BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur adalah gangguan dari kontuinitas yang normal dari suatu tulang,
besar dari pada yang diserap. Dan ketika tulang mengalami fraktur maka
Hawks, 2014)
defenisi medis nyeri yang sudah diterima sebagai pengalaman atau sensori
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki kekuatan untuk
Saat ini banyak jenis musik yang dapat di perdengarkan namun musik
klasik karena musik ini magnitude yang luar biasa dalam perkembangan ilmu
nyeri juga dapat memberikan perasaan nyaman dan rileks sehingga perhatian
akan nyeri yang timbul teralihkan. Musik jenis sedatif atau musik relaksasi
kesunyian, ruang, dan waktu. Musik didengarkan selama 15 menit agar dapat
musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi
bisa digolongkan sebagai input sensor dan output. Sensori input berarti bahwa
ketika musik terdengar, sinyal dikirim keotak ketika rasa sakit dirasakan. Jika
getaran musik dapat dibawa kedalam resonansi dekat dengan getaran rasa
sakit, maka persepsi psikologis rasa sakit akan diubah dan dihilangkan,
(Karendehi, 2015)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ani dan Diah, 2016)
menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum diberikan terapi musik klasik pada
pasien post operasi didapat hasil mayoritas pasien me ngalami nyeri sedang
sebanyak 36 (100%) responden dan skala nyeri setelah diberikan terapi musik
klasik pada pasien post operasi didapat hasil mayoritas pasien mengalami
yang semula dari skala nyeri berat pada pengelolaan hari pertama menjadi
skala nyeri ringan pada pengelolaan hari keempat dengan ekspresi wajah
Flamboyan Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R.W Mongisidi Manado 2015,
diberi terapi musik dan 15 responden tidak diberi terapi musik dengan
4
15 responden pada saat perawatan luka bedah pada pasien pasca operasi
adanya pengaruh musik terhadap skala nyeri akibat perawatan luka bedah
dapatkan pada tahun 2016 sebanyak 445 pasien fraktur kemudian pada tahun
2017 mengalami penurunan yaitu terdapat 408 pasien. Pada tahun 2018
salah satu rumah sakit yang ada di kota palopo yang melakukan teknik
relaksasi nafas dalam untuk intensitas nyeri dan belum melakukan terapi
pemberian terapi musik terhadap tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
B. Rumusan Masalah
penelitian ini apakah ada Pengaruh pemberian terapi musik (klasik) terhadap
tingkat nyeri pada pasien pre operasi fraktur di RSUD Sawerigading Palopo
Tahun 2019
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
musik terhadap tingkat nyeri pada pasien pre operasi fraktur di RSUD
2. Tujuan khusus
sawerigading palopo.
palopo.
sawerigading palopo
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
pengaruh pemberian terapi musik terhadap tingkat nyeri pada pasien pre
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap, (Amin dan Hardhi, 2015)
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak disekitarnya juga sering
tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek,
saraf yang putus, atau pembuluh darah yang pecah yang dapat menjadi
2. Etiologi
Penyebab fraktur antara lain karena trauma tulang atau sendi, dan
1) Fraktur traumatic
3) Fraktur stress terjadi karena adanya stress yang kecil dan berulang-
ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan. Fraktur stress
b. Klasifikasi klinis
kulit.
infeksi tulan.
9
a) Derajat I :
(2) Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk
b) Derajat II
c) Derajat III
tinggi.
3. Manifestasi klinis
b. Nyeri pembengkakan
c. Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh
e. Deformitas
10
f. Kelainan gerak
2015)
4. Pemeriksaan penunjang
kerusakanjaringan lunak
vaskuler
peradangan.
5. Patofisologi
Pada saat terjadi fraktur otot dapat mengalami spasme dan menarik
spasme yang kuat dan bahkan mampu menggeser tulang besar, sperti
tulang lain. Fragmen juga dapat berotasi atau berpindah, (Black & Hawsk,
2014)
6. Komplikasi
a. Deformitas ekstremitas
c. Keterbatasan gerak
d. Cedera saraf yang menyebabkan mati rasa dan atau paralisis saraf
e. Gangguan sirkulasi
g. Sindrom kompartemen
7. Penatalaksanaan
c. Fraktur tertutup
1) Reposisi
imobilsasi. Pada fraktur yang sudah direposisi dan stabil maka gips
3) Restorasi
akan terjadi kelemahan otot dan kekakuan sendi, hal ini di atasi
tersebut.
d. Fraktur terbuka
lemak subkutan, fasia, otot serpihan tulang dan benda asing lainnya
4) Penutupan luka
a) Masa kurang dari 6-7 jam pertama merupakan the golden period
b) Masa lebih dari 7 jam atau luka yang sangat kotor, penutupan
primary closure).
e. Pengobatan
c) Anti inflamasi
1. Defenisi Nyeri
defenisi medis nyeri yang sudah diterima sebagai pengalaman atau sensori
2. Fisiologi Nyeri
a. Nosisepsi
bebas dan tidak bermielin atau hanya memiliki ssedikit mielin. Reseptor
dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri tersebut dapat
1) Tranduksi
2) Transmisi
nosiseptor yang terlibat dalam transmisi ini ada dua jenis, yaitu
ke talamus.
3) Persepsi
spinalis.
sebagai berikut. Akar dorsal pada medula spinalis terdiri atas beberapa
lapisan atau laminae yang saling bertautan. Di antara lapisan dua dan
17
gelatinosa ini dilewati oelh saraf besar dan saraf kecil yeng berperan
rangsangan nyeri.
3. Klasifikasi nyeri
a. Jenis nyeri
1) Nyeri perifer
berikut :
18
dan mukosa.
c) Nyeri alih, rasa nyeri dirasakan di daerah lain yang jauh dari
2) Nyeri sentral
3) Psikogenik
b. Bentuk nyeri
1) Nyeri akut
kecemasan.
19
2) Nyeri kronis
bulan. Sumber nyeri dapat diketahui atau tidak. Umumya nyeri ini
b. Ansietas
c. Budaya
d. Usia
yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap masa otot lebih besar
20
Mcgill (Mcgill scale), dan skala wajah atau Wong-Bakar Faces rating scale
(Saputra, 2013).
0 = tidak nyeri
0 = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
5 = nyeri hebat
6. Penatalaksanaan nyeri
a. Intervensi farmakologi
b) Opioid
transdermal.
b. Intervensi nonfarmakologi
1. Defenisi
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas
matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman, (Aini & Reskita,
2018)
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki
gembira dan sedih, melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress,
(Faridah, 2016)
2. manfaat musik
a. Efek mozart adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan
b. Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenih, dengan
Salah satu terapi musik klasik yaitu terapi musik mozart yang
muncul 250 tahun yang lampau tepatnya pada tanggal 27 januari 1756. Di
yang singkat itu, ia menghasilkan 626 karya musik. Kita mungkin tidak
berbagai penyakit, memberikan efek positif pada ibu hamil dan bayi yang
masih didalam rahim ibunya, disamping itu musik Mozart juga terbukti
kurang lebih 30 menit hingga satu jam tiap hari, namun jika tidak memiliki
26
waktu yang cukup 10 menit juga bisa menjadi efektif, karena selama
dapat memberikan efek terapeutik. intensitas suara yang rendah antara 50-
waktu mendengarkan musik pada sebagian besar studi adalah 15-30 menit,
(Sesrianti & Wulandari, 2018). Terapi musik diberikan pada hari ke 7 post
2015)
2012)
musik pada awalnya. Ini berguna untuk mengetahui respon dari tubuh
responden.
metode ini melakukan yang terbaik bagi diri sendiri. Sekali telah
dalam serangkaian yang telah dilakukan sebagai hal yang berguna bagi
diri sendiri.
menit hingga 1 jam tiap hari, namun jika tidak memiliki cukup waktu
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Garis Penghubung
(Kriteria
objektif
Variabel Dependen
Variabel Independen
n selama 15
menit
perasaan
pasien
dengan
musik brain
power
mozart
menciptaka
n suasana
damai dan
meredahka
n
ketegangan
saraf otak
F. Hipotesis Penelitian
Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Fraktur di Ruang Rawat Inap RSUD
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
and Post test whithout control, pada desain ini penelitian hanya melakukan
dinilai dengan cara membandingkan nilai Pre Test dengan Post Test.
Pretest x Posttest
O1 O2
Ket :
O1: Pengukuran intensitas nyeri pasien Pre Operasi Fraktur sebelum
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Lameshow :
∝
𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃) N
n = ∝
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃)
Ketrangan :
∝
z²1- = 1,96
𝑧
P = 0,5
N = Populasi
d² = 0,1
33
Karena jumlah populasi yang ada sebanyak 477 orang, jadi jumlah
sampel penelitian ini adalah
∝
𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃) N
n = ∝
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑧 2 1 − 𝑧 𝑃 (1 − 𝑃)
0,98 (0,5)477
n =
0,01 (476)+ 0,98 (0,5)
0,49 x 477
n =
4,76+0,49
233,73
n = = 44,52 dibulatkan (45)
5,25
a. Kriteria insklusi
b. Kriteria eksklusi
A. Instrumen Penelitian
0 = tidak nyeri
7-9= sangat nyeri, tetapi masih dapat dikendalikan dengan aktivitas yang
biasa dilakukan
lakukan.
B. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Palopo.
1. Pengelolaan Data
a. Editing
b. Coding
kedalam kategori.
c. Scoring
d. Tabulating
2. Penyajian Data
D. Analisa Data
Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik
1. Analisa univariat
data mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya
2. Analisa bivariat
tingkat nyeri pada pasien pre operasi fraktur, dengan menggunakan system
komputerisasi SPSS versi 16 dan diolah menggunakan uji beda dua mean
dependen / paired t test digunakan untuk menguji beda mean dari dua hasil
pengukuran pada kelompok yang sama. Jika asumsi tidak terpenuhi (data
E. Etika Penelitian
ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam
confidentiolity)
informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat
penelitian.
39
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 20 Juni sampai dengan
19 Agustus tahun 2019. Responden dalam penelitian ini adalah pasien pre
musik (klasik).
a. Keadaan geografis
1) Luas wilayah
2) Kondisi geografis
berikut :
2. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden penelitian (N=45)
Variabel Frekuensi Presentase (%)
Umur
14-23 Tahun 17 37,8
24-33 Tahun 11 24,4
34-43 Tahun 8 17,8
44-53 Tahun 7 15,6
54-63 Tahun 2 4.4
Jenis Kelamin
Laki-laki 33 73,3
Perempuan 12 26,7
Agama
Islam 32 71,1
Kristen 13 28,9
Pendidikan
SD 13 28,9
SMP 10 22,2
SMA 20 44,4
S1 2 4,4
Pekerjaan
Petani 13 28,9
IRT 5 11,1
Pelajar 22 48,9
Wiraswasta 5 11,1
Sumber Data Primer 2019
berdasarkan jenis kelamin terdapat lebih banyak pada jenis kelamin laki-
bahwa dengan presentase paling tinggi adalah yang agama Islam sebanyak
responden.
(4,4%) responden.
3. Analisis Univariat
Tabel 4.2
Pengaruh Pemberian Terapi Musik (klasik) Terhadap Tingkat Nyeri pada
Pasien Pre Operasi Fraktur di RSUD Sawerigading Kota Palopo 2019 (N
= 45)
Terapi Musik (Klasik) Mean SD
Pretest 5.18 ,936
Posttest 2.78 ,636
Sumber : Data Primer, 2019
dengan selisih mean pretest dan posttest responden sebesar 2,4 sehingga
4. Analisis Bivariat
a. Uji Normalitas
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data
Perlakuan One Sample-Kolmogrov-smirnov test
terapi musik Mean Df P
(klasik)
Pretest 5,18 ,936 ,006
Posttest 2,78 ,636 ,001
Sumber Data Primer 2019
44
memiliki nilai P ,006 dan post test ,001 yang berarti data tidak
b. Uji wilcoxon
(posttest).
Tabel 4.4
Hasil Uji Wilcoxon tingkat nyeri dalam pemberian terapi musik (klasik)
Sebelum (Pretest) dan Sesudah Diberikan Perlakuan (Posttest) di
RSUD Sawerigading Kota Palopo Tahun 2019 (N = 45)
Perlakuan Mean SD Z P
terapi
musik
(klasik)
Pretest 5,18 ,936 -4,747 ,000
Posttest 2,78 ,636
Sumber : Uji wilcoxon, 2019
bahwa nilai p = ,000. Jika hasil penelitian ini menunjukkan nilai p <
,05 maka H0 ditolak yang dapat diartikan bahwa ada perubahan tingkat
tahun 2019.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pada tabel 4.4 didapatkan pre test dengan nilai
mean 5,18 dengan standar deviasi ,936 dan post test di dapatkan nilai 2,78
dengan standar deviasi ,636. Terdapat perubahan yang signifikan antara pre
test dan post test, setelah diberikan perlakuan terapi musik (klasik).
Terapi musik klasik yaitu terapi musik mozart yang muncul 250 tahun
yang lampau tepatnya pada tanggal 27 januari 1756. Di ciptakan oleh Joannes
menghasilkan 626 karya musik salah satunya yaitu musik Brain power mozart
dapat memberikan efek terapeutik, intensitas suara yang rendah antara 50-60
sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, menurunkan rasa sakit dan
berupa lembar skala nyeri menurut Hayward diberikan oleh peneliti, setelah
Hal ini sejalan dengan teori padang (2017), bahwa terapi musik klasik
nyaman dan rileks sehingga perhatian akan nyeri yang timbul teralihkan.
Musik jenis sedatif atau musik relaksasi menurunkan detak jantung dan
tenang.
dengan rangasangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre
musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki
musik dan aktivitas untuk memfasilitasi proses terapi dalam membantu klien.
perubahan skala nyeri pada pasien pre operasi fraktur di Rumkit Tk.III R.W.
Monginsidi teling dan RSU GMIM bethesda tomohon hasil uji statistik
47
dan diperolah p value 0,000 < 0,05. Kesimpulan yaitu terdapat pengaruh
terapi musik instrumental terhadap perubahan skala nyeri pada pasien pre
operasi fraktur di Rumtik Tk.III R.W Monginsidi teling dan RSU GMIM
bhetesda tomohon.
musik klasik terhadap penurunan tingkat skala nyeri pasien post operasi dari
hasil uji statisti univariat diketahui sebelum dilakukan terapi musik klasik
rata-rata skal nyeri adalah 4,64 dan setelah diberikan terapi musik klasik rata-
rata skala nyeri adalah 2,92 berdasarkan hasil analisi bivariat diketahui bahwa
ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post
Menurut asumsi penelitian, nyeri yang timbul pada pasien pre operasi
karena fraktur dan spasme otot sebagai salah satu respon tubuh adanya
kerusakan jaringan tubuh. Selain itu juga, persepsi setiap individu dalam
mengartikan nyeri, apakah sebagai sesuatu yang positif atau negatif serta
misalnya usia, jenis kelamin dan tingkat keparahan nyeri. Salah satu metode
(klasik), musik (klasik) yang mempunyai alunan nada lembut akan membuat
pasien merasa nyaman dan rasa nyeri teralihkan sehingga rasa nyeri menurun.
diperoleh nilai P = 0,000, dimana nilai P lebih kecil dari nilai a= 0,05 maka
Ho di tolak.
49
BAB V
A. Kesimpulan
pada bab sebelumya, maka kesimpulan yang ditarik dalam penelitian ini
Tingkat Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Fraktur di RSUD Sawerigading Kota
Palopo 2019.
B. Saran
nyeri pasien pre operasi melalui penelitian yang cakupan yang luas dan
2. Bagi Perawat
dan menjadi terapi musik (klasik) sebagai salah satu intervensi pada pasien
tentang pengaruh terapi musik (klasik) pada pasien pre operasi fraktur atau
jenis pre operasi lain dengan jumlah responden lebih banyak, kriteria lebih
spesifik dan waktu terapi dan frekuensi yang lebih panjang serta pre
operasi yang tingkat nyeri lebih tinggi, untuk melihat apakah terapi musik