONESI
A. Pada tanggal 1 oktober 2019 pukul 00.37 wib.

Geschieedenis, “Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Bagi Bangsa Dan Negara”. Di


akses dari https://auliainealqurkhi.blogspot.com/2017/03/pancasila-sebagai-nilai-
fundamental.html. Pada tanggal 1 oktober 2019 pukul 2.25 wib.

I Made Artaayana, ”Uraian Sila-sila Pancasila”. di akses dari


https://blogartayana.wordpress.com/2016/01/19/uraian-sila-sila-pancasila/. Pada
tanggal 1 oktober 2019 pukul 2.30 wib.

15

Anda mungkin juga menyukai