LAPORAN MAGANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2013
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat,
rahmat serta kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini
dengan tepat waktu. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam laporan magang
ini. Akan tetapi, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidak akan dapat selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan hingga pada
penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu A.A.Ayu Ratna Dewi, S.E., MSi., Ak. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga serta pikiran serta membimbing penulis
dengan penuh kesabaran
2. Ibu Dahlia Sari dan Ibu Nurul Husnah selaku dosen penguji yang telah
menyediakan waktu, memberikan saran serta masukan pada saat sidang.
3. Ibu Debby Fitriasari S.E., MSM selaku pembimbing akademis yang telah
memberikan arahan dan nasihat selama masa perkuliahan.
4. Robby Sani dan Christina Tedjasulaksana selaku orang tua penulis yang
telah banyak memberikan dukungan dan bantuan agar masa perkuliahan
dan penulisan laporan magang ini dapat selesai dengan baik.
5. Karina Indira Sani selaku adik penulis yang senantiasa memberikan
dukungan selama masa perkuliahan dan penulisan laporan magang.
6. Irvan Zulfikar dan Jimmy Sopieandy selaku manajer bisnis unit dalam
CIPS TICE Orange KAP TWR dan Rekan yang sudah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk bergabung dan belajar dalam divisinya.
iv!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
7. Sitti Proboningsih selaku senior in charge untuk tim audit yang telah
memberikan kesempatan untuk masuk dan belajar dalam tim audit PT
XYZ serta memberikan banyak bimbingan selama proses magang.
8. Lolita Hutauruk selaku senior dalam tim audit yang telah membimbing
penulis dengan sabar selama dalam proses magang dan dalam perjalanan
dinas pertama penulis.
9. Renoldius Hosen, Elda Indrawati, Hardy Susanto, Andani Ismira
Kusumawardani, dan Wenny Sugianto selaku senior dalam tim audit PT
XYZ yang telah memberikan penjelasan selama magang serta menjadi
rekan diskusi penulis.
10. Tami, Winda, Mondang, Arin, Nimah, Irene, dan Isni selaku senior dalam
divisi CIPS TICE orange yang sudah memberikan arahan selama magang
dan memberikan dukungan untuk penulisan laporan magang ini.
11. Vivi, Rere, Steni, Rannia, Yosaphat, Stefanie, Nugraha, Hariz, Cindy,
Sheila, Marin, William, Ruben, Putri, Henricoh, Marcella, dan Fikri selaku
teman seperjuangan dalam VE batch September 2009 atas dukungan dan
bantuannya selama proses magang.
12. Rika Christin, Ratna Yani, Yosef Indra Sidharta, I Made Ari Mahadi,
Yolanda Oclines, Ni Putu Rina Yuliani, Elly Juliati, Ranita Wijaya,, Sukha
Adi Putra, Lita Kurnia, Rafliska Septarina, Bramana Putra, Prayoga
Harryputra, Fiona Angelica, Melissa B.V., Kasih Silitonga dan teman-
teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungannya
selama masa perkuliahan.
13. Angelina Martha, Yoshanti Andikasari, dan Benedictus Jati Prastowo
selaku teman seperjuangan dalam penulisan laporan magang yang
senantiasa saling memberikan dukungan.
14. Teman-teman Kuksa FEUI Igna, Benny, Widya, Sesi, Putri, Ujang, Otong,
Joe, Rika, Selly, Sendy, Febri, Maisie, Cliv, Bahari, Gerard, Aan, Boni,
Joy, Aldi, Sam, Tya, Gisel, Leo, Ebnu, Erick, Putra, Ulip, Anus, Mario,
dan teman-teman Kuksa yang lain yang telah membantu memberikan
senyum di tengah kesibukan kuliah.
v!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
15. Adik sepupu Dion dan Eggy, semangat selalu dalam perjuangannya di
FEUI
16. Dosen dan staf pengajar FEUI, terima kasih untuk ilmu dan bimbingannya
selama ini.
17. Bapak pegawai perpustakaan, departemen akuntansi, labkom serta biro
pendidikan yang telah banyak membantu penulis selama dalam masa
perkuliahan dan dalam proses penulisan skripsi.
18. Seluruh pihak-pihak yang belum disebutkan penulis yang telah banyak
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yesus berkenan untuk membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini
dapat memberikan kontribusi bagi ilmu akuntansi.
Penulis
vi!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
ABSTRAK
Laporan ini membahas mengenai audit atas aset tetap yang dimiliki oleh PT XYZ,
sebuah perusahaan farmasi. Audit meliputi audit atas akuisisi aset tetap dalam
konstruksi dan aset tetap yang sudah jadi, beban depresiasi dan akumulasi
depresiasi, dan penghapusan aset tetap. Dalam audit dilihat kesesuaian pencatatan
dengan kebijakan akuntansi PT XYZ dan kesesuaian dengan PSAK No. 16. Hasil
audit menunjukkan terdapat kesalahan catat aset tetap dalam konstruksi karena
tidak mencerminkan tahap penyelesaian. Akan tetapi, dengan mempertimbangkan
semua temuan yang didapatkan dalam audit PT XYZ, laporan keuangan PT XYZ
diberi opini wajar tanpa pengecualian.
Kata kunci:
Audit, aset tetap, aset tetap dalam konstruksi, perusahaan farmasi
"###!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
ABSTRACT
Key words:
Audit, fixed asset, asset under construction, pharmaceutical company
#$!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .......................................... 2
1.3 Pelaksanaan Program Magang ........................................................... 2
1.4 Perumusan Masalah ............................................................................ 3
1.5 Tujuan Pembahasan ............................................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4
"!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
3.3 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PT XYZ...................................... 29
3.3.1 Kebijakan Kapitalisasi ............................................................ 29
3.3.2 Kebijakan Depresiasi ............................................................. 33
3.3.3 Penghapusan Aset .................................................................. 35
3.4 Neraca PT XYZ............................................................................... 36
4. PEMBAHASAN.................................................................................... 37
4.1 Merencanakan dan Merancang Program Audit.................................. 37
4.2 Audit atas Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi ............................. 39
4.3 Audit atas Akuisisi Aset Tetap ........................................................... 49
4.4 Audit atas Beban Depresiasi dan Saldo Akumulasi Depresiasi ......... 55
4.5 Audit atas Penghapusan Aset ............................................................. 56
4.6 Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit .................. 60
"#!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
DAFTAR TABEL
xii!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Aset berdasarkan tingkat likuiditasnya dibagi menjadi dua, yaitu aset tetap dan
aset lancar. Aset lancar adalah aset yang memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi
dan dapat dicairkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aset lancar,
terutama kas, merupakan bagian kunci dari kegiatan operasional perusahaan
sehari-hari. Di sisi lain, aset tetap adalah aset yang memiliki tingkat likuiditas
yang relatif lebih rendah dan hanya bisa dicairkan dalam jangka waktu di atas satu
tahun. Aset tetap disebut juga sebagai property, plant, and equipment. Hal ini
karena aset tetap umumnya memang terdiri atas bangunan (property), pabrik
(plant), dan peralatan (equipment). Tentu saja, jenis bangunan, pabrik, atau
peralatan yang dimiliki akan tergantung dari industri usaha perusahaan tersebut.
Fakta bahwa aset merupakan salah satu indikator yang sering menjadi perhatian
investor mendorong berbagai perusahaan untuk menggelembungkan nilai aset
yang mereka miliki. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai kasus baik, dalam kasus
lokal seperti Kimia Farma (Tempo Interaktif, 19 September 2002) maupun kasus
internasional seperti yang terjadi pada Satyam (Fernando, 2010).
Penggelembungan aset lebih umum terjadi pada aset tetap dibandingkan aset tidak
"!
!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
#!
tetap. Hal ini disebabkan oleh penilaian terhadap aset tidak tetap lebih
membutuhkan penilaian manajemen dibandingkan dengan penilaian aset lancar
yang relatif lebih straightforward. Karena itu, audit terhadap aset tetap perlu
dilakukan secara seksama, terutama untuk perusahaan terbuka yang memiliki
dampak yang lebih besar terhadap masyarakat luas.
!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
$!
Tim kedua yang penulis tempati merupakan klien yang akan dibahas dalam
laporan magang ini. Dalam tim ini, penulis berkesempatan untuk melihat sebagian
besar proses audit klien tersebut yang dimulai dari audit interim hingga audit final.
Penugasan yang panjang membuat penulis mendapatkan tanggung jawab yang
lebih besar dibandingkan dengan penugasan pada tim-tim lain. Berikut ini adalah
rincian tanggung jawab penulis selama berada dalam tim kedua:
1. Menjaga pending item untuk beberapa akun yang menjadi tanggung jawab
penulis seperti beban overhead dan pabrik, aset tetap, utang dagang,
pembelian, dan beban operasi.
2. Membantu dalam merangkum significant agreement dan regulasi yang
relevan dalam proses audit
3. Membantu dalam review beberapa akun, seperti beban overhead dan pabrik,
aset tetap, utang dagang, pembelian, dan beban operasi.
Selain dalam tim pertama dan kedua, penulis mendapat penugasan dengan jangka
waktu yang lebih singkat dalam tim lain. Dalam tim ketiga, penulis
berkesempatan untuk membuat lead schedule untuk aset tetap yang meliputi
merangkum pergerakan aset tetap selama tahun berjalan dan rekalkulasi beban
depresiasi. Dalam tim keempat, Penulis membantu dalam pelaporan, yaitu
mengecek laporan keuangan perusahaan tersebut.
Dalam pelaksanaan magang, penulis mendapat hak dan tanggung jawab yang
terbatas jika dibandingkan dengan karyawan tetap. Di samping pekerjaan seperti
karyawan umumnya, Penulis dan assistant associate dalam batch yang sama juga
diberi tanggung jawab untuk menyelenggarakan acara sosial atas nama KAP,
dimana penulis berpartisipasi sebagai bendahara acara.
!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
%!
dalam bentuk aset tetap yang masih dalam proses konstruksi pada tanggal
neraca atau disebut juga aset tetap dalam konstruksi. Salah satu
permasalahan utama dalam aset tetap, terutama untuk aset tetap dalam
konstruksi, adalah pengakuan terhadap nilai aset tetap yang dapat diakui oleh
perusahaan. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengulas proses
audit atas aset tetap perusahaan terutama untuk pengakuan aset tetap yang
berada dalam status dalam konstruksi. Penulis akan lebih berfokus ke dalam
bagian aset akuisisi aset tetap dalam konstruksi walaupun akuisisi aset tetap
yang sudah jadi dan penghapusan aset tetap juga akan dibahas.
• Bagaimana PT XYZ dapat memenuhi regulasi terkait dengan pencatatan aset
tetap?
Pencatatan aset tetap secara umum diatur dalam PSAK No. 16: Aset Tetap
(Revisi 2011). Selain itu, industri farmasi juga merupakan industri yang
memiliki banyak regulasi karena terkait dengan kesehatan masyarakat secara
umum. Laporan magang ini akan membahas bagaimana PT XYZ memenuhi
regulasi-regulasi tersebut dalam pencatatan aset tetap mereka.
!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&!
!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
BAB 2
DASAR TEORI
Aset merupakan bagian yang integral dari suatu perusahaan. Tanpa keberadaan
aset, perusahaan tidak akan dapat beroperasi. Komposisi aset yang dimiliki
perusahaan juga berdampak terhadap kinerja perusahaan. Misalnya, jika
perusahaan hanya menumpuk kas dan tidak melakukan investasi untuk
menggantikan peralatan yang sudah tua, maka perusahaan akan mengalami
masalah dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu, masalah juga dapat terjadi
akibat pencatatan aset yang kurang akurat. Pencatatan peralatan yang sebetulnya
sudah tidak dapat digunakan dapat membuat manajer menetapkan level produksi
yang sebetulnya tidak dapat tercapai misalnya. Karena itu, penting bagi manajer
perusahaan untuk memiliki informasi yang akurat mengenai aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Konsep dasar mengenai aset, khususnya aset tetap adalah
sebagai berikut:
2.1 Aset
Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2011), aset adalah sumber daya yang
dikontrol oleh suatu entitas sebagai dampak dari suatu kejadian di masa lalu dan
akan memberikan keuntungan ekonomis untuk entitas tersebut. IASB menyatakan
bahwa bagian-bagian dari suatu laporan keuangan memberikan informasi yang
lebih banyak dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Karena
itu, perusahaan perlu melaporkan dan mengklasifikasikan akun-akun yang ada
sehingga pengguna laporan keuangan dapat menilai jumlah, timing, dan kepastian
dari arus kas di masa yang datang. Untuk mengklasifikasikan akun-akun dalam
laporan keuangan, perusahaan perlu mengelompokkan hal-hal yang memiliki
karakteristik yang sama dan memisahkan hal-hal yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Jadi, aset-aset yang memiliki likuiditas yang berbeda dan aset-aset yang
memiliki fungsi yang berbeda perlu dipisahkan. Aset menurut likuditasnya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu current asset dan non-current asset.
"!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
#!
Current asset adalah kas dan segala aset lain yang dapat perusahaan ubah menjadi
kas, dapat dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi
jika siklus operasi perusahaan tersebut lebih panjang dari satu tahun. Berdasarkan
fungsinya, current asset menjadi lima bagian besar, yaitu: inventory, receivables,
biaya yang dibayar di muka, investasi jangka pendek, dan kas dan setara kas.
Non-current asset adalah berbagai aset yang tidak termasuk dalam current asset.
Non-current asset dapat dibagi berdasarkan fungsinya menjadi:
• Investasi jangka panjang
• Aset tak berwujud
• Property, plant, and equipment
• Aset lain-lain
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
$!
Aset, termasuk aset tetap, merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan.
Salah satu tugas manajer adalah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena itu, manajer membutuhkan
informasi yang akurat mengenai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Akan tetapi,
informasi yang akurat mengenai aset tidak hanya dibutuhkan oleh internal
perusahaan saja, tetapi juga oleh pihak eksternal seperti investor dan kreditor.
Investor akan melihat aset sebagai indikator kestabilan dan potensi laba
perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Di sisi lain,
kreditor akan melihat aset sebagai indikator kemampuan perusahan untuk
membayar utang-utangnya. Hal ini memberikan insentif bagi perusahaan untuk
menggelembungkan aset yang dimilikinya untuk menarik investor dan kreditor.
Jadi, dibutuhkan regulasi yang mengatur pemaparan aset, terutama aset tetap yang
nilainya dipengaruhi oleh kebijakan manajemen, dalam laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
%!
tetap yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah penambahan sistem
pengolahan limbah untuk suatu pabrik kimia yang dibutuhkan agar pabrik
tersebut dapat memenuhi regulasi lingkungan.
• Biaya-biaya setelah perolehan awal
Biaya-biaya setelah perolehan awal meliputi biaya-biaya yang timbul untuk
menambah, mengganti, atau memperbaiki suatu aset tetap. Suku cadang dan
peralatan pemeliharaan yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari
satu periode atau hanya bisa digunakan pada suatu aset tetap tertentu dapat
diakui sebagai aset tetap. Akan tetapi, biaya pemeliharaan sehari-hari tidak
dapat diakui sebagai aset karena tidak memenuhi syarat. Biaya penggantian
suatu komponen aset juga dapat diakui sebagai aset jika memenuhi syarat.
Contohnya adalah penggantian dinding interior suatu bangungan. Yang
terakhir, inspeksi signifikan atas aset dapat diakui sebagai aset jika
memenuhi persyaratan sesudah penghapusan nilai inspeksi yang terdahulu
jika ada.
Unit ukuran dalam pengakuan satu aset tetap tidak ditentukan. Hal ini
memungkinkan bahwa agregasi dari unit-unit yang secara individual tidak
signifikan seperti bangku atau meja dapat diakui sebagai suatu aset tetap.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&'!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&&!
Frekuensi revaluasi tergantung pada fluktuasi nilai wajar dari aset yang terkait.
Aset yang mengalami perubahan nilai wajar yang signifikan dan fluktuatif perlu
direvaluasi secara tahunan. Sebaliknya, aset yang nilainya cenderung stabil tanpa
mengalami perubahan nilai wajar yang signifikan hanya perlu direvaluasi setiap
tiga atau lima tahun.
Jika suatu aset direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
juga harus direvaluasi. Beberapa contoh kelompok aset yang terpisah adalah tanah,
tanah dan bangunan, mesin, kendaraan bermotor, dan peralatan kantor.Kenaikan
jumlah aset akibat revaluasi akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan
terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan
tersebut harus diakui dalam laba rugi sebesar jumlah penurunan nilai aset yang
pernah diakui dalam laba rugi sebelumnya. Sebaliknya, jika jumlah aset turun
akibat revaluasi, maka kerugian harus diakui dalam laba rugi. Selain itu,
penurunan nilai tersebut akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama
penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus untuk revaluasi aset
tersebut. Penurunan nilai juga akan mengurangi surplus revaluasi dalam bagian
ekuitas.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&(!
Bagian-bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
Bagian-bagian signifikan yang memiliki umur manfaat dan metode penyusutan
yang sama dapat dikelompokkan menjadi satu dalam menentukan beban
penyusutan. Bagian-bagian sisa yang tidak signifikan secara individual dapat
disusutkan bersama jika memiliki ekspektasi yang sama.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&)!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&*!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&+!
2.6 Audit
Untuk memastikan bahwa aset telah dicatat dengan tepat dan bahwa perusahaan
telah mematuhi regulasi yang ada, dibutuhkan audit atas aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Audit akan memastikan bahwa informasi yang tepat telah
tersampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan
dan melaporkan tingkat keselarasan antara informasi dan kriteria yang sudah
ditentukan. Audit harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten.
Untuk melakukan audit, harus ada informasi dalam bentuk yang dapat diuji
kebenarannya dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria dan evaluasi dapat bervariasi tergantung
informasi yang diuji.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&"!
Fase II, yaitu melakukan test of control dan substantive tests of transaction dapat
dilakukan dengan dua cara, tergantung apakah audit berencana untuk mengurangi
assesed level of control risk. Jika ya, maka auditor dapat melakukan test of control,
yang kemudian baru dilanjutkan dengan substantive test of transactions. Tetapi
jika tidak, seperti dalam kasus dimana kontrol internal perusahaan tidak dapat
diandalkan, maka auditor dapat memilih untuk tidak melakukan test of control
dan langsung melakukan substantive test of transactions. Setelah auditor
melakukan substantive test of transactions, auditor dapat menilai kemungkinan
adanya misstatement dalam laporan keuangan.
Fase III terdiri atas melakukan prosedur analitis, melakukan tes terhadap key item,
dan melakukan test of detail balances tambahan.
Fase IV terdiri atas melakukan test tambahan untuk presentasi dan disclosure,
mengumpulkan bukti akhir, dan mengevaluasi hasil audit. Berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, laporan audit akan dikeluarkan dan dikomunikasikan terhadap
komite audit dan manajemen.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&#!
• Completeness
Completeness melihat kelengkapan pencatatan transaksi. Salah satu
contoh pelanggaran atas tujuan audit ini adalah jika terdapat transaksi
penjualan yang tidak tercatat.
• Accuracy
Accuracy melihat keakuratan nilai yang dicatat. Salah satu contoh
pelanggaran adalah ketika klien mencatat penjualan dengan harga yang
salah.
• Posting and summarization
Posting and summarization memeriksa keakuratan peralihan informasi
dari jurnal ke pencatatan subsidiari dan buku besar. Contoh pelanggaran
adalah jika jumlah penjualan yang dijurnal berbeda dengan jumlah yang
tercatat dalam buku besar.
• Classification
Classification memastikan bahwa transaksi yang dicatat dalam jurnal
sudah diklasifikasi dengan tepat. Salah satu contoh pelanggaran adalah
jika penjualan secara kredit dicatat sebagai penjualan dengan kas.
• Timing
Timing memastikan bahwa transaksi yang dicatat telah dicatat pada
tanggal yang tepat. Contoh pelanggaran pada timing adalah jika
transaksi tidak dicatat pada hari transaksi tersebut terjadi.
2. Tujuan audit atas nilai
Tujuan audit atas nilai dibagi menjadi delapan, yaitu:
• Existence
Existence memastikan bahwa nilai yang dicatat benar-benar ada. Salah
satu contoh pelanggaran adalah mencatat aset tetap dalam konstruksi
ketika tidak aset tetap yang sedang dalam konstruksi.
• Completeness
Completeness memeriksa kelengkapan saldo yang dicatat. Jika tidak
terdapat pencatatan wesel tagih walaupun sebetulnya ada, maka
completeness tidak terpenuhi.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&$!
• Accuracy
Accuracy memastikan bahwa nilai yang dicatat sudah benar. Salah satu
contoh pelanggaran adalah jika jumlah persedian yang dicatat salah.
• Classification
Tujuan audit classification dipenuhi jika nilai yang tercatat dalam daftar
klien sudah diklasifikasi dengan tepat. Salah satu contoh pelanggaran
adalah jika utang yang jatuh tempo dalam waktu di bawah satu tahun
dicatat sebagai utang jangka panjang.
• Cutoff
Cutoff memeriksa bahwa transaksi yang dicatat mendekati tanggal
neraca telah dicatat pada periode yang benar. Contoh pelanggaran yang
dapat terjadi adalah jika terdapat penjualan yang terjadi pada akhir
periode dicatat dalam periode selanjutnya.
• Detail tie-in
Detail tie-in memastikan bahwa detail yang terdapat pada saldo akun
sesuai dengan nilai yang tercatat dalam master file, sesuai denga jumlah
terdapat pada saldo akun, dan sesuai dengan total pada buku besar.
Salah satu contoh pelanggaran adalah jika jumlah yang terdapat pada
saldo akun berbeda dengan yang tercatat pada master file.
• Realizable value
Realizable value memastikan bahwa aset sudah dicatat dalam realizable
value. Salah satu contoh penerapannya adalah auditor perlu memastikan
bahwa nilai persedian yang sudah tidak dapat dijual dikurangi dari nilai
persedian yang dicatat.
• Rights and obligation
Dalam rights and obligation, auditor memastikan bahwa klien sudah
memiliki aset tersebut pada saat pencatatan.
3. Tujuan audit atas pemaparan dan presentasi dalam laporan keuangan
Tujuan audit ini dibagi menjadi empat, yaitu:
• Occurence and rights and obligations
Occurence and rights and obligations memastikan bahwa kejadian yang
tercatat benar-benar terjadi dan benar-benar merupakan hak atau
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&%!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
('!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
(&!
benar. Hal ini dapat terjadi karena pembatasan scope audit atau hubungan
yang tidak independen dengan perusahaan. Perbedaan antara adverse opinion
dan disclaimer of opinion adalah disclaimer of opinion dapat terjadi karena
kurangnya informasi sementara dalam adverse opinion, laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar.
Catatan utama untuk peralatan manufaktur dan akun aset tetap lain adalah fixed
asset master file. Master file termasuk catatan mendetail untuk setiap bagian
peralatan dan properti lain yang mungkin dimiliki oleh perusahaan. Total dari
master file ini harus sesuai dengan yang tercatat dalam akun buku besar yang
terkait: peralatan manufaktur, beban depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Master
file juga mengandung informasi mengenai peralatan yang didapatkan dan dibuang
pada tahun tersebut. Auditor memverifikasi aset tetap dengan cara yang berbeda
dengan aset tidak tetap, karena:
• Biasanya akuisi yang terjadi pada suatu periode tidak banyak
• Jumlah akuisisi yang terjadi biasanya material
• Peralatan yang diakuisisi kemungkinan besar akan dicatat dalam catatan
akuntansi dalam jangka waktu yang panjang
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
((!
Tes untuk audit aset tetap dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
• Melakukan prosedur analitis
Seperti dalam semua area audit, prosedur analitis yang dilakukan akan
tergantung terhadap sifat operasi perusahaan. Prosedur analitis dilakukan
untuk menilai kemungkinan salah catat yang material dalam biaya depresiasi
dan akumulasi depresiasi.
• Verifikasi akuisisi yang terjadi dalam periode ini
Perusahaan perlu mencatat akuisisi yang terjadi dengan benar karena aset
memiliki dampak jangka panjang terhadap laporan laba rugi. Kegagalan
dalam mengkapitalisasi aset atau dalam mencatat nilai aset akan berdampak
terhadap neraca perusahaan sampai aset dibuang. Laporan laba rugi
perusahaan juga akan terpengaruh sampai aset habis terdepresiasi.
Karena itu, audit akuisisi aset tetap perlu memenuhi tujuh dari delapan tujuan
audit: existence, completeness, accuracy, classification, cut-off, detail tie-in,
dan rights and obligation. Existence, completeness, accuracy, dan
classification biasanya menjadi tujuan utama.
Verifikasi untuk akusisi periode ini biasanya dimulai dengan schedule yang
didapatkan dari klien yang mencatat semua akuisisi yang tercatat dalam
buku besar aset tetap perusahaan sepanjang periode tersebut. Klien
mendapatkan informasi ini dari master file aset tetap. Dalam menguji
akuisisi, auditor perlu mengerti standar yang berlaku untuk memastikan
bahwa klien sudah mengikuti ketentuan yang ada. Salah satu kesalahan yang
umum terjadi adalah klien tidak memasukkan biaya transportasi dan instalasi
yang material ke dalam nilai akusisi aset. Selain itu, auditor perlu
mengetahui kebijakan depresiasi yang digunakan klien untuk mengetahui
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
()!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
(*!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
(+!
dengan pihak lain. Jika beban depresiasi material, maka test of detail yang
perlu dilakukan untuk akun ini akan lebih banyak dibandingkan dengan
akun-akun yang dapat diverifikasi melalui uji kontrol dan uji substantive test
of transactions.
Tujuan audit yang terkai dengan saldo yang penting untuk beban depresiasi
adalah accuracy. Auditor perlu memastikan bahwa klien sudah menerapkan
kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode ke periode dan bahwa
perhitungan yang dilakukan klien sudah tepat.
Dalam menentukan accuracy, auditor perlu memperhitungkan empat hal:
! Umur aset dari aset-aset yang baru diakuisisi
! Metode depresiasi
! Perkiraan nilai residual
! Kebijakan depresiasi aset pada tahun akuisisi dan pembuangan
Kebijakan klien dapat diketahui melalui diskusi dengan orang-orang yang
tepat dan membandingkan jawaban mereka dengan informasi yang terdapat
pada berkas permanen auditor. dalam menentukan umur manfaat dari suatu
aset, auditor perlu memperhitungkan umur fisik dari aset tersebut, umur aset
yang diperkirakan, dan kebijakan perusahaan atas pertukaran aset. Terkadang,
situasi yang berubah membuat suatu perusahaan perlu mereevaluasi umur
kegunaan aset. Ketika ini terjadi, dampak terhadap beban depresiasi perlu
direevaluasi.
Salah satu metode yang penting dalam mengaudit depresiasi adalah prosedur
analitis untuk mengukur reasonableness dengan mengkalikan aset tetap yang
belum terdepresiasi dengan tingkat depresiasi dari tahun tersebut. Jika hal ini
tidak bisa dilakukan, maka auditor perlu melakukan tes yang lebih detail
dengan merekalkulasi beban depresiasi dari beberapa aset untuk melihat
apakah klien sudah melakukan kebijakan depresiasi dengan benar dan
konsisten.
• Verifikasi saldo akhir pada akumulasi depresiasi
Debit untuk akumulasi depresiasi biasanya diuji sebagai bagian dari audit
untuk pembuangan aset, sementara bagian kreditnya akan diperiksa sebagai
bagian dari beban depresiasi. Jika auditor sudah memeriksa pencatatan
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
("!
akumulasi depresiasi dalam master file, maka tidak perlu dilakukan banyak
uji tambahan. Dua tujuan yang penting dalam audit saldo akhir dari
akumulasi depresiasi adalah bahwa akumulasi depresiasi yang tercatat dalam
master file sudah sesuai dengan yang tercatat pada buku besar dan bahwa
akumulasi depresiasi yang tercatat dalam master file sudah akurat.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
BAB 3
GAMBARAN UMUM PT XYZ
Indonesia memegang sebesar 37% dari pasar farmasi di ASEAN walaupun 95%
dari bahan baku obat yang ada masih diimpor. Perusahaan-perusahaan utama
dalam industri farmasi di Indonesia di antaranya PT Kalbe Farma Tbk, PT Merck
Tbk, dan PT Kimia Farma Tbk (Investor Daily, 13 Desember 2012).
!"#
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
!$#
PT XYZ adalah perusahaan terbuka yang bergerak dalam bidang farmasi. Produk
yang diproduksi dan didistribusikan oleh PT XYZ antara lain:
• Produk alergi dan dermatologis dengan merek yang terdiversifikasi
• Produk kardiologis dan methabolic pain
• Produk vaksin dan kesehatan wanita
Nilai yang dianut PT XYZ mencerminkan nilai yang dianut oleh PT AAA sebagai
perusahaan induk yaitu menjaga dan meningkatkan kehidupan manusia dan
hewan. PT XYZ menjunjung tinggi standar etika dan integritas. PT XYZ juga
bertanggung jawab pada konsumen, karyawan perusahaan, lingkungan, dan
masyarakat. Sebagai perusahaan farmasi, PT XYZ berusaha untuk memperbaiki
kesehatan dan taraf hidup orang-orang di seluruh dunia dengan memberikan akses
kepada obat dan vaksin. Kemampuan Perusahaan untuk maju tergantung pada
integritas, pengetahuan, imajinasi, skill, diversitas, dan kerja sama karyawan
dalam PT XYZ.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
!%#
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&'#
Tanah diasumsikan akan memiliki umur manfaat yang tidak terbatas sehingga
tidak perlu didepresiasi. Tanah juga tidak memiliki biaya minimum untuk dapat
diakui sebagai aset tetap. Aset selain tanah akan dapat dikapitalisasi jika biaya
barang atau jasa tersebut melebihi $1,500 per unitnya. Barang atau jasa dengan
nilai yang lebih rendah dari $ 1,500 per unit akan dicatat sebagai biaya, kecuali
jika barang atau jasa tersebut merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan
untuk membuat suatu aset tetap dapat berfungsi sebagai satu unit fungsional.
Contoh penerapan kebijakan ini adalah dalam pembuatan pabrik. Kabel, paku,
semen, dan segala komponen yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut
akan dicatat sebagai biaya yang dapat dikapitalisasi untuk aset tetap pabrik karena
merupakan biaya yang dikeluarkan agar suatu aset tetap dapat digunakan sesuai
dengan fungsi yang dimaksudkan. Di sisi lain, barang atau jasa yang berada dalam
aset tersebut tetapi tidak memberikan kontribusi langsung terhadap fungsi pabrik
sebagai bangunan seperti komputer, meja, dan kursi yang berada dalam pabrik
tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam biaya pembangunan pabrik yang
dikapitalisasi. Barang-barang atau jasa ini akan dikapitalisasi secara individual
jika melebihi biaya minimum per unit.
Dalam proyek pembuatan bangunan baru atau renovasi besar yang melebihi
$5,000,000, terdapat pengecualian untuk syarat biaya minimum per unit. Barang-
barang yang identik dapat dikapitalisasi sebagai satu aset dengan syarat:
• Harga barang yang identik tersebut melebihi batas biaya minimum per unit
• PT XYZ mampu mencatat dan mengawasi barang-barang tersebut secara
individu dalam subledger aset tetap
Yang dimaksud dengan barang identik, misalnya kursi, komputer, LCD, dan lain-
lain, yang masing-masing dibeli dalam jumlah besar yang nilainya melebihi
$1,500. Barang-barang tersebut dibeli dalam rangkaian renovasi pabrik dan
renovasi pabrik tersebut merupakan proyek dengan nilai melebihi $5,000,000.
Barang-barang tersebut dapat dikapitalisasi sebagai satu aset dengan catatan
bahwa perusahaan mampu mencatat dan mengawasi barang-barang tersebut
secara individu dalam subledger aset tetap. Pengecualian ini tidak berlaku untuk
barang-barang yang tidak memenuhi syarat sebagai aset dan dicatat sebagai biaya
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&(#
dalam kegiatan bisnis sehari-hari seperti perlengkapan kantor dan biaya telepon
individu.
Untuk proyek-proyek yang melebihi $500,000, biaya internal labor seperti gaji
untuk engineer dan software developer dapat dikapitalisasi tanpa biaya minimum
per unit. Jika total biaya proyek kurang dari $500,000, maka semua biaya labor
akan dicatat sebagai biaya dalam periode terjadinya. Yang dimaksud dengan total
nilai proyek adalah biaya yang terjadi dalam semua fase proyek.
Tidak semua peralatan yang dibeli digunakan dalam kegiatan produksi. Karena itu,
dibutuhkan ketentuan untuk peralatan yang sedang tidak digunakan. Standby (atau
marker) equipment adalah peralatan yang dibeli sebagai cadangan karena
memiliki lead time yang panjang. Istilah ini juga digunakan untuk peralatan-
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&!#
Barang atau komponen pengganti perlu memenuhi salah satu syarat berikut agar
dapat dikapitalisasi:
• Menambah umur dari aset yang sudah ada secara signifikan
• Menambah produktivitas aset yang sudah ada secara signifikan
• Menambah fungsi dari suatu aset yang sudah ada
Jika barang atau komponen pengganti tersebut tidak memenuhi salah satu syarat
di atas, maka barang atau komponen pengganti perlu dicatat sebagai biaya pada
periode tersebut. Akan tetapi, barang atau komponen tersebut hanya dapat
dikapitalisasi jika menggantikan aset tetap yang dapat diidentifikasi secara
individu dalam subledger aset tetap. Sebaliknya, apabila aset tetap yang
digantikan merupakan bagian dari suatu aset tetap yang lebih besar dan tidak
memiliki catatan individual dalam subledger, barang atau komponen tersebut
akan dicatat sebagai biaya dalam periode tersebut. Jika aset tetap yang digantikan
belum habis didepresiasi, maka sisa nilai buku aset tetap tersebut akan dihapus
dan dicatat sebagai biaya. Biaya perbaikan dan perawatan dicatat sebagai beban
karena tidak menambah umur ekonomis aset.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&&#
Aset tetap tidak selamanya berada di tempat yang sama. Biaya relokasi aset yang
akan dicatat sebagai beban, yaitu:
• Biaya pencabutan
• Biaya transportasi atau pemindahan
• Biaya reinstalasi aset di tempat yang baru
Biaya relokasi tidak dikapitalisasi karena tidak menambah masa ekonomis, tidak
menambah produktivitas, dan tidak menambah fungsi aset. Biaya instalasi yang
dikapitalisasi sejak awal dapat terus dikapitalisasi dan didepresiasi.
Selain biaya yang terkait dengan barang, terdapat juga biaya jasa yang dapat
dikapitalisasi seperti biaya legal. Biaya legal yang terjadi antara PT XYZ dan
kontraktor atau vendor yang terjadi karena pada saat proyek pembuatan suatu aset
tetap seperti pembuatan pabrik dapat dikapitalisasi jika biaya yang terjadi sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam kontrak. Biaya legal lain yang dapat
dikapitalisasi di antaranya adalah biaya jika terjadi sengketa dengan kontraktor
atau vendor. Akan tetapi, biaya ini harus terjadi sebelum aset dapat digunakan
sesuai dengan fungsi yang dimaksudkan. Biaya legal yang terjadi setelahnya akan
dicatat langsung sebagai beban dalam periode terjadinya. Selain itu, biaya
sengketa dengan pihak ketiga dapat dikapitalisasi walaupun aset sudah dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya.
Nilai aset tetap yang dapat didepresiasi adalah historical cost dikurangi dengan
nilai residu pada akhir masa kegunaan aset. Historical cost tidak selalu sesuai
dengan nilai yang tertera pada kontrak. Negosiasi dengan vendor yang terjadi
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&)#
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&*#
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&+#
belum dapat dipastikan. Jika aset perlu diganti, maka selisih antara nilai aset
dan akumulasi depresiasi akan diakui sebagai kerugian dalam periode
tersebut.
Akun-akun yang digunakan di atas masih terlalu umum untuk dapat memberikan
informasi yang lengkap. Pemaparan untuk aset tetap dijabarkan lebih lanjut
menjadi:
• Hak atas tanah dan pengembangan tanah
• Bangunan dan prasarana
• Mesin dan peralatan
• Peralatan kantor
• Kendaraan bermotor
• Aset dalam penyelesaian
Selain penjabaran aset tetap, terdapat juga beberapa catatan yang menjelaskan
lebih lanjut mengenai aset tetap yang dimiliki oleh PT XYZ. Catatan yang
pertama menjelaskan mengenai kebijakan perusahaan terkait dengan aset tetap
yang dimiliki oleh PT XYZ yang sudah dibahas dalam bagian kebijkan akuntansi
PT XYZ. Catatan yang kedua memaparkan bahwa terdapat transaksi non kas
berupa kapitalisasi beban bunga dan biaya yang masih harus dibayar yang
menambah nilai aset.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
BAB 4
PEMBAHASAN
"#!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
"$!
1. Risiko audit
Manajer menentukan risiko audit untuk setiap area audit. Risiko ini
ditentukan berdasarkan risiko audit yang dapat diterima, risiko kontrol, dan
risiko fraud PT XYZ. Risiko ini akan ditinjau ulang oleh partner KAP untuk
dilihat apakah sesuai atau tidak. Risiko area aset tetap untuk PT XYZ
dinaikkan setingkat setelah ditinjau ulang oleh partner
2. Materiality
Materiality yang digunakan adalah persentase dari pendapatan bersih PT
XYZ. Seandainya PT XYZ adalah perusahaan yang belum memiliki
pendapatan, materiality dapat ditentukan melalui persentase dari nilai aset
mereka.
Hal yang selanjutnya dapat dilakukan setelah mengerti berbagai risiko yang ada
dan menentukan materiality adalah membuat rencana audit dan program audit
secara keseluruhan. Program audit ini meliputi prosedur audit yang akan
dilakukan dan timetable audit. Program audit dapat berubah sewaktu-waktu sesuai
dengan kondisi.
Rencana audit dan program audit dikomunikasikan melalui kick-off meeting yang
mengundang semua anggota tim audit serta KAP lain yang menangani pajak klien.
Hal-hal yang dijelaskan antara lain risiko audit tahun lalu dan tahun ini, risiko
potensial, dan alternatif prosedur audit yang dapat dilakukan jika prosedur utama
tidak dapat dilaksanakan.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
"%!
konflik di kemudian hari karena kesalahpahaman antara KAP dan PT XYZ. Audit
dapat dimulai setelah engagement letter ditandatangani oleh KAP dan PT XYZ.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&'!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&(!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&)!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&"!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&&!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&*!
! Biaya pembelian
Biaya yang dapat dikapitalisasi harus sesuai dengan persentase
penyelesaian kontrak. Metode yang digunakan untuk menghitung
persentase penyelesaian kontrak adalah dengan melakukan survei
atas pekerjaan yang dilakukan yang terlihat dari berita acara
progres penyelesaian. Berita acara progres penyelesaian dari
kontraktor kemudian ditandatangani oleh manajer proyek untuk
menyatakan bahwa manajer proyek sudah menyetujui progres yang
tercantum. Biaya yang dikapitalisasi adalah persentase
penyelesaian dikalikan dengan total biaya proyek yang dapat
dilihat pada kontrak konstruksi dan invoice.
" Biaya yang terjadi untuk membuat aset dapat berfungsi
Untuk pabrik obat, terdapat biaya khusus yaitu biaya sertifikasi
dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang menunjukkan
bahwa pabrik sudah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang
Baik. Sertifikasi ini wajib diambil agar pabrik dapat berfungsi.
Biaya sertifikasi dapat dipastikan dari mewawancarai manajemen
dan konfirmasi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
# Estimasi biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset
Estimasi biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset dapat
diketahui melalui wawancara dengan manajemen. Tidak terdapat
biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset.
$ Beban bunga
Ketentuan pembayaran yang terdapat pada kontrak konstruksi dan
invoice menunjukkan bahwa konstruksi gedung pabrik dan mesin-
mesin yang digunakan dalam pabrik PT XYZ dibayar dengan
cicilan. Selisih antara biaya yang perlu dibayarkan secara cicilan
dan biaya tunai dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap dalam
konstruksi sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16.
% Pembelian dengan dana pinjaman
PSAK 26 menyebutkan bahwa beban bunga yang terjadi karena
pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung untuk akuisisi
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&+!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&#!
Dalam audit akuisisi aset tetap dalam konstruksi untuk periode 2011-2012
terdapat beberapa temuan, yaitu:
• Terdapat berbagai aset tetap yang sudah jadi tetapi masih diklasifikasikan
sebagai aset dalam konstruksi
Berdasarkan wawancara dengan manajemen, aset tetap yang sudah jadi
tersebut merupakan bagian dari pabrik baru PT XYZ yang belum mendapat
sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Pabrik tidak dapat
beroperasi tanpa sertifikasi sehingga pabrik tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai siap digunakan sesuai dengan fungsinya. Karena itu, walaupun
pabrik PT XYZ sebetulnya sudah jadi, pabrik PT XYZ masih
diklasifikasikan sebagai aset tetap dalam konstruksi. Berdasarkan PSAK 16,
aset tetap dapat diakui sebagai aset tetap jika sudah siap digunakan. Tanpa
keberadaan sertifikat ini, pabrik tidak dapat dioperasikan untuk produksi.
Karena itu, tindakan manajemen untuk mengklasifikasikan pabrik yang
sudah jadi tetapi tidak dapat digunakan karena belum memiliki sertifikasi
yang dibutuhkan sebagat aset dalam konstruksi sudah tepat.
• Terdapat biaya visa sebagai bagian dari aset tetap dalam konstruksi
Biaya visa bukan merupakan biaya yang umum dalam pembangunan pabrik.
Akan tetapi, wawancara dengan manajemen menjelaskan bahwa biaya
tersebut dicatat sebagai bagian dari pabrik karena merupakan biaya visa
tersebut merupakan biaya visa untuk supervisor proyek yang datang khusus
untuk pembangunan pabrik tersebut. Berdasarkan PSAK 16, semua biaya
yang terjadi untuk membuat aset tetap dapat berfungsi perlu dikapitalisasi
sebagai bagian dari aset tetap. Supervisor proyek ini adalah warga Singapura.
Warga Singapura membutuhkan visa untuk dapat bekerja di Indonesia. Biaya
visa supervisor proyek termasuk dalam biaya yang dibutuhkan untuk
membuat aset dapat beroperasi sehingga keputusan manajemen untuk
mengkapitalisasi biaya visa sudah tepat. Akan tetapi, biaya tiket pesawat
untuk supervisor dimasukkan ke dalam beban operasional. Seharusnya,
biaya tiket pesawat juga dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&$!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&%!
Uang muka 10
Kas dan bank 10
Akan tetapi yang dicatat oleh PT XYZ adalah:
Aset tetap dalam konstruksi 10
Kas dan bank 10
Karena itu, jurnal penyesuaian yang diajukan adalah:
Uang muka 10
Aset tetap dalam konstruksi 10
Akun uang muka akan dibalik perlahan-lahan sesuai dengan progres
konstruksi yang terjadi. Setelah konstruksi terjadi, maka tidak akan ada lagi
akun uang muka karena semuanya sudah direklasifikasi menjadi aset dalam
konstruksi. Jadi, jika terjadi progres sebesar 40% atas konstruksi, maka
jurnal yang perlu dicatat adalah:
Aset tetap dalam konstruksi 40
Uang muka 4
Utang 36
Uang muka yang dibalik adalah 10% dari 40% dari 100 karena 40% dari
biaya total sudah jadi dan sudah dapat diakui sebagai aset tetap dalam
konstruksi. Sisa uang muka, yaitu 6, akan dibalik ketika 60% sisa konstruksi
selesai. Dari aset tetap senilai 40 yang sudah diakui oleh PT XYZ, 4 sudah
dibayarkan melalui uang muka, sehingga terdapat 36 sisa dari aset tetap
dalam konstruksi yang sudah diakui tetapi belum dibayar sehingga muncul
utang sebesar 36.
4.3 Audit atas Akuisisi Aset Tetap Selain Aset Tetap Dalam Konstruksi
Prosedur yang dilaksanakan KAP untuk mengaudit akuisisi aset tetap selain aset
tetap yang berada dalam konstruksi adalah:
1. Mendapatkan daftar akuisisi aset tetap
Informasi yang didapatkan dari daftar akuisisi aset tetap antara lain nomor
aset, deskripsi aset, tanggal kapitalisasi aset, harga perolehan aset, akumulasi
depresiasi aset, dan nilai buku aset. Daftar akuisisi aset tetap yang
didapatkan dari PT XYZ kemudian dicocokkan dengan mutasi aset tetap
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*'!
pada periode tersebut untuk memenuhi tujuan audit detail tie-in. Jika cocok,
berarti daftar aset tetap dapat digunakan dan sampel dapat dipilih dari daftar
tersebut.
2. Memilih sampel dari daftar
Sama seperti pada audit akuisisi aset tetap, sampel dipilih dari daftar aset
tetap dan kecukupan sampel akan dilihat dari sistem. Jika dibutuhkan sampel
tambahan, maka sampel tambahan akan dipilih secara acak. Pemilihan
sampel tidak memperhatikan kategori aset tetap. Hal ini berpotensi untuk
pemilihan sampel yang tidak dapat merepresentasikan populasi. Akan tetapi,
hanya ada sedikit akuisisi untuk aset tetap selama periode berjalan dan
seluruh akuisisi merupakan peralatan sehingga tidak diperlukan pemilihan
sampel berdasarkan kategori.
3. Mendapatkan dokumen pendukung dari PT XYZ
Sampel yang dipilih dikomunikasikan pada PT XYZ dan diminta dokumen
pendukungnya. Dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam audit akuisisi
aset tetap adalah:
• Purchase order
• Invoice
• Kontrak atau perjanjian pembelian atau konstruksi
• Delivery note atau berita acara serah terima
• Slip pembayaran
• Print screen jurnal dari SAP
4. Mencocokkan sampel akuisisi aset tetap dengan dokumen pendukungnya
Informasi yang didapatkan dari dokumen pendukung adalah:
• Purchase order
Informasi yang dilihat pada purchase order adalah deskripsi aset tetap,
jumlah aset tetap yang dibeli, dan ketentuan pengiriman barang jika hal
tersebut tidak disebutkan dalam invoice atau perjanjian pembelian.
• Invoice
Informasi yang didapatkan dari invoice adalah tanggal pembayaran dan
jumlah pembayaran yang ditagih. Dalam invoice juga dapat dilihat
ketentuan pengiriman barang.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*(!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*)!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*"!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*&!
nilai akuisisi aset tahun ini tidak ada yang memerlukan estimasi
biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset.
$ Pembelian secara kredit
PSAK 16 menyatakan bahwa beban bunga yang terjadi karena
pembayaran secara kredit harus dikapitalisasi sebagai bagian dari
aset. Pembayaran secara kredit dapat diperiksa dengan melihat
ketentuan pembayaran yang tertera pada kontrak pembelian atau
konstruksi, tanggal deadline pembayaran yang tertera pada invoice,
dan tanggal pembayaran pada slip pembayaran. Tidak terdapat
cicilan untuk akuisisi aset tetap PT XYZ.
% Pembelian dengan dana pinjaman
Beban bunga yang terjadi karena dana yang digunakan berasal dari
pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung untuk akuisisi
aset harus dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26. Prosedur ini
dilakukan dengan mewawancarai manajemen untuk menanyakan
apakah terdapat pinjaman yang dilakukan untuk akuisisi aset tetap
pada periode ini. Jika ada, maka beban bunga yang sudah dikurangi
dengan pendapatan bunga harus dikapitalisasi sebagai aset tetap.
Terdapat pinjaman dari kantor pusat untuk kantor cabang untuk
akuisisi aset tetap. Pinjaman ini ditaruh di akun bank yang
digunakan untuk pembayaran oleh cabang secara umum sehingga
seperti pada akuisisi untuk aset tetap dalam konstruksi, dilakukan
rekalkulasi atas beban bunga pinjaman dan pendapatan bunga
untuk memeriksa kewajaran beban bunga yang dikapitalisasi.
• Penggantian aset tetap dengan fungsi yang sama
KAP perlu memeriksa bahwa akuisisi aset tetap dalam periode berjalan
merupakan aset pengganti. Jika terdapat aset pengganti, maka auditor
perlu meminta print screen jurnal aset yang digantikan untuk
memverfikasi penghapusan aset. Wawancara dengan manajemen oleh
KAP menunjukkan tidak terdapat akuisisi aset pengganti dalam periode
ini.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
**!
• Memverifikasi hak atas aset tetap untuk aset yang dipegang oleh pihak
ketiga
Untuk aset yang dipegang oleh pihak ketiga, KAP perlu memastikan
bahwa PT XYZ memiliki klaim yang valid atas aset tersebut dan
melihat apakah aset tersebut digunakan sebagai jaminan oleh PT XYZ
atau oleh pihak ketiga. Hal ini dilakukan dengan mewawancarai
manajemen dan melihat dokumen kepemilikan aset.
Dalam akusisi aset tetap, tidak ditemukan hal-hal yang bertentangan dengan
kaidan pemeriksaan. Pencatatan yang dilakukan PT XYZ untuk akuisisi aset pada
periode berjalan sudah sesuai dengan PSAK 16 dan kebijakan akuntansi PT XYZ.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*+!
pada periode tersebut sudah sesuai dengan standar yang digunakan oleh
perusahaan. Perkiraan nilai residu aset juga dapat dilihat dari daftar aset tetap dari
PT XYZ.
Akumulasi depresiasi dari tahun lalu sudah divalidasi dengan audit pada periode
sebelumnya. Saldo akhir akumulasi depresiasi adalah akumulasi depresiasi yang
telah diaudit ditambah beban depresiasi tahun berjalan dan dikurangi akumulasi
depresiasi dari penghapusan aset.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*#!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*$!
! Deskripsi aset
Deskripsi aset yang terdapat pada daftar dengan deskripsi aset yang
terdapat pada dokumen pendukung seperti asset disposition form
dan dokumen kesepakatan harga harus sama.
" Periode pencatatan
KAP perlu memastikan bahwa penghapusan aset tetap dilakukan
pada periode berjalan. Tanggal penghapusan aset yang diakui
adalah tanggal yang terdapat pada print screen jurnal SAP.
Tanggal tersebut harus berada dalam periode 2011-2012.
# Otorisasi penghapusan aset
Asset disposition form harus ditandatangani oleh manajer pemilik
aset dan direktur keuangan.
$ Harga penjualan
Keakuratan pencatatan harga penjualan dapat dilihat dengan
memeriksa harga penjualan yang tercatat pada daftar penghapusan
aset tetap dengan jumlah yang terdapat pada asset disposition form,
dokumen persetujuan harga, dan slip pembayaran.
% Jumlah kerugian atau keuntungan dari penghapusan aset
Menguji perhitungan kerugian atau keuntungan dari penghapusan
aset dapat dilakukan dengan rekalkulasi. Rekalkulasi dilakukan
dengan melihat nilai buku aset pada tanggal penjualan dan nilai
yang dibayarkan oleh pembeli aset. Nilai yang didapatkan
kemudian dibandingkan dengan nilai yang dicatat oleh PT XYZ.
& Jurnal penghapusan aset
Berdasarkan kebijakan akuntansi PT XYZ, nilai aset dan akumulasi
depresiasi dihapus dan keuntungan atau kerugian yang terealisasi
harus dicatat sebagai pendapatan lain-lain oleh divisi yang terkait
pada saat terjadi penjualan aset. Jurnal yang dicatat dapat dilihat
dari print screen jurnal SAP. Jurnal yang umum terjadi jika
terdapat keuntungan dari penghapusan aset adalah:
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*%!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
+'!
Seperti pada dalam akusisi aset tetap, tidak ditemukan penyimpangan yang
material dalam audit penghapusan aset. Pencatatan yang dilakukan PT XYZ untuk
penghapusan aset tetap pada periode berjalan sudah sesuai dengan PSAK 16 dan
kebijakan akuntansi PT XYZ.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan audit untuk aset tetap terbagi menjadi empat bagian, yaitu audit atas
akuisisi aset tetap dalam konstruksi, audit atas akuisisi aset tetap, audit atas beban
depresiasi dan akumulasi depresiasi, dan audit atas penghapusan aset. Audit untuk
akuisisi aset tetap dalam konstruksi dilakukan untuk memastikan bahwa aset tetap
dalam konstruksi dicatat dengan wajar dan pencatatannya telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan PSAK
No. 26 (Revisi 2011). Temuan atas audit akuisisi aset tetap dalam konstruksi dan
langkah yang diambil oleh KAP dan PT XYZ:
Terdapat aset tetap yang sudah jadi akan tetapi aset tetap tersebut masih
diklasifikasikan sebagai aset tetap dalam konstruksi. Wawancara dengan
manajemen menunjukkan bahwa aset belum dapat digunakan karena belum
mendapat sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sehingga
klasifikasi aset tersebut sebagai aset tetap dalam konstruksi sudah tepat.
Biaya visa supervisor proyek dikapitalisasi sebagai aset tetap dalam
konstruksi. Klasifikasi ini sebetulnya sudah tepat karena visa itu adalah visa
untuk supervisor proyek yang didatangkan khusus untuk konstruksi aset tetap
dalam konstruksi. Akan tetapi, kapitalisasi biaya supervisor yang ada kurang
konsisten. Seharusnya, tiket pesawat supervisor juga dikapitalisasi sebagai
komponen biaya aset tetap dalam konstruksi jika biaya visa manajer
dikapitalisasi.
Pencatatan aset tetap dalam konstruksi tidak mencerminkan tahap
penyelesaian kontrak. PT XYZ setuju untuk menerapkan jurnal pembetulan
yang diusulkan oleh KAP. Jurnal pembetulan tersebut akan membalik
pencatatan yang kurang tepat agar pencatatan aset tetap dalam konstruksi
dapat mencerminkan tahap penyelesaian yang sesungguhnya.
61
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
"$!
Audit atas akuisisi aset tetap kurang lebih sama dengan audit atas akuisisi aset
tetap dalam konstruksi tetapi untuk aset yang sudah jadi. Audit dilaksanakan
dengan pemeriksaan atas dokumen pendukung untuk melihat kewajaran
pencatatan atas akuisisi aset tetap. Tidak ditemukan adanya ketidakwajaran dalam
audit atas akuisisi aset tetap.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk KAP
Saran untuk KAP adalah sebaiknya KAP juga melakukan pemeriksaan fisik atas
akusisi aset tetap selain aset tetap dalam konstruksi agar KAP benar-benar yakin
bahwa aset tetap PT XYZ benar-benar ada.
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
"%!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
Fernando, A.C. (2010). Satyam - Anything But Satyam. Chennai: Loyala Institute
of Business Administration, p.91.
Hasil Audit Kimia Farma akan Selesai Akhir September. (2002, 19 September).
Tempo Interaktif.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate
Accounting Volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons.
"#!
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 1: Contoh Purchase Order Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam
Konstruksi
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 2: Contoh Invoice Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 3: Contoh Berita Acara Serah Terima Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 4: Contoh Print Screen Jurnal SAP Untuk Aset Tetap Dalam Konstruksi
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 5: Contoh Purchase Order Untuk Akuisisi Aset Tetap
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 6: Contoh Invoice Untuk Akuisisi Aset Tetap
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 7: Contoh Persetujuan Harga Untuk Akuisisi Aset Tetap
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 8: Contoh Asset Disposition Form Untuk Penghapusan Aset Tetap
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 8: Contoh Asset Disposition Form Untuk Penghapusan Aset Tetap
(Lanjutan)
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 9: Contoh Slip Pembayaran Untuk Penghapusan Aset Tetap
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013