PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,
mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah
organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga,
serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan
tertata rapid an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan
suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional
(MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde kebidanan
adalah suatu kegiatan dimana bidan primer dan bidan perawat asosiet bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam
proses penyelesaian masalah tersebut.
Ronde kebidanan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik,
sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Bidan professional harus dapat
menerapkan ronde kebidanan, sehingga role play tentang ronde kebidanan ini sangat
perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde kebidanan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja.
Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative Inquiry And Research
Design” mengungkapkan lima tradisi penelitian, yaitu: biografi, fenomenologi,
grounded theory study, studi kasus dan etnografi. Salah satu tradisi yang akan dikaji
dalam tulisan ini adalah studi kasus yang telah lama dipandang sebagai metode
penelitian yang “amat lemah”. Para peneliti yang menggunakan studi kasus
dianggap melakukan “keanehan” dalam disiplin akademisnya karena tingkat
ketepatannya (secara kuantitatif), objektivitas dan kekuatan penelitiannya dinilai tidak
memadai. Walaupun demikian, studi kasus tetap dipergunakan secara luas dalam
penelitian ilmu-ilmu sosial, baik dalam bidang psikologi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi, sejarah dan ekonomi maupun dalam bidang ilmu-ilmu praktis seperti
pendidikan, perencanaan wilayah perkotaan, administrasi umum, ilmu-ilmu
manajemen dan lain sebagainya
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Ronde Kebidanan
1. Pengertian Ronde Kebidanan
Ronde Kebidanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
kebidanan klien yang akan dilaksanakan oleh bidan disamping melibatkan klien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan kebidanan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh bidan primer dan /atau bidan konselor, kepala ruangan,
bidan associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2002).
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde kebidanan. Chambliss
(1996), ronde kebidanan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan
pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa
yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke
dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan
sistem untuk menangani masalah medis.
Didalam ronde kebidanan terjadi proses interaksi antara bidan dengan
bidan, bidan dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde
kebidanan merupakan prosedur dimana dua atau lebih bidant mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan kebidanan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah kebidanannya serta mengevaluasi pelayanan kebidanan
yang telah diterima pasien.
Ronde kebidanan merupakan proses interaksi antara pengajar dan bidan
atau siswa siswa dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde kebidanan dilakukan
oleh teacher midwife atau head midwife dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).
Ronde kebidanan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi masalah klien
yang dilaksanakan oleh bidan dengan melibatkan pasien untuk membahas &
melaksanakan asuhan kebidanan, yang dilakukan oleh bidan Primer dan atau
konsuler, kepala ruang, dan bidan pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde kebidanan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik kebidanan secara langsung.
4. Fokus Penelitian
Anda boleh memilih sebuah kasus karena kasus tersebut membuat anda
berfokus pada situasi problematic. Tujuan anda adalah mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan permasalahan itu muncul guna member solusi praktis atas
permasalahan tersebut. Studi kasus juga dapat difokuskan pada peristiwa penting
atau tidak biasa yang menantang atau mendukung pemikiran yang ada. Pemilihan
anda pada kasus tertentu akan dijustifikasi berdasarkan pertimbangan bahwa kasus
tersebut memungkinkan anda untuk membongkar atau mengungkapkannya. Studi
kasus juga bisa berfokus pada rutinitas, yang sejak dulu sudah berlangsung, kejadian
sehari-hari dalam proses komunikasi temasuk proses komunikasi dalam proses
pendidikan, pembelajaran dan pelayanan bimbingan dan konseling.
Stake (2005) membagi penelitian studi kasus menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Penelitian studi kasus mendalam
Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian
studi kasus yang dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan
terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus.
b. Penelitian studi kasus intrumental
Penelitian studi kasus intrumental (instrumental case study) adalah penelitian
studi kasus yang dilakukan dengan meneliti kasus untuk memberikan
pemahaman mendalam atau menjelaskan kembali suatu proses generalisasi.
c. Penelitian studi kasus jamak
Penelitian studi kasus jamak (collective or mutiple case study) adalah
penelitian studi kasus yang menggunakan jumlah kasus yang banyak.
Penelitian studi kasus ini adalah pengembangan dari penelitian studi kasus
instrmental, dengan menggunakan kasus yang banyak. Asumsi dari
penggunaan kasus yang banyak adalah bahwa kasus-kasus yang digunakan di
dalam penelitian studi kasus jamak mungkin secara individual tidak
dapat menggambarkan karakteristik umumnya. Masing-masing kasus
mungkin menunjukkan sesuatu yang sama atau berbeda-beda. Tetapi apabila
dikaji secara bersama-sama atau secara kolektif, dapat menjelaskan
adanya benang merah di antara mereka, untuk menjelaskan karakteristik
umumnya.
Sementara itu, Creswell (2007) menyatakan bahwa jenis-jenis penelitian studi
kasus ditentukan berdasarkan batasan dari kasus, seperti seorang individu,
beberapa individu, sekelompok, sebuah program atau sebuah kegiatan. Disamping
itu, jenis-jenis tersebut dapat ditentukan berdasarkan penentuan maksud dari
analisis kasusnya. Penjelasan Creswell tentang jenis-jenis penelitian studi kasus
secara umum mirip dengan Stake (2005), karena memang berpedoman kepada
penjelasan Stake. Berdasarkan maksud analisis kasusnya tersebut, Creswell
(2007), membagi penelitian studi kasus dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Penelitian studi kasus intrumental tunggal
Penelitian studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case study)
adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah
kasus untuk menggambarkan suatu isu atau perhatian. Pada penelitian ini,
penelitinya memperhatikan dan mengkaji suatu isu yangmenarik
perhatiannya, dan menggunakan sebuah kasus sebagai sarana (instrumen)
untuk menggambarkannya secara terperinci.
b. Penelitian studi kasus jamak
Penelitian studi kasus jamak (collective or multiple case study) adalah
penelitian studi kasus yang menggunakan banyak (lebih dari satu) isu atau
kasus di dalam satu penelitian. Penelitian ini dapat terfokus pada hanya satu
isu atau perhatian dan memenfaatkan banyak kasus untuk menjelaskannya.
Disamping itu, penelitian ini juga dapat hanya menggunakan satu
kasus (lokasi), tetapi dengan banyak isu atau perhatian yang diteliti. Pada
akhirnya, penelitian ini juga dapat bersifat sangat kompleks, karena
terfokus pada banyak isu atau perhatian dan menggunakan banyak kasus
untuk menjelaskannya. Yin (2003a, 2009) mengatakan bahwa untukmelakukan
penelitian studi kasus jamak ini, dapat menggunakan penelitian replikasi yang
logis, yaitu dengan menggunakan suatu prosedur yang sama yang
diberlakukan untuk setiap isu atau kasus. Peneliti kemudian melakukan
generalisasi pada setiap isu atau kasus danmemperbandingkannya pada
akhir kajian.
c. Penelitian studi kasus mendalam
Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian yang
dilakukan pada suatu kasus yang memiliki kekhasan dan keunikan yang
tinggi. Fokus penelitian ini adalah pada kasus itu sendiri, baik sebagai lokasi,
program, kejadian atau kegiatan. Penelitian studi kasus mendalam ini mirip
dengan penelitian naratif yang telah dijelaskan di depan, tetapi memiliki
prosedur kajian yang lebih terperinci kepada kasus dan kaitannya
dengan lingkungan disekitarnya secara terintegrasi dan apa adanya.
Lebih khusus lagi, penelitian studi kasus mendalam merupakan penelitian
yang sangat terikat pada konteksnya, atau dengan kata lain sangat terikat pada
lokusnya (site-case).
Sedangkan Jenis studi kasus menurut Bogdan dan Biklen (1982) diklarifikasikan
sebagai berikut.
a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi dipusatkan pada perhatian
organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan menelusuri
perkembangan organisasinya. Studi ini kurang memungkinkan untuk
diselenggarakan karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan
secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui
observasi peran serta atau pelibatan, sedngkan fokus studinya pada suatu
organisasi tertentu atau beberapa segi organisasinya. Bagian-bagian organisasi
yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam
sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan
maksud mengumpulkan narasi orang pertama. Untuk jenis wawancara yang
dilakukan oleh ahli sejarah disebut sebagai sejarah lisan, mereka biasanya
memwawancarai orang-orang dengan kepemilikan sejarah yang khas,
sedangkan kepada orang tidak memiliki latar belakang khusus seringkali
disebut sejarah ”orang kebanyakan”.
d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan
yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar.
e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi
terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit
organisasi yang sangat kecil.
8. Sampel
Adapun kriteria pemilihan sampel menurut Marshall dan Rossman adalah:
a. Lokasi keberadaan sampel mudah dimasuki.
b. Terdapat situasi yang kaya dengan proses, informan, atau peserta penelitian,
interaksi, dan struktur yang diminati dalam lokasi kajian yang dipilih.
c. Hubungan akrab dapat terjalin antara peneliti dan peserta penelitian.
d. Kredibilitas dan kualitas data terjamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ronde kebidanan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah klien yang dilaksanakan oleh bidan, disamping pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan kebidanan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
bidan primer atau konselor, kepala ruangan, bidan associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.
Dari pandangan-pandangan Stake (dalam Denzin & Lincoln, 1994:236-238)
tersebut dapat disimpulkan tentang studi kasus dan ciri-cirinya sebagai berikut: Studi kasus
adalah suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki
sifat kekhususan (particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif
maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan
masyarakat luas.
Studi kasus pendidikan adalah bentuk penelitian pendidikan yang mendalam tentang
suatu aspek pendidikan, termasuk lingkungan pendidikan dan manusia yang terlihat dalam
pendidikan di dalamnya.
Adapun karakteristik studi kasus diantaranya: Eksplorasi mendalam dan
menyempit,Berfokus pada peristiwa nyata, Dibatasi oleh ruang dan waktu, Bisa hanya
merupakan kilasan atau penelitian Longitudinal tentang peristiwa yang sudah atau sedang
terjadi, Dari berbagai sumber informasi dan sudut pandang, Mendetail dan deskriptif,
Pandangan menyeluruh, meneliti hubungan dan keterpautan, Focus pada realitas yang
diterimaapa adanya maupun realitas yang penting dan tidak biasa, Bermamfaat untuk
membangun sekaligus menguji teori.
DAFTAR PUSTAKA
Denzin, N.K. and Lincoln, Y.S. 2009. Handbook of Qualitative Research. Terjemahan
oleh Dariyatno dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhadjir, Noeng. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi IV. Yogyakarta: Rake
Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model praktek Kebidanan Profesional Di Rumah Sakit Panduan
Implementasi. Jakarta: EGC
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling.
Jakarta: Rajawali Pers
Disusun oleh :
Kelompok VI
Paraswati (PO.71.24.1.18.0090)
Yuslindawati (PO.71.24.1.18.0065)
Widya Trisianti (PO.71.24.1.18.0084)