Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN INTSRUMEN

BERBASIS BUDAYA

Nama : Komang Suta Widyarta


NIM : 1929021006
Program Studi : Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan

PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
Pengembangan Instrumen TANDUR Sad Kertih Dalam Pembelajaran Geografi

Model pembelajaran TANDUR adalah penerapan dari Quantum Teaching yang cocok untuk
mata pelajaran apapun, dan apapun tingkat kelasnya. Dan model ini menjamin siswa menjadi
tertarik dan berminat dalam setiap pelajaran ( DePoter dalam Nilandari, 2008). Dengan
membuat siswa menyukai pelajaran akan mempermudah proses pembelajaran karena siswa
tidak merasa dipaksa dalam belajar. Berikut langkah – langkah dalam pembelajaran TANDUR
:
1. Tumbuhkan (Enroll)
Kaitkan siswa dengan pernyataan pembuka yang dapat membangkitkan minat siswa
serta gambaran garis besar tentang materi yang akan disajikan. Beri siswa pandangan
tentang apa yang terjadi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan tanpa
terlalu banyak mengemukakan teori. Mengajak siswa mengadakan hubungan untuk
merangsang rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Upaya – upaya
yang dapat dilakukan guru adalah :
o Menghubungkan materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan materi yang
akan disajikan.
 Mencapai tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari
( dalam hal tertentu, tujuan dapat dirumuskan bersama – sama dengan siswa ).
 Menyampaikan langkah- langkah yang akan dilakukan dan tugas – tugas yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
 Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang
akan disajikan.
 Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap
materi yang telah dipelajari maupun untuk menjajagi kemampuan awal siswa
terkait materi yang akan dipelajari.

Dengan melakukan hal – hal diatas akan muncul ketertarikan dan rasa
keingintahuan siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan sehingga dapat
membangkitkan motivasi belajar sisawa dan membuat proses belajar lebih
menyenangkan.

2. Alami (Experience)
Alami merupakan tahap saat guru menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti
oleh semua siswa dan menciptakan rasa ingin tahu pada diri siswa. Tahap ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki
dan menciptakan pemahaman konsep yang baru pada siswa. Tahap alami bias
dilakukan dengan pengamatan atau praktikum. Pengalaman yang rill umumnya lebih
mudah diingat daripada pengalaman buatan, tetapi hal itu tidak mutlak. Keduannya
saling melengkapi satu sama lain, dan efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan
berbagai metode.

3. Namai (Label)
Berikan data pada saat siswa berada pada puncak rasa keingintahuannya dan
diskusikan relevansinya dengan kehidupan siswa. Jelaskan pelajaran setelah siswa
mendapat pengalaman sehingga siswa mempunyai keinginan untuk member nama,
menghubungkan dan mendefinisikan pelajaran baru. Proses belajar sesungguhnya
bukanlah semata kegiatan menghafal karena banyak hal yang kita ingat akan hilang
setelah beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semua materi. Untuk
mengingatnya siswa harus mampu mengolah dan memahaminya. Karena siswalah yang
harus menata apa yang mereka dengar dan mereka lihat menjadi satu kesatuan yang
bermakna.

4. Demonstrasikan (Demonstrate)
Sediakan kesempatan kepada siswa untuk menerjemahkan dan mengaplikasikan
pengetahuan baru mereka terhadap situasi lain. Berikan kegiatan demonstrasi tambahan
bagi siswa dan bangun kepercayaan diri mereka. Pada tahap ini guru memberikan waktu
yang cukup luas untuk siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang baru mereka terima. Kegiatannya dapat berupa : siswa berlatih mengerjakan soal
secara mandiri atau kelompok, menampilkan proses kerjadari sebuah praktikum sampai
menemukan konsep, memberikan pendapat dan saran, tampil didepan memimpin
diskusi, dan berbagai macam cara untuk mengaplikasikan dan menampilkan
kemampuan berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki.

5. Ulangi (Review)
Eratkan pengetahuan yang telah didapat tersebut dalam fikiran siswa. Ulangi untuk
memperkuat hubungan- hubungan saraf yang dapat meningkatkan ingatan. Tunjukkan
kepada siswa cara- cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku
memang tahu ini”. Beberapa hal yang harus diperhatiakan guru dalam memberikan
penguatan, yaitu :
 Hidari respon negative pada jawaban siswa.
 Penguatan harus segera setelah suatu kompetensi ditampilkan.
 Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi
Dengan demikian, proses yang terjadi selama pembelajaran tidak mudah dilupakan oleh
siswa. Hal ini disebabkan oleh proses akhir yang mengesankan.

6. Rayakan (Celebrate)
Penutupan pelajaran dengan suatu perayaan menimbulkan perasaan bangga, ketekunan
dan kesuksesan. Bentuk penghargaan itu tentu bervariasi, pada intinya siswa merasa
bangga bahwa apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan sangat berarti sehingga
menimbulkan minat dan semangat yang baru ketika mereka mengikuti pelajaran
berikutnya pada kesempatan yang lain.

AJARAN SAD KERTIH


Alam semesta ini termasuk manusia menurut Veda terdiri dari unsur Panca Maha Butha. Usaha
memelihara kelimam unsur dalam Panca Maha Butha dilakukan melalui ajaran Sad Kertih,
yakni enam jenis upacara yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan alam beserta isinya
atau enam konsep dalam melestarikan lingkungan. Konsep Sad Kertih merupakan ajaran Hindu
di Bali yang dapat ditelusuri sumbernya dalam lontar Purana Bali (Wiana, 1999 – hal 48; 2007
– hal 14). Adapun bagian dari Sad Kertih dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Atman Kertih
Atman Kertih yaitu upaya menjaga agar kesucian Atma sebagai bagian dari
Paramaatma yang berada pada setiap Bhuwana alit (microcosmos) dapat menyinari
perilaku manusia menjadi baik, benar dan suci. Serta berupaya untuk melakukan
pelestarian untuk menyucikan Sang Hyang Atma dari belenggu Tri Guna.. Untuk
menegakkan kesucian Atma membutuhkan ruang , sarana, perhatian dan waktu
tersendiri dalam kehidupan di dunia. Dari Atma Kertih inilah lahir tempat-tempat suci
seperti tempat pemujaan Dewa Pitara (Dewa Pratista dan Atma Pratista). Disamping itu
juga dilakukan usaha untuk melindungi dan memelihara berbagai tempat yang dipakai
dalam upacara penyucian Atman. Inti Atma Kertih adalah mengupayakan tetap
tegaknya fungsi kawasan suci,tempat suci dan kegiatan suci sebagai media untuk
membangun kesucian Atman. Pelestarian alam yang terdapat disekitar kita yang
nantinya bermanfaat untuk kemajuan spiritual.

2. Samudra Kertih
Samudra Kertih upaya sistematis untuk menjaga kelestarian laut atau samudra dan
berbagai sumber-sumber alam yang ada didalamnya. Pelestarian itu dalam wujud skala
dan niskala. Di laut itulah diadakan upacara nanggluk merana, upacara melasti, nganyut
abu jenazah, nganyut sekah, upacara mapekelem dan lain-lain. Upacara tersebut
bermakna untuk memotivasi umat agar memelihara kelestarian laut Dalam kehidupan
modern sekarang ini banyak sekali ada usaha perusakan laut seperti pembuangan
limbah industri kelaut. Ternyata sudah sejak dari dulu Hindu memperhatikan laut dan
menerapkan sebuah ajaran untuk menjaga kelestarian laut agar tetap dapat memberikan
kesejahteraan untuk umat manusia.

3. Wana Kertih
Dalam tataran filosofi Hindu, prinsip perlindungan hutan dapat dilihat pada sejumlah
pustaka suci. Upacara Wana Kertih adalah merupakan bagian dari Sad Kertih, yang
bermakna menjaga keharmonisan hidup manusia dengan Tuhan, keharmonisan hidup
antara sesama umat manusia dan menjaga keharmonisan umat manusia dengan
lingkungannya. Di hutan umumnya di bangun pura Alas Angker (hutan lindung) untuk
menjaga kelestarian hutan secara niskala, di hutan juga ada upacara pakelem ke hutan
atau ke gunung.

4. Danu Kertih
Danu Kertih yaitu upaya untuk menjaga kelestarian sumber-sumber air tawar didaratan,
seperti mata air, danau, sungai dan lain-lain. Di danau ini juga diadakan upaya
keagamaan yang berbentuk ritual sakral. Ada upacara mapakelem ke danau, ada juga
umat melasti ke danau.

5. Jagat Kertih .
Jagat Kertih yaitu usaha untuk melestarikan bumi dalam hal ini tanah yang menjadi
sumber kehidupan hingga tanah menjadi produktif dan menghasilkan suatu yang
berguna untuk manusia dari sini terjadi suatu hubungan timbal balik antara bumi dan
manusia sehingga manusia tidak lagi hanya menjadi benalu seperti yang dominan
terjadi pada saat ini. Saat ini bumi benar telah dirusak oleh manusia, banyak masalah
yang terjadi dari ulah manusia itu sendiri. Konsep Cakra Yajna sangat diperlukan dalam
kondisi yang seperti ini karena dengan adanya konsep ini akan terjadi suatu suasana
yang dapat menumbuhkan suasana harmanonis dimana semua manusia, ciptaan dan
alam. Serta Jagat Kertih berupaya untuk melestarikan keharmonisan hubungan sosial
yang dinamis dan produktif berdasarkan kebenaran. Wadah kehidupan bersama
mewujudkan kebenaran membangun keharmonisan sosial yang dinamis dalam
masyarakat Hindu di Bali adalah desa pakraman. Di desa pakraman ini dikembangkan
suatu keharmonisan antara hubungan manusia dengan Tuhan, antara sesama manusia,
dan antara manusia dengan alam lingkungan berdasarkan kasih sayang, Tiga hubungan
ini disebut Tri Hitakarana.
6. Jana Kertih
Jana kertih lebih pada individu dalam membangun sebuah lingkungan spiritual hingga
tercipta suasana religius di sekitar individu tersebut ini sangat berguna dalam membina
hubungan sosial hingga tercipta suatu hubungan yang harmonis antar individu,
hubungan ini tidak lagi memandaang perbedaan sebagai hambatan suatu kedekatan,
karena pada dasarnya semua manusia itu bersaudara. Artinya mengupayakan kualitas
manusia individu yang ideal. Manusia sebagai individu ideal akan dapat dikembangkan
dalam wadah lingkungan alam dan lingkungan sosial yang kondusif. Peluang bagi
setiap orang untuk mengembangkan diri secara individual harus mendapatkan perhatian
yang seimbang dengan kehidupan manusia sebagai mahluk sosial.
TANDUR SAD KERTIH

A. Tumbuhkan
1. Tumbuhkan sikap religius siswa untuk selalu bersyukur kepada
2. tumbuhkan sikap peduli terhadap kelestarian lautan
3. tumbuhkan sikap peduli terhadap kelestarian hutan
4. Tumbuhkan sikap peduli terhadap kelestarian danau
5. tumbuhkan sikap peduli terhadap keharmonisan hubungan antar manusia dan alam
6. Tumbuhkan sikap perduli terhadap kualitas diri sendiri
B. Alami
1. Siswa bersama guru melaksanakan kegiatan berdoa bersama sebelum kegiatan belajar
2. siswa bersama guru melaksanakan acara bersih-bersih pantai
3. siswa bersama guru melaksanakan acara penanaman mangrove atau penghijauan
4. siswa bersama guru melaksanakan kemah bersama di sekitar danau
5. siswa dan guru bersama mengembangkan sikap saling menghargai sesama
6. siswa dan guru selalu berinovasi dan melaksanakan pengembangan diri
C. Namai
1. siswa diharapkan bisa memberikan nama program keagamaannya masing-masing
2. siswa diharapkan memberi nama program bersih-bersih pantai
3. siswa diharapkan memberi nama program penanaman mangrove atau penghijauan
4. siswa diharapkan memberi nama program perkemahan di sekitar danau
5. siswa diharapkan memberi nama program harmonisasi warga sekolah
6. siswa diharapkan memberi nama program
D. Demonstrasikan
1. siswa mampu menampilkan tata cara beribadah sesuai dengan agamanya masing-
masing
2. siswa mampu menampilkan acara bersih-bersih pantai
3. siswa mampu menampilkan penghijauan atau penanaman mangrove
4. siswa mampu menampilkan program perkemahan di sekitar danau
5. siswa mampu menampilkan program harmonisasi warga sekolah
6. siswa mampu menampilkan hasil pengembangan diri
E. Ulangi
1. siswa mampu mengulangi setiap hari kegiatan beribadah sesuai dengan agamanya
masing-masing
2. siswa mampu mengulangi kegiatan bersih-bersih pantai setiap 6 bulan sekali
3. siswa mampu mengulangi kegiatan penghijauan dan mangrove
4. siswa mampu mengulangi kegiatan perkemahan di sekitar danau
5. siswa mampu mengulangi program harmonisasi warga sekolah
6. siswa mampu mengulangi kegiatan pengembangan diri
F. Review
1. Siswa bersama guru mereview kegiatan setiap hari kegiatan beribadah sesuai dengan
agamanya masing-masing
2. Siswa bersama guru mereview kegiatan kegiatan bersih-bersih pantai setiap 6 bulan
sekali
3. Siswa bersama guru mereview kegiatan kegiatan penghijauan dan mangrove
4. Siswa bersama guru mereview kegiatan kegiatan perkemahan di sekitar danau
5. Siswa bersama guru mereview kegiatan program harmonisasi warga sekolah
6. Siswa bersama guru mereview kegiatan kegiatan pengembangan diri

Anda mungkin juga menyukai