SGD 8
STEP 1
STEP 2
Manajemen Risiko
Rumah Sakit
Pasien
Staff
Pengunjung
RS
STEP 7
Manajemen Risiko
Proaktif
Melalui program2 yg dirancang untuk mencegah, mengendalikan dan membuat
sesedikit mungkin keterbukaan pasien thd risiko klinis
5 kiat untuk manajemen risiko klinis yang proaktif :
o Credentialing of medical staff
Seleksi staf medik yang baik
o Incident monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tidak diinginkan
o Complaints monitoring and tracking
Monitor dan menjejaki keluhan pasien / public
o Infection control. Pengendalian infeksi nosokomial
o Documentation in the medical record
Rekam medis yg baik
Reaktif
Proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi dan penanganan risiko klinis
jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti)
Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia
a. Proses manajemen risiko terintegrasi
o Identifikasi risiko
Adalah usaha mengidentifikasi situasi yg dapat menyebabkan cedera,
tuntutan atau kerugian secara financial. Identifikasi akan membantu langkah2
yg akan diambil manajemen risiko tsb
o Analyzing identified risks
o Evaluating the risks
o Treating the risks
b. Instrument
o Laporan kejadian
o Review rekam medik (penyaringan kejadian untuk memeriksa rm untuk
memeriksa rm untuk mencari penyimpangan pada praktik danprosedur)
o Pengaduan (complaint) pelanggan
o Survey / self assessment
keselamatan pasien dan menajemen risiko klinis di RS
4. Apakah tujuan dari adanya menejemen risiko?
Meminumkan keterjadian “medical errors”, “adverse events”, dan “harms” pada
pasien (membuat asuhan pasien lebih aman)
Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian finansial bagi RS)
(Pelatihan manajemen risiko klinik ; Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia)
Faktor kimia :
(bahan kimia dan obat-obatan antibiotika, cytostatika, narkotika dan lain-lain,
pemaparan dengan dosis kecil namun terus menerus seperti anstiseptik pada kulit, gas
anestesi pada hati.
faktor ergonomi :
(cara duduk, mengangkat pasien yang salah)
faktor fisik :
yaitu pajanan dengan dosis kecil yang terus menerus
Berdasarkan sumber
Eksternal risk
o Pencurian, penipuan
o Piutang tak tertagih
o Perubahan politik pemerintah, dll
Internal risk
o Kerusakan aset oleh karyawan RS
o Kelumpuhan, kesakitan ,atau kematian akibat kecelakaan kerja
o Miss manajemen, dll
Aspek manajemen
Prevented risk
Normaly prevented risk
Manage risk
Unprevented risk
Unpreventable risk
Manajemen K3
Peraturan dan UU
1. Undang-Undang No 14/1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.
2. Undang-Undang No 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan.
4. Permenkes RI No 986/92 dan Kep Dirjen PPM dan PLP No HK.00.06.6.598
tentang Kesehatan Lingkungan RS.
5. Permenkes RI No 472/Menkes/Per/V/96 tentang pengamanan bahan berbahaya
bagi kesehatan.
6. Kepmenkes, No. 261/MENKES/SK/II/1998 dan Kep Dirjen PPM dan PLP No
HK.00.06.6.82 tentang Petunjuk TehnisPelaksanaan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja.
7. Kepmenkes, No. 1335/MENKES/SK/X/2002 tentang Standar Operasional
Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruang RS.
4. Audit manajemen K3 RS
5. SK MenKes No 351/MenKes/SK/III/2003 tanggal 17 Maret 2003 tentang
Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan
6. SKB No. 147 A/Yanmed/Insmed/II/1992 Kep.44/BW/92 tentang Pelaksanaan
Pembinaan K3 Berbagai Peralatan Berat Nonmedik di Lingkungan RS
http://www.jmpk-online.net
Manajemen Sanitasi RS
7.Radiasi.
9.Teknik-teknik aseptik.
10.Tempat cuci tangan.
11.Pakaian operasi.
1.Sumber-sumber kontaminasi.
5.Sterilisasi kering.
9.Sterilisasi gas.
1. lingkungan
a. lingkungan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas dilengkapi
dengan pagar yang kuat sehingga orang lain maupun binatang liar tidak
bebas masuk
b. lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan yang baik
c. lingkungan rumah sakit tidak becek , tidak berdebu, dan terdapat saluran
yang terbuka / tertutup
d. saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung dengan IPAL
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
1. Standar :
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana
& hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan).
2. Kriteria :
a. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.
3. Standar :
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang
4. Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada
sistem & mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tsb diharapkan pasien &
keluarga dapat :