REPUBLIK INDONESIA
2018 2019
Sumber: Bloomberg
Ketidakpastian Global meningkat di akhir Juli dan awal Agustus
Tensi perang dagang yang kembali menguat di awal Agustus berdampak pada terjadanya tekanan bagi mata uang Negara
berkembang → terjadinya capital flight ke save haven assets
Global Economic Uncertainty Index, Move Indeks Nilai Tukar Negara Berkembang VS
Index, & VIX Index 1660 Indeks Save Haven Assets 400
Currency Index
200 70
Index
60 1630 370
150 50
40 1620 360
100 30
50 20 1610 350
10
0 0 1600 340
Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19
155 16
145
15
135
125 14
Aug-18
Aug-19
Mar-18
Mar-19
Jul-18
Oct-18
Dec-18
Jul-19
Jun-18
Jun-19
Jan-18
Apr-18
Jan-19
Apr-19
Feb-18
Sep-18
Feb-19
Nov-18
May-18
May-19
13
Jan 19
Mar 19
May 19
Jul 19
3
Di tengah perkembangan ekonomi global yang melemah, isu Trade War antara AS dan Tiongkok telah
tereskalasi menjadi Currency War dan berpotensi memberi tekanan tambahan pada perekonomian global…
Sep-16
Sep-08
Sep-09
Sep-10
Sep-11
Sep-12
Sep-13
Sep-14
Sep-15
Sep-17
Sep-18
May-11
Jan-08
May-08
Jan-09
May-09
Jan-10
May-10
Jan-11
Jan-12
May-12
Jan-13
May-13
Jan-14
May-14
Jan-15
May-15
Jan-16
May-16
Jan-17
May-17
Jan-18
May-18
Jan-19
May-19
• AS merespon dengan memberikan label “currency manipulator”
pada Tiongkok, dan memungkinkan penerapan restriksi tambahan
atas impor dari Tiongkok.
Pergerakan Beberapa ‘Safe Haven Assets’
Implikasi
Gold Price T-Bond 10-year Yield
1600
• Trade war bereskalasi menjadi currency war.
1,474.4 3.5
1500
• Ketidakpastian di pasar keuangan meningkat ditandai dengan
3
1400 peningkatan permintaan terhadap safe haven assets seperti emas, dolar
1300
2.5 AS, T-bonds, Yen, Swiss Franc.
1200 2 • Risiko pada perdagangan internasional semakin tinggi, pertumbuhan
perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan terus
1100 1.5
1.68 tertekan.
1
1000
• Penurunan permintaan berpotensi memberi tekanan lebih lanjut harga
komoditas. 4
IIF Emerging Market Portfolio Flow - Equity (US$ mn)
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-5,000
-10,000
-15,000
*) Agustus minggu I
5
Aktivitas riil perekonomian dunia melemah di Bulan Juli
Indeks manufaktur global kembali mengalami penurunan dan sudah berada di bawah angka 50.
Penurunan pada indeks manufaktur ini terjadi baik di negara maju maupun berkembang
65
Indeks Manufaktur Global
56 60
54 55
52 50
50
45
49.3
48
40
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
46
2017 2018 2019
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May July
AS Uni Eropa Inggris Jepang Ekspansi ≥ 50
Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg
54
52
50
48
46
Jun
Jun
Jun
Jul
Des
Jul
Des
Jul
Jan
Nov
Jan
Nov
Jan
Feb
Mei
Sep
Okt
Feb
Mei
Sep
Okt
Feb
Mei
Mar
Mar
Mar
Ags
Ags
Apr
Apr
Apr
2017 2018 2019
• Kinerja ekspor impor mitra dagang utama menunjukkan adanya kontraksi pertumbuhan, termasuk ekspor Tiongkok dan
impor AS, yang meskipun masih tumbuh namun sangat kecil.
• Kondisi ini menyebabkan permintaan atas komoditas menurun → harga komoditas menurun
• Dampak selanjutnya: ekspor nonmigas Indonesia akan terus dibayangi penurunan (negative growth).
7
Indikator perekonomian AS menunjukkan tanda-tanda peningkatan tekanan dan
pelemahan, sehingga pelemahan Yuan semakin dianggap tidak menguntungkan AS
5 4
4.5
4
3
3 4.0
2.3 2 3.7
2
3.5
1
1
0 0 3.0
Jul-18
Nov-18
Jul-18
Nov-18
Jul-19
Sep-18
Sep-18
Mar-19
Jan-18
Mar-18
Jan-19
Mar-19
Jan-18
Mar-18
Jan-19
May-18
May-19
May-18
May-19
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2015 2016 2017 2018 2019
• Pertumbuhan ekonomi di triwulan 2 2019 US MANUFACTURE INDEX PERTUMBUHAN EKSPOR & IMPOR
70
mulai melambat ke 2,3%. (%, YOY)
• Beberapa indikator lain menunjukkan arah 12
perlambatan/pelemahan. 60 9
• Inflasi terus berada di bawah 2% (1,6% 51.2 6 1.18
pada Juni). 3
• Pengangguran mulai meningkat. 50 0
-2.21
• PMI Manufacturing menunjukkan -3
Agu
Des
Jan
Feb
Jun
Sep
Okt
Jan
Feb
Jul
Jun
Apr
Apr
Nov
Mei
Mar
Mei
Mar
penurunan. 40
• Perdagangan internasional melambat, 2018 2019
Okt
Mar
Mar
Agu
Nov
Feb
Apr
Sep
Feb
Apr
Jan
Jan
Jun
Jul
Jun
Jul
Mei
Des
Mei
bahkan ekspor berada di teritori negatif. 2018 2019
Export Growth Import Growth
8
Sumber: Bloomberg dan United States Census Bureau
Sejalan dengan AS, perekonomian Tiongkok juga terus menunjukkan
perlambatan…
Perkembangan riil Tiongkok menunjukkan bahwa dampak perang dagang sudah terasa, terlihat dari aktivitas perdagangan dan manufaktur yang menurun…
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok (%) Indeks Keyakinan Konsumen dan Penjualan Ritel
7.5 Sumber: Bloomberg 130 11.5
125 Consumer Confidence Index 11
7 7
7 6.9 120 10.5
6.8 6.8 6.8 6.8 6.8
6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 10
6.5 115
6.4 6.4 9.5
6.5 110
6.2 9
105 8.5
Retail Sales (% yoy)
6 100 (RHS) 8
95 7.5
Sumber: Bloomberg
5.5 90 7
Mar-16
Mar-17
Mar-18
Mar-19
Jul-16
Jul-17
Jul-18
Jul-19
Jan-16
Jan-17
Jan-18
Jan-19
Sep-16
Sep-17
Sep-18
Nov-16
Nov-17
Nov-18
May-16
May-17
May-18
May-19
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai level terendah dalam 27 tahun Tren kinerja retail mulai rebound, meskipun perkembangan ke depan masih harus diwaspadai
terakhir. seiring dengan peningkatan hambatan perdagangan yang diterapkan AS kepada Tiongkok.
51 40%
49.9 20% 3%
50 0%
49 -20% -6%
-40%
48 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul
Sumber: Bloomberg
47 2018 2019
Aug-18
Mar-18
Mar-19
Jul-18
Oct-18
Jul-19
Jun-18
Jun-19
Jan-18
Apr-18
Dec-18
Jan-19
Apr-19
Feb-18
Sep-18
Feb-19
Nov-18
May-18
May-19
Per 16 Agustus Pergerakan Harga Komoditas Indeks Harga Komoditas Global (2012=100)
Komoditas 31 Des 2018
2019 2018 dan 2019 (ytd) 200
180
WTI US$/barel 45,41 54.47 -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 160
20.0% 140
-24.84% Minyak Mentah WTI
Brent US$/barel 53,17 59.07 120
-20.43% 11.1% Minyak Mentah Brent 100
Gas US$/mmbtu 2,76 2.19 80
0.78% Gas
-19.7% 60
Batubara US$/MT 88,00 56.00 -7.17% 40
-36.4% Batubara
Jan-16 Jul-16 Jan-17 Jul-17 Jan-18 Jul-18 Jan-19
Indeks Harga Komoditas Global Makanan dan Pertanian
Logam Minyak Mentah Dunia
Emas US$/Ounce 1.282,5 1,509.9 -1.56% Emas Batu Bara
17.7%
15,5 17.1 -8.52% Perak Sumber: Bloomberg
Perak US$/Ounce 10.6%
-18.61%
Alumunium US$/MT 1.846,0 1,782.0 -3.5% Alumunium
• Penurunan harga komoditas global terus
-17.69% Tembaga berlanjut akibat pelemahan pada
Tembaga US$/MT 5.965,0 5,751.0 -3.6%
PERKEMBANGAN
EKONOMI
INDONESIA
Investasi mesin (PMTB) selama semester 1 masih belum optimal
terpengaruh harga komoditas
120 Batubara
Investasi MesinBrent Investasi Mesin Perlengkapan-RHS
dan Harga Komoditas 30
Investasi mesin
25
100 perlengkapan
20 2019 tidak
80
15
setinggi 2018
in %yoy
in US$
60 10
5
Penurunan
40
harga
0
komoditas
20
-5 primer diikuti
0 -10
penurunan
investasi mesin
May-14
Jan-15
May-15
Jan-16
May-16
Jan-17
May-17
Jan-18
May-18
Jan-19
May-19
Mar-14
Mar-15
Mar-16
Mar-17
Mar-18
Mar-19
Nov-14
Nov-15
Nov-16
Nov-17
Nov-18
Sep-16
Jul-14
Sep-14
Jul-15
Sep-15
Jul-16
Jul-17
Sep-17
Jul-18
Sep-18
4
TREN PENURUNAN HARGA BATUBARA & CPO BERDAMPAK PADA KINERJA PERUSAHAAN UTAMA
Penjualan di Semester 1 2019 terjadi perlambatan
Kinerja Laporan keuangan Perusahaan Top 5 Penghasil Batubara
80 AALI 9.021,5 8.526,4 5,6 -5,5 783,9 43,7 -23,3 -94,4 -0,011
70 SIMP 6.596,2 6.501,6 -22,6 -1,4 58,5 -310,7 -81,3 -631,0 -0,097
TBLA 4.002,3 4.122,0 -5,7 3,0 349,6 359,1 -29,1 2,7 0,0006
60
q1 q2 q3 q4 q1 q2 q3 q4 q1 q2 DSNG 2.123,0 2.582,9 -20,2 21,7 113,7 47,4 -59,2 -58,3 -0,023
2017 2018 2019
Sumber: World Bank & Kementerian ESDM Kinerja Laporan keuangan Perusahaan Top 5 Penghasil CPO
CPO Price ($/MT) Total Sales Growth Net Income Growth Ratio
750 Code (Milyar IDR) (% yoy) (Milyar IDR) (% yoy) Profit
700
650 S1-18 S1-19 S1-18 S1-19 S1-18 S1-19 S1-18 S1-19 NI/S
600
INDY 19.897,6 19.592,9 229,6 -1,5 1.078,2 173,5 58,0 -83,9 -0,0043
550
500 BYAN 11.532,9 12.193,6 104,6 5,7 3.717,7 2.536,9 129,7 -31,8 -0,0026
450
400 DOID 5.299,2 6.173,6 10,3 16,5 235,7 58,8 -3,7 -45,2 -0,0073
q1 q2 q3 q4 q1 q2 q3 q4 q1 q2 PTRO 3.009,2 3.380,8 107,9 12,3 110,5 115,0 101,7 -75,1 -0,0022
2017 2018 2019
TOBA 2.573,6 3.276,7 51,0 27,3 218,1 186,1 219,0 4,0 0,0012
Sumber: World Bank
Sumber: Bloomberg (Data sesuai emiten yang telah submit LK S1-2019)
14
Pertumbuhan penjualan sektoral perusahaan masuk bursa
N
J
N
F
M
A
M
J
J
A
F
M
A
M
J
O
2018-J
2019-J
Sem 1, ytd
Pertumbuhan Impor Pertumbuhan Ekspor
Sumber: BPS
Transaksi Berjalan -2.36 -4.55 1.63 6.36 -16.95 -16.20 -31.05 -15.41
Neraca Perdagangan
5.04 6.74 16.38 25.95 15.32 18.81 -0.44 1.37
Barang (FOB)
Pendapatan Primer -1.88 -4.66 -7.84 -12.01 -29.65 -32.13 -30.44 -16.84
Pendapatan Sekunder 0.07 0.43 0.93 3.22 4.46 4.50 6.89 3.89
Rasio TB thd PDB (%) -2.70 -2.62 1.91 2.47 -1.82 -1.60 -2.98 -2.82
18
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
APBN &
KEBIJAKAN
FISKAL 2019
Outlook APBN: Realisasi Pendapatan Negara masih belum mencapai target yang
diharapkan namun kinerja belanja hingga Semester I cukup memuaskan.
2018 2019
Uraian Prognosis
(triliun Rupiah) Realisasi Realisasi LKPP % thd Realisasi % thd
APBN Realisasi Outlook
Semester I Semester II Audited APBN Semester I APBN
Semester II
A. PENDAPATAN NEGARA 833,4 1.110,2 1.943,7 102,6 2.165,1 898,8 1.132,0 2.030,8 93,8
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 830,3 1.097,8 1.928,1 101,8 2.164,7 898,0 1.131,4 2.029,4 93,8
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 653,5 865,3 1.518,8 93,9 1.786,4 688,9 954,1 1.643,1 92,0
Tax Ratio (%) 4,9 6,5 11,4 12,2 4,7 6,4 11,1
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 176,8 232,5 409,3 148,6 378,3 209,1 177,3 386,3 102,1
II. PENERIMAAN HIBAH 3,1 12,4 15,6 1.300,5 0,4 0,7 0,6 1,3 307,8
B. BELANJA NEGARA 944,0 1.269,1 2.213,1 99,7 2.461,1 1.034,5 1.307,1 2.341,6 95,1
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 558,4 896,9 1.455,3 100,1 1.634,3 630,6 896,6 1.527,2 93,4
1. Belanja K/L 296,0 550,6 846,6 99,9 855,4 342,3 512,6 854,9 99,9
2. Belanja Non K/L 262,4 346,3 608,8 100,3 778,9 288,2 384,0 672,2 86,3
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 385,6 372,2 757,8 98,9 826,8 403,9 410,5 814,5 98,5
1. Transfer ke Daerah 349,7 348,2 697,9 98,8 756,8 362,1 382,5 744,6 98,4
2. Dana Desa 35,9 24,0 59,9 99,8 70,0 41,8 28,1 69,9 99,9
C. KESEIMBANGAN PRIMER 10,0 (21,5) (11,5) 13,2 (20,1) (1,0) (33,8) (34,8) 172,9
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (110,6) (158,9) (269,4) 82,7 (296,0) (135,8) (175,1) (310,9) 105,0
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (0,74) (1,07) (1,82) (1,84) (0,84) (1,09) (1,93)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 176,2 129,4 305,7 93,8 296,0 175,3 135,5 310,9 105,0
a.l. PEMBIAYAAN UTANG 176,0 196,0 372,0 93,2 359,3 180,5 193,5 373,9 104,1
a.l. Penerbitan Surat Berharga Negara (neto) 192,6 165,8 358,4 86,5 389,0 195,7 186,2 381,9 98,2
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 65,7 (29,4) 36,2 (0,0) 39,6 (39,6) 0,0 20
20
Penerimaan perpajakan dari sektor non migas tetap tumbuh positif
ditengah tekanan pelemahan perekonomian global
73
PPh pasal 21 dan OP merupakan jenis pajak yang mengalami
pertumbuhan tertinggi pada Semester I Tahun 2019
74
Menggeliatnya perekonomian tercermin dari tumbuhnya penerimaan pajak
terutama pada sektor Jasa Keuangan dan Transportasi & Pergudangan
*penerimaan pajak sektoral non migas, non PBB, dan non PPh DTP 76
Defisit Semester I lebih tinggi dari tahun 2018
namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata 4 tahun
terakhir
100.0 20.0
10.0 (1.0)
0.0
50.0
• Keseimbangan
65.7
45.9 34.3 39.6 (20.0) primer negatif Rp1,0
0.0 T, lebih rendah dari
tahun 2018
(40.0)
(50.0)
(110.6) (60.0)
(135.8)
(80.0)
• Realisasi silpa Rp39,6 T
(100.0)
(68.2)
(100.0)
(150.0) (175.1)
(230.7) (120.0)
(200.0)
(140.0)
(143.4)
• Realisasi defisit
(250.0) (160.0)
anggaran Rp135,8 T
2016 2017 2018 2019
Defisit Anggaran Silpa Keseimbangan Primer (RHS)
72
PPh Badan dan PPN mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh
restitusi, sementara PPh pasal 21 dan OP tetap tumbuh positif
• PPh Orang Pribadi semester I 2019 masih baik, sejalan dengan normalisasi pertumbuhan pasca
PPh Orang
Pribadi Tax Amnesty (basis pertumbuhan tahun 2016-2017 yang sangat tinggi sebagai dampak dari
Tax Amnesty).
• Tekanan restitusi PPh Badan cukup besar di semester I tahun 2019 yang tumbuh hingga 17,2%
PPh Badan (Sem I 2018 : tumbuh -38,4%).
• Kontraksi profitabilitas terutama pada perusahaan pertambangan →PPh Badan sektor tersebut
tumbuh -11,9%.
• Kebijakan percepatan restitusi berdampak pada pertumbuhan restitusi mencapai 28,6% (tahun
PPN 2018: 5,21%).
• Tren pertumbuhan restitusi mulai normal sejak Juni dan tren pertumbuhan bruto PPN Dalam
Negeri terus membaik terutama di sektor tersier (transportasi dan infokom).
75
Sementara penerimaan perpajakan dari sektor manufaktur dan tambang
mengalami penurunan karena restitusi
Pajak • Pertumbuhan negatif sektor Manufaktur terutama disebabkan tingginya restitusi (tumbuh
Sektor 30,8%) dan moderasi aktivitas impor (tumbuh -6,2%) → Di luar peningkatan resititusi dan
Manufaktur penurunan impor, sektor Manufaktur tumbuh sebesar 7,4%.
• Dampak penurunan harga komoditas tambang di pasar global → Tekanan pada 2 subsektor:
Pajak
Sektor
Pertambangan Batu Bara dan Bijih Logam.
Tambang • Pertumbuhan restitusi di sektor pertambangan mencapai 11,0% (adanya pengembalian pajak
akibat putusan pengadilan yang memenangkan WP).
Pajak
• Terutama didukung oleh pertumbuhan profitabilitas perusahaan yang tercermin pada
Sektor Jasa pertumbuhan PPh Badan (7,9%) dan peningkatan pembayaran PPh Pasal 21 (19,5%).
Keuangan • Penerimaan Pajak Sektor ini juga didukung oleh peningkatan pembayaran PPh Final atas
Bunga Deposito/Tabungan (tumbuh 20,1%).
PPN
Pajak Sektor • Pertumbuhan sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 23,1% lebih tinggi dari periode
Transportasi yang sama tahun 2018 (tumbuh 10,7%).
& • Antara lain didukung oleh beberapa sub sektor utama seperti Operator Jalan Tol, Operator
Pergudangan Pelabuhan (termasuk kontainer/pergudangan), dan beberapa Maskapai Penerbangan.
77
Realisasi PNBP Semester I tahun 2019 mencapai 55,3% dari target APBN 2019
Didorong kenaikan pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND)
Triliun Rp persen
100.0
▪ Harga batubara acuan/HBA rata rata yang lebih
(60.0) rendah 2019 USD 87,8/ton (2018: USD 97,2 ton)
50.0
(80.0) ▪ Peningkatan realisasi PNBP Lainnya terutama berasal
dari Penerimaan Sisa Surplus BI (2019: Rp30 T)
-
2016 2017 2018 2019
(100.0)
dan Lebih Bayar DBH (2019: Rp6,3 T)
▪ Peningkatan realisasi pendapatan BLU a.l.
disebabkan bertambahnya Satker PNBP yang
berubah menjadi BLU terutama pada
Pendapatan SDA Pendapatan dari KN yang Dipisahkan
Kemenristekdikti dan Kemenkes
PNBP Lainnya Pendapatan BLU
growth
78
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2019 menunjukkan
kinerja yang lebih baik terutama pada Belanja K/L
2018 2019
Belanja Pemerintah Pusat
(triliun Rupiah) Realisasi % thd Growth Realisasi % thd Growth
APBN
Semester I APBN (%) Semester I APBN (%)
2. Belanja Non K/L 262,4 43,2 11,9 778,9 288,2 37,0 9,8
al. a. Pembayaran Bunga Utang 120,6 50,5 12,9 275,9 134,8 48,9 11,7
b. Subsidi 73,9 47,3 25,9 224,3 71,9 32,0 (2,8)
(1) Subsidi Energi 59,5 63,0 58,1 160,0 56,2 35,1 (5,6)
(2) Subsidi Non Energi 14,4 23,4 (31,6) 64,3 15,7 24,4 8,7
JUMLAH 558,4 38,4 12,0 1.634,3 630,6 38,6 12,9
Triliun Rp
persen
-7,3 40
70,5 -200
90 30
Triliun Rp
Persen
20
103,8 117,9 -30 10 22,9 25,8 -400
93,6 0 -500
75,5 100,9 Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
20
% thd APBN 42,4 46,2 47,4 58,3 72,6
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Realisasi Semester I 42,2 22,9 25,8 45,1 70,5
% thd-50
APBN 41,1 48,3 41,8 45,6 52,5 -100 Growth 30,2 -45,7 12,5 75,0 56,4
Realisasi Semester I Growth
Realisasi Semester I Growth
Realisasi belanja pegawai dipengaruhi kenaikan tunjangan Realisasi Bantuan Sosial a.l dipengaruhi :
kinerja pada beberapa K/L seiring pelaksanaan reformasi • realisasi pencairan dana iuran PBI mencapai Rp24,3 T (90,9%
birokrasi pada masing-masing K/L dan Pembayaran THR ASN Pagu) → untuk PBI 11 bulan, Januari s.d November 2019
• Penyaluran PKH telah mencapai Rp26,9 T (82,4% pagu)
• Penyaluran bantuan pangan telah mencapai Rp8,9 T (43% pagu)
• Penyaluran bantuan Program Indonesia Pintar mencapai Rp6,5 T
(58,9%)
• Pelaksanaan operasi penanganan darurat bencana (BNPB) Rp1,6 T
* proyeksi 29
Realisasi Belanja Modal K/L Semester I tahun 2019 mengalami sedikit
perlambatan, a.l. karena pembebasan lahan yang masih belum selesai
30
Bandar Udara
persen
-200
44.4 47.5
20 40.7
34.7
➢ K/L penyerap anggaran terbesar, a.l :
-300
10
26.9 ▪ Kementerian PUPR (sekitar 51%)
-400
▪ Kementerian Perhubungan (sekitar 10%)
0 2015 2016 2017 2018 2019
-500 ➢ Dampaknya → mendukung pertumbuhan investasi
Tahun
% thd APBN 10.6 21.5 21.1 20 18.3
Realisasi Semester I 26.9 44.4 47.5 40.7 34.7
Growth 5.3 64.9 7.0 -14.2 -14.9
*) Proyeksi
30
Penyerapan DBH dan DAU Tahun 2019 dipengaruhi oleh penyaluran Kurang
Bayar DBH dan Dukungan Pendanaan Kelurahan (DAU Tambahan)
- - 180,0 50,0
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi Semester I Growth (RHS) Realisasi Semester I Growth (RHS)
Realisasi SBN (neto) pada semester I tahun 2016-2019 cenderung menurun sejalan dengan upaya
untuk mengurangi biaya utang, pengelolaan cash management dan mempertimbangkan volatilitas
pasar keuangan.
33
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Agar sistem perpajakan ramah terhadap pertumbuhan.
INSENTIF PERPAJAKAN Fokus insentif untuk mendorong ekspor, investasi dan
daya saing.
Untuk Industri
Insentif Perpajakan melalui Kawasan Pionir dengan
Investasi < Rp
500 miliar
Kawasan Free Trade Tempat Mini Tax
Pusat Logistik
KEK Penimbunan
Berikat
Industri Zone Berikat Holiday
Desain Kebijakan Insentif Perpajakan
Mendukung Investasi
Tax
Mendorong Ekspor
Holiday
Fasilitas
Insentif
Tax Insentif Bea
Allowance Perpajakan Untuk kegiatan
Masuk
vokasi dan
litbang
Pajak
Insentif
PPh dan Fasilitas
Fasilitas
PPN penggunaan
pengurang
khusus nilai buku atas
penghasilan
pengalihan
netto
harta
Insentif Khusus untuk Ekspor untuk Indutri dalam rangka
padat karya spin off untuk
Kemudahan Impor Penugasan Khusus Tempat Penimbunan orientasi ekspor mendorong FDI
untuk Tujuan Ekspor Ekspor Berikat
Pembebasan PPN Rumah Sederhana
PMK Nomor 81/PMK.010/2019
Insentif untuk Sektor Properti
PMK Nomor 84/PMK.010/2019
KERANGKA
EKONOMI MAKRO
DAN POSTUR
RAPBN TAHUN
2020
Hal Baru Dan Strategis … (1)
Beberapa kebijakan dan inisiatif dalam RAPBN 2020
untuk meningkatkan penguatan kualitas Sumber
Daya Manusia dan Daya Saing
Kuliah
Insentif Perpajakan dalam rangka Peningkatan Kualitas SDM dan Percepatan penyelesaian 4
Mendukung peningkatan Sumber Perlindungan Sosial destinasi pariwisata super
Daya Manusia dan daya saing prioritas
• Super deduction untuk kegiatan vokasi & litbang KIP Kuliah
mendukung kelanjutan Pengembangan destinasi wisata Danau
• Mini tax holiday untuk investasi di bawah Rp500 miliar
pendidikan masyarakat miskin Toba, Borobudur, Labuan Bajo dan
• Investment allowance untuk industri padat karya
ke jenjang yang lebih tinggi Mandalika dengan Sinergi lintas K/L dan
Pemda
Kartu Pra Kerja
untuk Peningkatan Produktivitas
Bagi Pencari Kerja
Kartu Sembako
mendukung penguatan
perlindungan masyarakat
miskin akan akses pangan
37
Hal Baru Dan Strategis …. (2)
Beberapa kebijakan dan inisiatif dalam RAPBN 2020
untuk meningkatkan penguatan kualitas Sumber
Daya Manusia dan Daya Saing
Penguatan Transfer ke Daerah Dana Abadi untuk SDM dan Penguatan Neraca Transaksi
dan Dana Desa Kebudayaan Berjalan
• Penguatan DAK Fisik pada 2 Pemanfaatan hasil investasi dana mendukung penurunan defisit transaksi
bidang baru: sosial dan abadi untuk meningkatkan antara berjalan baik dalam jangka panjang
transportasi laut; lain pemajuan kebudayaan nasional, maupun jangka pendek
• Pengalokasian DAU Tambahan dan peningkatan kualitas perguruan
untuk penyetaraan penghasilan tinggi, melalui:
tetap (siltap) perangkat desa dan ❑ Dana Abadi Kebudayaan
penggajian Pegawai Pemerintah ❑ Dana Abadi Perguruan Tinggi
dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
❑ Penambahan Dana Abadi Riset
secara signifikan
38
Postur
Realisasi Outlook RAPBN
RAPBN 2020 2018 2019 2020
(Rp triliun)
PENERIMAAN HIBAH
15,6 1,3 0,5
(100.0)
(125.6) (124.4)
• Defisit Keseimbangan Primer
(142.5) (1.00) diturunkan bertahap Ke arah
(150.0)
positif
(200.0) (1.50) • Penerimaan perpajakan
(269.4) untuk mendukung daya saing
(250.0) (1.76) dengan target yang lebih
optimal dan realistis
(2.00)
(298.5)
(308.3) (310.8) (1.93)
(300.0) (1.82)
(341.0) • Belanja Negara semakin
fokus pada program yang
(2.50)
(350.0) (2.49) (2.51)
(2.59)
produktif
• Pembiayaan anggaran
(400.0) (3.00)
TERIMA KASIH