Anda di halaman 1dari 46

CASE 1

DEFINISI SEL

• Sel adalah unit dasar structural / unit terkecil dalam mahluk hidup

JENIS SEL

• Berdasarkan jumlah

o Uniseluler : bakteri, amoeba

o Multiseluler

• Berdasarkan membrane inti sel

o Prokariotik : tidak bermembran inti

o Eukariotik : sejati, bermembran inti

• Berdasarkan bentuk

o Tetap

o Tidak tetap : sel darah putih dan sel otot

STRUKTUR SEL

• Membrane sel

• Memiliki struktur fosfolipid bilayer. Berfungsi sebagai penahan mekani sdan penyeleksi zat
yang dapat keluar masuk.

• Komponen-komponen membrane sel

o Lipid, kolesterol, protein, karbohidrat

• Proses masuk atau keluar nya suatu zat dapat melalui :

• Transport pasif : pergerkan molekul tanpa memerlukan ATP

o Difusi : pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai gradient
konsentrasi)

o Difusi terfasilitasi : pergerakan molekul berdasarkan gradient konsentrasi yang dibantu oleh
protein tertentu
o Osmosis : pergerakan molekul aor melalui membrane dari konsentrasi air tinggi ke rendah
berdasarkan kelarutan. (hipertonis, hipotonis)

• Transport aktif : Pergerakan (perpindahan) molekul yang memerlukan ATP

o Pompa ion : transport aktif yang dibantu dengan protein diman asaat memindahkan ion
menggunakan ATP

o Endositosis : proses pelipatan membrane ke dalam untuk mengangkut suatu zat. Endo sitosis
ada dua ,acam berdasarkan zat yang diangkut yaitu , pinositosis (minum/mengangkut zat cair) dan
fagositosis (makan/mengangkut zat padat)

o Eksositosis : vesikel yang terbentuk didalam sel melebur dengan membrane plasma kemuan
vesikel tersebut terbuka dan mengeluarkan isi ke bagian luar sel.

• Nucleus

o Inti sel atau nucleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi utama untuk
mengadakan control terhadap aktivitas sel.

o Bagian-bagian inti sel :

1. Membrane inti

2. Anak inti

3. Kromatin : terdapat dna yang berfunsi untuk mengatur sintesis protein dan sebagai cetak
biru genetik dalam replikasi sel

4. Cairan inti karyolimphe

• Sitoplasma

Sitoplasma adalah substansi setangah cair dengan kekentalan tertentu yang di dalamnya
mengandung organel-organel sel

Di dalam sitoplasma inilah semua proses kimiawi terjadi baik berupa biosintesis, glikolisis,
hidrolisis, dan proses-proses kimia lainya

Sitoplasma mempunyai sifat-sifat fisiologi yang khas

o Iritabilitas (peka rangsang : sel saraf)

o Konduktivitas (meneruskan rangsang : sel saraf)

o Kontraktilitas (mengubah panjang : sel otot)

o Absorbs dan asimilasi (menyeerap zat dan

o Ekskresi dan sekresi


o Respirasi

o Pertumbuhan dan pembelahan

• Organel

o Ribosom : ada 2 macam robosom

Ribosom bebas : mensintesis protein untuk dipakai oleh sel sendiri

Ribosom yang melekat pada RE : mensintesis protein lalu dikirim keluar sel untuk dipakai
oleh sel lain atau jaringan lain.

o Mitokondria

Mitokondria adalah organel pembangkit tenaga

Mitokondria dibungkus oleh dua membrane

Terdapat krista dan matriks

Dalam mitokondria terdapat DNA yang mempunyai peran untuk menghasilkan molekul yang
dibutuhkan mitokondria untuk menghasilkan energy

o RE

RE kasar: berbentuk berperan dalam sintesis protein

RE halus : berbentuk tubular, berperan untuk sintessi lipid , kolesterol, dan hormone steroid,
detoksikasi obat obatan dalam sel hati, pembentukan glikogen dalam sel hati dan otot, metabolism
mineral.

o Apparatus Golgi

Fungsi golgi untuk transportasi keluar sel, menghasilkan lisosom, bersama dengan RE kasar
membantu penyusunan lipoprotein (terutama pada sel hati)

o Lisosom

Dalam lisosom terdapat macam-macam enzim hdrolitik untuk pencernaan intraseluler

o Sentriol

Sentriol tidak aktif dalam metabolisme sel, namun berperan pada saat pembelahan sel

o Mikrotubuli

Fungsi mikrotubuli
• Sebagai rangka sel

• Dalam sel saraf membentuk berkas dengan arah tertentu dan berfungsi sebagai alat
transportasi partikel dan makromolekul

• Mempunyai hubungan dengan fungsi gerakan sel

• Mempunyai fungsi penting dalam pembelahan sel

o Vakuola

Vakuola adalah rongga sel

Ada 3 jenis vakuola

• Vakuola kontraktil : sebagai pengatur tekanan sel

• Vakuola sentral : penyimpan cadagan makanan dan hasil metabolisme

• Vakuola nonkontraktil : atau vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan

o Mikrofilamen : rantai helix molekul aktin yang terpilin satu sama lain. Berungsi untuk system
kontraktil seluler.

o Peroksisom : untuk detoksifikasi sel

SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

Sel eukariotik

• Memiliki inti sel yang jelas karena sudah mempunyai membrane inti

• Ada yang memiliki bentuk tetap seperti spermatozoa, sel saraf, eritrosit, sel epitel dll

• Ada yang memiliki bentuk tidak tetap seperti sel leukosit

• Ukuran sel eukariotik bervariasi

Sel prokariotik

Sel yang mempunyai inti yang tidak jelas hanya terlihat seperti warna gelap terang yang
mengandung DNA dan dinamakan nucleoid

Contoh prokariot adalah bakteri , ganggang hijau, ganggang biru

EUKARIOTIK PROKARIOTIK

Membrane inti Punya membrane inti Tidak punya


Pembelahan Mitosis dan meiosis Amitosis

Mitokondria Punya mitokondria Tidak punya mitokondria

PERGERAKAN SEL

• Mikrotubulus merupakan komponen yang structural dan fungsional pada silia dan flagella.
Hal ini memungkinkan sel memindahkan bahan melintasi permukaan dam srl mendorong dirinya
sendiri bergerak dalam lingkunganya.

o Silia : juluran kesil pendek-pendek seperti rambut pada permukaan sel bersilia. Sel memecut
atau menyapu secara bersama-sama ke arah tertentu . contoh : sel silia melapisi saluran nafas dan
oviduk saluran reproduksi wanita.

o Flagella : juluran panjang mirip pecut . Pada manusia ada satu sel yang memiliki flagella yaitu
sel spermatozoa.

• Struktur internal silia dan flagella sama, hanya panjangnya saja yang beda.

• Silia dan flagella merupakan struktur intaseluler (keduanya terbungkus membrane plasma)

• Struktur :

o Berasal dari sentriol

o Terdiri atas 9 mikrotubulus yang menyatu

• Proses pembentukan

o Sentriol yang sudah menggandakan diri bergerak menuju bawah membrane plasma

o Mikrotubulus tumbuh keluar dari sentriol dalam pola yang teratur (membentuk juluran)

INTERAKSI SEL

• Ikatan kovalen : ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan electron yag saling
berdekatan. Dimana ikatan ini sangat stabil, dibentuk oleh electron atom berdasarkan valensi. Ikatan
ini juga berfungsi untuk menentukan struktur primer molekul.

• Ikatan non-kovalen : ikatan yang bersifat tidak stabil, mudak putus namun mudah terbentuk
kembali. Contoh ikatan non-kovalen

o Ikatan ion : ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara kation dan anion akibat
serah terima electron serta adanya perbedaan muatan kovalen

o Ikatan hydrogen : ikatan antara atom H dengan unsur yang lebih elektronegatif (F,O,N)

o Ikatan van deer waals : ikatan yang paling lemah diantara ikatan yang lain dan ikatan ini
terjadi saat saling bertumbukan
o Interaksi hidrofobik : ikatan yang terbentuk dari ikatan hidrofobik

KOMUNIKASI SEL

• Samungan antar sel / perlekatan / taut / secara langsung

o Tight junction

Membrane plasma saling menekan dengan kuat dan disatukan oleh protein spesifik.
Berfungsi untuk mencegah kebocoran CES

Contoh : sel sudorivefa

o Desmosome

Tersambung menjadi lembaran kuat, filament intermediet menambatkan desmosome pada


sitoplasma. Berfungsi melakatkan sel otot dan mengurangi resiko robeknya sel otot.

o Gap junction

Mempunyai saluran/terowongan sitoplasma terdiri atas protein membrane.

• Dengan media (zat kimia antar sel / molekul sinyal) / secara tidak langsung

o Parakrin

Dihasilkan sel tertentu berfungsi memberikan sinyal-sinyal khusus kepada sel-sel sasaran
yang berada di sekitarnya.

Terdistribusi melalui difusi sederhana.

o Autokrin

Zat kimia yang di sekresikan suatu kelenjar dan bekerja pada sel itu sendiri

o Sinyal endokrin/ Hormonal

Mempunyai jarak tempuh yang jauh dari organ dengan sel target dan dibawa melalui aliran
darah.

o Neurohormon

Hormone yang dikeluarkan secara spesifik oleh neuron sekretori. Neuron sekretori
mengeluarkan zatperantara kimiawi melalui pembuluh darah

Contoh : vasopressin dikeluarkan sel syarat di hipotalamus. Disimpan di lobus posterior


hipofisis.

o Neurotransmitter
Sinyal pendek neurotransmitter yang dilepas melalui sinaps.

PEMBELAHAN SEL

• Amitosis

o Pembelahan secara langsung

o Contoh : bakteri

• Mitosis

o Terjadi pada sel somatis

o Hasil anakan sama dengan induknya

o Pembelahan mitosis melalaui siklus sel

Interfase (95% lama mitosis)

• G1 : pembentukan protein organel sel

• S : terjadi replikasi DNA (sintesis)

• G2 : persiapan pembelahan

Membrane inti mulai terfragmentasi

Sentriol mengganda

Masih terdapat nucleolus (produksi rRNA)

Mitosis (5% lama mitosis)

• Profase

Membrane inti menghilang

Benang kromatin berkondensasi membentuk kromosom

Sentriol bergerak ke arah berlawanan

• Metafase

Sentriol berada pada kutun yang berbeda

Kromosom terletak berjajar di bidang ekuator

Benang spindle melekat pada kinetokor


• Anaphase

Kromosom bergera menuju kutub pembelahan sel

Benang spindle memendek

• Telofase

Membrane inti sel muali terbentuk kembali

Terjadi pemisahan sitoplasma

Kromosom hilang disusul munculnya butir-butir kromatin dan inti sel kembali Nampak.

• Meiosis

o Pembelahan meiosis melalui 2 tahap, yaitu meiosis 1 dan meiosis 2

o Terjadi pada sel gamet

o Terjadi reduksi (2n menjadi n)

o Anakan berbeda dengan induk

o Tahapan meiosis

Meiosis 1

• Profase 1

Leptoten

Kromosom menebal, penebalan disebabkan adanya kromomer kromosom yang terdiri dari 2
kromatid.

Zigoten

Kromosom yang homolog akan berpasangan dan berdampingan, hanya dipisahkan oleh
celah

Pakiten

Kromosom memendek dan menebal. Kromosom melakukan pertukaran genetic melalui


krosing over pada kiasma.

Diploten
Pemisahan kromosom homlog yang masih renggang, karena masih terdapat perlekatan
(kiasma)

Diakinesis

Kromosom memendek dan nampak jelas. Hilangnya nucleolus.

• Metaphase 1

Tetrad berjajar pada bidang pembelahan

• Anaphase 1

Tetrad berpisah menuju kutub yang berlawanan

• Telofase 1

Terjadi sitokinesis

Membrane inti terbentuk kembali

Hasil anakan masih 2n

• Interfase : fase antara meiosis 1 dan meiosis 2 . pada fase ini tidak terjadi replikasi
kromosom.

Meiosis 2 (proses sama seperti mitosis)

• Profase 2

• Metaphase 2

• Anaphase 2

• Telofase 2

SISTEM ORGAN

• Tingkat organisasi

o Sel -> jaringan -> organ -> system organ

o Sel : unit dasar structural mahluk hidup

o Jaringan : sel-sel yang struktur dan fungsinya serupa bergabung membentuk jaringan

o Organ : terdiri dari 2 atau lebih tipe jaringan primer yang tersusun bersama untuk
melakukan tugas tertentu
o System organ : kumpulan organ yang melakukan fungsi terkait dan saling berinteraksi untuk
melakukan suatu aktivitas yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh.

• System organ

o System pencernaan

Terdiri dari : mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, anus.

Menguraikan makanan menjadi molekul nutrient kecil yang dapat diserap kedalam plasma
untuk didistribusikan ke semua sel tubuh

Membuang residu makanan dalam bentuk feses

o System sirkulasi

Terdiri dari : jantung, pembuluh darah dan darah

Mengangkut berbagai bahan seperti nutrient, O¬2, CO2, zat sisa dari satu bagian ke bagian
lain

o System respirasi

Terdiri dari : hidung, trakea, paru-paru

Menyerap O2 dari lingkungan eksternal dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal

o System saraf

Terdiri dari : otak, kord spinalis, saraf, organ indra

Mengontrol dan mengkoordinasi aktivitas tubuh

o System endokrin

Terdiri dari : kelenjar endokrin

Mengatur aktivitas pertumbuhan

Mengkontrol konsentrasi nutrient dalam darah

Mengatur fungsi ginjal, mengatur volume dan komposisi elektrolit cairan ekstra sel.

o System reproduksi

Terdiri dari : pada laki-laki testis dan pada perempuan ovarium

Untuk mempertahankan keberadaan spesies

o System ekskresi
Terdiri atas : paru-paru, ginjal, hati, kulit

Mengeluarkan zat sisa yang sudah tidak digunakan tubuh

o System imun

Sel darah putih dan organ limfoid

Menjada daya tahan tubuh, mempertahankan tubuh dari virus dan bakteri asing yang
merugikan tubuh

o System integument

Terdiri dari : kulit

Melindungi tubuh agar mikroorganisme tidak masuk

Mengatur suhu tubuh

Encegah cairan internal keluar dari tubuh

o System otot

Terdiri atas : otot

Untuk menggerakan tulang

o System tulang

Terdiri dari : tulang dan sendi

Sebagai penunjang dan pelindung bagi jaringan lunak dan organ

Sebagai tempat peyimpanan Ca2+

SEL PUNCA / STEM SEL

• Sel punca adalah sel yang BELUM TERDIFERENSIASI (proses sel untuk memiliki kekhususan
fungsi maupun struktur) dan mampu melakukan poliferasi

• Jenis stem sel

o Totipotensi (total)

Sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel

Stem sel jenis ini paling susah diaplikasikan


Diambil dari sel embrionik awal (zigot, morula)

o Pluripotensi

Stem sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ectoderm, mesoderm dan
endoderm)

Namun tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik (plasenta dan tali pusat) dan tidak
dapat menjadi datu fetus yang utuh

o Multipotensi

Stem sel yang dapat berdiferensiasi menjadi banyak sel (tidak sebanyak totipotent)

Contoh : hematopoetik stem sel yang terdapat pada sumsum tulang dapat berdiferensiasi
menjadi eritrosit, leukosit dan trombosit

o Unipotensi

Stem sel yang hanya mampu berdiferensiasi menjasi satu jenis sel

• Sumber stem sel

o Zigot : diambil pada tahap setelah spermatozoon bertemu dengan sperma (fase zigot)

o Embryonic stem sel : diperoleh dari innercellmass suatu blastocyst (dari sisa embrio IVF)

o Fetus : diperoleh dari klinik aborsi

o Stem sel darah tali pusar : diambil dari placenta

o Adult stem sel : diambil dari sel seserang yang sudah dewasa (darah, tulang dan adipose)

• Fungsi stem sel yaitu untuk terapi medis, contohnya penyakit Parkinson, Alzheimer, atroke,
diabetes
CASE 2

GENETIKA
Genos : asal mula kejadian

Adalah ilmu yang mempelajari ttg gen dan pewarisannya.

 Perbedaan Gen, RNA, DNA, Kromatin, Kromatid, Kromosom, dan Genome


- Gen : Segmen molekul DNA (atau RNA) yang mengandung semua
informasi yang diperlukan untuk menyintesis suatu produk (berupa RNA atau
protein)  unit hereditas terkecil
- RNA : Polinukleotida untai tunggal yang tersusun atas rangkaian
nukleotida.
- DNA : Polinukleotida untai ganda dan berpilin yang
tersusun atas rangkaian nukleotida.
- Kromatin : benang kromatin. Untaian panjang nukleosom
yang terdiri dari asam nukleat dan protein histon.
- Kromatid : salah satu dari untai anak yang berpasangan,
yang menyatu di sentromer.
- Kromosom : struktur makromolekul dalam nukleus yang
berupa pilinan ben ang kromatin yang memadat dan
membawa informasi genetik untuk sel tsb.
- Genome : keseluruhan jumlah gen pada satu organisme.

ASAM NUKLEAT
A. DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)
 DNA merupakan unit polimer yang tersusun atas unit monomer yang disebut nukleotida.
 Struktur nukleotida:
1. Gula deoksiribosa, salah satu pentosa kehilangan gugus
hidroksil (OH) yang terikat di atom nomor 2 sehingga
dinamakan 2 deoksiribosa.
2. Gugus Fosfat
3. Basa Nitrogen dibagi menjadi dua yaitu :
 Purin : Adenin dan Guanin
(disiklik)
 Pirimidin : Timin dan Sitosin (monosiklik)
p.s : Nukleosida  nukleotida tanpa gugus fosfat

 Ketentuan chargaff:
Adenin = Timin  2 ikatan hidrogen
Guanin ≡ Sitosin  3 ikatan hidrogen
 Frances Crick dan James Watson (1953): mengemukakan molekul DNA berbentuk spt
pita spiral ganda yang saling berpilin (berpilin ke kanan). “Double Helix Watson-Crick”
 Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5’ (lima prima) dan 3’ (tiga prima)
Ujung 5’  memiliki gugus fosfat terminus
Ujung 3’  memiliki gugus hidroksi terminus
 Pengemasan DNA
- Berfungsi untuk mengemas untaian DNA yang panjang.
- Pengemasan DNA dengan membuat molekul DNA terkondensasi yang
membentuk rangkaian melingkar (bentuk seperti tasbih)
- DNA  NUKLEOSOM (DNA + protein histon)  SOLENOID (nukleosom +
nukleosom)  KROMATIN (solenoid + solenoid)  KROMATID (kromatin +
kromatin)  KROMOSOM (kromatid + kromatid)

- Nukkeosom : antara satu nukleosom dengan


nukleosom yang lain dihubungkan dengan DNA
tanpa histon  linker DNA (DNA penghubung)

- Struktur nukleosom :
Histon H1 : fungsi untuk mengunci
DNA dalam struktur nukleosom.
DNA : ± 146 bp
Oktamer histon : (2x histon H2A, H2B, H3,
dan H4)

 Letak DNA
1. DNA Inti
2. DNA mitokondria (mtDNA)
 Berbentuk sirkuler
 Diturunkan atau diwariskan secara maternal (dari ibu)  karena pada saat
fertilisasi, DNA mitokondria pada sperma ayah tidak fusi bersama ovum.
 Laju mutasi mtDNA lebih tinggi dari DNA inti  karena mtDNA tidak
memiliki mekanisme repair; dan kandungan radikal bebas yang tinggi pada
mitokondria.
 Penyakit yang disebabkan oleh mutasi DNA mitokondria:
1) LHON (Leber Hereditary Optic Neuropathy); penurunan indra
penglihatan. Baru terlihat pada usia dewasa.
2) MERRF (Myoclonic Epilepsy with Ragged-Red Fibers); gangguan pada
otot & sistem saraf.
3) MELAS (Mitochondrial Encephalomyopathy, Lactic Acidosis, and Stroke-
like Episodes); gangguan pada sistem saraf pusat (otak) dan otot.
4) CPEO (Chronic Progressive External Opthalmoplegia); gangguan pada
indra penglihatan.

Perbedaan struktur DNA Mitokondria dan DNA inti

B. RNA (Ribo Nucleic Acid)


Adalah polinukleotida yang tersusun atas nukleotida yang berulang membentuk untai
tunggal.
 Komponen Penyusun
1. Gula ribosa
2. Gugus fosfat
3. Basa nitrogen
Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
Pirimidin: Sitosin dan Urasil (U)
 Jenis
1. RNA genetik: virus mozaik tembakau dan virus influenza tidak memiliki DNA, tetapi
memiliki RNA. Sehingga RNAnya berperan seperti DNA (membawa keterangan
genetik)
2. RNA nongenetik: tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik. RNA ini
hanya dimiliki oleh yang punya DNA.
 Berdasarkan letak dan fungsi
1) Messenger RNA (mRNA)
- Terdapat di nukleus
- Dicetak oleh salah satu pita DNA dalam nukleus
- Triplet kode genetik di mRNA: kodon
- Bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida
- Membawa kode-kode genetik dari DNA di nukleus menuju
ribosom di sitoplasma

2) Transfer RNA (tRNA)


- Terdapat di sitoplasma
- Berbentuk seperti daun semanggi
- Fungsi untuk mengikat asam amino di dalam sitoplasma
yang akan disusun menjadi polipeptida dalam ribosom.
- Triplet kode genetik di tRNA: antikodon.

3) Ribosomal RNA (rRNA)


- Terdapat di ribosom
- Molekulnya berupa pita tunggal tidak bercabang.
- Berfungsi untuk memasangkan kodon mRNA dengan antikodon supaya
terbentuk rantai-rantai polipeptida.

Perbedaan DNA dan RNA


DOGMA SENTRAL

DOGMA SENTRAL

Replikasi Transkripsi Translasi

Merupakan penyalinan DNA menjadi utas RNA sehingga terbentuknya protein. Yang dimana
informasi genetik dipindahkan dari:
1. DNA ke DNA (replikasi)
2. DNA ke RNA lalu protein (Transkripsi, translasi)

A. REPLIKASI
 Replikasi DNA melibatkan:
1. DNA Polimerase
Enzim yang mempolimerisasi nukleotida.
2. Ligase
Enzim yang menyambungkan DNA lagging strand.
3. Primase DNA
Enzim yang memulai polimerisasi DNA.
4. Helikase DNA
Enzim yang membuka ikatan hidrogen double helix pd DNA
5. Single Strand Binding Protein
Yang menstabilkan DNA induk yang terbuka
 Tahap replikasi:
1) Helikase memutus ikatan hidrogen yang menyatukan kedua DNA dan membuat
terbukanya untaian
2) Dengan bantuan protein SSB yang mengurangi tegangan pada rantai induk DNA
3) Protein-protein tsb menempel pada atas DNA untuk mencegah DNA membentuk
double helix kembali.
4) Lalu primase memulai polimerisasi DNA, membuat sintesis primer, dan dilanjutkan
oleh DNA polimerase yang bergerak sepanjang untai DNA sehingga terbentuk rantai
tunggal DNA yang baru, yaitu (1) Leading Strand dan (2) Lagging Strand.
 Replikasi terjadi pada cetakan DNA arah 3’ – 5’ , yang menghasilkan DNA baru yaitu arah
5’ – 3’
 Garpu replikasi merupakan struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi.

- Garpu replikasi akan membuka secara bertahap dimulai dari titik awal replikasi,
dan akan bergerak sepanjang DNA induk yang direplikasi.
- Salah satu untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu replikasi
akan dapat dilakukan secara kontinu = Leading Strand.
- Sintesis untaian DNA yang berlawanan arah dengan garpu replikasi dilakukan
secara bertahap (diskontinu), hal ini terjadi karena proses polimerisasi pad
auntai DNA hanya dapat dilakukan setelah DNA cetakan membuka seiring
dengan membukanya garpu replikasi = Lagging Strand.
 Pada untai leading strand, polimerisasi berlangsung secara kontinu sehingga molekul
DNA yang baru disintesis merupakan 1 unit.
 Pada untai lagging strand, polimerisasi dilakukan fragmen demi fragmen, yang harus
disatukan oleh enzim ligase agar menjadi 1 unit yang utuh  fragmen okazaki

B. TRANSKRIPSI
 Pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA yang terjadi pada inti sel.
 Membutuhkan: DNA, RNA polymerase, ATP, dan Transcription Factors (TF2A, TF2B,
TF2D, TBP)
 Proses pembentukan RNA dari DNA template:
- Untai DNA yang menjadi cetakan dinamakan sense
- DNA komplementer yang tidak dicetak dinamakan antisense
 Tahap transkripsi:
1) Inisiasi
- Pengikatan RNA polimerase tepat didepan gen yang akan ditranskripsi
- Tempat pertemuan DNA dengan RNA polimerase disebut ‘promotor’
2) Elongasi
RNA polimerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka double helix dan
merangkai ribonukleotida ke ujung 3’ RNA yang sedang dibentuk.
3) Terminasi
Terdisosiasinya enzim RNA polimerase dari DNA. mRNA yang terbentuk dilepaskan,
keluar dari inti sel melalui pori-pori membran inti.
 Bagian DNA
- Intron : yang tidak diekspresikan
- Exon : yang diekpresikan.
 Jumlah ekson biasanya lebih banyak dari pada jumlah intron. Jumlah intron dalan suatu
gen sangat bervariasi, meskipun jumlah ekson lebih banyak daripada intron, namun
sekuens intron lebih panjang.
 Setelah dibentuk mRNA, maka terjadi pemrosesan pada mRNA pascatranskripsi.
Peristiwa pemotongan segmen sekuens intron dan pembentukan mRNA matang
(mature) dari penggabungan dari berbagai sekuens ekson disebut sebagai RNA splicing.

Kompleks spliceosome

C. TRANSLASI
 Penerjemahan kodon pada mRNA menjadi polipeptida
 Urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga-tiga (triplet)
 Kodon pada mRNA dikenali oleh lengan antikodon pada tRNA
 Terdiri dari 3 tahap, yaitu: inisiasi, elongasi, dan terminasi.
1) Inisiasi
- Menempelnya mRNA di ribosom pada sitoplasma
- Ribosom mencari AUG pada ujung 5’ sebagai kodon awal karena tRNA baru
dapat membawa asam amino pertama yaitu metionin (AUG)
2) Elongasi
- Terdiri dari 2 tempat yaitu tempat P (peptidil) yang ditempati oleh metionin dan
tRNA dan tempat A (aminoasil) yang ksoong dan akan ditempati kodon kedua.
- Elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk
ke tempat A
- Akibatnya, tempat A dan P tensi dan terjadi ikatan peptida antara kedua asam
amino
- Lalu, ribosom bergeser dan tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon
ketiga akan masuk ke tempat A dan proses akan berlanjut seperti sebelumnya.
3) Terminasi
- Proses elongasi akan terhenti bila tempat A bertemu dengan kodon stop yaitu
UAA, UAG, dan UGA.
- Ketika bertemu dengan kodon stop, masuklah release factor ke tempat A dan
melepaskan rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir
- Kemudian, ribosom pecah menjadi subunit kecil dan besar.
KROMOSOM
 Struktur dalam inti sel yang terdiri dari DNA yang terikat dengan histon dan protein lain
 struktur kromosom dibedakan menjadi :

1. KROMONEMA
 Pita berbentuk spiral di dalam kromosom
2. KROMOMER
 Penebalan pada kromonema
 Bahan nukleoprotein yang mengendap
3. SENTROMER
 Bagian yang menyempit dan tampak lebih terang, yang membagi kromosom
menjadi dua lengan
4. LEKUKAN KEDUA
 tempat terbentuknya nukleolus
 disebut juga pengatur nukleolus
5. TELOMER
 Bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi
bersambungnya kromosom satu dengan kromosom lain
6. SATELIT
 Bagian tambahan pada ujung kromosom
 Tidak semua kromosom punya satelit
 Kromosom yang punya satelit, diberi nama satelit kromosom

 Bentuk kromosom :

1. METASENTRIS
 Apabila sentromer terletakmedian di tengah-tengah kromosom, sehingga
kromosom terbagi dua
 mempunyai bentuk V
2. SUBMETASENTRIS
 Apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom),
sehingga kromosom terbagi dua tidak sama panjang
 bentuk seperti huruf J
3. ARKOSENTRIS
 Apabila sentromer terletak subterminal di dekat ujung kromosom
 Kromosom tidak membengkok, lurus seperti batang
 Satu lengan sangat panjang, satu lengan sangat pendek
4. TELOSENTRIS
 Apabila sentromer terletak di ujung kromosom
 Kromosom terdiri dari sebuah lengan
 Berbentuk lurus seperti batang
 Tipe kromosom :
1. AUTOSOM
 Kromosom yang tidak ada hubunganya dengan penentuan jenis kelamin
 44 kromosom tubuh merupakan autosom
2. SEKS KROMOSOM
 kromosom yang menentukan jenis kelamin
 terdiri dari Kromosom-X dan Kromosom-Y

MUTASI
 Perubahan dalam gen
Dibedakan menjadi 3 kategori :

1. Mutasi Genom
2. Mutasi Kromosom
3. Mutasi Gen

1. Mutasi Genom

 Mutasi yang mempengaruhi jumlah kromosom dalam sel


 Terjadi karena kesalahan dalam proses segregasi (pemisahan) saat fase meiosis
 dibagi menjadi 2 : Euploidi, dan Aneuploidi.
(a) Euploidi
 Individunya memiliki set kromosom yang lengkap.
Komplemen kromosom: A,B,C
Tipe Euploid Jumlah Genom
bukan kromosom homolog
Monoploid Satu (n) ABC
Diploid (normal) Dua (2n) AABBCC
Poliploid Lebih dari 2n:
Triploid Tiga (3n) AAABBBCCC
Tetraploid Empat (4n) AAAABBBBCCCC
Pentaploid Lima (5n) AAAAABBBBBCCCCC
Heksaploid Enam (6n) AAAAAABBBBBBCCCCCC
Septaploid Tujuh (7n) AAAAAAABBBBBBBCCCCCCC
Oktoploid Delapan (8n) AAAAAAAABBBBBBBBCCCCCCCC
Dst. Dst.

 Monoploid jarang ditemui pada hewan diploid, biasanya tumbuh


abnormal dan embrionya jarang mencapai stadium dewasa.
 Poliploidi pada manusia biasanya berakhir kematian, mengalami
keguguran spontan, atau lahir mati, paling lama hanya hidup beberapa
jam.
(b) Aneuploidi
 Individu memiliki kekurangan atau kelebihan kromosom dibanding
dengan jumlah kromosom pada individu normal.
Tipe Aneuploid Jumlah Genom Contoh kromosom
Disomi (normal) 2n AA BB CC
Monosomi 2n-1 AA BB C
Nullisomi 2n-2 AA BB
Polisomi Kromosom ekstra
Trisomi 2n+1 AA BB CCC
Dobel Trisomi 2n+1+1 AA BBB CCC
Tetrasomi 2n+2 AA BB CCCC
Pentasomi 2n+3 AA BB CCCCC
Heksasomi 2n+4 AA BB CCCCCC
Septasomi 2n+5 AA BB CCCCCCC
Dst. Dst.

 Monosomi pada manusia


Sindrom Turner
o Kromosom : 45, X
o Formula Kromosom: 2n-1
o Penyebab : nondisjunction sewaktu pembentukan
ovum/ hilangnya sebuah kromosom kelamin selama mitosis
setelah zigot XX atau XY terbentuk.
o Tubuh pendek
o Leher pendek dan pangkal lehernya seperti bersayap
o Dada lebar
o Tanda kelamin sekunder tidak berkembang
o Puting susu letaknya berjauhan
o Kulit pada leher sangat kendur sehingga dapat ditarik ke
samping
 Trisomi pada manusia
o Trisomi untuk kromosom kelamin
Sindrom Klinefelter
 Kromosom : 47, XXY; 48, XXXY; 48, XXYY; 49,
XXXXY; 50, XXXXXY
 Formula Kromosom :2n+1, 2n+2, 2n+3,2n+4
 Penyebab : fertilisasi sel telur XX oleh
spermatozoa Y / fertilisasi sel telur X oleh sperma XY.
 Fenotip pria tapi menunjukan tanda-tanda wanita
seperti tumbuh payudara
 lengan dan kaki ekstrim panjang
 seluruh tubuh tampak tinggi
 suara tinggi seperti wanita
 testis kecil
 alat genetalia eksterna normal tapi spermatozoa tidak
terbentuk
Sindrom Triple-X (wanita super)

 Kromosom : XXX
 Formula Kromosom : 2n+1
 Penyebab : nondisjunction pada waktu
pembentukan ovum
 Alat kelamin luar seperti kepunyaan bayi
 Alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang
 Sedikit mendapat gangguan mental
 Menstruasi sangat tidak teratur
 Ovarium seperti sudah keadaan menopause

Sindrom XYY (Sindrom Jacob)

 Kromosom :XYY
 Formula : 2n+1
 Penyebab : Nondisjunction saat pembentukan
spermatozoa, fase meiosis 2
 Tubuh ekstrim tinggi (rata-rata 183cm)
 IQ 80-118
 Lebih agresif dibanding laki-laki normal
 Suka berbuat jahat dan melanggar hukum

o Trisomi untuk autosom


Sindrom Down
 Kromosom : 47, XY, +21 (read: jumlah
kromosom 47 dengan kelebihan autosom nomor 21)
 Formula : 2n+1
 Penyebab : oosit yang mengalami
nondisjunction, biasanya pada ibu yang berumur tua
 Tubuh pendek
 Lengan, kaki terkadang bengkok
 Kepala lebar
 Wajah bulat
 Mulut selalu terbuka
 Ujung lidah besar
 Hidung lebar dan datar
 Kedua hidung terpisah lebar
 Jarak antara kedua mata lebar
 Kelopak mata memiliki lipatan epikantus sehingga mirip
wajah oriental
 Iris mata berbintik “Brushfield”
Sindrom Patau

 Kromosom : 47, XY, +13


 Formula : 2n+1
 Penyebab : nondisjunction
 Kematian pada usia muda (3bulan pertama setelah
kelahiran), beberapa bisa 5 tahun
 Cacat mental dan tuli
 Celah bibir
 Polidaktili (kelebihan jumlah jari)
 Mata kecil
 Kelainan otak, jantung, ginjal, dan usus
 Tangan dan kaki tampak rusak
Sindrom Edwards

 Kromosom : 47, XY, +18


 Formula : 2n+1
 Penyebab : nondisjunction
 Kepala kecil (mikrosefali)
 Telinga cacat
 Celah bibir
 Rahang kecil
 Hidung terbalik
 Sempitnya kelopak mata
 Tulang dada pendek
 Tidak adanya kuku
 90% meninggal dunia pada 6 bulan pertama

2. Mutasi Kromosom

 Mutasi yang mempengaruhi struktur dari kromosom


 Macam-macam mutasi kromosom : Delesi, Duplikasi, Inversi, translokasi.
1. Delesi (Defisiensi)
 Hilangnya sebagian dari sebuah kromosom karena kromosom itu patah.
 Defisiensi terminal : jika kromosom patah di suatu tempat dekat ujung
kromosom
 Defisiensi interkalar : Jika patah terjadi di dua tempat, dan kromosom
kehilangan suatu segmen di bagian tengah
 Bila terlalu banyak yang hilal menyebabkan letal

 Sindroma Cri-du-Chat
o Penyebab : Delesi pada lengan pendek dari autosom 5
o Kromosom : 46, XX, 5p- / 46, XY, 5p- (read: jumlah kromosom 46 terjadi
delesi di kromosom 5)
o Suara tangisan mirip bunyi kucing
o Kepala kecil (mikrosefalus)
o Muka lebar
o Hidung seperti pelana
o Kedua mata berjauhan
o Kelopak mata memiliki lipatan epikantus
o IQ rendah 20-40
o Meninggal dunia waktu bayi / anak-anak

2. Duplikasi
 Kromosom yang memiliki gen-gen yang berulang-ulang
 Duplikasi biasanya disertai dengan terbentuknya kromosom defisiensi (delesi)
 Duplikasi pada autosom nomor 6 cepat meninggal dunia.

3. Inversi
 Peristiwa suatu bagian dari suatu kromosom memiliki urutan gen yang terbalik
 Dibagi menjadi :
o Inversi Parasentris : apabila sentromer terletak di sebelah luar bagian
yang terinversi

o Inversi Perisentris : apabila sentromer terletak di dalam bagian yang


mengalami inversi

4. Translokasi Respirokal
 Memindahkan segmen dari satu kromosom ke kromosom nonhomolog.
 Sering terjadi kromosom-kromosom homolog bertukar fragmen
 Jarang terjadi satu kromosom memberikan fragmennya tapi tidak mendapat
pengganti
5. Katenasi
 Katenasi merupakan translokasi dua kromosom tidak homolog sedemikian rupa
sehingga menyebabkan dua pasang kromosom membentuk struktur seperti
lingkaran.

3. Mutasi Gen
 Mutasi yang mempengaruhi gen individu
 Disebabkan oleh 2 mekanisme
1. Kesalahan saat proses replikasi DNA
2. Kegagalan memperbaiki DNA setelah terjadi kerusakan pada sekuens DNA
 Beberapa mutasi spontan
 Beberapa disebabkan mutagens (faktor fisika atau kimia yang memicu mutasi)
 Dibagi menjadi : Subtitusi, Delesi, Insersi
1. Substitusi
 Penggantian satu nukleotida dan pasanganya dengan sepasang nukleotida
lain.
 Mutasi subtitusi diibagi menjadi :
a. Mutasi Bisu (Silent Mutation)
 Pergantian basa akibat subtitusi tidak memiliki efek terhadap
protein yang dikodekan
 karena subtitusi mengganti kodon menjadi suatu kodon yang
bila ditranslasikan menghasikan asam amino yang sama.
b. Mutasi Salah Makna (Missense Mutation)
 Mutasi yang mengubah suatu asam amino menjadi asam amino
lain

c. Mutasi Tak Bermakna (Nonsense Mutation)


 Mutasi yang mengubah kodon untuk asam amino menjjadi
kodon stop, menyebabkan translasi diakhiri secara prematur.

2. Delesi
 Mutasi yang kehilangan pasangan nukleotida pada gen
 Bersifat merusak pada protein yang dihasilkan lebih dari subtitusi
 Menyebabkan mutasi pergeseran bingkai, terjadi apabila delesi tidak
kelipatan 3
 Menyebabkan kesalahan pembacaan secara menyeluruh karena
bergesernya kodon kodon pengkode protein.
3. Insersi
 Mutasi yang ketambahan pasangan nukleotida pada gen
 Bersifat merusak pada protein yang dihasilkan lebih dari subtitusi
 Menyebabkan mutasi pergeseran bingkai, terjadi apabila insersi tidak
kelipatan 3
 Menyebabkan kesalahan pembacaan secara menyeluruh karena
bergesernya kodon kodon pengkode protein
Case 3

SISTEM REPRODUKSI

 Definisi
Kompleks gonad pria atau wanita, saluran terkait, dan alat kelamin eksternal yang berkaitan
dengan reproduksi seksual

 Fungsi
Umum: melanjutkan keberadaan spesies

Khusus:

 Pria:
1. Menghasilkan sperma (spermatogenesis)
2. Menyalurkan sperma ke wanita
 Wanita:
1. Membentuk ovum (oogenesis)
2. Menerima sperma
3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi)
4. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin dapat bertahan hidup di
dunia luar (gestasi=kehamilan), mencakup pembetukan plasenta, organ
pertukaran antara ibu dan janinnya
5. Melahirkan bayi (partus=persalinan)
6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu (laktasi)
 Anatomi

WANITA
 Eksternal (Vulva)

1. Labia Majora/Mayus: melindungi organ reproduksi eksternal yang lain. Setelah


pubertas akan ditutupi oleh rambut.
2. Labia Minora/Minus
3. Klitoris: seperti penis, sensitif terhadap ransangan
4. Mons Pubis: dimana rambut kemaluan tumbuh ketika pubertas
5. Hymen: membran tipis melintang yang ditemukan di pintu masuk lubang vagina
6. Vestibulum dan Uretra: Vestibulum adalah tempat dimana uretra (saluran kemih)
ditemukan.
7. Kelenjar Skene (Skene Gland): mensekresikan lubrikasi di pembukaan uretra
8. Kelenjar Bartholin (Bartholin Gland): mensekresikan lubrikasi untuk vagina
9. Vestibular Bulbs

 Internal
1. Vagina: saluran yang berotot dan dapat teregang yang menghubungkan uterus dengan
lingkungan eksternal. Berfungsi untuk menahan penis saat berhubungan seksual, wadah
sementara untuk semen, jalan lahir, dan sebagai saluran keluarnya darah menstruasi.
2. Uterus: memelihara janin selama masa perkembangannya dan mengeluarkannya pada
akhir kehamilan. Kontraksi dinding uterus yang kuat membantu keluarnya janin saat
persalinan.
 Bagian Uterus:
 Serviks (Leher Uterus): bagian inferior dari uterus, memisahkan badan uterus
dengan vagina.
o External Orifice (lubang eksternal): lubang yang terbuka ke vagina
o Kanalis Servikalis: jalur bagi sperma untuk mencapai tempat
pembuahan di tuba uterina melalui uterus dan, ketika mengalami pelebaran
hebat sewaktu persalinan, berfungsi sebagai saluran bagi pengeluaran bayi
dari uterus.
o Internal Orifice (lubang internal): lubang yang terbuka ke uterus
 Korpus (Badan Uterus)
o Rongga Uterus
o Fundus: Bagian atas dari uterus, berada di antara tuba uterina.
 Lapisan Uterus:
 Endometrium
 Miometrium
 Perimetrium
3. Tuba Uterina:
 Isthmus:
 Ampulla: diameter membesar di bagian ini. Sebagai tempat terjadinya
fertilisasi.
 Infundibulum: terdapat fimbriae, struktur seperti jari-jari tangan yang
berfungsi untuk menangkap oosit sekunder yang dilepaskan ovarium.
4. Ovarium: oogenesis

 Fisiologi
WANITA
 Oogenesis
folikel primordial dan oosit primer
berkembang

MEIOSIS 1 dimulai
FETUS
terjadi crossing over (pakiten, profase 1)

MEIOSIS 1 STOP
CHILDHOOD oosit primer inaktif
oosit primer melanjutkan MEIOSIS 1
PUBERTAS
membentuk oosit sekunder dan badan
polar 1
kepala spermatozoon masuk ke oosit
sekunder
jika terjadi FERTILISASI
oosit sekunder mengalami MEIOSIS 2

memproduksi ovum dan badan polar 2

 Siklus Ovarium (rata-rata 28 hari)

Dimulai pada hari 1

Endometrium luruh
Fase Menstruasi dimulai
Estrogen berada dalam level terendah, hal ini menyebabkan
Hypothalamus mensekresikan GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)

Hari 1-5
Hipofisis Anterior merespons dengan meningkatkan
produksi FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (Luteinizing Hormone)

Folikel di ovarium tumbuh


Folikel Primer:
-proliferasi lapisan sel granulosa bentuk zona
pelusida
-sel-sel jaringan ikat ovarium khusus berkontak
dengan sel granulosa berproliferasi dan
berdiferensiasi membentuk sel teka
Folikel Primer Folikel Sekunder

Hari 5

folikel sekunder memproduksi estrogen


terbentuk antrum (rongga berisi cairan)
fase menstruasi berhenti
Hari 6-14
Uterus merespons kadar estrogen yang tinggi dengan memproduksi lapisan endometrium baru
Fase proliferatif dimulai

Folikel terus tumbuh dan meningkatkan produksi estrogen dan inhibin

Estrogen yang meningkat menghambat GnRH (secara tidak langsung LH), tetapi kadar LH tonik baru
dapat ditekan sepenuhnya jika ada hormon progesteron. Sementara itu, kadar FSH semakin turun
akibat adanya estrogen dan inhibin, hal ini menyebabkan atresia pada semua folikel berkembang
kecuali satu yang paling matang. (Efek Umpan Balik Negatif)

Hari 14

Kadar estrogen tinggi pada puncak sekresi estrogen meransang sekresi LH (Efek Umpan Balik
Positif)
-Langsung bekerja pada hypothalamus untuk meningkatkan GnRH sehingga sekresi FSH dan LH
meningkat
-Langsung bekerja pada hypofisis anterior untuk secara spesifik meningkatkan kepekaan sel penghasil
LH terhadap GnRH (Hal ini menjelaskan kenapa sekresi LH jauh lebih besar dibanding sekresi FSH
saat pertengahan siklus)

Oosit merespons dengan menyelesaikan meiosis 1


Kadar LH yang tinggi menyebabkan ovulasi

Hari 14-28
Kadar LH tinggi menyebabkan sel folikel berdiferensiasi menjadi sel luteal
Pembentukan korpus luteum

Korpus luteum memproduksi banyak progesteron dan sedikit estrogen

Uterus merespons peningkatan kedua hormon ini dengan memasuki fase sekretoris (pada fase ini,
kelenjar endometrium aktif mensekresikan glikogen) dan endometrium menebal

Peningkatan kadar progesteron dan estrogen berumpan balik negatif terhadap hipofisis anterior yang
menyebabkan penurunan kadar FSH dan LH

Hari 25-28
Tidak terjadi fertilisasi

Korpus luteum menjadi korpus albikan


Hari 28
Korpus Albikan

Penurunan kadar progesteron dan estrogen

Penurunan estrogen menyebabkan terproduksinya kembali FSH dan LH


&
Penurunan progesteron menyebabkan endometrium luruh
Fase menstruasi baru dimulai kembali

SIKLUS OVARIUM
Folikel Primordial

Folikel Primer
Fase Folikular
Folikel Sekunder

Folikel de Graff
Ovulasi Ovulasi (oosit sekunder keluar dari ovarium)
Korpus luteum
Fase Luteal
Korpus Albikan
EFEK UMPAN BALIK HORMON PADA SETIAP FASE SIKLUS OVARIUM

 Kehamilan
o Transport Ovum ke Tuba Uterina
Ovarium

Oosit sekunder

Fimbria
(kontraksi peristaltik dan gerakan silia)
Ampulla
o Transport sperma ke Tuba Uterina
Penis

Spermatozoa

Vagina

Serviks
(di sini, sperma dihambat oleh mukus yang kental yang diakibatkan oleh tingginya progesteron dan
rendahnya estrogen. Serviks hanya bisa dilewati jika kadar progesteron tinggi, yaitu saat folikel
matang dan siap berovulasi)

Kanalis Servikalis

Uterus
(kontraksi myometrium mengaduk-aduk sperma sehingga sperma tersebar di rongga uterus)

Tuba Uterina
(adanya kontraksi otot polos yang mengarah ke atas, sehingga sperma sampai di ujung atas tuba
uterina dan bertemu dengan oosit sekunder

Ampulla
o Fertilisasi
Sperma harus menembus korona radiata dan zona pelusida oosit sekunder
sebelum dapat melakukan fertilisasi.
HOW?
Di dalam sperma ada akrosom

Enzim dalam akrosom dilepas


Enzim-enzim hyalurodinase

Membuka jalan untuk sperma di antara sel-sel granulosa

Sperma mencapai zona pelusida

Membran anterior sperma respons spesifik dengan reseptor protein di zona pelusida

Akrosom dengan cepat rusak dan enzim akrosomal dilepas

Enzim enzim ini membuka jalan untuk masuknya kepala sperma melalui zona pelusida ke oosit
sekunder

Oosit sekunder MEIOSIS 2

Membran sel kepala sperma dan membran sel oosit fusi untuk membentuk 1 sel
Di waktu yang bersamaan, materi genetik sperma dan oosit bergabung untuk membentuk genom sel
baru
o Tahap-Tahap Awal di Ampulla
Zigot

Morula
o Penurunan Morula ke Uterus
Produksi progesteron untuk melemaskan kontriksi tuba uterina
Morula terdorong ke uterus oleh kontraksi tuba uterina dan gerakan silia
o Implantasi Blastokista di Endometrium yang Telah Dipersiapkan
Morula

Blastokista

Implantasi

REPRODUKSI PRIA

Anatomi:

Organ eksterna:
- Penis: alat pengeluaran sperma ke dalam saluran reproduksi wanita
- Skrotum: di dalamnya terdapat testis yang terdiri dari tubulus seminiferous
sebagai tempat memproduksi sperma
Organ interna:

- Testis: tempat produksi sperma


- vas deferens: saluran jalan sperma
- kelenjar prostat, vesikula seminalis, kelenjar bolbouretra: menambahkan zat-
zat tertentu ke cairan sperma sehingga menjadi semen
- uretra,: tempat keluarnya semen dan urin

Fisiologi - Spermatogenesis:

Dimulai saat pubertas, dipicu oleh sekresi hormone FSH dan LH oleh hipofisis anterior.

LH pada laki-laki disebut ICSH (interstisial cell stimulating hormone) karena merangsang sel
interstisial/Leydig untuk memproduksi testosterone.

Spermatogonia (2n) membelah secara mitosis menjadi spermatosit primer(2n)

Spermatosit primer (2n) membelah secara meiosis I menjadi spermatosit sekunder (n)

Spermatosit sekunder membelah secara meiosis II menajdi spermatid.

Spermatid mengalami diferensiasi, pematangan oleh sel Sertoli sehingga mendapatkan ekor
dan leher. Sel Sertoli juga untuk memberi nutrisi sperma dan produksi hormone FSH.
Mimpi basah:

Pada saat malam hari (gelap) sekresi melatonin menurun, sehingga meningkatkan sekresi
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon). Ia merangsang hipofisis untuk mensekresikan
FSH dan LH, yang berperan dalam spermatogenesis. Ketika terjadi peningkatan FSH dan
LH untuk pertama kalinya, jumlah produksi sperma menjadi meningkat, tidak dapat
ditampung di epididimis sehingga harus dikeluarkan.

EJAKULASI

Saat melakukan hubungan seksual, aliran darah emlalui penis menjadi lebih cepat sehingga
penis menjadi tegang. Saat ejakulasi, sperma berjalan keluar dari tempat penyimpanannya
di epididymis melalui vas deferens, ketiga kelenjar reproduksi, lalu uretra.
REFERENSI:
1. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem oleh L. Sherwood
2. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology
3. Gray’s Anatomy
4. Medscape.com
5. The American Heritage ® Medical Dictionary

SEMANGAT BELAJAR SEMUAAAAAAAAAA


KISS KISS HUG HUG LOVE LOVE
BY CHANTIIIKLOPSYAHRINI

Ps. Kalo ada yang gak ngerti atau gak jelas langsung tanya atau line Salma aja ya 
CASE 4

Hormon

 Hormon adalah zat kimia perantara jarak jauh yang disekresikan dalam jumlah
sedikit oleh kelenjar endokrin melalui aliran darah menuju ke sel target tertentu.
 Fungsi umum hormone adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan ( contohnya
hormone GH), untuk metabolisme (contoh hormone tiroid), untuk mengatur kadar cairan
dan elektrolit dalam tubuh ( misalnya system renin angiotensin yang melibatkan kerja
aldosterone).
 Klasifikasi hormone berdasarkan struktur kimia dan jenisnya, berdasarkan struktur
kimianya hormone dibagi menjadi amin, peptide dan steroid. Berdasarkan jenisnya ada
hormon tropic dan hormon nontropik.
o Steroid : merupakan hormon yang dapat menembus membrane sel,
reseptornya berada pada inti sel, tidak larut dalam air. Contohnya glukokortiroid,
mineralokortikoid, esterogen, progesterone, testosterone.
o Amin : ada yang larut dalam air dan tidak larut dalam air. Yang larut dalam
air contohnya epinefrin dan norepinefrin dan yang tidak larut dalam air
contohnyahormon tiroksin. Yang larut pada air reseptornya ada di membrane sel
sedangkan yang ga larut sama air reseprotnya ada di sitoplasma.
o Peptide : larut dalam air, reseptor berada pada membrane sel contohnya
insulin, glucagon, PTH, GH dan hormon-hormon hipofisis.
 Organ-organ endokrin adalah hipotalamus , hipofisis, paratiroid, adrenalin,
tiroid,dan pineal.
 Enzim yang dihasilkan oleh setiap organ tersebut adalah :
o Hipotalamus
 GnRH (gonadotropin releasing hormon) : berfungsi untuk
memicu sekresi hormon gonad dari hipofisis anterior seperti LH dan
FSH.
 PRH (prolactin releasing hormone) : berfungsi untuk memicu
sekresi prolactin dari hipofisis anterior.
 TRH ( Thyroid releasing hormone) : berfungsi untuk memicu
hormon TSH dari hipofisis anterior
 PIH ( Prolactin inhibitor hormone) : berfungsi untuk
menghambat sekresi prolactin dari hipofisis anterior.
 GRH ( Growth Releasing Hormone) : berfungsi untuk
memicu pengeluaran hormon GH (growth hormone) dari hipofisis
anterior.
 GIH ( Growth Inhibitor Hormone) : berfungsi untuk
menghambat pengeluaran hormon GH dari hipofisis anterior.
 CRH ( Cortisol releasing hormone) : berfungsi untuk memicu
sekresi hormon ACTH dari hipofisis anterior.
o Hipofisis Anterior
 GH : berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan
metabolisme asam lemak saat puasa.
 TSH : berfungsi untuk memicu kelenjar tiroid untuk
menyekresikan hormon tiroksin/T4 yang akan mempengaruhi
metabolisme.
 Prolactin : berfungsi untuk mengatur pengeluaran susu pada
wanita.
 ACTH : mempengaruhi korteks adrenal agar mensekresikan
mineralkortikoid dan glukokortiroid pada reaksi stress.
 FSH : hormon yang mempengaruhi pematangan folikel pada
ovarium kelamin wanita, dan mempengaruhi kerja sel-sel sertoli
untuk menunjang spermatogenesis pada laki-laki.
 LH : hormon yang memicu peristiwa ovulasi dan fase luteal
pada wanita, mempengaruhi sel-sel leydig untuk testosterone dan
menunjang spermatogenesis.
o Hipofisis Posterior
 Oksitosin : untuk mengatur perkembangan kelenjar susu
dan untuk mempengaruhi kontraksi uterus saat melahirkan.
 ADH : untuk mengatur retensi air, bekerja pada tubulus
kontortus distal pada ginjal.
o Korteks adrenalin
 Mineralkortikoid (Aldosteron) : berfungsi untuk mengatur
retensi air pada ginjal.
 Glukokortiroid (kortisol) : brfungsi untuk meningkatkan
metabolisme pada reaksi stress.
o Medula Adrenal
 Epinefrin : Berguna untuk memperlebar pembuluh darah
dan saluran pernafasan.
 Norepinefrin : berguna untuk mengatur tekanan darah
saat keadaan mencekam.
o Pineal
 Melatonin : mengatur ritme biologis (jam tidur).
o Tiroid
 Kalsitonin : berguna untuk menurunkan kadar kalsium
dalam darah dengan cara menyimpannya dalam tulang atau
menghambat resorpsi pada tulang dan menurunkan penyerapan
kalsum di ginjal.
 Tiroksin : berfungsi untuk mengatur metabolisme.
o Paratiroid
 Paratiroid : hormon paratiroid berfungsi untuk
meningkatkan penyerapan kalsuium pada ginjal dan usus dan
mempercepat resorpsi atau pelepasan kalsium pada tulang.
 Regulasi hormon terbagi menjadi 2, yakni umpan balik positif dan umpan balik
negative.umpan balik positif contohnya adalah hormon oksitosin. Hormon oksitosin
berfungsi dalam pengeluaran susu saat menyusui bayi, rangsangan dari hisapan mulut bayi
membuat oksitosin yang disekresikan semakin banyak sehingga susu yang dikeluarkan juga
smakin banyak. Sedangkan umpan balik negative terjadi pada hormon tiroid. Kelenjar
hipofisis anterior akan mensekresikan TSH yang akan bekerja ke kelenjar tiroid agar kelenjar
tiroid dapat mensekresikan hormon tiroksin. Jika hormon tiroksin yang dihasilkan dirasa
sudah mencukupi maka hormon TSH akan dihambat dan hormon tiroksin yang dihasilkan
juga akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai