Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

Disusun Oleh:

Arista Arianto
Ega Risky Aulia Putri
Ika Agustina
Neni
Noor Hassanah
Rahman Wahyudi

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA


TAHUN AJARAN 2019/2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Materi : Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Tempat :
Hari / tanggal :
Waktu : 25 menit
Sasaran : Masyarakat RT 26 Kel. Handil Bakti. Kec.Palaran.

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga diharapkan memahami tentang
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan,warga RT 26 diharapkan mampu:
1. Menyebutkan pengertian infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
2. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
3. Menjelaskan penyebab infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
4. Menjelaskan pengobatan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
5. Menjelaskan pencegah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

C. Sasaran
Warga RT 26 Kel. Handil Bakti. Kec.Palaran.

D. Garis Besar Materi


1. Pengertian infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
2. Tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
3. Penyebab infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
4. Pengobatan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
5. Pencegah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/ tanyajawab

F. Media
1. Leaflet
2. Materi SAP
3. LCD
4. Power Point

G. Strategi Pelaksanaan
1. Proses Kegiatan
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
5 menit Pendahuluan
- Moderator memberikan
- Sasaran membalas salam
salam kepada sasaran.
dari moderator.
- Moderator
- Sasaran menyimak.
memperkenalkan
kelompok kepada
sasaran. - Sasaran menyimak.
- Moderator menjelaskan
- Sasaran menyimak.
topik penyuluhan.
- Moderator menjelaskan
- Sasaran menyimak.
tujuan penyuluhan.
- Moderator menjelaskan
waktu pelaksanaan
15 menit Pelaksanaan :
- Penyaji menggali sedikit - Sasaran mengeksplorasi apa
informasi pada sasaran yang mereka ketahui tentang
mengenai ISPA ISPA.

- Penyaji menjelaskan materi


- Sasaran memperhatikan
mengenai :
penjelasan dan mencermati
ISPA.
 Pengertian infeksi
saluran pernafasan atas
(ISPA)
 Tanda dan gejala infeksi
saluran pernafasan atas
(ISPA)
 Penyebab infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA)
 Pengobatan infeksi
saluran pernafasan atas
(ISPA)
 Pencegah infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA) - Sasaran mengajukan
Tanya Jawab pertanyaan.
- Moderator membuka sesi - Sasaran memperhatikan
tanya jawab. jawaban yang diberikan.
- Penyelenggara penyuluhan
menjawab pertanyaan
sasaran.

5 menit Penutup
- Moderator menyimpulkan - Sasaran menyimak
hasil penyuluhan kesimpulan yang
disampaikan oleh moderator.
- Moderator melakukan - Sasaran menjawab
evaluasi dengan pertanyaan evaluasi.
memberikan beberapa
pertanyaan kepada sasaran.

- Pembagian leaflet pada - Sasaran menerima leaflet


sasaran. yang diberikan oleh
fasilitator.

- Mengakhiri dengan salam - Menjawab salam dan


sasaran bersiap untuk
meninggalkan tempat
penyuluhan.

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan, yaitu Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disampaikan melalui ceramah
dengan menggunakan lembar balik dan leaflet dengan ringkas, menarik,
lengkap, mudah dimengerti oleh Warga RT 26.
c. Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA) dan sudah
diberitahukan kepada peserta sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan keluarga Bapak Eris
Setiawan memahami materi yang diberikan.
b. Keluarga Bapak Eris Setiawan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses pemberian materi diharapkan terjadi interaksi antara perawat dan
Keluarga Bapak Eris Setiawan.

3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Keluarga Bapak Eris Setiawan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan
diberikan oleh perawat. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
 Apa pengertian infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) ?
Keluarga Bapak Eris Setiawan mampu menjelaskan kembali pengertian
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
 Apa tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) ?
Keluarga Bapak Eris Setiawan. mampu menjelaskan kembali tanda dan
gejala infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
 Apa penyebab infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) ?
Keluarga Bapak Eris Setiawan mampu menjelaskan kembali penyebab
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
 Apa pengobatan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) ?
Keluarga Bapak Eris Setiawan mampu menjelaskan kembali pengobatan
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
 Bagaimana mencegah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) ?
Keluarga Bapak Eris Setiawan mampu menjelaskan kembali cara mencegah
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

b. Jangka Panjang
Keluarga Bapak Eris Setiawan dapat mengerti serta mampu menerapkan
pencegahan serta tidak mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

Materi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi yang disebabkan mikroorganisme distruktur saluran nafas atas yang
tidak berfungsi untuk pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring, dan laring, yang
dikenal dengan ISPA antara lain pilek, faringitis (radang tenggorokan), laringitis, dan
influenza tanpa komplikasi (Elizabeth J. Cormin, 2009, hlm. 538).

Tanda ISPA
a. Demam
Paling banyak terjadi pada usia 6 bulan sampai 3 tahun suhu dapat mencapai 39,5 oC sampai
40,5oC sekalipun pada infeksi normal. Demam sering muncul sebagai tanda awal infeksi.
b. Meningismus
Tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik
bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta
kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
c. Anoreksia
Sering menjadi tanda awal adanya penyakit. Menurun atau meningkatnya selama demam
dari suatu penyakit.
d. Muntah
Dapat mendahului tanda-tanda lain selama beberapa jam biasanya hanya sebentar namun
dapat tetap selama sakit.

Gejala ISPA
a. Diare
Biasanya ringan, namun dapat menjadi berat. Sering disertai infeksi pernapasan akibat
virus. Dan sering menyebabkan dehidrasi.
b. Nyeri Abdomen
Spasme otot akibat muntah dapat menjadi salah satu faktor terutama pada anak yang tegang
dan gugup.

c. Hidung Tersumbat
Hidung anak kecil mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudasi. Dapat
mempengaruhi pernapasan dan pemberian makan pada bayi. Dapat menimbulkan otitis
media dan sinusitis
d. Rabas Hidung
Encer dan berair (rinorea) atau kental dan purulen bergantung pada jenis atau tahap infeksi.
Berkaitan dengan rasa gatal dan dapat mengiritasi bibir atas dan kulit sekitar hidung.
e. Batuk
Dapat terlihat hanya selama fase akut. Dapat tetap ada selama beberapa bulan setelah
penyakit.
f. Bunyi Napas
Serak, mendengkur, stridor, mengi, ronkhi kasar dan batuk.
g. Sakit Tenggorokan
Sering dikeluhkan oleh anak-anak yang lebih besar, sedangakn anak-anak yang masih kecil
mungkin tidak mengeluh bahkan ketika sudah sangat terinfeksi. Anak sering menolak untuk
minum atau makan secara oral
(Wong, 2008,hlm. 932)
Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis, nyeri tenggorokan, batuk
dengan dahak kuning/putih kental, nyeri retrosternal dan konjungtivitis. Suhu badan
meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah
dan insomnia. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya
penyulit.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada
anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang,
kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin.

Etiologi ISPA
1. Agen Infeksius
Saluran pernapasan merupakan subjek dari berbagai organism infeksius, namun sebagian
besar infeksi disebabkan oleh virus, terutama virus sinsitial pernapasan (RSV). Agen lain
yang terlibat dalam invasi primer atau sekunder antara lain adalah streptokokus hemolitik-β
grup A, stafilokokus, haemophilus influenza, Chlamydiatrachomatis, mycoplasma dan
pneumokokus.
2. Usia
Bayi di bawah 3 bulan memiliki kecepatan infeksi lebih rendah yang kemungkinan
disebabkan oleh fungsi protektif dari antibodi maternal. Kecepatan infeksi meningkat pada
usia 3 sampai 6 bulan, waktu antara hilangnya antibody maternal dan munculnya antibody
bayi sendiri. Kecepatan infeksi virus terus meningkat selama toddler dan usia prasekolah.
Pada saat anak mencapai usia 5 tahun, infeksi pernapasan akibat virus cenderung jarang
terjadi, namun insidensi mycoplasma pnemuniae dan streptokokus β grup A mengalami
peningkatan. Jumlah jaringan limfoid meningkat selama masa kanak-kanak pertengahan dan
pajanan berulang terhadap organisme menyebabkan peningkatan imunitas sejalan dengan
bertambah besarnya anak.
3. Ukuran Tubuh
Perbedaan anatomik mempengaruhi respons terhadap infeksi saluran pernapasan. Diameter
jalan napas lebih kecil pada anak-anak yang masih kecil dan merupakan subjek yang masuk
akal untuk mengalami penyempitan karena edema membrane mukosa serta peningkatan
produksi secret. Selain itu, jarak antarstruktur dalam traktus lebih pendek pada anak kecil,
oleh karena itu organism berpindah lebih cepat ke saluran pernapasan bawah dan
menyebabkan perluasan saluran yang terserang. Tuba eustasius yang relative pendek dan
terbuka pada bayi dan anak-anak memungkinkan mudahnya kuman pathogen masuk ke
telinga tengah.
4. Resistensi
Kemampuan untuk menahan masuknya organisme bergantung pada beberapa faktor.
Defisiensi system imun menyebabkan anak beresiko mengalami proses infeksi. Kondisi lain
yang menurunkan ketahanan adalah malnutrisi, anemia, keletihan dan menggigil. Kondisi-
kondisi yang mempengaruhi saluran pernapasan akan melemahkan pertahanan anak dan
mencetuskan infeksi antara lain alergi (Rinitis alergika), asma, anomaly jantung yang
menyebabkan kongesti paru dan fibrosis kistik.
5. Perubahan Musim
Patogen saluran pernapasan paling banyak terjadi secara epidemi pada musim dingin dan
panas, namun infeksi mitoplasma terjadi lebih sering pada musim semi dan awal musim
dingin. Musim panas dan musim dingin merupakan musim yang biasanya terjadi infeksi.
(Wong, 2008,hlm. 931)
Pengobatan ISPA
1. Istirahat untuk menurunkan kebutuhan metabolik tubuh.
2. Hidrasi tambahan untuk membantu mengencerkan mukus yang kental sehingga
mudah dikeluarkan dari saluran nafas. Hal ini perlu dilakukan karena mukus yang
terakumulasi merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
mikroorganisme sehingga dapat terjadi infeksi bakteri sekunder.
3. Dekongestan, antihistamin, dan supresan batuk dapat mengurangi beberapa gejala
yang menggangu.
4. Beberapa penelitian menyaran zinc loezenges atau meningkatkan konsumsi vitamin
c dapat menurunkan tingkat keparahan atau kemungkinan infeksi beberapa virus tertentu.
5. Diperlukan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri atau sekunder terhadap
infeksi virus. (Elizabeth J.Cormin, 2009, hlm: 540).
Pencegahan ISPA
Sebagaimana yang telah di sebutkan tadi, hal-hal yang dapat kita lakukan untuk
melindungi diri dalam rangkapencegahan ISPA adalah dengan mempertahankan sistem
kekebalan tubuh. Hal inimenjadi sangat sulit bagi anak-anak karena perlu pengawasan yang
baik serta memberikan kesadaran kepada mereka. Keadaan gizi dan keadaan lingkungan
merupakan hal yang penting bagi pencegahan penyakit ISPA. Beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk mencegah ISPA antara lain dengan memberikan gizi yang cukup kepada
anak atau dapat juga dengan melakukan imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh.

Usaha untuk memberikan gizi yang baik mungkin akan mudah bagi orang dewasa
yang telah mengerti, namun bagi bayi yang masih dalam kontrol orang tua harus disusui
sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi. Berikan
anak makanan padat sesuai kebutuhannya. Bayi dan balita hendaknya secara teratur
ditimbang untuk mengetahui apakah beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa
apakah ada penyakit yang menghambat pertumbuhan.

Agar anak memperoleh kekebalan dalam tubuhnya anak perlu mendapatkan yang
dimaksudkan untuk mencegah penyakit Pertusis yang salah satu gejalanya adalah infeksi
saluran nafas. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi
pencegahan ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan
menimbulkan berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


Rudan, Igor., et al. 2008. Epidemiology and etiology of childhood pneumonia. Bulletin of the
World Health Organization 2008; 86: 408–416.

WHO. 2008. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang
cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan
Wong, Donna L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta : EGC
Yusrie, 2011. Pencegahan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Diunduh 22 mei 2014 di
http://www.kesehatan123.com/1683/pencegahan-ispa-infeksi-saluran-pernapasan-akut/

Anda mungkin juga menyukai