Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke

dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.

Udara yang mengalir dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh

sistem pendingin tubuh manusia yang mengandalkan pelepasan

panas tubuh melalui permukaan kulit. Udara dengan kejenuhan

tinggi yang tidak mengalir di permukaan kulit kita tentu akan

menghambat sistem pelepasan kalor panas dari tubuh kita.

Diperlukan udara pengganti yang kurang jenuh untuk

memperlancar pelepasan panas dari tubuh. Di sinilah pentingnya

udara yang mengalir di satu ruangan. Hal tersebut dapat kita siasati

dengan pembuatan ventilasi pada bangunan-bangunan Hunian,

dimana ventilasi tersebut mempunyai banyak fungsi. Fungsi

pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara. Hal ini berarti

keseimbangan O2 yang diperlukan akan tetap terjaga. Kurangnya

ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 yang berarti kadar CO2

yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.

Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan

kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses

penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan

1
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-

bakteri penyebab penyakit).Fungsi kedua daripada ventilasi adalah

membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri

patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-

menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

Tujuan utama dari sebuah sistem ventilasi udara adalah

untuk dapat menyediakan sebuah kondisi iklim mikro yang dapat

diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek kenyamanan

maupun kesehatan bagi para penghuni ruangan (occupant ). Dalam

hal ini, iklim mikro mengacu pada lingkungan termal dan kualitas

udara ruang dalam ( IAQ, Indoor Air Quality). Dua faktor ini wajib

dipertimbangkan pada desain sebuah sistem ventilasi udara,

karena faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap

kenyamanan dan kelayakan tempat beraktivitas bagi penghuni

manusia atau untuk sebuah kualitas dari hasil sebuah proses

industri.

Pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan

waktu lebih dari 90% seluruh waktunya berada didalam lingkungan

buatan (artificial environment ), mungkin rumah, tempat kerja

ataupun sebuah kendaraan. Sebagai reaksi dari gerakan

penghematan energi yang terjadi pada awal 1970 an hal tersebut

selanjutnya akan menghasilkan lingkungan ruang dalam (indoor)

yang mengalami perubahan radikal, beberapa positif namun

2
sebagian negatif. Dari sisi positif, meningkatkan tingkat

kenyamanan termal dengan melalui pengembangan isolasi termal

dan juga peralatan penyejukan udara atau desain sistem

pemanasan. Sisi negatifnya adalah penurunan kualitas udara ruang

dalam (indoor air quality) yang dialami khususnya pada gedung-

gedung fasilitas umum. Istilah ‘ sick building syndrome’ semakin

menjadi fenomena buruk pada era penghematan energi.

Permasalahan kualitas udara ruang dalam ini berkaitan

dengan perawatan instalasi yang rendah, konsentrasi tinggi dari

polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan (supply)

udara luar rendah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi ventilasi ?

2. Bagaimana karakteristik tempat kerja yang berbahaya ?

3. Bagaimana kondisi ventilasi di industri ?

4. Bagaimana cara pemilihan sistem ventilasi di industri ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu ventilasi.

2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik tempat kerja yang berbahaya.

3. Untuk mengetahui bagaimana keadaan ventilasi di industry.

4. Untuk mengetahui cara pemilihan sistem ventilasi di industri.

3
BAB II

KONSEP TEORI

A. Definisi Ventilasi

Ventilasi insdustri atau pertukaran udara di dalam insdustri

merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan

menciptakan udara suatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan

proses produksi atau kenyamanan pekerja. Disamping itu juga

digunakan untuk menurunkan kadar suatu kontaminan di udara

tempat kerja sampai batas yang tidak membahayakan bagi

kesehatan dan keselamatan pekerja.

B. Tempat Kerja Berbahaya

Bahaya berbeda dengan resiko. Bahaya (hazard) adalah

sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau

kerusakan pada alat atau lingkungan. Sedangkan resiko (risk)

didefinisikan sebagai peluang terpaparnya seseorang atau alat

pada suatu bahaya (hazard).

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana kita melakukan

pekerjaan banyak faktor bahaya di lingkungan kerja yang dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan, keselamatan, bahkan dapat

menimbulkan kebakaran dan peledakan. Faktor bahaya tersebut

bersumber dari kegiatan dimana proses produksi berlangsung.

4
Trus apa saja yang dapat menjadi sumber hazard? Berikut

adalah macam-macam kategori hazard (Wells, 1996; Plog, 2002;

Donoghue, 2004):

1. Physical hazards: suara bising, radiasi, getaran, temperatur

2. Chemical hazards: zat beracun, debu, uap berbahaya

3. Mechanical hazards: mesin, alat-alat bergerak

4. Electrical hazards: aruslistrik, percikanbungaapilistrik

5. Ergonomic hazards: ruangan sempit, mengangkat,

mendorong, dsb (catatan: sebenarnya ergonomic tidak

hanya melingkupi hal-hal ini karena ergonomic sebenarnya

adalah prinsip atau azas K3 secara keseluruhan, namun

karena istilah ergonomic mulai dikenal dari ranah postur

kerja, beban kerja, MSD dan sejenisnya maka bias

dimaklumi jika hal-hal seperti ini lebih berat dengan istilah

ergonomi)

6. Behavioral hazards: tidak mematuhi peraturan, kurangnya

ketrampilan kerja

7. Environmental hazards: cuaca buruk, api, berkerja di tempat

tak rata

8. Biological hazards: virus, bakteri, jamur, parasit

9. Psychosocial hazards: waktu kerja yang lama, tekanan

atasan, trauma

5
Terdapat beberapa tempat kerja yang dalam proses kegiatan

dilokasi tersebut merupakan sumber bahaya, diantaranya :

1. Tempat peleburan, penuangan dan pengecoran logam.

2. Tempat penimbangan bahan cat,penuangan larutan/solvent

pengadukan bahan cat, dan tempat pencucian tangki-tangki

kotor pada industry cat.

3. Tempat-tempat solder dan pengelasan pada industry

elektronik.

4. Tempat pengisisan,pengangkutan bahan dengan

menggunakan conveyor pada industry semen.

5. Tempat pengecatan pada industry otomotif.

6. Tempat-tempat pekerjaan logam seperti gerindra

logam,pemotongan logam dan penghalusan logam.

7. Tempat dimana bahan-bahan yang sangat beracun

dikerjakan.

8. Tempat-tempat pekerjaan kayu,penggergajian.

C. Kondisi Ventilasi di Industri

Masih banyak industri yang kurang diperhatikan sistem

ventilasi dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja,yang sesuai

dengan kebutuhan produksi maupun kenyamanan pekerja. Bila

pemasangan sistem ventilasi tidak tepat dapat menyebabkan

ketidaknyamanan atau bahkan dapat menurunkan kondisi

kesehatan pekerja. Pemasukan udara segar yang kurang,


6
penyaringan volutan udara luar yang tidak efektif, serta gerakan

udara sirkulasi dalam ruangan terlalu kecil adalah sebagian besar

masalah yang berkaitan dalam sistem ventilasi.

Beberapa penilaian menunjukkan bahwa kualitas udara yang

tidak memenuhi syarat menyebabkan biaya tinggi yang meliputi

biaya pemeliharaan kesehatan langsung, kerusakan bahan dan

peralatan serta biaya kehilangan produksi. Menurut

Soedirman(1981) ada beberapa permasalahan yang berkaitan

dengan sistem ventilasi di dalam industry,dimana kondisi

lingkungan kerja tidak sesuai dengan kebutuhan proses produksi

dan kenyamanan pekerja,yang disebabkan karena :

1. Tidak adanya perlengkapan sistem ventilasi

Dengan tidak adanya perlengkapan sistem ventilasi pada

suatu mesin/perlatan dimana suatu proses sedang

berlangsung,maka pengeceran terhadap kontaminan atau

panas ynag dipancarkan oleh sumber akan berlangsung secara

alami. Pertukaran udara secara alami ini disebabkan kekuatan

angin (tekanan udara luar) yang masuk melalui lubang jendela

atau pintu,pengaruh tekanan udara, lewat ventilasi atap,atau

karena kecepatan dan arah angin. Umumnya,pancaran

debu,uap logam,ataupun gas sangat sulit untuk dikendalikan

hanya dengan pertuakaran udara secara alami.

7
2. Sistem ventilasi yang ada kurang memadai

a. Pemilihan tipe ventilasi yang tidak tepat dan sesuai dengan

kebutuhan.

Contoh,pada suatu proses dipasang suatu canopyhood dan dekat

dengan sumber kontaminan seperti yang terlihat pada gambar A,

maka selama tenaga kerja melakukan pekerjaan akan selalu terpapar

oleh kontaminan yang dipancarkan oleh sumber-sumber. Tipe

ventilasi yang cocok seperti yang ditunjukkan pada gambar B.

b. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat

Contoh gambar C menunjukkan pemasangan sistem ventilasi tipe

slot yang dipasang dibawah tangki proses pencelupan yang berisi

solven yang mudah menguap (amly lacetate) tujuan dari pemasangan

sistem ventilasi tipe ini untuk mengamankan lingkungan tempat kerja

dari bahaya kebakaran/peledakan. Namun ditinjau dari kesehatan dan

keselamatan kerja,maka tipe tersebut tidak memadai, oleh karena

tenaga kerja akan terpapar oleh amly lacetate. Untuk untuk maka

sistem pemasangan ventilasi slot tersebut harus dipasang diatas dan

sejajar dengan permukaan tangki seperti yang ditunjukkan pada

gambar D.

c. Pemasangan sistem ventilasi yang tidak sempurna

Apabila udara yang dikeluarkan ketempat terbuka dari suatu sistem

ventilasi mengandung sejumlah kontaminan, sedang sistem ventilasi

tanpa dilengkapi dengan alat pembersih seperti scrubber

8
,cyclone,bag house filter, kemungkinan udara kontaminan tersebut

sebagian akan masuk kembali dan mencemari lingkungan tempat

kerja. Demikian pula yang jatuh diluar perusahaan,walaupun dalam

jumlah yang kecil namun lama kelamaan akan mengendap dan

menumpuk yang akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan

yang serius.

3. Perencanan pipa-pipa (ductwork) yang tidak baik

a. Beberapa industri telah memasang sistem ventilasi pada proses-

proses tertentu yang diperkirakan sebagai sumber dipancarkannya

kontaminan, dengan pipa yang berbentuk segi empat dan bentuk

pipa yang baik adalah pipa bulat

b. Ada pipa-pipa yang harus dibuat membelok (elbow) yang bbelum

banyak diperhatikan dalam pemansangannya. Bentuk elbow yang

baik adalah bila jari-jari elbow lebih besar dari diameter duct.

c. Pada pembuatan pipa-pipa cabang juga banyak yang berbuat

kekeliruan. Bentuk- bentuk pipa cabang adalah bila sudut antara pipa

induk dengan pipa cabang sebesar 300 atau kurang.

4. Pemilihan Fan

Sering terdapat pula sistem ventilasi yang dipasang di perusahaan

menggunakan fan yang tidak tempat, baik bentuk maupun tenaga

(horse power) yang diperlukan. Akibatnya kekuatan hisap didalam

duct sangat kecil, demikian pula capture velocity¸ sehingga sistem

ventilasi ini tidak dapat menghisap seluruh kontaminan yang

9
dipancarkan dari sumber, bahkan kontaminan yang ada dihamburkan

keluar dan mencemari udara/lingkungan tempat kerja.

D. Pemilihan Sistem Ventilasi di industry

Penerapan sistem ventilasi industri berkaitan dengan ; sistem

pabrik, perbedaan pemakaian bahan baku, perbedaan proses,

perbedaaan senyawa kimia karena penggunaan bahan kimia. Karena

banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain

maka banyak pula, berbagai macam ventilasi yang digunakan di

industri antara lain, seperti ; ventilasi sistem pengenceran, ventilasi

pengeluaran setempat, ventilasi sistem tertutup, ventilasi kenyamanan

dan lain- lain sebagainya

Ada beberapa jenis ventilasi di tempat kerja:

1. Genera Ventilasi atau Dilusi Ventilasi atau Ventilai Pengenceran

Udara,dan banyak istilah yang digunkan di masyarakat industry.

Pada buku ini penulis mengunakan istilah, yaitu “Sistim Ventilasi

Pengenceran Udara “ .Sistim Ventilasi Pengencran Udara,

adalah pengenceran terhadap udara yang terkontaminasi di dalam

bangunan atau ruangan, dengan meniup udara bersih (tidak

tercemar),tujuannya untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja.

2. Lokal Exhaust Ventilasi atau Ventilasi Pengeluaran Setempat,

dalam buku ini penulis menggukan istilah “Sitim Ventilasi Lokal”.

Sistim Ventilasi Lokal, adalah proses pengisapan dan

10
pengeluaran udara terkontominasi secara serentak dari sumber

pencemaran sebelum udara berkontominasi berada pada

ketinggian zona pernapasan tenaga kerja, dan menyebar keseluruh

ruang kerja, umummnya ventilasi jenis ini di tempatkan sangat

dekat dengan sumber emisi .

3. Eshausted Enclosure atau Ventilasi sistem tertutup, dimana

kontaminan yang beracun yang dipancarkan dari suatu sumber

dengan kecepatan yang tinggi harus dikendalikan dengan isolasi

sempurna, atau menutup proses (kususnya pada pekerjaan

blasting). Pekerjaan balasting adalah suatu proses yang tertutup,

misalnya disebabkan oleh emisi debu silica bebas yang sangat

besar.

4. Confort ventilation atau Ventilasi kenyamanan. Pertukaran udara

didalam industri merupakan bagian dari ‘Air Conditiong/AC, sering

digunakan bersama –sama degan alat pemanas atau alat

pendingin dan alat pengatur kelembaban udara.

5. Sistim Ventilasi Area Terbatas atau Confined Spaces adalah

penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang

fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang

dilksanakan didalam suatu ruangan atau area terbatas . Misalnya

pekerjaan pengelasan (Welding in Confined Spaces)

11
A. SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA

Sistim ventilasi pengenceran udara, biasanya dicapai dengan cara

mengencerkan udara yang terkontaminasi atau mengandung gas

yang mudah terbakar dengan meniupkan udara ketempat kerja dan

mengeluarkan kembali lewat saluran buang.

Sistim ventilasi pengenceran udara dapat lebih efektif jika exhaust

fan terletak dekat dengan pekerja yang terpapar dan udara yang di

makeup terletak di belakang pekerja sehingga udara yang tercemar

akan jauh dari zona pernapasan pekerja.

Lihat gambar 1.2 s/d 1.5, untuk contoh macam-macam tipe sistim ventilasi

pengenceran udara, yang direkomendasikan oleh ACGIH (American Conference

Of Goveremental Industrial Hygienist)

Gambar, 1.2 Gambar, 1.3

12
Gambar, 1.4 Gambar, 1.5

(Model penempatan posisi fan yang baik)

Gambar, 1.6 - Contoh yang tidak rekomendasikan(ACGIH)

(posisi kipas yang kurangbaik)

Gambar,1.6 tidak direkomendasikan disebabkan karena penempatan


kipas/eshaust fan kurang efektif dan masuk ke zona pernapasan pekerja
.

Gambar, 1.7 Gambar, 1.8

13
Sebagai contoh beberapah gambar sistim ventilasi pengenceran udara dimana pada

gambar,1.7 fan diletakan jauh dengan sumber sehingga udara tercemar lewat tinggi zona

pernapasan pekerja, aleternatifnya adalah menggunakan fan mempunya daya (hourse power)

yang lebih besar. Gambar 1.8 ilustrasi yang direkomendasikan dimana fan diletakan dekat

dengan pekerja, sehingga udara yang tercemar keluar melalui saluran buang lewat roler door,

dan jauh dari zona pernapasan pekerja. Gambar 1.9, contoh direkomendasikan, gambar 1.10,tipe

sistim ventilasi pengenceran uadara .

Gambar, 1.9. Ilustrasi sistim ventilasi pengenceran udara yang direkomendasikan

Sintim ventilasi pengenceran udara, sebagai sebuah metode untuk melindungi pekerja,

dengan keterbatasannya sebagai berikut :

 Tidak sepenuhnya menghapus kontaminan.

 Tidak bisa digunakan untuk bahan kimia sangat beracun.

 Tidak efektif untuk debu atau uap logam, dengan jumlah yang besar.

 Memerlukan jumlah besar makeup udara yang akan dipanaskan atau

didinginkan.

14
 Tidak efektif untuk menangani uap atau emisi tidak teratur.

B. SISTIM VENTILASI LOKAL

Sistim ventilasi lokal, umumnya merupakan cara yang jauh lebih efektif untuk

mengontrol kontaminan yang sangat beracun sebelum mencapai zona pernapasan

pekerja, dan berfungsi untuk menangkap semua kontaminan pada sekitar sumber.

Untuk contoh macam- macam tipe sistim ventilasi lokal, lihat gambar, 1.10 dan

gambar, 1.11. Pada gambar 1.10 mengilustrasikan beberapa sistim ventilasi lokal,

di tempat kerja yang berfungsi menangkap kotaminan dari sumber (gas,uap dan

asap)

Gambar, 1.10 Bebarapa model Sistim Ventilasi Lokal di pasang dipabrik..

Kontaminan ditarik mlalui meja kerja (sumber;gas, uap, asap) sebelum mencapai zona pernapasan si
pekerja.

15
Gambar 11.a
Gambar.11.b

Gambar. 1.11 a. Sistim ventilasi local di pabrik, b. Sistim ventilasi local di rumah

Tujuan dari Sistim Ventilasi Lokal, adalah mengeluarkan udara kontaminan bahan kimia
dari sumber tanpa memberikan kesempatan kontaminan mengalami difusi dengan udara
di tempat kerja.

Sedangkan sistemsupplaydigunakan untuk tujuan,menciptakanlingkungan tempat kerja


yang nyamandi industridengansistem HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) ;
pemanasan,pendinginan,, filtrasi, dehumidifikasi, humidifikasi, distribusi.

Secara ideal, Sistim Ventilasi Lokal, terdiri dari 4 komponen, yaitu ; (i) hood, (ii) duct
work, (iii) air cleaning device, dan (iv) fan

Adapun gambarnya adalah sebagai telihat pada gambar 1.12

16
Gambar.1.12 Komponen Dasar Sistem Ventilasi Lokal

Hood fungsinya untuk menangkap kontamian karena merupakan kunci utama

yang menentukakan kinerja system ventilasi local. Faktor yang mempengaruhi

rancangannya berdasarkan pada bentuk, kecepatan serta arah di mana kontaminan

dilepaskan. Untuk partikel kontaminan yang besar dan berat, maka hood harus

diletakkan pada posisi tepat .

Duct work menyediakan jalan untuk membawa kontaminan ke bagian pembersih

udara. Kecepatan dari udara dari saluran ini harus cukup tinggi untuk mencegah

partikel-partikel besar pengendapan di dalam ducting

Air cleaner memisahkan kontaminan dari aliran udara sebelum masuk ke fan dan

dilepaskan ke atmosfer atau di daur ulang ke area kerja. Terdapat dua bagian, yaitu: air

filters dan dust collectors. Air filters dirancang untuk memisahkan konsentrasi partikel

yang berukuran kecil dari udara. Dust collectors dirancang untuk memisahkan konstrasi

partikel yang berukuran lebih besar, yang biasanya terdapat di udara pada proses

industri.

Fan merupakan alat penggerak udara yang menyediakan energi untuk menarik

udara dan kontaminan kedalam system exhaust dengan meninduksikan tekanan

negative atau hisapan didalam saluran udara yang menuju hood.

Biasanya udara kontaminan yang dihisap dari tempat kerja diendapkan dalam

suatu kelektor. Bilamana emisi udara kontaminan lebih tinggi, maka perlu dipasang sistim

ventilasi lokal dan di kombinasikan dengan Sistim ventilasi pengenceran udara secara

bersamaan.

17
Gambar, 1.13- Ada dua cara ventilasi pengeluaran setempat

Sebelah kiri kontaminan ditarik mlalui meja kerja sebelum mencapai zona pernapasan si
pekerja. Sebelah kanan asap dari pengelasan ditarik kedalam sistim pembuangan
udara

Jenis sistem ini biasanya merupakan metode pengendalian dianjurkan jika:

a. Kontaminan udara menimbulkan risiko kesehatan yang serius.


b. Jumlah besar debu atau asap yang dihasilkan.
c. Peningkatan biaya pemanasan dari ventilasi dalam cuaca dingin sering
dilakukan.
d. Emisi sumber sedikit jumlahnya.
e. Emisi sumber yang dekat dengan zona pernapasan pekerja .

C. SISTEM VENTILASI AREA TERBATAS (CONFINED SPACE)

Setiap tahun, banyak pekerja yang terluka dan meninggal dunia pada saat

bekerja di dalam sebuah ruangan terbatas /confined space. Diperkirakan bahwa

60% dari korban yang mengalami kematian karena tidak tertolong. Sebuah confined

space bisa jadi lebih berbahaya daripada tempat-tempat kerja biasa. Untuk

mengendalikan resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan di dalam

confined space secara efektif, sebuah program pengendalian dan penilaian bahaya

dalam confined space harus diterapkan di tempat kerja.

18
Ruang terbatas (confined space) adalah ruang yang cukup besar yang

memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan, dan

memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta tidak dirancang untuk tempat

kerja yang terus menerus, seperti ; tangki, silo, dan bejana lainnya.

Menurut OSHA (Occupational Safety & Health Administration reference), confined

space didefinisikan sebagai ruang tertutup yang cukup luas, di mana pekerja dapat

masuk ke dalamnya dan melakukan pekerjaan tertentu.

Confined space memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Memiliki jalan masuk dan keluar yang terbatas

b. Tidak dirancang dan ditujukan sebagai tempat bekerja normal

c. Memiliki ventilasi yang terbatas.

Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan

tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan

didalam suatu ruangan atau area terbatas . Misalnya pekerjaan pengelasan (Welding in

Confined Spaces),dimana proses ini akan menghasilkan fume atau uap logam, bila tidak

ada sistim ventilasi maka fume atau uap logam akan terakumulasi di udara ruang

terbatas dan pekerja akan menghirupnya.

Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan ventilasi didalam ruang

terbatas, dan model penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat pekerjaan

dan bentuk kontruksi bangunan/ruang tempat kerja seperti pada gambar, 1.14.

19
.

Gambar , 1.14 Las di Ruang Terbatas (Confined space)

Las di Ruang Terbatas(confined space),seperti pada gambar 1.14 ruang yang tidak

dimaksudkan sebagai tempat kerja biasa, dan telah membatasi cara masuk/ keluar,

memiliki ventilasi yang memadai.

Gambar,1.15 Modelaliran udara ventilasi dalam ruang terbatas

20
Gambar, 1.15, adalah model aliran udara ventilasi dalam ruang terbatas terdapat dua
model aliran udara ;

 Flow bucking, dimana kontaminan mengalami perputaran di sekitar

pekerja (contoh pekerja las), pola ini terjadi karena adanya aliran yang

salingmelawan

 Terbentuk aliran udara yang saling membantu sehingga kontaminan

menuju satu titik pengeluaran tanpa mengalami perputaran dalam

ruang terbatas.

Pada umumnya ventilasi industry, terdiri dari :

- Sistim Ventilasi Pengenceran Udara

- Sistim Ventilsi Lokal

Seperti pada gambar 1.16, dan gambar 1.17, adalah salah satu ilustrasi bentuuk dari
sistim ventilasi pengenceran udara, dan sistim ventilsi lokal , dimana stiap sistim
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, dilihat dari sistim kerja.

21
Gambar. 1.16 Sistim Ventilasi Pengencaran udara

Gambar.1.17 Sistim Ventilasi Lokal

22
Tabel .1.1 adalahmemperlihatkan perbandingan kelebihan dan kekurangan penggunaan
ventilasi baik : (i) Dillusi (general) ventilasi atau ventilasi pengenceran udara, dan
(ii)Lokal exhaust ventilasi/ventilasi pengeluaran setempat, dalam hal biaya dan
keefektifannya

Tabel-1.1, Perbandingan Sistem Ventilasi

Sistim Ventilasi Pengenceran Udara Sistim Ventilasi Lokal


Keuntungan Kekurangan Keuntungan Kekurangan
Biasanya biaya peralatan Tidak sepenuhnya
Dapat menghilagkan
Biaya lebih tinggi untuk
dan instalasi, menghilangkan kontaminant pada desain, instalasi
lebih rendah udara yang sumber dan dan peralatan.
berkontaminan. memindahkannya
dari tempat kerja.
Tidak membutuhkan Tidak bisa digunakan Digunakan
untuk untuk bahan
Memerlukan pembersihan,
perawatan yang bahan kimia sangat kimia di udara yang inspeksi dan
spesifik/rutin beracun. sangat beracun. pemeliharaan,
secara reguler
Efektif untuk mengontrol Tidak efektif untuk debuDapat menangani segala
jumlah kecil atau uap logam macam kontaminan
bahan kimia atau sejumlah termasuk debu dan
toksisitas rendah. besar gas atau uap. asap logam.
Efektif mengontrol Membutuhkan
gas sejumlah
Membutuhkan upaya yang
atau uap yang besar makeup lebih kecil untuk
mudah terbakar . udara panas atau makeup udara
dingin
Untuk sumber kontaminan Tidak efektif Rendahnya
untuk biaya energi
yang tersebar, menangani , gas , karena , kurangnya
atau mobile atau uap, atau makeup udara
emisi tidak teratur panas atau dingin

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ventilasi insdustri atau pertukaran udara di dalam insdustri

merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan

menciptakan udara suatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan

proses produksi atau kenyamanan pekerja.

2. Prinsip sistem ventilasi yang digunakan dalam suatu industry

adalah membuat suatu proses pertukaran udara di dalam ruang

kerja.

3. Lingkungan kerja merupakan tempat dimana kita melakukan

pekerjaan banyak faktor bahaya di lingkungan kerja yang dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan, keselamatan, bahkan dapat

menimbulkan kebakaran dan peledakan. Faktor bahaya tersebut

bersumber dari kegiatan dimana proses produksi berlangsung.

4. Masih banyak industri yang kurang diperhatikan sistem ventilasi

dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja,yang sesuai dengan

kebutuhan produksi maupun kenyamanan pekerja.

5. Sistem ventilasi yang digunakan dalam suatu industri sesusai

kebutuhan tiap departemen dalam suatu industri dapat berbeda

tergantung pada keadaan, prosees atau penggunaan bahan kimia

yang digunakan.

24
B. Saran

Aspek-aspek yang menyangkut ventilasi industri perlu diteliti lagi

agar didapatkan sistem ventilasi yang terbaik, sehingga akan diperoleh

suatu rancang bangun isstem ventilasi yang efektif dalam peningkatan

kenyamanan dan penjagaan kesehatan.

25
DAFTRA PUSTAKA

Universitas Diponegoro Semarang.2003. Bunga Rampai Hiperkes Dan


KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang
:Semarang.

ACGIH. 1988. Industrial Ventilation, a Manual of Recommended Practice . 1988. Industri


Ventilasi, Manual Praktek Fitur. 20th ed

Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Burgess, WA et al. 1989. Ventilation and Control of the Work Environment. New York: Wiley
Interscience.

Burton, DJ 1989. Industrial Ventilation Workbook. Salt Lake City, UT: IVE, Inc.

Burton, DJ 1990. Indoor Air Quality Workbook. Salt Lake City, UT: IVE, Inc

Canadian Centre for Occupational Health and Safety(CCOHS), Copyright ©1997-2010,


Occupational Health & Safety

Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita, Jakarta.

OSHA 1992, Field Operations Manual.. OSHA Instruction CPL 2.45B.Washington, DC: US
Government Printing Office.

26
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah tentang Ventilasi Industri ini dengan baik meskipun banyak

kekurangan didalamnya.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan mengenai Ventilasi Industri. Kami juga menyadari bahwa di

dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap

adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami

buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya Asuhan Keperawatan yang telah disusun ini

dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun

dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Penyusun

27
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………...…….

Daftar isi………………………………………………………..….….

BAB I PENDAHULUAN………………………………….……..…...

A. Latar Belakang………………………………………………..

B. Rumusan Masalah………………………………………..…..

C. Tujuan………..………………………………………...……...

BAB II KONSEP TEORI………………………………………….....

A. Pengertian………………………………………………….....

B. Tempat Kerja Berbahaya…………………………………….

C. Kondisi Ventilasi di Industri………………………………….

D. Pemilihan Sistem Ventilasi di Industri………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………

B. Saran…………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

28

Anda mungkin juga menyukai