Anda di halaman 1dari 9

20

BAB III
PENUTUP

Setelah penulis membahas secara keseluruhan tentang asuhan keperawatan pada anak
dengan penyakit koagulasi intravascular diseminata baik dari segi tinjauan teoeritis
ataupun tinjaun kasus, maka dapat disimupulkan dan beberapa saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan
Koagulasi Intravascular Diseminata atau DIC, yang juga dikenal dengan nama
koagulopati konsumsi, merupakan gangguan koagulasi sekunder yang terjadi
akibat komplikasi dari sejumlah proses patologik, seperti hipoksia, asidosis, syok,
dan kerusakan endotel. DIC dapat juga terjadi karena kelainan sistemik yang
berat, seperti penyakit jantung kongeniatal, enterokolitis, nekrotikans, sepsis
akibat bakteri gram-negatif, infeksi ricketsia, dan beberapa infeksi virus yang
berat. Gangguan ini ditandai oleh aktivasi dan akselerasi mekanisme pembekuan
normal secara sistemik yang tidak tepat (Wong, Donna L 2008 hal : 1135).

Penyebab dari koagulasi intravascular diseminata (DIC) yaitu Perdarahan terjadi


karena hipofibrinogenemia, trombositopenia, Beredarnya antikoagulan dalam
sirkulasi darah (hasil perombakan fibrinogen), fibrinolisis berlebihan, KID dapat
terjadi dalam penyakit penyakit seperti, infeksi (demam berdarah dengue, sepsis,
meningitis, pneumonia berat, malaria tropika, infeksi oleh beberapa jenis riketsia),
komplikasi kehamilan (solusio plasenta, kematian janin intrauterin, emboli cairan
amnion), keganasan (karsinoma prostat,karsinoma paru,leukemia akut.

Tanda dan gejala pada DIC adalah perdarahan yang tejadi dapat berupa peteki,
purpura, ekimosis, atau hematoma. Perdarahan yang terjadi akibat bekas suntikan
atau tempat infusan atau pada mukosa sering ditemukan pada DIC akut.
20

ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di


kulit/selaput lender dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah kadar
trombosit karena penyebab yang belum diketahui dan lebir dominan terjadi pada
wanita.

ITP biasanya disebabkan hipersplenisme, intoksikasi makanan/obat, radiasi,


koagulasi diseminata dan autoimun. Tanda dan gejala yang ditimbulkan pada ITP
berupa kelelahan, demam, nyeri abdomen, timbulnya petekie dan ekimosis pada
kulit, epitaksis dan perdarahan pada mukosa mulut.

Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga


aktivitas dasar : mengumpulkan data secara sistematis, menyortir dan mengatur
data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat
dibuka kembali (Marilynn E. Dongoes, 2000 : hal : 14).

Pemeriksaan diagnostic dengan penyakit koagulasi intravascular diseminata dan


Trombositopenia imun pada teori disebutkan (Pemeriksaan D – Dimer),
Prothrimbin Time (PTT), Fibrinogen, Complete Blood Count (CBC), Hapusan
darah, Pemeriksaan Darah Lengkap dan Pemeriksaan Sumsum Tulang.

Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan 5 diagnosa keperawatan. Diagnosa


keperawatan yang ada di teori yaitu ansietas berhubungan dengan ancaman
terhadap kematian, risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan trauma
atau perdarahan, ganggua pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi, nyeri akut berhubungan dengan agen pendera fisik (mis,
prosedur operasi, trauma), dan risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan
dengan koagulasi intravascular diseminata dan fibrilasi atrium.
20

Pada diagnosa keperawatan pertama, yaitu ansietas berhubungan dengan ancaman


terhadap kematian. Rencana tindakan keperawatan pada teori disebutkan motivasi
mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan, hal ini agar untuk membantu
klien menceritakan situasi yang dapat memicunya pada kecemasan.

Pada diagnosa kepeawatan kedua, yaitu risiko ketidakseimbangan cairan


berhubungan dengan trauma atau perdarahan. Rencana tindakan keperawatan
pada teori disebutkan monitor tanda dan gejala perdarahan, hal ini agar untuk
mengurangi perdarahan yang mungkin terjadi.

Pada diagnosa keperawatan ketiga, yaitu gangguan pertukaran gas berhubungan


dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Rencana tindakan keperawatan pada
teori disebutkan monitor pola napas (seperti bradipnea dan takipnea) hal ini agar
untuk mengetahui tanda yang menyebabkan pola napas tidak efektif.

Pada diagnosa keperawatan keempat, yaitu nyeri akut berhubugan dengan agen
pendera fisik (mis, prosedur operasi, trauma). Rencana tindakan keperawatan
pada teori disebutkan identifikasi skala nyeri, hal ini dikarenakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat nyeri yang dirasakan.

Pada diagnosa keperawatan kelima, yaitu risiko perfusi serebral tidak efektif
berhubungan dengan koagulasi intravascular diseminata dan fibrilasi atrium.
Rencana tindakan keperawatan pada teori disebutkan periksa kontraindikasi terapi
trombolitik (mis riwayat trauma atau pembedahan), hal ini dikarenakan untuk
mencegah kontraindikasi yang tidak diinginkan terjadi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, serta asuhan keperawatan yang telah dilakukan
pada penyakit koagulasi intravascular diseminata (DIC) dan trombositopenia
20

imun (ITP) untuk memenuhi mutu dalam pemberian asuhan keperawatan penulis
menyimpukan saran sebagai berikut :
1. Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam mempelajari tentang penyakit
pada anak dengan koagulasi intravascular diseminata.
b. Diharapkan mahasiswa dapat menyampaikan idea tau memberikan
masukan bila ada intervensi keperawatan yang belum dilakukan dengan
baik.
c. Diharapkan mahasiswa lebih memahami tentang konsep penyakit
koagulasi intravascular diseminata dengan lebih banyak membaca buku
sumber yang ada.
d. Diharapkan mahasiswa mampu dalam melaksanakan proses keperawatan
pada anak dengan koagulasi intravascular diseminata mulai dari
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

2. Untuk institusi
Diharapkan dapat lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung
proses pembelajaran seperti penambahan buku sumber diperpustakaan.
19
18
19
20
20

Anda mungkin juga menyukai