Anda di halaman 1dari 26

TEORI KEPERAWATAN MENURUT FLORANCE

NIGHTINGALE
Diajukan Guna Memenuhi M.K Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu : Lailatul Fadilah, S.Kep,Ners,M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Rizky Oktaviani
2. Rt. Inna Rachmawati
3. Sarah Raudhatul
4. Salsabila Nur Amaliyah
5. Salsa Regita Pasha
6. Salsabila Akmaliyah Azzahra
7. Salsa Nabila

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


Jl. DR. Sitanala, Karang Sari, Kecamatan. Neglasari Kota Tangerang, Banten
15121
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan dengan judul “Teori Keperawatan Menurut Florence
Nightingale”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tangerang, 18 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Caring ............................................................................................... 3

B. Sejarah Kehidupan Florence Nightingele .......................................................... 4

C. Teori Konsep Florence Nightingale ................................................................. 15

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Keperawatan Dasar (KDK). Sejak adanya
sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia telah berusaha
mengumpulkan fakta. Dari fakta ini kemudian disusun dan disimpulkan
menjadi berbagai teori, sesuai fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori –
teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami gejala – gejala alam
dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan,
sosial, politik, ekonomi dan teknologi umat manusia, teori – teori tersebut
makin berkembang baik kualitas maupun maupun kuantitasnya, seperti apa
yang telah kita rasakan sekarang ini. Makalah ini membahas tentang Teori
Florence Nigthingale, yang didalamnya berisi tentang isi dari teori
Nightingale, pembahasan teori, dan contoh peran perawat berdasarkan teori
Nightingale. Apa yang berada dalam makalah ini sangat bermanfaat dan
berguna terutama bagi seorang perawat. Teori Nightingale adalah teori
yang mengemukakan tentang lingkungan.

Florence Nightingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di


dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam
merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting
dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori dari Florence nightingale
sangatlah bermanfaat bagi para perawat terutama pada saat kita merawat
pasien. Mungkin pada saat kita merawat pasien kita melupakan faktor
lingkungan di sekitar pasien, padahal lingkungan sangatlah berpengaruh
dalam penyembuhan pasien. Pasien sangatlah membutuhkan kenyamanan

1
dan ketenangan pada saat dia di rawat. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat menjadi bahan perhatian kita semua.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Caring ?


2. Apa itu teori keperawatan menurut Florance Nightingale ?
3. Bagaimana sejarah kehidupan Florance Nightingale ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori keperawatan ini ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Caring
Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang
berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care
yang menunjukkan suatu rasa kepedulian. Terdapat beberapa pengertian caring
menurut beberapa ahli, antara lain :

a. Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan


pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
b. Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi
ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian,
bertanggung jawab, dan ikhlas.
c. Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku
dalam hubungannya dengan orang lain.
d. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan
ikhlas.

3
e. Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku
dalam hubungannya dengan orang lain.
f. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada
klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
g. Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
h. Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan martabat manusia.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian


caring secara umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai
suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain,
dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring
merupakan inti dari keperawatan.

B. Sejarah Kehidupan Florence Nightingele

1. Masa kecil
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12
Mei 1820 dan dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari
kota tempat ia dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale

4
memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope. Pada masa remaja
mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai
dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita
ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang
saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu
warga sekitar yang membutuhkan.
2. Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal
lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta
Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran
(Katolik). Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan
kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh
cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan
membawa angan-angan tersebut.
3. Belajar merawat
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai
seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah.
Namun semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk
mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard
Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton),
lamaran inipun ia tolak karena ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk
mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan. Keinginan ini ditentang keras
oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris,
perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang
jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di
rumah.

5
Perawat pada masa itu hina karena:
 Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga
tentara yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
 Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam
keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan
wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak
berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
 Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada
perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
 Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan
baik tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu
di Jerman perawat juga biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak
menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka dari perlakuan
yang tidak hormat dari pasiennya. Walaupun ayahnya setuju bila Florence
membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia tidak setuju bila Florence
menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya
bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi
berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran.
Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk
mendapatkan pelatihan bersamabiarawati di sana. Selama empat bulan ia
belajar di Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut
akan implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat
dan latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga Florence
adalah Kristen Protestan.
Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit
untuk orang miskin di Perancis.

6
4. Kembali ke Inggris
Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan
mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the
Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper
Harley Street, London, posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854.
Ayahnya memberinya ₤500 per tahun (setara dengan ₤ 25,000 atau Rp. 425
juta pada masa sekarang), sehingga Florence dapat hidup dengan nyaman dan
meniti karirnya.
Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena
mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan
mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah peraturan tersebut dan
memberinya izin tertulis bahwa; rumah sakit akan menerima tidak saja pasien
yang beragamaKatolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta
memperbolehkan mereka menerima kunjungan daripendeta-pendeta mereka,
termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam
Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan
Florence.
5. Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea.
Tentara Inggris bersama tentara Perancisberhadapan dengan tentara Rusia.
Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih
menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang
sakit dan luka-luka. Keadaan memuncak ketika seorang wartawan
bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian
TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di
tanah tanpa diberiperawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak
memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan
kemanusiaan yang mulia ini?".

7
Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa
masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat
itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.
Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah
satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit
banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya
perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence
untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence menyanggupi.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih
oleh Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith,[3] berangkat ke Turki
menumpang sebuah kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di
sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang
mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan.
Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung
bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit
yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa
tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Dokter-dokter bekerja cepat
pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi
apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh
tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk
membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang
berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak
sedap. Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor
Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan menyanggupi untuk
membantu.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-
tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para
penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar

8
penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan
menugaskan pendirian tenda.
Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;
 Perban diganti secara berkala.
 Obat diberikan pada waktunya.
 Lantai rumah sakit dipel setiap hari.
 Meja kursi dibersihkan.
 Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari
penduduk setempat.
Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang
manusiapun selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau
ditanam. Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah berubah sama sekali,
walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit dan rintihan prajurit
yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat sukarelawan bekerja tanpa
kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale. Ia juga
menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan mengunci
mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada
orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang
keras dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka
bisa dilindungi dari kemungkinan serangan seksual.
Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang
anak perempuan mereka menjadiperawat, dan menyebabkan rumah sakit
di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi
keperawatan dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada
dibawah pengawasan Biarawati Kepala.
Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri,
Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia
keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence
membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian

9
prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang
terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada
masa musim dingin pertama Florence berada di sana sejumlah 4077 prajurit
meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah
meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri
dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di
rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah
lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem
pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihanInggris datang dan memperbaiki sistem
pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian
menurun drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat
kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan
beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence
kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan
untuk Kesehatan Tentara Inggris(Royal Commission on the Health of the
Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit
meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih
mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama.
Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat
damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain
sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
6. Bidadari berlampu
Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu,
seorang bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah
pihak korban yang berjatuhan banyak sekali. Florence menanti rombongan
pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara tersebut

10
apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut mengatakan bahwa
korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur
gelap. Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke
bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa
diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban
tersebut bisa mati kehabisan darah. Saat bintara tersebut terlihat enggan,
Florence mengancam akan melaporkannya kepada Mayor Prince.
Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria,
hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan
berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan,
membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan,
termasuk prajurit Rusia. Malam itu mereka kembali dengan membawa lima
belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.Semenjak saat
itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling
dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah
ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.
Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal. Selama perang
Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari Berlampu".Pada
tahun 1857Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang
Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana
ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian,
dengan membawa lampu. “Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah
bidadari berlampu untukku.”
7. Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia
lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia
merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri.

11
Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle
Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Namun, ia
terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam Krimea") yang
menyerangnya selama perang Krimea.Dia memalangi ibu dan saudara
perempuannya dari kamarnya dan jarang meninggalkannya. Sebagai respon
pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun terdapat
keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran
utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris,
dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita, Nightingale tidak
dapat ditunjuk untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000
halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail, dan ia merupakan
alat implementasi rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan membuat
adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis
Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medikangkatan bersenjata.
8. Karier selanjutnya
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik
bertemu untuk memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil
kerjanya pada perang yang membuat didirikannya Dana Nightingale untuk
pelatihan perawat. Sidney Herbert menjadi sekretaris honorari dana,
dan Adipati Cambridge menjadi ketua. Sekembalinya Florence ke London, ia
diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan
bernama "Dana Nightingale", dimana Sidney Herbert menjadi Sekertaris
Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut
berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai
rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil
menyeamatkan banyak jiwa dari kematian.
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah
perawat khusus untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-
perawat pria pun jarang ada yang berpendidikan. Florence berargumen bahwa

12
dengan adanya sekolah perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih
dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengijinkan anak-anak
perempuannya untuk bersekolah di sana dan masyarakat akan lain sikapnya
menghadapi seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan di
lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun
menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan
baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di
Semenanjung Krimea telah menghilangkan gambaran lama tentang
perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut telah
diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru
dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan
Sekolah Perawatdan Kebidanan Florence Nightingale (Florence Nightingale
School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi King
College London Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu
dengan sebaik mungkin. Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara
mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di sekolah tersebut. Saat tiba
waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya,
berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar, padahal
rumah sakit yang lain banyak meminta bagian. Perawat lulusan sekolah
Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool Workhouse
Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah sakit
Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya.
Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun
diterapkan ditempat-tempat tersebut. Dunia menjadi tergugah dan ingin
meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah
tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di
negerinya masing-masing. Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari
sekolah Florence telah tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada

13
awal-awal pengembangan profesi keperawatan. Beberapa dari mereka telah
diangkat menjadi perawat senior (matron), termasuk di rumah sakit-rumah
sakit London seperti St. Mary's Hospital, Westminster Hospital, St
Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for Incurables (Putney);
dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh
Royal Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan juga
di Sydney Hospital, di New South Wales, Australia.
Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping mereka
mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian dapat
ditekan serendah mungkin. Buku dan buah pikiran Florence Nightingale
menjadi sangat bermanfaat dalam hal ini.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang
Keperawatan (Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku
acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatanlainnya.
Buku ini juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan
eksemplar di seluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit
dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi. Pada tahun 1869,
Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis Wanita.
Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih
pertama Amerika", berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan
membuat Linda kembali ke Amerika Serikat dengan pelatihan dan
pengetahuan memadai untuk mendirikan sekolah perawat. Linda
Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat danJepang. Pada
tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal
Red Cross) olehRatu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87
tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan
Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence
Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugrahkanHonorary Freedom of the City dari

14
kota London. Nightingale adalah seorang universalis Kristen. Pada tanggal7
Februari 1837 – tidak lama sebelum ulang tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi
yang akan mengubah hidupnya: ia menulis, "Tuhan berbicara padaku dan
memanggilku untuk melayani-Nya."[7]
9. Meninggal Dunia
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster
Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East
Wellow, Hampshire, Inggris.

C. Teori Konsep Florence Nightingale


Teori / model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan
sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit, model dan konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dangan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan /
tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai
dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya
teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan
mandiri tanpa bergantung pada profesi lain.
Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada
pasien, sehingga perlu diperhatikan. Teori Nightingale memandang Pasien dalam
kontek lingkungan keseluruhan :
a. Lingkunganfisik
b. Psikologis
c. Sosial

15
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Pemberian nutrisi yang
adekuat pada pasien sangatlah penting. Pasien memerlukan nutsrisi untuk
mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Pasien harus mendapatkan
kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk
menyuplai energi. Tubuh pasien juga memerlukan asam amino yang ditemukan
dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan
yang lebih besar. Dan akhirnya pasien pun memerlukan vitamin dan mineral
untuk metabilisme dan untuk mengatur banyak proses tubuh pasien. Individu
yang sakit memerlukan banyak makanan daripada orang sehat dalam upaya
penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh pasien yang menjalani
pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein
karena ini dapat membantu penyemabuhan. Protein juga secara khusus penting
untuk melawan infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan
infeksi adalah protein. Diet adekuat juga penting. Namun, banayak penyakit
membuat seseorang sulit makan, atau memebuata pasien sulit untuk mencerna
makanan.
Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara
status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang
menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Kondisi higene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat
kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman sekarang ketika seseorang
sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau
membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh
karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka
sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien
apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan

16
bantuan. Praktik budaya dan agama dapat membedakan praktik higiene. Higiene
adalah sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang
berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat
harus membantu pasien memeniuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan
standar rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi
tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah
merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan
sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perwat dan
dokter.perawta juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan
penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan
fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh
dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada saat
pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si
pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

Kelebihan Teori Keperawatan Florence Nightingale :


1. Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan.
2. Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam
kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
3. Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi
adekuat.
4. Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi
berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.

17
5. Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan
Y.M.E.
6. Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata
untuk kesembuhan pasien.
Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale :
1. Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.
2. Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak
orang.
3. Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan
perkembangannya saat itu.
4. Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.

18
SKENARIO TEORI MODEL KEPERAWATAN FLORENCE
NIGHHTANGALE

Di susun oleh : kelompok 5

Kameramen : Salsa Regita Pasha

Pemain : Rizky Oktaviani (Karu)

Rt. Inna Rachmawati ( Perawat Inna )


Sarah Raudhatul ( keluarga pasien )
Salsabila Nur Amaliyah ( Perawat Salsa )
Salsabila Akmaliyah Azzahra ( Perawat Zahra)
Salsa Nabila ( Pasien )
Berikut Ceritanya ..............
Karu : (baru datang) selamat pagi.......... diikuti oleh perawatan zahra
dan perawat inna dibelakang
Perawat Sabil : Pagi
Karu : Bagaimana keadaaan tadi malam? Aman ?
Perawat Sabil : Alhamdulillah aman terkendali pak
Karu : sudah bisa kita mulai overannya ?
Perawat Sabil : boleh, saya ambil buku laporannya dulu ya
Perawat Zahra : kita mulai dari overan pasien dulu ya, setelah itu baru logistik
Perawat Sabil : iyah gak apa-apa
semua perawat berjalan menuju ruang rawat
Perawat Sabil : selamat pagi semua
Pasien Dan Keluarga : pagiii
Karu : ada jendela yang belum dibuka tu (menunjuk jendela dipinggir
tempat tidur pasien)
Perawat Sabil : o ya itu, ibu salsa tidak suka kalau jendela nya dibuka

19
Keluarga : iya sus, ibu emang tidak suka kalau jendela nya dibuka

Perawat Inna : bu salsa jendela nya kita buka dulu ya, supaya udaara dan
sinar matahari nya masuk biar tidak lembab
Perawat Zahra : hanya sampai jam 9 doang ko bu, setelah itu bisa di tutup lagi
Perawat Sabil : iya bu saya buka ya jendela nya (sambil membuka)
Setelah membuka jendela
Perawat Sabil : ini ibu salsa dengan diabetes , pagi ini sudah diberi makanan
tetapi tidak dihabiskan, setelah makan tadi ibu salsa mau
duduk di pinggir taman
Perawat Inna : Ada di catatankan ?
Perawat Sabil : ya semua tercatat lengkap
Setelah overan melanjutkan ke operan logistik
Perawat Sabil : kran kamar no 1 macet , air cukup, dua yang lain nya lancar
dan pagi ini sudah debersihkan oleh klining service
Karu : ya nanti kita telfon klining service lagi
Perawat Sabil : handz shop habis,persediaan set untuk tempat tidur cukup
Karu : kalau begitu kita juga minta ke bagian logistik, tolong
ingatkan saya ya
Perawat Inna : iyah pak
Setelah operan logistik perawat zahra dan perawat inna berjalan keruangan ibu
salsa
Perawat Zahra : ibu tadi makanan nya engga habis ya ?
Pasien : habis saya gasuka roti
Perawat Zahra : ibu suka nya makan apa ?
Pasien : saya biasa makan nasi biasa, engga suka minum susu juga,
bisa sakit perut, saya minumnya air putih aja
Perawat Inna : kalau begitu kita akan beritahu bagian gizi da minum nya
Air putih, makannya harus tepat ya bu

20
Pasien : iyah sus
Perawat Zahra : oyaa tadi ibu rencana nya mau duduk di taman ya bu
Pasien : iyah sus
TAMAT

Waktu syuting : Jumat 19 juli 2019

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan
empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.

Teori / model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai


focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit, model dan konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dangan kedokteran.

Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik


keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/213917603/teori-keperawatan-Florence-Nightingale

https://aidarusmarianablog.wordpress.com/2016/02/17/model-konsep-keperawatan-
florence-nightingale/

https://www.academia.edu/9809323/TEORI_FLORENCE_NIGHTINGALE

Asmadi, Asmadi. 2005. Konsep Dadar Keperawatan. Jakarta : EGC

Aini, Nur. 2018. Teori Model Keperawatan. Malang : Universitas Muhammadiyah


Malang

23

Anda mungkin juga menyukai