Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM ANALISIS DAN PEMBAHASAN NILAI ACH (n) SEBUAH RUANG

DENGAN STANDAR YANG DIREKOMENDASIKAN


STUDI KASUS: RUANG MAKAN RESTORAN AFC
TUGAS MATA KULIAH PENCEMARAN UDARA DALAM RUANG

Disusun oleh :

Andriana Silfiana (21080116120002)


Tiurlan Rania Sitompul (21080114120004)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Udara adalah atmosfer yang ada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk
kehidupan di muka bumi ini, dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbon dioksida
(CO2) untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan sinar
ultraviolet dari matahari (Sunu, 2001). Udara adalah campuran gas yang terdapat pada lapisan
yang mengelilingi bumi Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi yaitu uap air dan CO2,
kegiatan yang berpotensi menaikkan konsentrasi CO2 seperti pembusukan sampah tanaman ,
pembakaran atau sekumpulan massa manusia di dalam ruangan terbatas yaitu karena proses
pernapasan (Agusnar, 2007).
Pernapasan sangat bergantung pada ruangan yang tersedia, oleh karena itu dalam bernafas
manusia membutuhkan luas ruangan yang tepat dan ventilasi yang baik agar terjadi sirkulasi udara
melalui inlet ataupun outlet di dalam suatu ruangan, tidak bisa dipungkiri bahwa didalam suatu
ruangan terjadi pencemaran yang berasal dari aktivitas ataupun alat yang berada di dalam suatu
ruangan seperti pengunaan atap dengan bahan asbes, senyawa organik volatil (VOC) yang
dilepaskan oleh cat dan pelarut saat kering, yang dapat menyebabkan efek kesehatan jangka
panjang.
Oleh karena itu salah satu syarat dalam membangun atau merencanakan ruangan ialah
terdapat bukaan, bukaan bukan hanya memberikan suasana yang terbuka dan tidak tehimpit tetapi
juga memberikan angin segar atau ventilasi terkait udara yang masuk sehingga terjadi pertukaran
udara dalam suatu ruangan untuk manusia dapat bernafas, oleh karena itu dilakukan analisis dan
pembahasan mengenai nilai ACH (n) yang berfungsi mengetahui nilai pertukaran udara dalam
suatu ruangan.
Adapun rate ACH ideal bagi suatu ruang tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
Menurut EnREI (Energy Related Environmental Issues), untuk tujuankesehatan dan kenyamanan
penghuni diperlukan nilai pertukaran udara sebesar 0,5-5 ACH. Bila rate ACH tidak memenuhi
standar, maka akan mengurangi tingkat kenyamanan dan kesehatan penghuni ruang tersebut.
Tingkat pertukaran udara penting untuk perhitungan desain ventilasi dan perhitungan kehilangan
panas (heat loss).
Ruangan yang akan di bahas ialah ruang makan restoran yaitu di AFC (Alif Fried Chicken)
di jalan Timoho yang mempunyai pengunjung tetap sehingga patut di analisis dan di bahas
mengenai sirkulasi didalam ruangmakan tersebut dan laju perubahan udara yang terjadi agar
mengetahui apakah ruang makan di AFC tersebut dapat direkomendasikan baik atuapun buruk.
Dengan tersebut kita mengetahui ruangan yang baik untuk para pengunjung dalam segi ksehatan
dan kemudahan dalam bernafas.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk dan kondisi ruang makan di Restoran Alif Fried Chicken (AFC)
Timoho?
2. Bagaimana kondisi bukaan yang terdapat di ruang makan di i Restoran Alif Fried
Chicken (AFC) Timoho?
3. Bagaimana spesifikasi dan dimensi bukaan yang terdapat di ruang makan di i Restoran
Alif Fried Chicken (AFC) Timoho?
4. Berapa besar nilai ACH ( n ) yang terdapat di ruang makan di i Restoran Alif Fried
Chicken (AFC) Timoho
5. Apakah pergantigan udara perjam ACH ( n ) ruang makan di Restoran Alif Fried Chicken
( AFC ) Timoho sudah sesuai dengan standar yang di rekomendasikan ?
1.3. Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini ialah :
1. Mengetahui nilai pergantian udara perjam ACH ( n ) yang terdapat di Restoran
Alif Fried Chicken ( AFC ) Timoho
2. Mengetahui cara mencari nilai pergantian udara perjam ACH ( n ) dalam suatu
ruangan
3. Membandingkan dan memastikan nilai pergantian udara perjam ACH ( n) sudah
memenuhi kriteria yang di rekomendasikan
1.4. Manfaat
Manfaat dalam praktikum ini ialah :
A. Bagi Pemerintah
Manfaat bagi pemerintah untuk memberikan peraturan tentang pembangunan suatu
ruangan yang mengharuskan nilai pergantian udara nya sesuai dengan standar yang
direkomendasikan sehingga masyarakat menjadi sehat dan nyaman, hal ini juga dapat
dengan tidak memberikan izin kepada usaha yang tidak sesuai dengan standar yang
direkomendasikan
B. Bagi Pendidikan
Manfaat bagi pendidikan ialah sebagai referensi dan bahan ajar untuk mengetahui cara
mencari nilai ACH ( n ) dalam suatu ruangan agar mempermudah dalam pengerjaan
yang berkaitan dengan laju aliran udara dalam ruangan
C. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat ialah mengetahui kondisi ruangan yang baik dalam hal
sirkulasi udara dan pergantian udara per-jam sehingga dapat membuat budaya yang
sehat untuk pernafasan

1.5. Batasan Masalah


Batasan yang terdapat dalam praktikum ini ialah dalam membahas dan menganalisis kondisi
ruangan di ruang makan Alif Fried Chicken ( AFC ) ialah tidak menentukan outlet untuk laju aliran
udara dan tidak mengetahui arah atau laju aliran udara yang bersifat horizontal ataupun vertikal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang
Imanuel Kant, berpendapat bahwa ruang bukanlah sesuatu yang obyektif atau nyata, tetapi
merupakan sesuatu yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia. Sedangkan Plato
berpendapat bahwa ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana obyek dan kejadian tertentu
berada (Hakim, 1987). Pengertian ruang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur adalah sebagai
suatu area yang secara fisik dibatasi oleh tiga elemen pembatas yaitu lantai, dinding dan langit-
langit. Pengertian tersebut tentunya tidak secara langsung menjadi pengertian melalui pembatasan
yang jelas secara fisik yang berpengaruh pada pembatasan secara visual. Elemen pembatas tersebut
tidak selalu bersifat nyata dan utuh akan tetapi dapat bersifat partial dan simbolik (Ashihara,1974).

2.2. Fungsi Ruang


Ruang adalah daerah 3 dimensi dimana obyek dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi
serta arah yang relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut dirancang sedemikian rupa
untuk tujuan tertentu. Ruang merupakan wadah dari aktivitas-aktivitas manusia, baik aktivitas
untuk kebutuhan fisik maupun emosi manusia. Ruang digunakan untuk mewa- dahi satu aktivitas
manusia atau lebih.

2.3. Nilai ACH (n)


Pergantian udara per-jam (ACH, Air Change per Hour) adalah jumlah pergantian seluruh
udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar setiap jamnya. Bangunan di negara tropis
lembab tanpa sistem pengkondisian udara, sangat tergantung pada jendela-jendela yang besar yang
akan menjadi media pergantian udara pengap di dalam bangunan dengan udara yang lebih segar
dari luar bangunan. Proses pergantian ini sangat tergantung pada beberapa aspek, yang masing-
masing dapat dibedakan menjadi: aspek pada bangunan itu sendiri dan aspek di luar bangunan.
Aspek pada bangunan meliputi, penempatan jendela (baik secara vertikal maupun horisontal),
dimensi jendela dan tipe (model) jendela yang dipilih. Sedangkan aspek luar bangunan meliputi:
arah dan kecepatan angin serta kerapatan dan ketinggian bangunan sekitar. Selain faktor-faktor
tersebut ada beberapa faktor lain yang dapat mendukung lancarnya proses ventilasi tersebut,
diantaranya adalah: pemilihan bentuk atap, sebab ada bentuk-bentuk atap tertentu yang dapat
meningkatkan kecepatan angin. Keefektifan tingkat penghawaan dalam suatu bangunan ditentukan
oleh ventilation flow rates (rate ventilasi) yang dihitung sebagai jumlah udara per-m3 yang dapat
dialirkan ke dalam bangunan atau ruangan setiap jamnya.
Menurut Givoni (1976), Lechner (1991) dan Moore (1993), ada beberapa faktor yang akan
berpengaruh terhadap proses pertukaran udara secara alamiah yang terjadi pada suatu ruangan atau
bangunan, Faktor-faktor tersebut adalah arah dan kecepatan angin di luar bangunan, suhu, dan
kelembaban udara di dalam dan di luar bangunan, spesifikasi lubang ventilasi (posisi inlet dan
outlet, dimensi dan bentuk serta feature penunjang). Faktor-faktor ini saling berkaitan dan
mendukung dalam menciptakan pertukaran udara yang baik pada suatu ruangan atau bangunan.
Moore menggambarkan bahwa posisi yang baik bagi sebuah lubang ventilasi yang berfungsi
sebagai inlet (tempat memasukkan udara) adalah yang sama tingginya dengan penghuni yang
sedang beraktifitas dalam ruang tersebut. Dan untuk memudahkan udara yang telah mengandung
CO2 segera keluar dari ruangan maka posisi outlet (tempat mengaluarkan udara) sebaiknya dibuat
lebih tinggi. Adapun rate ACH ideal bagi suatu ruang tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
Menurut EnREI (Energy Related Environmental Issues), untuk tujuan kesehatan dan kenyamanan
penghuni diperlukan nilai pertukaran udara sebesar 0,5-5 ACH.
Tabel 2. 1 Standar Kebutuhan Udara Untuk Tujuan Berbeda
Tujuan Standard Kebutuhan (ACH) Standard Kebutuhan (Liter/detik m2
Kesehatan 0,5 – 1 0,4 - 0,8
Kenyamanan 1–5 0,8 - 4
Sumber: EnREI (1991) dalam Mediastika, hal 5
Untuk menghitung pertukaran udara per jam (ACH) pada ruangan/bangunan yaitu dengan
menggunakan rumus ini:
ACH = (Q/V) x 3600
Dimana:
Q = Tingkat penghawaan alami (m3/s)
V = Volume ruangan (m3)
Tingkat penghawaan alami (Q) sendiri diperoleh dengan menggunakan rumus;
Q = 0.025 x A x v
Dimana:
A = Luas bukaan (m2)
V = Kecepatan angin pada bukaan (m/s), dan
0.025 = Faktor pengali
Setelah mendapatkan nilai pertukaran udara per-jam (ACH), kemudian nilai tersebut
dibandingkan dengan batas nilai yang direkomendasikan sesuai dengan peruntukan
ruangan/bangunan seperti pada tabel berikut:

Tabel 2. 2 Recommended Air Change Rate


Building / Room Air Change Rate
-n-
(1/h)
All spaces in general min 4
Assembly halls 4-6
Attic spaces for cooling 12 - 15
Auditoriums 8 - 15
Bakeries 20 - 30
Banks 4 - 10
Barber Shops 6 - 10
Bars 20 - 30
Beauty Shops 6 - 10
Boiler rooms 15 - 20
Bowling Alleys 10 - 15
Cafeterias 12 - 15
Churches 8 - 15
Classrooms 6 - 20
Club rooms 12
Clubhouses 20 - 30
Cocktail Lounges 20 - 30
Computer Rooms 15 - 20
Court Houses 4 - 10
Dance halls 6-9
Dental Centers 8 - 12
Department Stores 6 - 10
Dining Halls 12 -15
Dining rooms (restaurants) 12
Dress Shops 6 - 10
Drug Shops 6 - 10
Engine rooms 4-6
Factory buildings, ordinary 2-4
Factory buildings, with fumes or moisture 10 - 15
Fire Stations 4 - 10
Foundries 15 - 20
Galvanizing plants 20 - 30
Garages repair 20 - 30
Garages storage 4-6
Homes, night cooling 10 - 18
Hospital rooms 4-6
Jewelry shops 6 - 10
Kitchens 15 - 60
Laundries 10 - 15
Libraries, public 4
Lunch Rooms 12 -15
Luncheonettes 12 -15
Nightclubs 20 - 30
Machine shops 6 - 12
Malls 6 - 10
Medical Centers 8 - 12
Medical Clinics 8 - 12
Medical Offices 8 - 12
Mills, paper 15 - 20
Mills, textile general buildings 4
Mills, textile dye houses 15 - 20
Municipal Buildings 4 - 10
Museums 12 -15
Offices, public 3
Offices, private 4
Photo dark rooms 10 - 15
Pig houses 6 - 10
Police Stations 4 - 10
Post Offices 4 - 10
Poultry houses 6 - 10
Precision Manufacturing 10 - 50
Pump rooms 5
Residences 1-2
Restaurants 8 - 12
Retail 6 - 10
School Classrooms 4 - 12
Shoe Shops 6 - 10
Shopping Centers 6 - 10
Shops, machine 5
Shops, paint 15 - 20
Shops, woodworking 5
Substation, electric 5 - 10
Supermarkets 4 - 10
Swimming pools 20 - 30
Town Halls 4 - 10
Taverns 20 - 30
Theaters 8 - 15
Transformer rooms 10 - 30
Turbine rooms, electric 5 - 10
Warehouses 2
Waiting rooms, public 4
Warehouses 6 - 30
Sumber: https://www.engineeringtoolbox.com

2.4. Laju Aliran Udara (Q)


Kecepatan angin biasanya terendah pada musim panas dari pada musim dingin. Persamaan
di bawah ini menunjukkan kuantitas gaya udara melalui ventilasi bukaan inlet oleh angin atau
menentukan ukuran yang tepat dari bukaan untuk menghasilkan laju aliran udara :
Q = CV.A.V
dimana :
Q = laju aliran udara, m3 / detik.
A = luas bebas dari bukaan inlet, m2.
V = kecepatan angin, m/detik.
CV = effectiveness dari bukaan (CV dianggap sama dengan 0,5 ~ 0,6 untuk angin yang tegak lurus
dan 0,25 ~ 0,35 untuk angin yang diagonal).
Inlet sebaiknya langsung menghadap ke dalam angin yang kuat. Jika tida ada tempat yang
menguntungkan, aliran yang dihitung dengan persamaan di atas akan berkurang, jika
penempatannya kurang lazim, akan berkurang lagi.

2.5. Kebutuhan Laju Udara Infiltrasi


Udara infiltrasi memasuki ruangan dengan caranya sendiri dengan mengikuti hukum fisika
fluida, dan mengambil jalan masuk melalui celah-celah yang ada pada dinding, celah antara pintu
ataupun jendela dengan kusennya sewaktu pintu dan jendela dalam keadaan tertutup. Sewaktu
pintu dibuka karena ada orang yang sedang lalu, udara infiltrasi itu ikut seolah-olah membonceng
sehingga sesuai dengan nama yang diberikan untuknya. Besarnya jumlah udara infiltrasi melalui
celah pintu dan jendela terlihat pada Tabel 2.3
Tabel 2. 3 Infiltrasi Melalui Pintu pada Dinding Manghadap Asal Angin Kecepatan Angin 7,5
mph ( 3.35 m/det)
Jenis pintu Ukuran CFM PER SQ FT CFM
2100mm x 900mm AREA (Dibiarkan terbuka)
Tdk Pakai Tanpa ruang Ada ruang
dipakai sedang depan depan
Pintu putar (pemakaian normal) 0,8 5,2 - -
Pintu putar panel (keadaan terbuka) - - 1200 900
Pintu kaca dengan celah 5/16 in 4,5 10 700 500
Pintu kayu 1,0 6,5 700 500
Sumber: Carrier at al, 1965

Pada Tabel 2.4 diperlihatkan hubungan antara udara infiltrasi dengan persentase waktu
penggunaan pintu untuk sepasang pintu yang ditempatkan secara berseberangan, dengan kata lain
satu pintu menghadap asal angin dan pasangannya berada pada dinding berseberangan.
Tabel 2. 4 Infiltrasi Melalui Sepasang Pintu Engsel pada Dinding Berlawanan
Kecepatan Angin 7,5 mph ( 3.35 m/det)
% Waktu pembukaan CFM PER PASANGAN PINTU
pintu kedua. % Waktu pembukaan pintu pertama
10 25 50 75 100
10 100 250 500 750 1.000
25 250 625 1.250 1.875 2.500
50 500 1.250 2.500 3.750 5.000
75 750 1.875 3.750 5.625 7.500
100 1.000 2.500 5.000 7.500 10.000
Sumber: Carrier at al, 1965
Tabel 2.5 memperlihatkan besarnya udara infiltrasi melalui pintu engsel sewaktu ada orang yang
melaluinya.
Tabel 2. 5 Infiltrasi Melalui Pintu Engsel Sewaktu Dilalui Orang
Kecepatan Angin 7,5 mph ( 3.35 m/det)
% Waktu pembukaan CFM PER PASANGAN PINTU
pintu kedua. % Waktu pembukaan pintu pertama
10 25 50 75 100
10 100 250 500 750 1.000
25 250 625 1.250 1.875 2.500
50 500 1.250 2.500 3.750 5.000
75 750 1.875 3.750 5.625 7.500
100 1.000 2.500 5.000 7.500 10.000
Sumber: Carrier at al, 1965
Gambaran secara teoretis mengenai masuknya udara infiltrasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
yang juga memperlihatkan sistem pengkondisian udara pada gedung.

Gambar 2. 1 Sistem Pengkondisian Udara Pada Gedung


Sumber: Carrier et.al, 1965
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1. Gambaran Umum Lokasi Studi


AFC (Alif Fried Chicken) berdiri pada tahun 2017 yang merupakan salah satu restoran baru
di daerah Tembalang dan merupakan salah satu restoran cepat saji yang menjual fried chicken
dengan 12 saus yang beragam. Berada Jl Timoho Raya no 276 Tembalang, Semarang yang dekat
dengan kegiatan dan aktivitas mahasiswa sehingga sangat diminati oleh kalangan mahasiswa
karena murah dan terjangkau.
Ruang makan Alif Fried Chicken (AFC) terdapat ruang makan untuk tempat makan bagi
pengujung, pengamatan dan penilaian terhadap nilai laju udara per-jam ACH (n) yang memiliki
ruangan berbentuk L dengan 2 ruang makan yang terbatasi oleh dapur dan kasir sebagai tempat
melayani pemesanan pengunjung, yaitu sebesar 4,4 m x 3,3 m dan 3,6 m x 6 m.

Gambar 3.1. Bukaan Ruang Makan Alif Fried Chicken


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Gambar 3.2 Ruang Makan Alif Fried Chicken
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3.3 Pengambilan Laju Aliran Udara


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3.4 Air Conditioner (AC) di Ruang Makan Alif Fried ChickenSumber :
Dokumentasi Penulis, 2019
Ruang Makan Alif Fried Chicken memiliki bukaan dalam bentuk pintu,fungsi pintu adalah
untuk akses masuk dan keluar ke dalam ruangan. Bukaan pintu di Restoran Alif Fried Chicken
terbuka jika ada pengunjung yang ingin masuk,oleh karena itu di dalam ruangan makan tersebut
terdapat 2 air conditioner (AC) disudut – sudut ruangan untuk laju aliran angin ke pengujung yang
sedang makan, sehingga bukaan di dalam ruangan makan Alif Fried Chicken bukan sebagai
ventilasi alami, walaupun memang membantu pencahayaan alami didalam ruangan.
Pengambilan sampling laju aliran udara menggunakan anemometer dilakukan tepat diluar
bukaan pintu restoran Alif Fried Chicken, hal ini untuk mengetahui laju aliran udara yang masuk
ke dalam ruangan jika pintu bukaan tersebut terbuka walaupun memang di dalam sudah ada
ventilasi / angin dari Air Conditioner (AC).

3.2. Metodologi Praktikum


3.2.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, dilakukan proses administrasi sampai diperoleh persetujuan
pelaksanaan praktikum oleh perusahaan yang dipilih, yaitu AFC. Pada tahap ini mulai dilakukan
studi literatur yang berkaitan dengan pengukuran nilai ACH khususnya di ruang makan.
3.2.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan (observasi) terhadap laju alir udara di ruangan makan,
arah aliran udara dalam ruangan dan spesifikasi ruangan. Pengumpulan data juga dilakukan dengan
cara wawancara yaitu mengajukan pertanyaan secara langsung kepada staf atau pegawai
perusahaan yang berwenang atau yang berkaitan langsung dengan obyek studi serta melakukan
pencatatan pengukuran dimensi ruangan dan spesifikasi pendingin ruangan.
3.2.3 Prosedur Kerja
a. Pengukuran Kecepatan Angin
Pengukuran kecepatan angin di lokasi praktikum dilakukan dengan menggunakan
anemometer. Pengukuran dilakukan di beberapa titik sampling yang berada dekat bukaan.
Kemudian data kecepatan angin yang telah didapat dicatat dan akan digunakan sebagai data untuk
menghitung pertukaran udara per-jam (ACH) menggunakan rumus yang ditentukan. Hasil
perhitungan ACH kemudian dibandingkan dengan standar yang direkomendasikan sesuai dengan
peruntukan bangunan/ruangan tersebut.
b. Pengukuran Dimensi Ruangan
Pengukuran dimensi ruangan dilakukan dengan menggunakan meteran. Dimensi ruangan
yang diukur berupa panjang, lebar, dan tinggi ruangan kemudian dicatat. Data yang diperoleh
kemudian akan digunakan dalam perhitungan lebih lanjut untuk menentukan nilai ACH.

3.3. Denah Ruangan

Gambar 3.5 Denah Ruang Makan Alif Fried Chicken


Sumber: Analisis Penulis, 2019.
3.4. Tampak Depan Ruangan

Gambar 3.6 Tampak Depan Bukaan Alif Fried Chicken


Sumber: Analisis Penulis, 2019.

3.5. Letak Titik Sampling Kecepatan Udara


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilakukan pada hari Sabtu, 9 Maret 2019 pukul 15.30 - 16.30 WIB. Adapun lokasi
yang menjadi tempat praktikum adalah restoran cepat saji AFC Fried Chicken yang beralamat di
Jl. Timoho Raya No. 276 Tembalang, Semarang.

4.2. Dimensi Ruang


Dari hasil pengukuran praktikan dilapangan, dimensi ruang tempat praktikum yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
 Panjang = 990 cm
 Lebar = 360 cm
 Tinggi = 380 cm
Dari data dimensi ruang diatas, maka volume ruang tempat praktikum lapangan dapat dihitung
sebagai berikut.
V = Panjang x L ebar x Tinggi
V = (990 x 360 x 380) cm
V = 135.432.000 cm3
V = 135,432 m3
Jadi, dapat disimpulkan besar volume tempat praktikum lapangan adalah 135,432 m3.

4.3. Jumlah Pengunjung


Jumlah pengunjung yang ada pada Alif Fried Chicken (AFC) 100 hingga 300 orang tiap
harinya. Waktu operasional tempat makan Alif Fried Chicken (AFC) mulai dari 09.00-00.00 WIB.

4.4. Spesifikasi Bukaan dan Air Conditioner


Berdasarkan hasil pengukuran terhadap bukaan di Ruang Makan AFC sebanyak 1 buah
bukaan yang mengalirkan udara dari luar didapatkan hasil dimensi bukaan dan perhitungan luas
bukaan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Dimensi dan Luas Bukaan di Ruang Makan AFC
Tinggi Lebar Luas
Pintu 220 cm 100 cm 22000 cm2

Luas dihitung dengan cara sebagai berikut :


A=TxL
= 220 cm x 100 cm
= 22.000 cm2
Sedangkan Air Conditioner yang dimiliki oleh Ruang Makan AFC memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
Tabel 3.3Dimensi dan Luas Bukaan di Ruang Makan AFC
Jenis MITSUBISHI SRK05CRP-S3-½ PK
Kapasitas Pendingin 490 Watt
Dimensi (HXWXD) 262 x 615 x 210 mm
Sumber :Wahana Super Store, 2018

4.5. Perhitungan ACH


4.6. Perhitungan Q
4.7. Analisis
Berdasarkan perhitungan diatas, ruang makan AFC yang memiliki volume 135,432 m 3,
mendapat total suplai udara sebesar 3,203 m3/detik. Suplai udara atau laju aliran udara ini
diperoleh melalui 2 buah bukaan yakni 1 buah pintu dan 2 buah AC. Dimana pintu tersebut
memiliki luas yaitu 2 m2, serta masing-masing kapasitas AC sebesar 1/2 PK. Data-data yang telah
diperoleh tersebut diolah kembali dengan rumus Air Change per Hour (ACH) yakni n = q/V.
Sehingga, diperoleh banyakanya Air Change per Hour (ACH) atau banyaknya jumlah pertukaran
udara yang terjadi di dalam ruang makan AFC adalah kali per jam.
Mengacu pada standar pertukaran udara dalam ruang yang bersumber dari
https://www.engineeringtoolbox.com, ruang makan atau restoran direkomendasikan terjadi
pertukaran udara sebanyak 12 kali per jam. Sesuai dengan hal ini, pertukaran udara yang terjadi
dalam ruang makan AFC telah …..... dengan jumlah pertukaran udara yang direkomendasikan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pengukuran dilakukan di ruang makan Alif Fried Chicken (AFC) yang memiliki volume
135,432 m3.
5.2. Saran
1. Pengukuran ruang dan bukaan lebih akurat agar perhitungan ACH semakin akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Ashihara, Yoshinobu. Perancangan Eksterior dalam Arsitektur, Bandung, Abdi Widya.


Carrier, 1965, Handbook of Air Conditioning System Design, Mc GRAW-HILL, New York,
1:89-151.
Givoni, B, 1976, Man, Climate and Architecture, Applied Science Publishers, London.
Hakim, Rustam, Ir. 1987. Unsur Dalam Perancangan Arsitektur Landscape. Jakarta: Balai Pustaka.
Lechner, Norbert (1991). Heating, Cooling, Lighting Design Methods for Architects. USA. John
Wiley & Sons, Inc.
Mediastika, Christina, 2005, “ Akustika Bangunan Prinsip – prinsip dan Penerapannya di
Indonesia” Yogyakarta: Penerbit Erlangga.
Moore, Fuller, Environmental Control Systems, McGraw-Hill Inc., 1993: 30, 179-187, 192-193

Anda mungkin juga menyukai