Anda di halaman 1dari 88

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS ASET TETAP PT XYZ

LAPORAN MAGANG

JESSICA ANDRINI SANI


0906525371

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013

Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS ASET TETAP PT XYZ

LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi

JESSICA ANDRINI SANI


0906525371

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2013

Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013


Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR/ UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat,
rahmat serta kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini
dengan tepat waktu. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam laporan magang
ini. Akan tetapi, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya.

Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidak akan dapat selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan hingga pada
penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Ibu A.A.Ayu Ratna Dewi, S.E., MSi., Ak. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga serta pikiran serta membimbing penulis
dengan penuh kesabaran
2. Ibu Dahlia Sari dan Ibu Nurul Husnah selaku dosen penguji yang telah
menyediakan waktu, memberikan saran serta masukan pada saat sidang.
3. Ibu Debby Fitriasari S.E., MSM selaku pembimbing akademis yang telah
memberikan arahan dan nasihat selama masa perkuliahan.
4. Robby Sani dan Christina Tedjasulaksana selaku orang tua penulis yang
telah banyak memberikan dukungan dan bantuan agar masa perkuliahan
dan penulisan laporan magang ini dapat selesai dengan baik.
5. Karina Indira Sani selaku adik penulis yang senantiasa memberikan
dukungan selama masa perkuliahan dan penulisan laporan magang.
6. Irvan Zulfikar dan Jimmy Sopieandy selaku manajer bisnis unit dalam
CIPS TICE Orange KAP TWR dan Rekan yang sudah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk bergabung dan belajar dalam divisinya.

iv!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
7. Sitti Proboningsih selaku senior in charge untuk tim audit yang telah
memberikan kesempatan untuk masuk dan belajar dalam tim audit PT
XYZ serta memberikan banyak bimbingan selama proses magang.
8. Lolita Hutauruk selaku senior dalam tim audit yang telah membimbing
penulis dengan sabar selama dalam proses magang dan dalam perjalanan
dinas pertama penulis.
9. Renoldius Hosen, Elda Indrawati, Hardy Susanto, Andani Ismira
Kusumawardani, dan Wenny Sugianto selaku senior dalam tim audit PT
XYZ yang telah memberikan penjelasan selama magang serta menjadi
rekan diskusi penulis.
10. Tami, Winda, Mondang, Arin, Nimah, Irene, dan Isni selaku senior dalam
divisi CIPS TICE orange yang sudah memberikan arahan selama magang
dan memberikan dukungan untuk penulisan laporan magang ini.
11. Vivi, Rere, Steni, Rannia, Yosaphat, Stefanie, Nugraha, Hariz, Cindy,
Sheila, Marin, William, Ruben, Putri, Henricoh, Marcella, dan Fikri selaku
teman seperjuangan dalam VE batch September 2009 atas dukungan dan
bantuannya selama proses magang.
12. Rika Christin, Ratna Yani, Yosef Indra Sidharta, I Made Ari Mahadi,
Yolanda Oclines, Ni Putu Rina Yuliani, Elly Juliati, Ranita Wijaya,, Sukha
Adi Putra, Lita Kurnia, Rafliska Septarina, Bramana Putra, Prayoga
Harryputra, Fiona Angelica, Melissa B.V., Kasih Silitonga dan teman-
teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungannya
selama masa perkuliahan.
13. Angelina Martha, Yoshanti Andikasari, dan Benedictus Jati Prastowo
selaku teman seperjuangan dalam penulisan laporan magang yang
senantiasa saling memberikan dukungan.
14. Teman-teman Kuksa FEUI Igna, Benny, Widya, Sesi, Putri, Ujang, Otong,
Joe, Rika, Selly, Sendy, Febri, Maisie, Cliv, Bahari, Gerard, Aan, Boni,
Joy, Aldi, Sam, Tya, Gisel, Leo, Ebnu, Erick, Putra, Ulip, Anus, Mario,
dan teman-teman Kuksa yang lain yang telah membantu memberikan
senyum di tengah kesibukan kuliah.

v!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
15. Adik sepupu Dion dan Eggy, semangat selalu dalam perjuangannya di
FEUI
16. Dosen dan staf pengajar FEUI, terima kasih untuk ilmu dan bimbingannya
selama ini.
17. Bapak pegawai perpustakaan, departemen akuntansi, labkom serta biro
pendidikan yang telah banyak membantu penulis selama dalam masa
perkuliahan dan dalam proses penulisan skripsi.
18. Seluruh pihak-pihak yang belum disebutkan penulis yang telah banyak
membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yesus berkenan untuk membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini
dapat memberikan kontribusi bagi ilmu akuntansi.

Depok, Juli 2013

Penulis

vi!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
ABSTRAK

Nama : Jessica Andrini Sani


Program Studi : Akuntansi
Judul : Audit Atas Aset Tetap PT XYZ

Laporan ini membahas mengenai audit atas aset tetap yang dimiliki oleh PT XYZ,
sebuah perusahaan farmasi. Audit meliputi audit atas akuisisi aset tetap dalam
konstruksi dan aset tetap yang sudah jadi, beban depresiasi dan akumulasi
depresiasi, dan penghapusan aset tetap. Dalam audit dilihat kesesuaian pencatatan
dengan kebijakan akuntansi PT XYZ dan kesesuaian dengan PSAK No. 16. Hasil
audit menunjukkan terdapat kesalahan catat aset tetap dalam konstruksi karena
tidak mencerminkan tahap penyelesaian. Akan tetapi, dengan mempertimbangkan
semua temuan yang didapatkan dalam audit PT XYZ, laporan keuangan PT XYZ
diberi opini wajar tanpa pengecualian.

Kata kunci:
Audit, aset tetap, aset tetap dalam konstruksi, perusahaan farmasi

"###!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
ABSTRACT

Name : Jessica Andrini Sani


Study Program : Accounting
Title : Audit on Fixed Asset for PT XYZ

This report analyzes audit on fixed asset for PT XYZ. PT XYZ is a


pharmaceutical company. Audit for fixed asset are divided into audit for
acquisition of asset under construction, fixed asset, depreciation expense and
accumulated depreciation, and for fixed asset disposal. The audit process analyzed
conformity of accounting for fixed asset with PT XYZ's accounting policy and
compliance with accounting regulations, such as PSAK No. 16. The audit process
found a misstatement of asset under construction, which did not show the actual
progress of the construction. However, after contemplating all the foundings in
audit of PT XYZ, auditor gave an unqualified opinion for financial statement of
PT XYZ.

Key words:
Audit, fixed asset, asset under construction, pharmaceutical company

#$!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINAL.................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .......................................... 2
1.3 Pelaksanaan Program Magang ........................................................... 2
1.4 Perumusan Masalah ............................................................................ 3
1.5 Tujuan Pembahasan ............................................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4

2. DASAR TEORI .................................................................................... 6


2.1 Aset .................................................................................................. 6
2.2 Property, Plant, and Equipment ...................................................... 7
2.3 PSAK No. 16 (Revisi 2011): Aset Tetap ........................................ 8
2.3.1 Pengakuan Aset Tetap ............................................................ 8
2.3.2 Pengakuan Awal Aset ........................................................... 9
2.3.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal ................................... 10
2.3.3.1 Model Biaya ............................................................... 10
2.3.3.2 Model Revaluasi ........................................................ 10
2.3.3.3 Penyusutan dan Metode Penyusutan .......................... 12
2.3.4 Penghentian Pengakuan ......................................................... 13
2.4 PSAK No. 26 (Revisi 2011): Biaya Pinjaman ................................ 13
2.5 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk.04.1.33.12.11.09937 Tahun 2011 Tentang
Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Yang Baik.................. 14
2.6 Audit ................................................................................................ 15
2.6.1 Proses Audit ........................................................................... 15
2.6.2 Tujuan Audit .......................................................................... 16
2.6.3 Opini Auditor ........................................................................ 19
2.7 Audit Untuk Aset Tetap .................................................................. 21

3. GAMBARAN UMUM PT XYZ .......................................................... 27


3.1 Industri Farmasi ............................................................................... 27
3.2 Profil Perusahaan PT XYZ.............................................................. 27

"!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
3.3 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PT XYZ...................................... 29
3.3.1 Kebijakan Kapitalisasi ............................................................ 29
3.3.2 Kebijakan Depresiasi ............................................................. 33
3.3.3 Penghapusan Aset .................................................................. 35
3.4 Neraca PT XYZ............................................................................... 36

4. PEMBAHASAN.................................................................................... 37
4.1 Merencanakan dan Merancang Program Audit.................................. 37
4.2 Audit atas Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi ............................. 39
4.3 Audit atas Akuisisi Aset Tetap ........................................................... 49
4.4 Audit atas Beban Depresiasi dan Saldo Akumulasi Depresiasi ......... 55
4.5 Audit atas Penghapusan Aset ............................................................. 56
4.6 Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit .................. 60

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 61


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 61
5.2 Saran ................................................................................................ 62
5.2.1 Saran untuk KAP .................................................................... 62
5.2.2 Saran untuk PT XYZ ............................................................. 63

DAFTAR REFERENSI ............................................................................ 64

"#!
Universitas Indonesia!
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Minimum Biaya per Unit Untuk Kapitalisasi ............................. 29


Tabel 3.2 Standar Umur Manfaat Aset ....................................................... 34

xii!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Purchase Order Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam


Konstruksi

Lampiran 2: Contoh Invoice Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi


Lampiran 3: Contoh Berita Acara Serah Terima Untuk Akuisisi Aset Tetap
Dalam Konstruksi
Lampiran 4: Contoh Print Screen Jurnal SAP Untuk Aset Tetap Dalam
Konstruksi
Lampiran 5: Contoh Purchase Order Untuk Akuisisi Aset Tetap
Lampiran 6: Contoh Invoice Untuk Akuisisi Aset Tetap
Lampiran 7: Contoh Persetujuan Harga Untuk Akuisisi Aset Tetap
Lampiran 8: Contoh Asset Disposal Form Untuk Penghapusan Aset Tetap

Lampiran 9: Contoh Slip Pembayaran Untuk Penghapusan Aset Tetap

xiii
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aset merupakan salah satu indikator ukuran suatu perusahaan (Fracassi, 2008).
Hal ini tidak mengherankan karena aset berpotensi memberikan keuntungan
ekonomis di masa yang akan datang. Berdasarkan definisi ini, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan dengan jumlah aset yang besar memiliki peluang untuk dapat
menghasilkan keuntungan ekonomis yang relatif lebih besar juga di masa yang
akan datang. Keuntungan ekonomis yang besar di masa yang akan datang ini akan
menambah jumlah aset yang berarti akan menambah lebih jauh lagi keuntungan
ekonomis potensial di masa yang akan datang. Jadi, nilai aset yang besar dapat
menjadi salah satu indikator kestabilan dan potensi laba perusahaan baik di masa
sekarang maupun di masa yang akan datang.

Aset berdasarkan tingkat likuiditasnya dibagi menjadi dua, yaitu aset tetap dan
aset lancar. Aset lancar adalah aset yang memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi
dan dapat dicairkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aset lancar,
terutama kas, merupakan bagian kunci dari kegiatan operasional perusahaan
sehari-hari. Di sisi lain, aset tetap adalah aset yang memiliki tingkat likuiditas
yang relatif lebih rendah dan hanya bisa dicairkan dalam jangka waktu di atas satu
tahun. Aset tetap disebut juga sebagai property, plant, and equipment. Hal ini
karena aset tetap umumnya memang terdiri atas bangunan (property), pabrik
(plant), dan peralatan (equipment). Tentu saja, jenis bangunan, pabrik, atau
peralatan yang dimiliki akan tergantung dari industri usaha perusahaan tersebut.

Fakta bahwa aset merupakan salah satu indikator yang sering menjadi perhatian
investor mendorong berbagai perusahaan untuk menggelembungkan nilai aset
yang mereka miliki. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai kasus baik, dalam kasus
lokal seperti Kimia Farma (Tempo Interaktif, 19 September 2002) maupun kasus
internasional seperti yang terjadi pada Satyam (Fernando, 2010).
Penggelembungan aset lebih umum terjadi pada aset tetap dibandingkan aset tidak

"!
!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
#!

tetap. Hal ini disebabkan oleh penilaian terhadap aset tidak tetap lebih
membutuhkan penilaian manajemen dibandingkan dengan penilaian aset lancar
yang relatif lebih straightforward. Karena itu, audit terhadap aset tetap perlu
dilakukan secara seksama, terutama untuk perusahaan terbuka yang memiliki
dampak yang lebih besar terhadap masyarakat luas.

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang


Penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan program magang di Kantor
Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan (PriceWaterhouse Coopers
Indonesia) yang berlokasi di Kuningan, Jakarta dengan posisi sebagai vocational
employee atau assistant associate dalam divisi assurance, CIPS TICE. Divisi
assurance CIPS TICE memberikan jasa audit keuangan pada perusahaan yang
bergerak dalam bidang consumer and industrial products, jasa, teknologi,
informasi, komunikasi, dan hiburan. Program magang berjalan selama kurang
lebih lima bulan yang berlangsung dari tanggal 1 Oktober 2012 sampai dengan 31
Desember 2012 yang kemudian diperpanjang hingga 28 Februari 2013.

1.3 Pelaksanaan Program Magang


Dalam pelaksanaan magang, penulis ditempatkan dalam berbagai tim. Komposisi
tim yang ditugaskan seringkali bervariasi, sesuai dengan kebutuhan klien Penulis
biasanya dibimbing oleh beberapa senior. Dalam tim tersebut biasanya terdapat
seorang senior yang bertindak sebagai ketua tim, seorang manajer, dan seorang
partner.

Dalam tim pertama, penulis berkesempatan untuk membantu dalam pengerjaan


test of detail dalam audit interim klien. Akun-akun yang dikerjakan adalah akun
beban operasi dan akun beban non operasi. Di samping itu, penulis juga
berkesempatan untuk merangkum employee benefit klien dan beberapa kontrak
signifikan untuk klien. Penulis juga diminta untuk membantu dalam pengecekan
laporan keuangan kosong yang akan dikirim ke klien untuk audit final.

!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
$!

Tim kedua yang penulis tempati merupakan klien yang akan dibahas dalam
laporan magang ini. Dalam tim ini, penulis berkesempatan untuk melihat sebagian
besar proses audit klien tersebut yang dimulai dari audit interim hingga audit final.
Penugasan yang panjang membuat penulis mendapatkan tanggung jawab yang
lebih besar dibandingkan dengan penugasan pada tim-tim lain. Berikut ini adalah
rincian tanggung jawab penulis selama berada dalam tim kedua:
1. Menjaga pending item untuk beberapa akun yang menjadi tanggung jawab
penulis seperti beban overhead dan pabrik, aset tetap, utang dagang,
pembelian, dan beban operasi.
2. Membantu dalam merangkum significant agreement dan regulasi yang
relevan dalam proses audit
3. Membantu dalam review beberapa akun, seperti beban overhead dan pabrik,
aset tetap, utang dagang, pembelian, dan beban operasi.

Selain dalam tim pertama dan kedua, penulis mendapat penugasan dengan jangka
waktu yang lebih singkat dalam tim lain. Dalam tim ketiga, penulis
berkesempatan untuk membuat lead schedule untuk aset tetap yang meliputi
merangkum pergerakan aset tetap selama tahun berjalan dan rekalkulasi beban
depresiasi. Dalam tim keempat, Penulis membantu dalam pelaporan, yaitu
mengecek laporan keuangan perusahaan tersebut.

Dalam pelaksanaan magang, penulis mendapat hak dan tanggung jawab yang
terbatas jika dibandingkan dengan karyawan tetap. Di samping pekerjaan seperti
karyawan umumnya, Penulis dan assistant associate dalam batch yang sama juga
diberi tanggung jawab untuk menyelenggarakan acara sosial atas nama KAP,
dimana penulis berpartisipasi sebagai bendahara acara.

1.4 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dalam laporan magang ini yaitu:
• Bagaimana proses audit atas akun aset tetap bagi perusahaan farmasi?
PT XYZ sedang melakukan strategi ekspansi sehingga terjadi banyak
akuisisi aset tetap, baik dalam bentuk aset tetap yang sudah jadi, maupun

!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
%!

dalam bentuk aset tetap yang masih dalam proses konstruksi pada tanggal
neraca atau disebut juga aset tetap dalam konstruksi. Salah satu
permasalahan utama dalam aset tetap, terutama untuk aset tetap dalam
konstruksi, adalah pengakuan terhadap nilai aset tetap yang dapat diakui oleh
perusahaan. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengulas proses
audit atas aset tetap perusahaan terutama untuk pengakuan aset tetap yang
berada dalam status dalam konstruksi. Penulis akan lebih berfokus ke dalam
bagian aset akuisisi aset tetap dalam konstruksi walaupun akuisisi aset tetap
yang sudah jadi dan penghapusan aset tetap juga akan dibahas.
• Bagaimana PT XYZ dapat memenuhi regulasi terkait dengan pencatatan aset
tetap?
Pencatatan aset tetap secara umum diatur dalam PSAK No. 16: Aset Tetap
(Revisi 2011). Selain itu, industri farmasi juga merupakan industri yang
memiliki banyak regulasi karena terkait dengan kesehatan masyarakat secara
umum. Laporan magang ini akan membahas bagaimana PT XYZ memenuhi
regulasi-regulasi tersebut dalam pencatatan aset tetap mereka.

1.5 Tujuan Pembahasan


Tujuan pembahasan dalam Laporan Magang ini yaitu:
• Menjelaskan mengenai proses audit atas aset tetap bagi perusahaan farmasi
yang sedang melakukan strategi ekspansi
• Menganalisa bagaimana perusahaan dapat memenuhi regulasi yang terkait
dengan pencatatan aset tetap

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan magang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
• BAB 1: Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penulisan
laporan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, pelaksanaan
program magang, perumusan masalah, tujuan pembahasan, dan
sistematika penulisan.
• BAB 2: Landasan Teori, membahas teori yang mendasari pembahasan
permasalahan yang ada. Dalam hal ini landasan teori didasarkan pada

!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&!

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), regulasi dalam industri,


dan text book dari perkuliahan yang telah didapat.

• BAB 3: Profil Perusahaan, membahas industri farmasi dan profil


perusahaan terutama dalam hal kebijakan akuntansi PT XYZ yang dijadikan
pembahasan dalam laporan magang

• BAB 4: Pembahasan, membahas proses audit yang dilakukan atas aset


tetap PT XYZ. Analisis dilakukan dengan membahas proses audit laporan
keuangan dengan teori yang telah dibahas di Bab 2 dan kebijakan akuntasi
PT XYZ yang dibahas dalam Bab 3.

• BAB 5: Penutup, memberikan kesimpulan dari seluruh isi laporan dan


juga saran-saran terkait dengan permasalahan yang ada.

!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!

BAB 2
DASAR TEORI

Aset merupakan bagian yang integral dari suatu perusahaan. Tanpa keberadaan
aset, perusahaan tidak akan dapat beroperasi. Komposisi aset yang dimiliki
perusahaan juga berdampak terhadap kinerja perusahaan. Misalnya, jika
perusahaan hanya menumpuk kas dan tidak melakukan investasi untuk
menggantikan peralatan yang sudah tua, maka perusahaan akan mengalami
masalah dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu, masalah juga dapat terjadi
akibat pencatatan aset yang kurang akurat. Pencatatan peralatan yang sebetulnya
sudah tidak dapat digunakan dapat membuat manajer menetapkan level produksi
yang sebetulnya tidak dapat tercapai misalnya. Karena itu, penting bagi manajer
perusahaan untuk memiliki informasi yang akurat mengenai aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Konsep dasar mengenai aset, khususnya aset tetap adalah
sebagai berikut:

2.1 Aset
Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2011), aset adalah sumber daya yang
dikontrol oleh suatu entitas sebagai dampak dari suatu kejadian di masa lalu dan
akan memberikan keuntungan ekonomis untuk entitas tersebut. IASB menyatakan
bahwa bagian-bagian dari suatu laporan keuangan memberikan informasi yang
lebih banyak dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Karena
itu, perusahaan perlu melaporkan dan mengklasifikasikan akun-akun yang ada
sehingga pengguna laporan keuangan dapat menilai jumlah, timing, dan kepastian
dari arus kas di masa yang datang. Untuk mengklasifikasikan akun-akun dalam
laporan keuangan, perusahaan perlu mengelompokkan hal-hal yang memiliki
karakteristik yang sama dan memisahkan hal-hal yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Jadi, aset-aset yang memiliki likuiditas yang berbeda dan aset-aset yang
memiliki fungsi yang berbeda perlu dipisahkan. Aset menurut likuditasnya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu current asset dan non-current asset.

"!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
#!

Current asset adalah kas dan segala aset lain yang dapat perusahaan ubah menjadi
kas, dapat dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi
jika siklus operasi perusahaan tersebut lebih panjang dari satu tahun. Berdasarkan
fungsinya, current asset menjadi lima bagian besar, yaitu: inventory, receivables,
biaya yang dibayar di muka, investasi jangka pendek, dan kas dan setara kas.

Non-current asset adalah berbagai aset yang tidak termasuk dalam current asset.
Non-current asset dapat dibagi berdasarkan fungsinya menjadi:
• Investasi jangka panjang
• Aset tak berwujud
• Property, plant, and equipment
• Aset lain-lain

2.2 Property, Plant, and Equipment


Property, plant, and equipment (PPE) merupakan bagian dari non-current asset.
PPE disebut juga dengan istilah aset tetap. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield
(2011), aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk produksi atau
mensuplai barang dan jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk
kegunaan administratif lainnya. Berikut ini adalah karakteristik utama aset tetap:
• Aset diakuisisi untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual
kembali
Hanya aset yang digunakan untuk operasi bisnis sehari-hari yang dapat
diklasifikasi sebagai aset tetap. Karena itu, bangunan yang tidak digunakan
untuk produksi tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. Aset tetap
yang akan dijual atau dibuang juga akan diklasifikasikan secara terpisah dan
dilaporkan dalam laporan keuangan.
• Aset bersifat jangka panjang dan biasanya didepresiasi
Aset tetap digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan akan
mengalokasikan biaya investasi untuk aset-aset ini ke masa yang akan datang
melalui biaya depresiasi secara periodik

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
$!

• Aset mengandung substansi fisik


Aset tetap adalah aset berwujud yang memiliki eksistensi fisik. Hal ini
membedakan aset tetap dari aset tidak berwujud seperti paten atau goodwill.

Aset, termasuk aset tetap, merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan.
Salah satu tugas manajer adalah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena itu, manajer membutuhkan
informasi yang akurat mengenai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Akan tetapi,
informasi yang akurat mengenai aset tidak hanya dibutuhkan oleh internal
perusahaan saja, tetapi juga oleh pihak eksternal seperti investor dan kreditor.
Investor akan melihat aset sebagai indikator kestabilan dan potensi laba
perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Di sisi lain,
kreditor akan melihat aset sebagai indikator kemampuan perusahan untuk
membayar utang-utangnya. Hal ini memberikan insentif bagi perusahaan untuk
menggelembungkan aset yang dimilikinya untuk menarik investor dan kreditor.
Jadi, dibutuhkan regulasi yang mengatur pemaparan aset, terutama aset tetap yang
nilainya dipengaruhi oleh kebijakan manajemen, dalam laporan keuangan.

2.3 PSAK No. 16 (Revisi 2011): Aset Tetap


2.3.1 Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap dapat diakui sebagai aset, jika:
• Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan
dari aset tersebut
• Biaya perolehan aset dapat diakui secara andal

Biaya perolehan aset tetap terdiri dari:


• Biaya perolehan awal
Biaya perolehan awal adalah segala kas atau setara kas yang diserahkan
untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi. Jika
pembayaran dilakukan dengan cicilan, bunga yang terjadi dapat diakui
sebagai beban bunga selama periode kredit. Biaya perolehan awal juga dapat
berupa aset lain yang dapat meningkatkan manfaat ekonomi dari suatu aset

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
%!

tetap yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah penambahan sistem
pengolahan limbah untuk suatu pabrik kimia yang dibutuhkan agar pabrik
tersebut dapat memenuhi regulasi lingkungan.
• Biaya-biaya setelah perolehan awal
Biaya-biaya setelah perolehan awal meliputi biaya-biaya yang timbul untuk
menambah, mengganti, atau memperbaiki suatu aset tetap. Suku cadang dan
peralatan pemeliharaan yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari
satu periode atau hanya bisa digunakan pada suatu aset tetap tertentu dapat
diakui sebagai aset tetap. Akan tetapi, biaya pemeliharaan sehari-hari tidak
dapat diakui sebagai aset karena tidak memenuhi syarat. Biaya penggantian
suatu komponen aset juga dapat diakui sebagai aset jika memenuhi syarat.
Contohnya adalah penggantian dinding interior suatu bangungan. Yang
terakhir, inspeksi signifikan atas aset dapat diakui sebagai aset jika
memenuhi persyaratan sesudah penghapusan nilai inspeksi yang terdahulu
jika ada.

Unit ukuran dalam pengakuan satu aset tetap tidak ditentukan. Hal ini
memungkinkan bahwa agregasi dari unit-unit yang secara individual tidak
signifikan seperti bangku atau meja dapat diakui sebagai suatu aset tetap.

2.3.2 Pengakuan Awal Aset


Komponen biaya perolehan suatu aset meliputi:
• Harga perolehan aset tersebut, termasuk bea impor dan pajak yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-
potongan lain
• Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset
ke lokasi dan dalam kondisi siap digunakan sesuai dengan maksud
manajemen. Contoh-contoh dari biaya ini adalah biaya imbalan kerja, biaya
penyiapan lahan untuk pabrik, dan biaya perakitan mesin.
• Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset. Kewajiban ini muncul ketika aset diperoleh atau karena aset

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&'!

digunakan untuk kegiatan lain selain untuk menghasilkan persediaan selama


periode tertentu.
Contoh biaya-biaya yang tidak dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan aset
tetap adalah:
• Biaya pembukaan fasilitas baru
• Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi)
• Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru
(termasuk biaya pelatihan staf)
• Administrasi dan biaya overhead umum lainnya

2.3.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal


Perusahaan dapat memilih salah satu dari dua model yang ada sebagai kebijakan
akuntansinya. Kebijakan tersebut harus diterapkan pada seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama. Perubahan dalam kebijakan akuntansi dari model biaya ke
model revaluasi akan berlaku secara prospektif.

2.3.3.1 Model Biaya


Dalam model biaya, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset setelah diakui
sebagai aset.

2.3.3.2 Model Revaluasi


Dalam model revaluasi, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal
harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan secara teratur untuk
memastikan bahwa jumlah yang tercatat tidak memiliki selisih yang material dari
jumlah yang ditentukan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. Nilai wajar
tanah dan bangunan biasanya ditentukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi
profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
ditentukan menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&&!

Frekuensi revaluasi tergantung pada fluktuasi nilai wajar dari aset yang terkait.
Aset yang mengalami perubahan nilai wajar yang signifikan dan fluktuatif perlu
direvaluasi secara tahunan. Sebaliknya, aset yang nilainya cenderung stabil tanpa
mengalami perubahan nilai wajar yang signifikan hanya perlu direvaluasi setiap
tiga atau lima tahun.

Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi dapat diperlakukan dengan salah


satu metode di bawah ini:
• Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah
tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama
dengan jumlah revaluasiannya. Metode ini sering digunakan jika aset
direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti
yang telah disusutkan.
• Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto
setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset
tersebut. Metode ini sering dilakukan untuk bangunan.

Jika suatu aset direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
juga harus direvaluasi. Beberapa contoh kelompok aset yang terpisah adalah tanah,
tanah dan bangunan, mesin, kendaraan bermotor, dan peralatan kantor.Kenaikan
jumlah aset akibat revaluasi akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan
terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan
tersebut harus diakui dalam laba rugi sebesar jumlah penurunan nilai aset yang
pernah diakui dalam laba rugi sebelumnya. Sebaliknya, jika jumlah aset turun
akibat revaluasi, maka kerugian harus diakui dalam laba rugi. Selain itu,
penurunan nilai tersebut akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama
penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus untuk revaluasi aset
tersebut. Penurunan nilai juga akan mengurangi surplus revaluasi dalam bagian
ekuitas.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&(!

2.3.3.3 Penyusutan dan Metode Penyusutan


Menurut PSAK No. 16, penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Beban penyusutan untuk
setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali jika beban tersebut
dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset lainnya. Penyusutan aset dimulai pada
saat aset tersebut siap untuk digunakan. Penyusutan aset dihentikan lebih awal
hanya jika aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual
atau dihapus. Karena itu, depresiasi tidak dihentikan ketika aset tidak digunakan
kecuali aset telah habis disusutkan atau aset tersebut disusutkan dengan
menggunakan metode usage method.

Bagian-bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
Bagian-bagian signifikan yang memiliki umur manfaat dan metode penyusutan
yang sama dapat dikelompokkan menjadi satu dalam menentukan beban
penyusutan. Bagian-bagian sisa yang tidak signifikan secara individual dapat
disusutkan bersama jika memiliki ekspektasi yang sama.

Faktor-faktor yang menentukan umur manfaat dari setiap aset adalah:


• Ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut dinilai
berdasarkan ekspektasi kapasitas aset atau output fisik dari aset
• Ekspektasi tingkat keausan fisik. Hal ini tergantung pada faktor
pengoperasian aset tersebut seperti jumlah shift dan program pemeliharaan
dan perawatan aset tersebut
• Keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh berbagai
faktor seperti perubahan tingkat produksi dan perubahan permintaan pasar
atas output aset tersebut
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu

Setelah menentukan bagian-bagian yang akan didepresiasi secara terpisah dan


umur manfaat aset, perusahaan perlu menentukan metode penyusutan yang akan

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&)!

digunakan. Metode penyusutan yang digunakan perlu mencerminkan ekspektasi


pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset oleh perusahaan.

Metode-metode yang dapat digunakan antara lain:


• Metode garis lurus (straight line method), metode ini dapat dipilih jika
ekspektasi pola konsumsi cenderung tetap selama umur manfaat aset
• Metode saldo menurun (diminishing balance method), perusahaan dapat
memilih metode ini jika pola konsumsi aset menurun selama umur manfaat
aset
• Metode jumlah unit (sum of the unit method), metode ini dapat dipilih jika
pola konsumsi diperkirakan akan sesuai dengan penggunaan atau output
yang diharapkan dari aset

2.3.4 Penghentian Pengakuan


Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya ketika aset dilepas atau tidak
ada lagi manfaat ekonomi masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan
atau pelepasan aset tersebut. Keuntungan atau kerugian yang didapat dari
penghentian pengakuan aset dimasukkan ke dalam laba rugi pada periode
terjadinya.

2.4 PSAK No. 26 (Revisi 2011): Biaya Pinjaman


Paragraf 8 PSAK 26 menyebutkan bahwa entitas mengkapitalisasi biaya pinjaman
yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau
pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Aset
kualifikasian adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap
untuk digunakan sesuai dengan maksudnya atau dijual. Penentuan jumlah biaya
pinjaman yang dapat diatribusikan langsung pada aset kualifikasian tergantung
pada kondisi peminjaman dana:

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&*!

• Jika dana dipinjam secara khusus untuk memperoleh aset


Jika dana dipinjam secara khusus, maka biaya pinjaman yang dikapitalisasi
adalah biaya pinjaman aktual yang terjadi selama periode dikurangi dengan
penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut.
• Jika dana dipinjam secara umum untuk memperoleh aset
Jika dana dipinjam secara umum, makan biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi ditentukan dengan menerapkan tarif kapitalisasi terhadap
pengeluaran atas aset tersebut. Tarif kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang
biaya pinjaman atas saldo pinjaman selama periode, di luar pinjaman untuk
memperoleh aset kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi selama
suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi pada
periode tersebut.

2.5 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik


Indonesia Nomor Hk.04.1.33.12.11.09937 Tahun 2011 Tentang Tata
Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Yang Baik
Industri farmasi adalah industri yang menyangkut kesehatan masyarakat. Karena
itu, pembuatan pabrik atau penambahan proses pembuatan pada pabrik yang ada
perlu memenuhi standar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Standar ini
disebut Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB adalah cara pembuatan
obat yang bertujuan untuk memastikan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan dan tujuan penggunaan. Pemenuhan persyaratan akan dibuktikan
melalui sertifikasi CPOB. Sertifikat CPOB diberikan untuk setiap unit bangunan
sesuai dengan bentuk sediaan dan proses pembuatan yang dilakukan untuk semua
tahapan atau sebagian tahapan. Sertifikat akan berlaku selama lima tahun.
Permohonan untuk resertifikasi wajib diajukan dalam waktu enam bulan sebelum
masa berlaku sertifikat berakhir. Pabrik yang tidak memiliki CPOB tidak akan
dapat beroperasi sehingga memperoleh CPOB merupakan bagian dari aktivitas
yang diperlukan untuk membuat pabrik dari perusahaan farmasi untuk dapat
berfungsi.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&+!

2.6 Audit
Untuk memastikan bahwa aset telah dicatat dengan tepat dan bahwa perusahaan
telah mematuhi regulasi yang ada, dibutuhkan audit atas aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Audit akan memastikan bahwa informasi yang tepat telah
tersampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan.

Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan
dan melaporkan tingkat keselarasan antara informasi dan kriteria yang sudah
ditentukan. Audit harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten.

Untuk melakukan audit, harus ada informasi dalam bentuk yang dapat diuji
kebenarannya dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria dan evaluasi dapat bervariasi tergantung
informasi yang diuji.

2.6.1 Proses Audit


Terdapat empat fase dalam proses audit:
• Fase I: Merencanakan dan mendesain pendekatan audit
• Fase II: Melakukan test of control dan substantive test of transactions
• Fase III: Melakukan prosedur analitis dan test of detail balance
• Fase IV: Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit

Fase I dari audit terdiri atas:


• Menerima klien dan melakukan perencanaan awal
• Mengerti bisnis dan industri klien
• Menilai risiko bisnis klien
• Melakukan prosedur analitis awal
• Menentukan materiality dan menilai risiko audit dan inherent risk yang
dapat diterima
• Mengerti kontrol internal dan menilai risiko kontrol
• Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko fraud
• Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&"!

Fase II, yaitu melakukan test of control dan substantive tests of transaction dapat
dilakukan dengan dua cara, tergantung apakah audit berencana untuk mengurangi
assesed level of control risk. Jika ya, maka auditor dapat melakukan test of control,
yang kemudian baru dilanjutkan dengan substantive test of transactions. Tetapi
jika tidak, seperti dalam kasus dimana kontrol internal perusahaan tidak dapat
diandalkan, maka auditor dapat memilih untuk tidak melakukan test of control
dan langsung melakukan substantive test of transactions. Setelah auditor
melakukan substantive test of transactions, auditor dapat menilai kemungkinan
adanya misstatement dalam laporan keuangan.

Fase III terdiri atas melakukan prosedur analitis, melakukan tes terhadap key item,
dan melakukan test of detail balances tambahan.

Fase IV terdiri atas melakukan test tambahan untuk presentasi dan disclosure,
mengumpulkan bukti akhir, dan mengevaluasi hasil audit. Berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, laporan audit akan dikeluarkan dan dikomunikasikan terhadap
komite audit dan manajemen.

2.6.2 Tujuan Audit


Dalam proses audit, auditor mendapatkan suatu kombinasi kepastian atas
transaksi dan nilai yang tercatat karena tidak mungkin untuk mendapatkan
kepastian secara penuh. Karena itu, beberapa tujuan audit perlu dipenuhi sebelum
auditor dapat yakin bahwa laporan keuangan sudah disajikan secara wajar.
Terdapat tiga jenis tujuan audit:
1. Tujuan audit atas transaksi
Tujuan audit atas transaksi dibagi menjadi enam, yaitu:
• Occurence
Occurence memeriksa bahwa transaksi yang dicatat benar-benar telah
terjadi. Salah satu contoh pelanggaran atas tujuan audit ini adalah jika
penjualan fiktif dicatat.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&#!

• Completeness
Completeness melihat kelengkapan pencatatan transaksi. Salah satu
contoh pelanggaran atas tujuan audit ini adalah jika terdapat transaksi
penjualan yang tidak tercatat.
• Accuracy
Accuracy melihat keakuratan nilai yang dicatat. Salah satu contoh
pelanggaran adalah ketika klien mencatat penjualan dengan harga yang
salah.
• Posting and summarization
Posting and summarization memeriksa keakuratan peralihan informasi
dari jurnal ke pencatatan subsidiari dan buku besar. Contoh pelanggaran
adalah jika jumlah penjualan yang dijurnal berbeda dengan jumlah yang
tercatat dalam buku besar.
• Classification
Classification memastikan bahwa transaksi yang dicatat dalam jurnal
sudah diklasifikasi dengan tepat. Salah satu contoh pelanggaran adalah
jika penjualan secara kredit dicatat sebagai penjualan dengan kas.
• Timing
Timing memastikan bahwa transaksi yang dicatat telah dicatat pada
tanggal yang tepat. Contoh pelanggaran pada timing adalah jika
transaksi tidak dicatat pada hari transaksi tersebut terjadi.
2. Tujuan audit atas nilai
Tujuan audit atas nilai dibagi menjadi delapan, yaitu:
• Existence
Existence memastikan bahwa nilai yang dicatat benar-benar ada. Salah
satu contoh pelanggaran adalah mencatat aset tetap dalam konstruksi
ketika tidak aset tetap yang sedang dalam konstruksi.
• Completeness
Completeness memeriksa kelengkapan saldo yang dicatat. Jika tidak
terdapat pencatatan wesel tagih walaupun sebetulnya ada, maka
completeness tidak terpenuhi.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&$!

• Accuracy
Accuracy memastikan bahwa nilai yang dicatat sudah benar. Salah satu
contoh pelanggaran adalah jika jumlah persedian yang dicatat salah.
• Classification
Tujuan audit classification dipenuhi jika nilai yang tercatat dalam daftar
klien sudah diklasifikasi dengan tepat. Salah satu contoh pelanggaran
adalah jika utang yang jatuh tempo dalam waktu di bawah satu tahun
dicatat sebagai utang jangka panjang.
• Cutoff
Cutoff memeriksa bahwa transaksi yang dicatat mendekati tanggal
neraca telah dicatat pada periode yang benar. Contoh pelanggaran yang
dapat terjadi adalah jika terdapat penjualan yang terjadi pada akhir
periode dicatat dalam periode selanjutnya.
• Detail tie-in
Detail tie-in memastikan bahwa detail yang terdapat pada saldo akun
sesuai dengan nilai yang tercatat dalam master file, sesuai denga jumlah
terdapat pada saldo akun, dan sesuai dengan total pada buku besar.
Salah satu contoh pelanggaran adalah jika jumlah yang terdapat pada
saldo akun berbeda dengan yang tercatat pada master file.
• Realizable value
Realizable value memastikan bahwa aset sudah dicatat dalam realizable
value. Salah satu contoh penerapannya adalah auditor perlu memastikan
bahwa nilai persedian yang sudah tidak dapat dijual dikurangi dari nilai
persedian yang dicatat.
• Rights and obligation
Dalam rights and obligation, auditor memastikan bahwa klien sudah
memiliki aset tersebut pada saat pencatatan.
3. Tujuan audit atas pemaparan dan presentasi dalam laporan keuangan
Tujuan audit ini dibagi menjadi empat, yaitu:
• Occurence and rights and obligations
Occurence and rights and obligations memastikan bahwa kejadian yang
tercatat benar-benar terjadi dan benar-benar merupakan hak atau

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
&%!

kewajiban dari entitas. Salah satu contoh penerapannya adalah jika


perusahaan menyatakan bahwa perusahaan tersebut baru mengakuisisi
perusahaan lain maka auditor perlu memastikan bahwa transaksi
akuisisi tersebut sudah terjadi.
• Completeness
Completeness memastikan bahwa semua pemaparan yang diperlukan
sudah dilakukan. Salah satu contohnya adalah auditor perlu memastikan
bahwa semua transaksi pihak yang terkait telah dimasukkan dalam
laporan keuangan.
• Accuracy and valuation
Tujuan audit ini memastikan bahwa informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan telah dicatat secara wajar dengan nilai yang tepat.
Pemeriksaan atas asumsi kewajiban dana pensiun adalah salah satu
prosedur yang dilakukan untuk memenuhi tujuan audit ini.
• Classification and understandibility
Tujuan audit ini memastikan bahwa jumlah yang dicatat telah
diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan dan footnote,
serta bahwa deskripsi saldo dan pemaparan yang terkait dapat
dimengerti. Salah satu contohnya adalah klasifikasi persediaan sebagai
bahan mentah, work-in process, dan barang jadi dapat dikatakan sudah
tepat dan metode yang digunakan untuk menilai persediaan dapat
dimengerti.

2.6.3 Opini Auditor


Setelah proses audit dilaksanakan, auditor akan mengeluarkan opini atas laporan
audit klien. Laporan audit yang dikeluarkan akan menyatakan opini auditor atas
laporan keuangan perusahaan Jenis-jenis opini yang dapat dikeluarkan adalah:
1. Unqualified opinion
Unqualified opinion dapat diberikan jika syarat-syarat berikut sudah
terpenuhi:
• Semua laporan (neraca, laporan laba rugi, statement of retained earnings,
dan laporan arus kas) sudah termasuk dalam laporan keuangan

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
('!

• Bukti yang cukup sudah dikumpulkan dan auditor sudah melaksanakan


audit dengan memenuhi semua standar yang berlaku
• Laporan keuangan yang disajikan sudah memenuhi semua standar
• Tidak ada kondisi yang membutuhka paragraf penjelasan atau modifikasi
kata-kata dalam laporan
2. Unqualified with explanatory paragraph or modified wording
Opini ini diberikan jika audit membuktikan bahwa laporan keuangan sudah
disajikan dengan wajar, tetapi auditor percaya bahwa laporan audit
membutuhkan tambahan informasi. Kondisi-kondisi yang membuat laporan
audit membutuhkan paragraf tambahan antara lain:
• Penerapan standar yang tidak konsisten
• Ada keraguan mengenai keberlangsungan perusahaan
• Auditor setuju dengan praktik yang tidak sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku
• Untuk memberikan penekanan pada suatu masalah seperti transaksi
related party yang signifikan atau peristiwa penting yang terjadi setelah
tanggal pelaporan
Laporan audit yang melibatkan auditor lain membutuhkan modifikasi kata-
kata dalam pelaporan.
3. Qualified opinion
Qualified opinion dapat terjadi karena batasan pada lingkup audit atau tidak
terpenuhinya suatu regulasi. Qualified opinion hanya bisa dikeluarkan jika
laporan keuangan telah disajikan dengan wajar secara keseluruhan. Jika
kondisi yang ada berdampak material, maka opini yang harus diberikan
adalah adverse opinion atau disclaimer of opinion.
4. Adverse opinion
Adverse opinion dikeluarkan jika auditor percaya bahwa laporan keuangan
perusahaan secara keseluruhan memiliki kesalahan yang material atau
misleading sehingga laporan keuangan tidak disajikan dengan wajar.
5. Disclaimer of opinion
Disclaimer of opinion dikeluarkan jika auditor tidak bisa mendapatkan
keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan sudah disajikan dengan

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
(&!

benar. Hal ini dapat terjadi karena pembatasan scope audit atau hubungan
yang tidak independen dengan perusahaan. Perbedaan antara adverse opinion
dan disclaimer of opinion adalah disclaimer of opinion dapat terjadi karena
kurangnya informasi sementara dalam adverse opinion, laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar.

2.7 Audit Untuk Aset Tetap


Penjelasan atas audit dalam bagian sebelumnya menjelaskan audit secara umum.
Dalam bagian ini, akan dibahas lebih lanjut proses audit untuk aset tetap secara
lebih mendalam. Akun-akun yang umum digunakan untuk peralatan manufaktur,
yaitu:
• Land and land improvements
• Building and building improvements
• Manufacturing equipment
• Furniture and fixtures
• Autos and trucks
• Leasehold improvements
• Construction-in-process for property, plant, and equipment

Catatan utama untuk peralatan manufaktur dan akun aset tetap lain adalah fixed
asset master file. Master file termasuk catatan mendetail untuk setiap bagian
peralatan dan properti lain yang mungkin dimiliki oleh perusahaan. Total dari
master file ini harus sesuai dengan yang tercatat dalam akun buku besar yang
terkait: peralatan manufaktur, beban depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Master
file juga mengandung informasi mengenai peralatan yang didapatkan dan dibuang
pada tahun tersebut. Auditor memverifikasi aset tetap dengan cara yang berbeda
dengan aset tidak tetap, karena:
• Biasanya akuisi yang terjadi pada suatu periode tidak banyak
• Jumlah akuisisi yang terjadi biasanya material
• Peralatan yang diakuisisi kemungkinan besar akan dicatat dalam catatan
akuntansi dalam jangka waktu yang panjang

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
((!

Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan audit aset tetap lebih fokus terhadap


verifikasi periode saat ini dibandingkan dengan verifikasi untuk saldo yang ada
dari tahun sebelumnya. Selain itu, umur aset yang lebih dari satu periode juga
membuat akun beban depresiasi dan akumulasi depresiasi perlu diverifikasi
sebagai bagian dari audit aset tetap. Yang terakhir, penjualan atau penghapusan
aset membuat untung atau rugi yang timbul perlu diverifikasi oleh auditor.

Tes untuk audit aset tetap dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
• Melakukan prosedur analitis
Seperti dalam semua area audit, prosedur analitis yang dilakukan akan
tergantung terhadap sifat operasi perusahaan. Prosedur analitis dilakukan
untuk menilai kemungkinan salah catat yang material dalam biaya depresiasi
dan akumulasi depresiasi.
• Verifikasi akuisisi yang terjadi dalam periode ini
Perusahaan perlu mencatat akuisisi yang terjadi dengan benar karena aset
memiliki dampak jangka panjang terhadap laporan laba rugi. Kegagalan
dalam mengkapitalisasi aset atau dalam mencatat nilai aset akan berdampak
terhadap neraca perusahaan sampai aset dibuang. Laporan laba rugi
perusahaan juga akan terpengaruh sampai aset habis terdepresiasi.
Karena itu, audit akuisisi aset tetap perlu memenuhi tujuh dari delapan tujuan
audit: existence, completeness, accuracy, classification, cut-off, detail tie-in,
dan rights and obligation. Existence, completeness, accuracy, dan
classification biasanya menjadi tujuan utama.
Verifikasi untuk akusisi periode ini biasanya dimulai dengan schedule yang
didapatkan dari klien yang mencatat semua akuisisi yang tercatat dalam
buku besar aset tetap perusahaan sepanjang periode tersebut. Klien
mendapatkan informasi ini dari master file aset tetap. Dalam menguji
akuisisi, auditor perlu mengerti standar yang berlaku untuk memastikan
bahwa klien sudah mengikuti ketentuan yang ada. Salah satu kesalahan yang
umum terjadi adalah klien tidak memasukkan biaya transportasi dan instalasi
yang material ke dalam nilai akusisi aset. Selain itu, auditor perlu
mengetahui kebijakan depresiasi yang digunakan klien untuk mengetahui

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
()!

apakah kebijakan tersebut sudah diterapkan secara konsisten atau tidak.


Auditor juga perlu memverifikasi apakah peralatan yang ada sudah
diklasifikasi dengan benar. Yang terakhir, auditor perlu memastikan bahwa
klien tidak memasukkan biaya repair and maintenance, biaya sewa, dan
biaya-biaya lain yang serupa.
• Verifikasi penghapusan aset yang terjadi dalam periode ini
Transaksi yang berhubungan dengan penghapusan aset tetap sering kali salah
catat jika kontrol internal perusahaan tidak memiliki cara yang formal untuk
memberi tahu manajemen mengenai aset yang dijual, ditukar, dibuang, atau
dicuri. Salah catat ini akan mengakibatkan akun aset tetap menjadi
overstated sampai jangka waktu yang tidak terhingga dan net book value
yang overstated sampai aset habis didepresiasi. Verifikasi penghapusan aset
biasanya dimulai dari schedule klien yang mencatat penghapusan aset.
Tes untuk detail tie-in sangat diperlukan untuk menemukan penghapusan
aset yang tidak tercatat. Penghapusan aset yang tidak tercatat dapat memiliki
dampak yang besar terhadap laporan keuangan. Prosedur yang sering
dilakukan untuk memberivikasi pembuangan aset adalah:
! Peninjauan ulang apakah ada aset baru yang menggantikan aset lama
! Menganalisa untung dan rugi dari pembuangan aset dan pendapatan
lain-lain yang didapatkan dari penghapusan aset
! Peninjauan ulang modifikasi pada pabrik dan perubahan pada product
line, pajak properti, atau biaya asuransi yang mengindikasikan
penghapusan aset
! Bertanya kepada manajemen dan personalia produksi mengenai
penghapusan aset
Ketika aset dijual atau dibuang tanpa ditukar, keakuratan transaksi dapat
diverifikasi dengan melihat invoice dan master file dari aset yang terkait.
Ketika terjadi pertukaran aset, auditor perlu memastikan bahwa aset yang
baru sudah dikapitalisasi dan aset yang lama sudah dihapus dari buku dengan
mempertimbangkan nilai buku dari aset yang ditukar dan biaya tambahan
dari aset yang baru.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
(*!

• Verifikasi ending balance pada akun aset


Dua tujuan audit ketika mengaudit aset tetap adalah melihat apakah semua
peralatan eksis secara fisik pada tanggal neraca (existence) dan melihat
apakah semua peralatan yang ada sudah tercatat (completeness). Karena itu,
auditor pertama-tama perlu memperhitungkan sifat internal kontrol yang
dimiliki oleh perusahaan atas peralatan yang mereka miliki. Secara ideal,
auditor seharusnya dapat yakin atas saldo yang didapat dari tahun
sebelumnya.
Umumnya, langkah pertama yang dilakukan auditor adalah memastikan
detail tie-in. Hal ini umumnya dilakukan dengan mencocokkan nilai total
yang terdapat dalam master file dengan nilai yang tercatat dalam ledger.
Hasil dari detail tie-in akan menunjukkan seberapa besar risiko terhadap
tujuan existence. Jika ada risiko yang material bahwa terdapat aset yang
sudah tidak ada tetapi masih tercatat, auditor dapat memilih beberapa sampel
dari master file dan memeriksa aset secara fisik. Jika diperlukan, auditor
dapat meminta klien untuk melakukan pemeriksaan fisik atas seluruh aset
yang ada dengan pengawasan auditor.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset tetap
yang dicatat dalam periode sebelumnya karena umumnya hal-hal tersebut
sudah teruji dalam audit periode sebelumnya. Akan tetapi, auditor perlu
memperhatikan untuk aset-aset yang sudah tidak digunakan lagi dalam
kegiatan operasional. Jika nilainya material, maka auditor perlu menilai
apakah aset tersebut perlu diturunkan nilainya ke net realizable value atau
setidaknya diklasifikasikan sebagai nonoperating equipment.
Di samping memenuhi tujuan audit yang berhubungan dengan balance,
auditor juga perlu melakukan prosedur audit yang terkait dengan empat
tujuan presentasi dan pemaparan. Auditor perlu memastikan bahwa standar
yang ada sudah terpenuhi.
• Verifikasi beban depresiasi
Beban depresiasi adalah salah satu akun beban yang tidak diverfikasi sebagai
bagian dari uji kontrol dan uji substantive test of transactions. Hal ini karena
nilai yang dicatat merupakan alokasi dan bukan terjadi karena transaksi

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
(+!

dengan pihak lain. Jika beban depresiasi material, maka test of detail yang
perlu dilakukan untuk akun ini akan lebih banyak dibandingkan dengan
akun-akun yang dapat diverifikasi melalui uji kontrol dan uji substantive test
of transactions.
Tujuan audit yang terkai dengan saldo yang penting untuk beban depresiasi
adalah accuracy. Auditor perlu memastikan bahwa klien sudah menerapkan
kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode ke periode dan bahwa
perhitungan yang dilakukan klien sudah tepat.
Dalam menentukan accuracy, auditor perlu memperhitungkan empat hal:
! Umur aset dari aset-aset yang baru diakuisisi
! Metode depresiasi
! Perkiraan nilai residual
! Kebijakan depresiasi aset pada tahun akuisisi dan pembuangan
Kebijakan klien dapat diketahui melalui diskusi dengan orang-orang yang
tepat dan membandingkan jawaban mereka dengan informasi yang terdapat
pada berkas permanen auditor. dalam menentukan umur manfaat dari suatu
aset, auditor perlu memperhitungkan umur fisik dari aset tersebut, umur aset
yang diperkirakan, dan kebijakan perusahaan atas pertukaran aset. Terkadang,
situasi yang berubah membuat suatu perusahaan perlu mereevaluasi umur
kegunaan aset. Ketika ini terjadi, dampak terhadap beban depresiasi perlu
direevaluasi.
Salah satu metode yang penting dalam mengaudit depresiasi adalah prosedur
analitis untuk mengukur reasonableness dengan mengkalikan aset tetap yang
belum terdepresiasi dengan tingkat depresiasi dari tahun tersebut. Jika hal ini
tidak bisa dilakukan, maka auditor perlu melakukan tes yang lebih detail
dengan merekalkulasi beban depresiasi dari beberapa aset untuk melihat
apakah klien sudah melakukan kebijakan depresiasi dengan benar dan
konsisten.
• Verifikasi saldo akhir pada akumulasi depresiasi
Debit untuk akumulasi depresiasi biasanya diuji sebagai bagian dari audit
untuk pembuangan aset, sementara bagian kreditnya akan diperiksa sebagai
bagian dari beban depresiasi. Jika auditor sudah memeriksa pencatatan

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
("!

akumulasi depresiasi dalam master file, maka tidak perlu dilakukan banyak
uji tambahan. Dua tujuan yang penting dalam audit saldo akhir dari
akumulasi depresiasi adalah bahwa akumulasi depresiasi yang tercatat dalam
master file sudah sesuai dengan yang tercatat pada buku besar dan bahwa
akumulasi depresiasi yang tercatat dalam master file sudah akurat.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
BAB 3
GAMBARAN UMUM PT XYZ

3.1 Industri Farmasi di Indonesia


Industri farmasi di Indonesia merupakan industri yang berkembang dengan cepat.
Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar dengan
pendapatan per kapita riil yang diharapkan naik sekitar 6% membuat industri
farmasi merupakan industri yang prospektif. Pada akhir tahun 2012, permintaan
pasar farmasi Indonesia meningkat sekitar 15% yaitu sebesar Rp
43.700.000.000.000 berkat meningkatnya permintaan obat resep, obat bebas, serta
obat generik. Berdasarkan data Lembaga riset Frost & Sullivan, pasar farmasi
Indonesia diproyeksikan akan memiliki pertumbuhan tertinggi keempat di
kawasan Asia Pasifik untuk periode 2011-2015 dengan pertumbuhan sebesar
10,3% "compounded annual growth rate" (CAGR) 2011-2015 atau nilai pasar
yang mencapai $ 7.100.000.000 pada tahun 2015. Pertumbuhan pasar farmasi
Indonesia ini akan melampaui pasar farmasi Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan
Australia. Akan tetapi, pertumbuhan pasar farmasi Indonesia diperkirakan akan
masih di bawah pasar farmasi China, India, dan Malaysia.

Indonesia memegang sebesar 37% dari pasar farmasi di ASEAN walaupun 95%
dari bahan baku obat yang ada masih diimpor. Perusahaan-perusahaan utama
dalam industri farmasi di Indonesia di antaranya PT Kalbe Farma Tbk, PT Merck
Tbk, dan PT Kimia Farma Tbk (Investor Daily, 13 Desember 2012).

3.2 Profil Perusahaan PT XYZ


PT XYZ didirikan pada tanggal 7 Maret 1972 berdasarkan Undang-Undang
Penanaman Modal Asing tahun No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan
Undang-Undang No. 11 tahun 1970. Setelah pendiriannya, PT XYZ telah
mengalami beberapa perubahan anggaran dasar terkait dengan susunan dewan
direksi dan dewan komisaris, pinjaman, dan perluasan pabrik. PT XYZ
didaftarkan sebagai perusahaan terbuka pada tanggal 8 Juni 1990 dan kepemilikan
modalnya didominasi oleh PT AAA yang bertempat di Amerika hingga sekarang.

!"#
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
!$#

Perusahaan memiliki kantor pusat di Sudirman, Jakarta. Akan tetapi, kegiatan


produksi perusahaan dan warehousing sebagian besar dilakukan di Pandaan, Jawa
Timur. Pada akhir tahun 2012, Perusahaan membuka pabrik baru di Pandaan,
Jawa Timur untuk kegiatan packaging.

PT XYZ adalah perusahaan terbuka yang bergerak dalam bidang farmasi. Produk
yang diproduksi dan didistribusikan oleh PT XYZ antara lain:
• Produk alergi dan dermatologis dengan merek yang terdiversifikasi
• Produk kardiologis dan methabolic pain
• Produk vaksin dan kesehatan wanita

Akan tetapi, PT XYZ membagi produk-produk tersebut menjadi dua divisi


marketing, yaitu Primary Care dan Specialty Care. Primary Care meliptui
produk-produk perawatan kulit, antibiotik, obat alergi, dan lain-lain. Specialty
Care meliputi produk hepatologi, onkologi, dan oploid addiction drug.

Nilai yang dianut PT XYZ mencerminkan nilai yang dianut oleh PT AAA sebagai
perusahaan induk yaitu menjaga dan meningkatkan kehidupan manusia dan
hewan. PT XYZ menjunjung tinggi standar etika dan integritas. PT XYZ juga
bertanggung jawab pada konsumen, karyawan perusahaan, lingkungan, dan
masyarakat. Sebagai perusahaan farmasi, PT XYZ berusaha untuk memperbaiki
kesehatan dan taraf hidup orang-orang di seluruh dunia dengan memberikan akses
kepada obat dan vaksin. Kemampuan Perusahaan untuk maju tergantung pada
integritas, pengetahuan, imajinasi, skill, diversitas, dan kerja sama karyawan
dalam PT XYZ.

PT XYZ menjual semua produknya kepada distributor tunggal, yaitu PT BBB


sesuai dengan kontrak yang berlaku lima tahun dimulai dari Desember 2006 dan
akan diperpanjang secara otomatis kecuali terdapat pemberitahuan tertulis
sebelum masa perjanjian berakhir.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
!%#

3.3 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PT XYZ


3.3.1 Kebijakan Kapitalisasi
Membedakan antara biaya yang langsung dicatat dan dikapitalisasi dapat
membingungkan tanpa standar yang jelas. PSAK 16 (Revisi 2011) yang dibuat
dengan mengadopsi IAS 16 Property, Plant, and Equipment menyebutkan bahwa
barang atau jasa dapat diakui sebagai aset jika kemungkinan besar entitas akan
memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut dan jika biaya
perolehan aset dapat diakui secara andal. Definisi ini memberikan banyak ruang
untuk menginterpretasikan definisi tersebut secara berbeda. Karena itu,
dibutuhkan kebijakan dari perusahaan untuk membantu dalam
menginterpretasikan definisi PSAK 16 agar tercapai standardisasi pencatatan
dalam perusahaan.

PT XYZ mendefinisikan aset tetap sebagai semua aset yang:


• Memiliki nilai perolehan melebihi batas minimum seperti yang dapat dilihat
pada tabel 3.1. Biaya yang dapat dikapitalisasi adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk membuat suatu aset dapat digunakan sesuai dengan
fungsi yang dimaksudkan untuk aset tersebut. Biaya ini dapat meliputi biaya
pembelian aset, biaya instalasi, dan pajak penjualan.
• Memiliki estimasi umur manfaat lebih dari satu tahun

PT XYZ mengelompokkan asetnya sebagai aset tetap sesuai ketentuan dalam


tabel 3.1:

Tabel 3.1: Minimum Biaya per Unit Untuk Kapitalisasi

Kategori Aset Biaya Per Unit Minimum


Tanah Tidak terdapat biaya minimum
Aset Lain Selain
Tanah $1,500
Total biaya proyek lebih dari
Internal Labor $500,000

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&'#

Tanah diasumsikan akan memiliki umur manfaat yang tidak terbatas sehingga
tidak perlu didepresiasi. Tanah juga tidak memiliki biaya minimum untuk dapat
diakui sebagai aset tetap. Aset selain tanah akan dapat dikapitalisasi jika biaya
barang atau jasa tersebut melebihi $1,500 per unitnya. Barang atau jasa dengan
nilai yang lebih rendah dari $ 1,500 per unit akan dicatat sebagai biaya, kecuali
jika barang atau jasa tersebut merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan
untuk membuat suatu aset tetap dapat berfungsi sebagai satu unit fungsional.
Contoh penerapan kebijakan ini adalah dalam pembuatan pabrik. Kabel, paku,
semen, dan segala komponen yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut
akan dicatat sebagai biaya yang dapat dikapitalisasi untuk aset tetap pabrik karena
merupakan biaya yang dikeluarkan agar suatu aset tetap dapat digunakan sesuai
dengan fungsi yang dimaksudkan. Di sisi lain, barang atau jasa yang berada dalam
aset tersebut tetapi tidak memberikan kontribusi langsung terhadap fungsi pabrik
sebagai bangunan seperti komputer, meja, dan kursi yang berada dalam pabrik
tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam biaya pembangunan pabrik yang
dikapitalisasi. Barang-barang atau jasa ini akan dikapitalisasi secara individual
jika melebihi biaya minimum per unit.

Dalam proyek pembuatan bangunan baru atau renovasi besar yang melebihi
$5,000,000, terdapat pengecualian untuk syarat biaya minimum per unit. Barang-
barang yang identik dapat dikapitalisasi sebagai satu aset dengan syarat:
• Harga barang yang identik tersebut melebihi batas biaya minimum per unit
• PT XYZ mampu mencatat dan mengawasi barang-barang tersebut secara
individu dalam subledger aset tetap
Yang dimaksud dengan barang identik, misalnya kursi, komputer, LCD, dan lain-
lain, yang masing-masing dibeli dalam jumlah besar yang nilainya melebihi
$1,500. Barang-barang tersebut dibeli dalam rangkaian renovasi pabrik dan
renovasi pabrik tersebut merupakan proyek dengan nilai melebihi $5,000,000.
Barang-barang tersebut dapat dikapitalisasi sebagai satu aset dengan catatan
bahwa perusahaan mampu mencatat dan mengawasi barang-barang tersebut
secara individu dalam subledger aset tetap. Pengecualian ini tidak berlaku untuk
barang-barang yang tidak memenuhi syarat sebagai aset dan dicatat sebagai biaya

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&(#

dalam kegiatan bisnis sehari-hari seperti perlengkapan kantor dan biaya telepon
individu.

Untuk proyek-proyek yang melebihi $500,000, biaya internal labor seperti gaji
untuk engineer dan software developer dapat dikapitalisasi tanpa biaya minimum
per unit. Jika total biaya proyek kurang dari $500,000, maka semua biaya labor
akan dicatat sebagai biaya dalam periode terjadinya. Yang dimaksud dengan total
nilai proyek adalah biaya yang terjadi dalam semua fase proyek.

Terdapat beberapa hal umum yang perlu diperhatikan dalam mengkapitalisasi


biaya. PT XYZ perlu yakin bahwa biaya yang dikapitalisasi material dan dapat
diawasi sebelum memutuskan untuk mengkapitalisasi suatu biaya. Jika suatu
barang atau jasa tidak memiliki nilai yang material, sebaiknya perusahaan
langsung mencatat barang atau jasa tersebut sebagai biaya. Barang atau jasa yang
tidak dapat diawasi juga sebaiknya tidak dicatat sebagai aset tetap. Penting bagi
PT XYZ untuk dapat menerapkan kebijakan kapitalisasi secara konsisten.

Selain hal-hal umum yang perlu diperhatikan dalam mengkapitalisasi biaya,


terdapat juga ketentuan-ketentuan khusus untuk beberapa jenis biaya. Biaya yang
berhubungan dengan renovasi dapat dikapitalisasi jika dapat menambah fungsi
bangunan. Contoh biaya renovasi yang dapat dikapitalisasi adalah seperti
mengubah suatu ruang laboratorium menjadi ruangan kantor atau ekspansi
bangunan yang sudah ada. Sebaliknya, pembuatan ruang kantor atau ruang
konferensi baru dalam bangunan kantor yang sudah ada, tidak dapat dikapitalisasi
karena tidak menambah fungsi bangunan. Biaya-biaya yang terjadi setelah
instalasi aset yang tidak menambah fungsi atau umur aset secara signifikan juga
tidak dapat dikapitalisasi dan akan langsung diklasifikasi sebagai biaya.

Tidak semua peralatan yang dibeli digunakan dalam kegiatan produksi. Karena itu,
dibutuhkan ketentuan untuk peralatan yang sedang tidak digunakan. Standby (atau
marker) equipment adalah peralatan yang dibeli sebagai cadangan karena
memiliki lead time yang panjang. Istilah ini juga digunakan untuk peralatan-

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&!#

peralatan yang tidak digunakan untuk sementara tetapi disimpan sebagai


cadangan. Semua peralatan dengan klasifikasi ini dijaga kondisinya agar dapat
dipakai setiap saat. Jika peralatan ini memiliki nilai melebihi $500,000 dan akan
segera digunakan, maka peralatan tersebut perlu dicatat sebagai peralatan pabrik.
Peralatan yang tidak memenuhi ketentuan tersebut akan mengikuti ketentuan aset
pengganti.

Barang atau komponen pengganti perlu memenuhi salah satu syarat berikut agar
dapat dikapitalisasi:
• Menambah umur dari aset yang sudah ada secara signifikan
• Menambah produktivitas aset yang sudah ada secara signifikan
• Menambah fungsi dari suatu aset yang sudah ada
Jika barang atau komponen pengganti tersebut tidak memenuhi salah satu syarat
di atas, maka barang atau komponen pengganti perlu dicatat sebagai biaya pada
periode tersebut. Akan tetapi, barang atau komponen tersebut hanya dapat
dikapitalisasi jika menggantikan aset tetap yang dapat diidentifikasi secara
individu dalam subledger aset tetap. Sebaliknya, apabila aset tetap yang
digantikan merupakan bagian dari suatu aset tetap yang lebih besar dan tidak
memiliki catatan individual dalam subledger, barang atau komponen tersebut
akan dicatat sebagai biaya dalam periode tersebut. Jika aset tetap yang digantikan
belum habis didepresiasi, maka sisa nilai buku aset tetap tersebut akan dihapus
dan dicatat sebagai biaya. Biaya perbaikan dan perawatan dicatat sebagai beban
karena tidak menambah umur ekonomis aset.

Komponen-komponen pengganti yang tidak memenuhi persyaratan untuk


dikapitalisasi akan masuk ke dalam akun Mechanical Stores. Mechanical Stores
adalah akun inventory tersendiri yang terdiri atas bagian-bagian seperti filter,
pompa, kenop, dan lain-lain. Mechanical Stores dibeli dengan tujuan sebagai
pengganti di bagian-bagian yang ada di masa yang akan datang. Karena itu,
Mechanical Store harus diklasifikasikan sebagai aset tetap lain-lain bukannya
sebagai aset dalam konstruksi. Ketika Mechanical Stores digunakan, biaya yang
terkait akan direkklasifikasi sebagai biaya.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&&#

Aset tetap tidak selamanya berada di tempat yang sama. Biaya relokasi aset yang
akan dicatat sebagai beban, yaitu:
• Biaya pencabutan
• Biaya transportasi atau pemindahan
• Biaya reinstalasi aset di tempat yang baru
Biaya relokasi tidak dikapitalisasi karena tidak menambah masa ekonomis, tidak
menambah produktivitas, dan tidak menambah fungsi aset. Biaya instalasi yang
dikapitalisasi sejak awal dapat terus dikapitalisasi dan didepresiasi.

Selain biaya yang terkait dengan barang, terdapat juga biaya jasa yang dapat
dikapitalisasi seperti biaya legal. Biaya legal yang terjadi antara PT XYZ dan
kontraktor atau vendor yang terjadi karena pada saat proyek pembuatan suatu aset
tetap seperti pembuatan pabrik dapat dikapitalisasi jika biaya yang terjadi sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam kontrak. Biaya legal lain yang dapat
dikapitalisasi di antaranya adalah biaya jika terjadi sengketa dengan kontraktor
atau vendor. Akan tetapi, biaya ini harus terjadi sebelum aset dapat digunakan
sesuai dengan fungsi yang dimaksudkan. Biaya legal yang terjadi setelahnya akan
dicatat langsung sebagai beban dalam periode terjadinya. Selain itu, biaya
sengketa dengan pihak ketiga dapat dikapitalisasi walaupun aset sudah dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya.

3.3.2 Kebijakan Depresiasi


Secara umum, depresiasi dicatat untuk semua aset modal mengunakan metode
straight line dengan depresiasi penuh pada bulan dimana aset tersebut digunakan.
Depresiasi dimulai ketika aset siap untuk digunakan. Untuk aset yang berada di
pabrik atau tempat produksi, aset dianggap siap untuk digunakan ketika sudah
mendapat persetujuan dari badan regulator atau ketika produksi komersial terjadi
sebelum persetujuan tersebut didapatkan.

Nilai aset tetap yang dapat didepresiasi adalah historical cost dikurangi dengan
nilai residu pada akhir masa kegunaan aset. Historical cost tidak selalu sesuai
dengan nilai yang tertera pada kontrak. Negosiasi dengan vendor yang terjadi

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&)#

dalam rentang antara penandatanganan kontrak dan pengiriman tagihan dapat


membuat biaya yang ditagih lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai yang tertera
di kontrak. Nilai yang akan diakui sebagai historical cost adalah nilai yang tertera
pada tagihan. Di sisi lain, masa kegunaan suatu aset ditentukan sesuai dengan
standar perusahaan. Tabel berikut adalah umur aset yang digunakan oleh
perusahaan.

Tabel 3.2: Standar Umur Manfaat Aset

Kategori Umur Manfaat Aset (Tahun)


Land Improvements 20
Bangunan:
Manufaktur 40
Kantor 40
Penelitian 40
Lain-lain 40
Servis Bangunan 25
Tambahan pada Bangunan Sisa umur manfaat bangunan
Bangunan Sementara 1
Peralatan Laboratorium-1 7
Peralatan Laboratorium-2 12
Peralatan Pabrik 15
Peralatan Standby 15
Peralatan Tooling 15
Peralatan Boiler and Chiller 15
Peralatan Audio Visual 5
Komputer yang Berhubungan Dengan
Manufaktur 10
Peralatan Lain-lain-1 15
Peralatan Lain-lain-2 10
Peralatan Lain-lain-3 5
Furniture and Fixtures 10
Peralatan Kantor 5
Peralatan Transportasi
Kendaraan Pabrik 5

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&*#

Kategori Umur Manfaat Aset (Tahun)


Automobil atau Kendaraan Lain 4
Aircraft - 1 20
Aircraft - 2 30
Non-PC Hardware 5
Non-PC Software 5
Komputer 3
Software Komputer 3
Customized Software 5
Web-based Software 3
Customized, Web-based Software 3
Hardware atau Software Lain-lain 5

3.3.3 Penghapusan Aset (Asset Disposal)


Untuk pencatatan akuntasi yang lengkap, diperlukan Asset Disposition Form
(ADF) yang sesuai untuk dengan standar untuk setiap penghapusan aset.

Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang menyebabkan penghapusan aset dan


kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk setiap kondisi yang ada:
• Penjualan aset: pada saat terjadi penjualan, nilai aset dan akumulasi
depresiasi dihapus dan keuntungan atau kerugian yang terealisasi harus
dicatat sebagai pendapatan lain-lain oleh divisi yang terkait
• Asset abandonment atau retirement: pada saat terjadi, nilai aset dan
akumulasi depresiasi dihapus. Nilai buku yang tersisa akan dibebankan pada
pendapatan divisi yang terkait.
• Penukaran aset: pada saat terjadi, biaya awal dan akumulasi depresiasi
dihapus dan nilai buku yang baru ditambah sesuai dengan jumlah yang
dibayarkan. Nilai buku yang baru akan didepresiasi sesuai dengan masa
kegunaannya
• Kehilangan aset atau kerusakan karena kecelakaan atau bencana alam: pada
saat terjadi, biaya reparasi akan diakui dalam periode dimana hal tersebut
terjadi. Estimasi atas biaya reparasi dapat digunakan jika jumlah aktual

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
#
&+#

belum dapat dipastikan. Jika aset perlu diganti, maka selisih antara nilai aset
dan akumulasi depresiasi akan diakui sebagai kerugian dalam periode
tersebut.

3.4 Laporan Posisi Keuangan PT XYZ


Untuk melihat klasifikasi yang digunakan perusahaan, penting untuk melihat
neraca PT XYZ. Berikut ini adalah akun-akun yang digunakan dalam aset tidak
lancar perusahaan:
• Aset pajak tangguhan
• Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
• Uang jaminan
• Aset tidak lancar lainnya

Akun-akun yang digunakan di atas masih terlalu umum untuk dapat memberikan
informasi yang lengkap. Pemaparan untuk aset tetap dijabarkan lebih lanjut
menjadi:
• Hak atas tanah dan pengembangan tanah
• Bangunan dan prasarana
• Mesin dan peralatan
• Peralatan kantor
• Kendaraan bermotor
• Aset dalam penyelesaian

Selain penjabaran aset tetap, terdapat juga beberapa catatan yang menjelaskan
lebih lanjut mengenai aset tetap yang dimiliki oleh PT XYZ. Catatan yang
pertama menjelaskan mengenai kebijakan perusahaan terkait dengan aset tetap
yang dimiliki oleh PT XYZ yang sudah dibahas dalam bagian kebijkan akuntansi
PT XYZ. Catatan yang kedua memaparkan bahwa terdapat transaksi non kas
berupa kapitalisasi beban bunga dan biaya yang masih harus dibayar yang
menambah nilai aset.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Merencanakan dan Merancang Program Audit


PT XYZ bukan merupakan klien tahun pertama sehingga penerimaan klien
berjalan dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan penerimaan klien baru.
Tahun fiskal 2011-2012 merupakan audit tahun ketiga untuk PT XYZ sehingga
KAP sudah memiliki pengetahuan yang cukup mendalam mengenai PT XYZ.
Akan tetapi, kondisi dapat berubah setiap saat. Karena itu, walaupun PT XYZ
bukan merupakan klien tahun pertama, masih terdapat beberapa prosedur yang
perlu dilakukan oleh KAP. Pertama-tama, KAP perlu memperbarui pengetahuan
mengenai PT XYZ dengan cara bertanya kepada manajemen. Berikut ini adalah
pemahaman mengenai PT XYZ yang dikumpulkan oleh KAP:
1. Bisnis perusahaan
2. Kinerja PT XYZ
3. Strategi bisnis PT XYZ
Selain pemahaman mengenai PT XYZ sendiri, KAP juga perlu memahami faktor-
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis PT XYZ, mencakup:
1. Industri
2. Praktik akuntansi dan bisnis yang umum dalam industri farmasi
3. Regulasi untuk industri farmasi
4. Perpajakan
5. Kondisi politik
6. Kondisi ekonomi
KAP mengumpulkan informasi-informasi tersebut dari berbagai media informasi
seperti koran, internet, atau televisi. Pengumpulan informasi ini dilaksanakan oleh
partner, direktur, dan manajer yang akan menerima klien tersebut.

Setelah penerimaan klien, manajer akan menentukan beberapa hal berdasarkan


informasi yang sudah didapatkan dan berdasarkan pengalaman audit dari periode
tahun sebelumnya, mencakup:

"#!
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
"$!

1. Risiko audit
Manajer menentukan risiko audit untuk setiap area audit. Risiko ini
ditentukan berdasarkan risiko audit yang dapat diterima, risiko kontrol, dan
risiko fraud PT XYZ. Risiko ini akan ditinjau ulang oleh partner KAP untuk
dilihat apakah sesuai atau tidak. Risiko area aset tetap untuk PT XYZ
dinaikkan setingkat setelah ditinjau ulang oleh partner
2. Materiality
Materiality yang digunakan adalah persentase dari pendapatan bersih PT
XYZ. Seandainya PT XYZ adalah perusahaan yang belum memiliki
pendapatan, materiality dapat ditentukan melalui persentase dari nilai aset
mereka.

Hal yang selanjutnya dapat dilakukan setelah mengerti berbagai risiko yang ada
dan menentukan materiality adalah membuat rencana audit dan program audit
secara keseluruhan. Program audit ini meliputi prosedur audit yang akan
dilakukan dan timetable audit. Program audit dapat berubah sewaktu-waktu sesuai
dengan kondisi.

Rencana audit dan program audit dikomunikasikan melalui kick-off meeting yang
mengundang semua anggota tim audit serta KAP lain yang menangani pajak klien.
Hal-hal yang dijelaskan antara lain risiko audit tahun lalu dan tahun ini, risiko
potensial, dan alternatif prosedur audit yang dapat dilakukan jika prosedur utama
tidak dapat dilaksanakan.

Setelah mengkomunikasikan rencana audit dan program audit secara internal,


langkah selanjutnya adalah komunikasi dengan PT XYZ. Persetujuan antara PT
XYZ dan KAP dalam hal tanggung jawab masing-masing pihak akan dituangkan
dalam engagement letter. Persetujuan yang dicapat adalah scope audit, rencana
audit, dan biaya audit dan sistem pembayaran. Disamping itu, waktu pelaksanaan
audit juga disetujui walaupun tidak dimasukkan ke dalam engagement letter.
Engagement letter ditandatangani sebelum audit dilaksanakan agar tidak terjadi

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
"%!

konflik di kemudian hari karena kesalahpahaman antara KAP dan PT XYZ. Audit
dapat dimulai setelah engagement letter ditandatangani oleh KAP dan PT XYZ.

4.2 Audit atas Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi


Aset tetap dalam konstruksi memiliki ketentuan yang berbeda dengan aset tetap
yang sudah jadi, karena audit untuk aset tetap dalam konstruksi wajib mengikuti
regulasi PSAK No. 16: Aset Tetap (Revisi 2011) dan PSAK No. 26: Biaya
Pinjaman (Revisi 2011). Prosedur yang dilaksanakan KAP untuk mengaudit
akuisisi aset tetap dalam konstruksi adalah:
1. Memperbarui pemahaman mengenai kebijakan kapitalisasi untuk aset dalam
konstruksi dan menguji ketaatan terhadap regulasi yang ada
Kebijakan kapitalisasi untuk aset dalam konstruksi dapat dilihat dalam
dokumen kebijakan akuntansi oleh PT XYZ terkait dengan aset tetap yang
berasal dari standar yang digunakan oleh PT AAA yang merupakan
perusahaan induk PT XYZ. Pemahaman lebih lanjut mengenai penerapan
kebijakan tersebut akan didapatkan dengan mewawancarai manajemen.
PT XYZ mengkapitalisasi barang selain tanah, jika barang tersebut melebihi
nilai maksimum untuk biaya yang tidak dikapitalisasi. Barang atau jasa
dengan nilai yang lebih rendah dari $ 1,500 per unit akan dicatat sebagai
biaya, kecuali jika barang atau jasa tersebut merupakan suatu bagian yang
tidak terpisahkan untuk membuat suatu aset tetap dapat berfungsi sebagai
satu unit fungsional.
Barang atau jasa yang berada dalam aset dalam konstruksi, seperti bangunan
kantor atau pabrik, tetapi tidak memberikan kontribusi langsung terhadap
fungsi pabrik sebagai bangunan seperti komputer, meja, dan kursi yang
berada dalam pabrik tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam biaya
pembangunan pabrik yang dikapitalisasi.
Di sisi lain, dalam proyek pembuatan bangunan baru atau renovasi besar
yang melebihi $5,000,000, terdapat pengecualian untuk syarat biaya
minimum per unit seperti yang sudah dibahas pada Bab 3. Barang-barang
yang identik dapat dikapitalisasi sebagai satu aset jika memenuhi syarat
tertentu. PSAK 16 tidak menentukan unit pengukuran untuk aset tetap

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&'!

sehingga kebijakan akuntansi aset tetap PT XYZ terkait dengan penentuan


unit aset tetap sudah sesuai dengan regulasi. Untuk akuisisi aset tetap yang
sudah jadi, akan dibahas lebih lanjut dalam akuisisi aset tetap.
2. Daftar akuisisi aset tetap dalam konstruksi
Setelah mengecek kebijakan PT XYZ, KAP membutuhkan daftar akuisisi
aset dalam konstruksi yang terjadi dalam periode tersebut. Daftar aset tetap
merupakan hal pertama yang perlu didapatkan untuk melaksanakan audit
aset tetap, baik untuk audit akuisisi aset tetap, audit beban depresiasi dan
akumulasi depresiasi, dan audit penghapusan aset tetap. Daftar aset tetap
merupakan pegangan bagi KAP dalam mengaudit. Akan tetapi, daftar aset
tetap yang digunakan untuk setiap audit berbeda. Untuk akuisisi aset tetap,
dibutuhkan daftar akuisisi aset tetap. Daftar penghapusan aset tetap
dibutuhkan untuk audit atas penghapusan aset tetap. Yang terakhir. daftar
aset tetap secara keseluruhan dibutuhkan untuk audit beban depresiasi dan
akumulasi depresiasi.
Pencatatan dalam PT XYZ menggunakan SAP sehingga daftar akuisisi aset
tetap dalam konstruksi PT XYZ dapat ditarik dari sistem. Pencatatan untuk
PT XYZ terbagi menjadi dua, yaitu: pencatatan untuk kantor pusat dan
pencatatan untuk cabang. Kantor pusat merupakan pusat administrasi dan
bisnis sedangkan kantor cabang merupakan pusat produksi PT XYZ.
Pencatatan aset tetap dilakukan oleh kantor pusat dan kantor cabang
menggunakan SAP, dan dikonsolidasikan setiap bulannya.
Informasi yang didapatkan dari daftar akuisisi aset tetap PT XYZ antara lain
deskripsi singkat barang dan nilai barang tersebut. Daftar akusisi tersebut
kemudian dicek dengan nilai akuisisi aset dalam konstruksi yang tercatat
dalam mutasi aset tetap PT XYZ untuk memenuhi tujuan audit detail tie-in.
Jika sesuai, maka daftar dapat digunakan untuk memilih sampel. Jika tidak,
maka daftar akan dikembalikan pada PT XYZ untuk dilengkapi. Untuk
periode ini, aset tetap dalam konstruksi adalah pabrik baru PT XYZ. Pabrik
baru PT XYZ meliputi gedung pabrik itu sendiri dan segala aset yang berada
di dalam pabrik tersebut.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&(!

3. Memilih sampel dari daftar


Sampel dipilih dari daftar akuisisi aset tetap. Sampel yang pertama diambil
adalah sampel-sampel yang memiliki nilai besar karena dapat memberikan
dampak yang material jika terjadi salah catat. Kemudian, auditor melihat
apakah sampel yang diambil sudah cukup. Auditor dibantu oleh sistem untuk
menilai kecukupan sampel. Cara menggunakan sistem ini adalah dengan
memasukkan informasi-informasi berikut ke dalam sistem:
• Nilai dan jumlah sampel yang sudah dipilih
• Nilai dan jumlah populasi sampel
• Nilai dan jumlah populasi sampel yang tidak diambil sebagai sampel
• Tingkat risiko untuk akun tersebut
• Materiality yang digunakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampel yang perlu diambil adalah:
• Nilai dan jumlah populasi sampel
Semakin tinggi nilai dan jumlah populasi, semakin banyak sampel yang
harus diambil.
• Tingkat risiko salah catat untuk akun tersebut
Semakin tinggi risiko salah catat untuk akun tersebut, maka semakin
banyak sampel yang harus diambil.
• Materiality yang digunakan
Semakin rendah materiality yang digunakan, semakin banyak sampel
yang dibutuhkan
Sistem akan menunjukkan kecukupan sampel yang diambil. Jika belum
cukup, sistem akan menunjukkan jumlah sampel yang harus ditambah. Sisa
sampel akan diambil secara acak. Proses mengambil sampel secara acak dan
memeriksa kecukupan sampel dengan menggunakan sistem akan diulang
kembali hingga sampel yang diambil dinyatakan sudah cukup.
Pengambilan sampel dilakukan tanpa memperhatikan pengelompokkan aset
tetap seperti aset tetap kendaraan, peralatan, atau bangunan. Hal ini
berpotensi dalam pengambilan sampel yang tidak dapat mewakili populasi.
Akan tetapi, populasi sampel cenderung homogen yang terdiri atas biaya
untuk konstruksi bangunan dan perlengkapan untuk pabrik baru. Jadi,

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&)!

pengambilan sampel yang ada sudah merepresentasikan populasi aset tetap


dalam konstruksi walaupun tanpa memperhatikan kategori-kategori aset
yang ada.
4. Mendapatkan dokumen pendukung atas sampel
Setelah sampel ditentukan, KAP akan meminta dokumen pendukung atas
sampel tersebut pada PT XYZ. Dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam
audit akuisisi aset dalam konstruksi adalah:
• Purchase order
• Kontrak atau perjanjian harga
• Invoice
• Berita acara serah terima atau berita acara progres penyelesaian
• Slip pembayaran
• Jurnal dari SAP
5. Mencocokkan sampel akuisisi aset dalam konstruksi dengan dokumen
pendukungnya
Informasi yang didapatkan dari dokumen-dokumen pendukung yang diminta,
yaitu:
• Purchase order
Dalam purchase order dapat dilihat deskripsi aset tetap dan nilai aset
tetap yang telah disetujui dalam kontrak. Purchase order menunjukkan
bahwa konstruksi aset telah diotorisasi.
• Invoice
Informasi yang didapatkan dari invoice adalah tanggal pembayaran dan
jumlah pembayaran yang ditagih dan persentase pembayaran yang
ditagih dan sudah dibayar. Sifat konstruksi untuk pabrik PT XYZ
adalah borongan. Satu perusahaan membuat seluruh pabrik PT XYZ.
• Kontrak atau perjanjian harga
Kontrak konstruksi atau pembelian dan perjanjian harga dapat
menunjukkan harga yang disetujui oleh PT XYZ dan kontraktor mereka.
Dalam dokumen ini dapat dilihat juga ketentuan pembayaran yang
sudah disepakati.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&"!

• Berita acara serah terima dan berita acara progres penyelesaian


Dokumen-dokumen tersebut akan menunjukkan tanggal selesaianya
pembangunan pabrik atau aset tetap lainnya. Berita acara serah terima
digunakan untuk penyerahan barang konstruksi yang sudah selesai dan
berita acara progres penyelesaian menunjukkan persentase konstruksi
aset yang sudah selesai. Jadi, berita acara progres penyelesaian
menunjukkan nilai aset tetap yang dapat diakui oleh PT XYZ untuk aset
yang sedang dalam proses konstruksi.
• Slip pembayaran
Slip pembayaran menunjukkan tanggal pembayaran dan jumlah yang
sudah dibayarkan oleh PT XYZ.
• Print screen jurnal dari SAP
Print screen jurnal dari SAP menunjukkan jurnal pencatatan aset.
Prosedur yang dilakukan atas dokumen-dokumen tersebut, yaitu:
• Meninjau keberadaan aset
Seperti pada akuisisi aset tetap yang sudah dibahas sebelumnya,
keberadaan dokumen pendukung yang lengkap akan memverifikasi
keberadaan aset tetap dalam konstruksi. Dokumen-dokumen pendukung
yang diminta mendokumentasikan alur pemesanan aset:
! Purchase order menunjukkan bahwa konstruksi sudah dipesan
oleh manajer proyek.
" Kontrak menunjukkan bahwa PT XYZ sudah mencapai
kesepakatan dengan kontraktor untuk membangun aset dengan
harga dan ketentuan pembayaran yang telah disetujui.
# Berita acara serah terima atau berita acara progres penyelesaian
menunjukkan persentase konstruksi yang sudah selesai atau bahwa
aset dalam konstruksi sudah selesai dibangun.
$ Invoice menunjukkan penagihan pembayaran atas barang
% Jurnal dari SAP menunjukkan bahwa barang sudah dicatat sebagai
aset tetap dalam konstruksi
& Slip pembayaran menunjukkan bahwa tagihan atas aset tetap dalam
konstruksi telah dibayar

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&&!

Selain memeriksa melalui dokumentasi, keberadaan aset juga dapat


diperiksa melalui pemeriksaan secara fisik. Pemeriksaan secara fisik
tidak dilakukan secara mendalam untuk masing-masing aset karena
dokumen yang diberikan sudah mencukupi. Keberadaan pabrik di
cabang sudah dicek secara fisik dan didokumentasikan dengan foto
pada saat kunjungan ke cabang.
• Memeriksa keakuratan pencatatan aset dalam konstruksi
Prosedur ini akan memenuhi tujuan audit accuracy. Verifikasi ini dapat
dilakukan dengan melihat kontrak konstruksi, purchase order, invoice,
dan berita acara serah terima, atau berita acara progres penyelesaian.
Kemudian dokumen pendukung tersebut dicocokkan dengan angka
pada daftar akuisisi aset tetap dalam konstruksi. Seharusnya, angka
yang tertera pada dokumen-dokumen pendukung dan angka yang
tercatat pada daftar akuisisi aset tetap dalam konstruksi sama.
Selanjutnya, jurnal pencatatan dapat dilihat dari print screen jurnal SAP.
Tidak terdapat pencatatan untuk progres karena pencatatan hanya
dilakukan saat pembayaran. Jurnal pencatatan untuk aset tetap dalam
konstruksi untuk setiap pembayaran adalah:
Aset tetap dalam konstruksi xxx
Kas dan bank/utang xxx
Akan tetapi, terkadang biaya yang tertera pada kontrak, purchase order,
dan invoice dapat berbeda. Setelah bertanya kepada manajemen, PT
XYZ menjelaskan bahwa biaya aset dapat berganti karena negosiasi
yang dilakukan dengan vendor atau kontraktor. Jika perbedaan harga
melebihi batas maksimal, maka akan dibuat revisi pada purchase order.
• Memverifikasi komponen biaya aset
KAP perlu memastikan bahwa biaya yang dicatat hanya meliputi biaya
yang terjadi untuk membuat aset siap dipakai sesuai dengan fungsinya.
Prosedur ini tidak hanya memenuhi tujuan audit accuracy tetapi juga
memenuhi regulasi yang terdapat pada PSAK 16 dan PSAK 26.
Komponen-komponen biaya yang dapat diakui adalah:

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&*!

! Biaya pembelian
Biaya yang dapat dikapitalisasi harus sesuai dengan persentase
penyelesaian kontrak. Metode yang digunakan untuk menghitung
persentase penyelesaian kontrak adalah dengan melakukan survei
atas pekerjaan yang dilakukan yang terlihat dari berita acara
progres penyelesaian. Berita acara progres penyelesaian dari
kontraktor kemudian ditandatangani oleh manajer proyek untuk
menyatakan bahwa manajer proyek sudah menyetujui progres yang
tercantum. Biaya yang dikapitalisasi adalah persentase
penyelesaian dikalikan dengan total biaya proyek yang dapat
dilihat pada kontrak konstruksi dan invoice.
" Biaya yang terjadi untuk membuat aset dapat berfungsi
Untuk pabrik obat, terdapat biaya khusus yaitu biaya sertifikasi
dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang menunjukkan
bahwa pabrik sudah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang
Baik. Sertifikasi ini wajib diambil agar pabrik dapat berfungsi.
Biaya sertifikasi dapat dipastikan dari mewawancarai manajemen
dan konfirmasi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
# Estimasi biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset
Estimasi biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset dapat
diketahui melalui wawancara dengan manajemen. Tidak terdapat
biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset.
$ Beban bunga
Ketentuan pembayaran yang terdapat pada kontrak konstruksi dan
invoice menunjukkan bahwa konstruksi gedung pabrik dan mesin-
mesin yang digunakan dalam pabrik PT XYZ dibayar dengan
cicilan. Selisih antara biaya yang perlu dibayarkan secara cicilan
dan biaya tunai dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap dalam
konstruksi sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16.
% Pembelian dengan dana pinjaman
PSAK 26 menyebutkan bahwa beban bunga yang terjadi karena
pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung untuk akuisisi

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&+!

aset harus dikapitalisasi. Wawancara dengan manajemen


menunjukkan bahwa terdapat pinjaman internal dari kantor pusat
untuk kantor cabang untuk akuisisi aset tetap dalam konstruksi.
Beban bunga yang akan dikapitalisasi adalah beban bunga dari
pinjaman tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang ada.
Beban bunga dari pinjaman dapat diuji kewajarannya dengan
rekalkulasi berdasarkan ketentuan pinjaman. Akun bank untuk
pinjaman ini tidak dipisah dengan akun bank yang digunakan oleh
cabang untuk pembayaran secara umum. Akan tetapi, kewajaran
pendapatan bunga dapat diuji dengan rekalkulasi pendapatan bunga
berdasarkan besar pinjaman, lama pinjaman, dan tingkat bunga
bank yang terkait. Selisih antara beban bunga dari pinjaman dan
pendapatan bunga disesuaikan dengan beban bunga yang diakui
oleh PT XYZ. Hasil rekalkulasi menunjukkan bahwa beban bunga
yang diakui sudah wajar.
• Verifikasi otorisasi akuisisi aset tetap
Otorisasi pada akuisisi aset dapat dilihat dalam pembuatan purchase
order. Purchase order yang dibuat oleh PT XYZ merupakan purchase
order yang dibuat dengan sistem. Purchase order pertama-tama dibuat
oleh manajer proyek dan kemudian disetujui oleh bagian pembelian.
Purchase order tidak akan dapat dibuat tanpa persetujuan bagian
pembelian.
• Reklasifikasi aset tetap dalam konstruksi
Berdasarkan wawancara dengan manajemen, terdapat beberapa aset
tetap dalam konstruksi yang direklasifikasi menjadi aset tetap dalam
periode berjalan. Print screen jurnal SAP untuk reklasifikasi ini diminta
untuk memastikan bahwa jurnal reklasifikasi yang dibuat sudah tepat.
Jurnal reklasifikasi aset tetap dalam konstruksi menjadi aset tetap
adalah:
Aset tetap xxx
Aset tetap dalam konstruksi xxx

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&#!

Dalam audit akuisisi aset tetap dalam konstruksi untuk periode 2011-2012
terdapat beberapa temuan, yaitu:
• Terdapat berbagai aset tetap yang sudah jadi tetapi masih diklasifikasikan
sebagai aset dalam konstruksi
Berdasarkan wawancara dengan manajemen, aset tetap yang sudah jadi
tersebut merupakan bagian dari pabrik baru PT XYZ yang belum mendapat
sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Pabrik tidak dapat
beroperasi tanpa sertifikasi sehingga pabrik tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai siap digunakan sesuai dengan fungsinya. Karena itu, walaupun
pabrik PT XYZ sebetulnya sudah jadi, pabrik PT XYZ masih
diklasifikasikan sebagai aset tetap dalam konstruksi. Berdasarkan PSAK 16,
aset tetap dapat diakui sebagai aset tetap jika sudah siap digunakan. Tanpa
keberadaan sertifikat ini, pabrik tidak dapat dioperasikan untuk produksi.
Karena itu, tindakan manajemen untuk mengklasifikasikan pabrik yang
sudah jadi tetapi tidak dapat digunakan karena belum memiliki sertifikasi
yang dibutuhkan sebagat aset dalam konstruksi sudah tepat.
• Terdapat biaya visa sebagai bagian dari aset tetap dalam konstruksi
Biaya visa bukan merupakan biaya yang umum dalam pembangunan pabrik.
Akan tetapi, wawancara dengan manajemen menjelaskan bahwa biaya
tersebut dicatat sebagai bagian dari pabrik karena merupakan biaya visa
tersebut merupakan biaya visa untuk supervisor proyek yang datang khusus
untuk pembangunan pabrik tersebut. Berdasarkan PSAK 16, semua biaya
yang terjadi untuk membuat aset tetap dapat berfungsi perlu dikapitalisasi
sebagai bagian dari aset tetap. Supervisor proyek ini adalah warga Singapura.
Warga Singapura membutuhkan visa untuk dapat bekerja di Indonesia. Biaya
visa supervisor proyek termasuk dalam biaya yang dibutuhkan untuk
membuat aset dapat beroperasi sehingga keputusan manajemen untuk
mengkapitalisasi biaya visa sudah tepat. Akan tetapi, biaya tiket pesawat
untuk supervisor dimasukkan ke dalam beban operasional. Seharusnya,
biaya tiket pesawat juga dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&$!

• Konstruksi bangunan dicatat sesuai dengan angsuran


Jurnal yang seharusnya dibuat oleh perusahaan pada saat pembayaran uang
muka adalah:
Uang muka xxx
Kas dan bank xxx
Pembayaran uang muka dicatat sebagai uang muka karena pada saat itu
pembayaran uang muka tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap karena
uang muka yang dibayar bukan merupakan aset berwujud fisik yang dapat
memberikan keuntungan ekonomis di masa yang akan datang untuk
perusahaan. Uang muka tersebut merupakan aset biaya dibayar di muka.
Akan tetapi yang dicatat oleh PT XYZ adalah:
Aset tetap dalam konstruksi xxx
Kas dan bank xxx
Karena itu, jurnal penyesuaian yang diajukan adalah:
Uang muka xxx
Aset tetap dalam konstruksi xxx
Jika sudah terjadi progres dalam konstruksi, maka yang perlu dicatat oleh PT
XYZ adalah:
Aset tetap dalam konstruksi xxx
Uang muka xxx
Utang xxx
Dalam jurnal ini, yang diakui sebagai aset tetap dalam konstruksi adalah
progres penyelesaian yang sudah terjadi. Nilai aset tetap dalam konstruksi
adalah sebesar persentase progres dikalikan dengan nilai total konstruksi.
Aset uang muka yang berkurang adalah sebesar persentase uang muka
dikalikan dengan nilai aset tetap dalam konstruksi. Sisanya akan dicatat
sebagai utang.
Berikut ini adalah contoh penerapan dari jurnal pembetulan di atas. Misalnya
biaya total dari konstruksi adalah 100 dan uang muka yang dibayarkan
adalah 10% dari biaya total yaitu 10.
Jurnal yang seharusnya dibuat oleh perusahaan pada saat pembayaran uang
muka adalah:

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
&%!

Uang muka 10
Kas dan bank 10
Akan tetapi yang dicatat oleh PT XYZ adalah:
Aset tetap dalam konstruksi 10
Kas dan bank 10
Karena itu, jurnal penyesuaian yang diajukan adalah:
Uang muka 10
Aset tetap dalam konstruksi 10
Akun uang muka akan dibalik perlahan-lahan sesuai dengan progres
konstruksi yang terjadi. Setelah konstruksi terjadi, maka tidak akan ada lagi
akun uang muka karena semuanya sudah direklasifikasi menjadi aset dalam
konstruksi. Jadi, jika terjadi progres sebesar 40% atas konstruksi, maka
jurnal yang perlu dicatat adalah:
Aset tetap dalam konstruksi 40
Uang muka 4
Utang 36
Uang muka yang dibalik adalah 10% dari 40% dari 100 karena 40% dari
biaya total sudah jadi dan sudah dapat diakui sebagai aset tetap dalam
konstruksi. Sisa uang muka, yaitu 6, akan dibalik ketika 60% sisa konstruksi
selesai. Dari aset tetap senilai 40 yang sudah diakui oleh PT XYZ, 4 sudah
dibayarkan melalui uang muka, sehingga terdapat 36 sisa dari aset tetap
dalam konstruksi yang sudah diakui tetapi belum dibayar sehingga muncul
utang sebesar 36.

4.3 Audit atas Akuisisi Aset Tetap Selain Aset Tetap Dalam Konstruksi
Prosedur yang dilaksanakan KAP untuk mengaudit akuisisi aset tetap selain aset
tetap yang berada dalam konstruksi adalah:
1. Mendapatkan daftar akuisisi aset tetap
Informasi yang didapatkan dari daftar akuisisi aset tetap antara lain nomor
aset, deskripsi aset, tanggal kapitalisasi aset, harga perolehan aset, akumulasi
depresiasi aset, dan nilai buku aset. Daftar akuisisi aset tetap yang
didapatkan dari PT XYZ kemudian dicocokkan dengan mutasi aset tetap

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*'!

pada periode tersebut untuk memenuhi tujuan audit detail tie-in. Jika cocok,
berarti daftar aset tetap dapat digunakan dan sampel dapat dipilih dari daftar
tersebut.
2. Memilih sampel dari daftar
Sama seperti pada audit akuisisi aset tetap, sampel dipilih dari daftar aset
tetap dan kecukupan sampel akan dilihat dari sistem. Jika dibutuhkan sampel
tambahan, maka sampel tambahan akan dipilih secara acak. Pemilihan
sampel tidak memperhatikan kategori aset tetap. Hal ini berpotensi untuk
pemilihan sampel yang tidak dapat merepresentasikan populasi. Akan tetapi,
hanya ada sedikit akuisisi untuk aset tetap selama periode berjalan dan
seluruh akuisisi merupakan peralatan sehingga tidak diperlukan pemilihan
sampel berdasarkan kategori.
3. Mendapatkan dokumen pendukung dari PT XYZ
Sampel yang dipilih dikomunikasikan pada PT XYZ dan diminta dokumen
pendukungnya. Dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam audit akuisisi
aset tetap adalah:
• Purchase order
• Invoice
• Kontrak atau perjanjian pembelian atau konstruksi
• Delivery note atau berita acara serah terima
• Slip pembayaran
• Print screen jurnal dari SAP
4. Mencocokkan sampel akuisisi aset tetap dengan dokumen pendukungnya
Informasi yang didapatkan dari dokumen pendukung adalah:
• Purchase order
Informasi yang dilihat pada purchase order adalah deskripsi aset tetap,
jumlah aset tetap yang dibeli, dan ketentuan pengiriman barang jika hal
tersebut tidak disebutkan dalam invoice atau perjanjian pembelian.
• Invoice
Informasi yang didapatkan dari invoice adalah tanggal pembayaran dan
jumlah pembayaran yang ditagih. Dalam invoice juga dapat dilihat
ketentuan pengiriman barang.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*(!

• Perjanjian pembelian atau konstruksi


KAP melihat ketentuan pembayaran dalam perjanjian pembelian atau
konstruksi.
• Delivery note atau berita acara serah terima
Dalam delivery note atau berita acara serah terima dapat dilihat tanggal
penerimaan barang.
• Slip pembayaran
Slip pembayaran menunjukkan tanggal pembayaran dan jumlah yang
sudah dibayarkan oleh perusahaan
• Print screen jurnal dari SAP
Print screen jurnal dari SAP menunjukkan jurnal pencatatan aset.
Prosedur yang dilakukan atas dokumen-dokumen tersebut adalah:
• Memeriksa existence akuisisi aset tetap
Keberadaan aset tetap yang baru diakuisisi dapat dilihat dari
kelengkapan dokumen pendukung dan pemeriksaan fisik aset tetap.
Keberadaan dokumen pendukung secara lengkap memverifikasi
keberadaan akuisisi aset tetap. Dokumen pendukung secara keseluruhan
menunjukkan alur mulai dari pemesanan barang hingga pencatatan
barang, mencakup:
! Purchase order menunjukkan pemesanan barang
" Perjanjian pembelian atau konstruksi menunjukkan bahwa
perusahaan sudah memiliki perjanjian dengan perusahaan
mengenai pembelian barang
# Delivery order atau berita acara serah terima menunjukkan bahwa
aset sudah diterima
$ Invoice menunjukkan penagihan pembayaran atas barang
% Jurnal dari SAP menunjukkan bahwa barang sudah dicatat sebagai
aset tetap
& Slip pembayaran menunjukkan bahwa aset sudah dibayar
Seharusnya, pemeriksaan fisik atas keberadaan aset tetap juga
dilakukakan. Akan tetapi, prosedur ini tidak dilakukan oleh KAP. Hal
ini sebetulnya dapat berisiko karena berarti KAP tidak pernah melihat

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*)!

akuisisi aset tetap PT XYZ secara langsung. Jika PT XYZ membuat


akusisisi aset tetap fiktif dengan memalsukan dokumen pendukung
untuk akuisisi aset tetap PT XYZ untuk menggelembungkan aset tetap,
maka hal ini tidak akan dapat terdeteksi hanya dengan melihat dokumen
pendukung akuisisi aset tetap. Di samping itu, pemeriksaan fisik juga
berguna untuk memeriksa apakah aset tetap yang memiliki nilai
bukunya sudah habis benar-benar masih digunakan oleh perusahaan.
Terdapat kemungkinan bahwa perusahaan mengganti atau menjual aset
tetap yang nilai bukunya sudah habis sehingga menimbulkan risiko
untuk penggantian aset tetap yang tidak tercatat, risiko keberadaan aset
yang nilai bukunya sudah habis, dan untung atau rugi yang terdapat dari
penjualan atau penghapusan aset tetap yang nilai bukunya sudah habis.
Jadi, KAP perlu melakukan pemeriksaan fisik atas akuisisi aset tetap PT
XYZ.
• Mengevaluasi definisi dan pencatatan aset tetap
Untuk dapat mengevaluasi pencatatan atas aset tetap, pertama-tama
KAP perlu memahami PSAK No. 16: Aset Tetap (Revisi 2011) dan
kebijakan akuntansi PT XYZ. PSAK dan kebijakan akuntansi PT XYZ
memiliki definisi yang berbeda untuk aset tetap. PSAK menyatakan
bahwa biaya dapat dikapitalisasi sebagai aset tetap jika kemungkinan
besar akan menghasilkan manfaat ekonomis dan jika biaya perolehan
aset dapat diakui secara andal. Di sisi lain, PT XYZ mendefinisikan
aset tetap berdasarkan minimum biaya perolehan dan masa estimasi
umur. Akan tetapi, dapat diasumsikan bahwa PT XYZ membeli aset
tetap dengan ekspektasi bahwa PT XYZ akan mendapat keuntungan
ekonomis dari aset tetap tersebut. PT XYZ juga dapat mengukur biaya
perolehan aset melalui perjanjian pembelian untuk barang yang sudah
jadi atau perjanjian konstruksi sehingga dapat diasumsikan bahwa biaya
perolehan aset dapat diakui secara andal. Jadi, akuisisi aset tetap PT
XYZ sudah memenuhi definisi dalam PSAK.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*"!

Selanjutnya, analisis pencatatan aset tetap dilihat dari print screen


jurnal SAP. Secara umum, jurnal untuk mencatat akuisisi aset tetap
adalah:
Aset tetap xxx
Kas dan bank/utang xxx
Nilai yang dicatat pada jurnal harus sesuai dengan nilai yang terdapat
pada daftar akuisisi aset tetap, purchase order, dan invoice ditambah
komponen-komponen lain yang menjadi bagian dari nilai aset tetap
untuk memenuhi tujuan audit accuracy.
• Memeriksa komponen biaya perolehan aset
Biaya yang tercatat harus akurat dan memasukkan komponen-
komponen biaya perolehan yang sesuai dengan PSAK 16. Berikut ini
adalah komponen-komponen biaya perolehan yang perlu dicatat
sebagai bagian dari aset tetap dan prosedur yang digunakan untuk
memeriksa:
! Biaya pembelian
Biaya pembelian yang dicatat harus termasuk pajak impor dan
pajak pembelian yang nonrefundable setelah mengurangi potongan
harga jika ada. Biaya pembelian, potongan, dan pajak dapat
diperiksa melalui invoice.
" Biaya pengangkutan dan instalasi
Biaya yang umum terjadi untuk membuat agar aset dapat berfungsi
sesuai dengan fungsi yang dimaksudkan adalah biaya transportasi
dan biaya instalasi. KAP dapat melihat apakah biaya transportasi
akan terjadi melalui ketentuan pengiriman yang terdapat pada
purchase order. Keberadaan biaya instalasi dapat dipastikan
melalui perjanjian pembelian. Jumlah biaya transportasi dan
instalasi dapat diperiksa pada invoice.
# Estimasi biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset
Estimasi biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset dapat
diketahui melalui wawancara dengan manajemen. Akan tetapi,

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*&!

nilai akuisisi aset tahun ini tidak ada yang memerlukan estimasi
biaya pembongkaran atau restorasi lingkungan aset.
$ Pembelian secara kredit
PSAK 16 menyatakan bahwa beban bunga yang terjadi karena
pembayaran secara kredit harus dikapitalisasi sebagai bagian dari
aset. Pembayaran secara kredit dapat diperiksa dengan melihat
ketentuan pembayaran yang tertera pada kontrak pembelian atau
konstruksi, tanggal deadline pembayaran yang tertera pada invoice,
dan tanggal pembayaran pada slip pembayaran. Tidak terdapat
cicilan untuk akuisisi aset tetap PT XYZ.
% Pembelian dengan dana pinjaman
Beban bunga yang terjadi karena dana yang digunakan berasal dari
pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung untuk akuisisi
aset harus dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26. Prosedur ini
dilakukan dengan mewawancarai manajemen untuk menanyakan
apakah terdapat pinjaman yang dilakukan untuk akuisisi aset tetap
pada periode ini. Jika ada, maka beban bunga yang sudah dikurangi
dengan pendapatan bunga harus dikapitalisasi sebagai aset tetap.
Terdapat pinjaman dari kantor pusat untuk kantor cabang untuk
akuisisi aset tetap. Pinjaman ini ditaruh di akun bank yang
digunakan untuk pembayaran oleh cabang secara umum sehingga
seperti pada akuisisi untuk aset tetap dalam konstruksi, dilakukan
rekalkulasi atas beban bunga pinjaman dan pendapatan bunga
untuk memeriksa kewajaran beban bunga yang dikapitalisasi.
• Penggantian aset tetap dengan fungsi yang sama
KAP perlu memeriksa bahwa akuisisi aset tetap dalam periode berjalan
merupakan aset pengganti. Jika terdapat aset pengganti, maka auditor
perlu meminta print screen jurnal aset yang digantikan untuk
memverfikasi penghapusan aset. Wawancara dengan manajemen oleh
KAP menunjukkan tidak terdapat akuisisi aset pengganti dalam periode
ini.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
**!

• Memverifikasi hak atas aset tetap untuk aset yang dipegang oleh pihak
ketiga
Untuk aset yang dipegang oleh pihak ketiga, KAP perlu memastikan
bahwa PT XYZ memiliki klaim yang valid atas aset tersebut dan
melihat apakah aset tersebut digunakan sebagai jaminan oleh PT XYZ
atau oleh pihak ketiga. Hal ini dilakukan dengan mewawancarai
manajemen dan melihat dokumen kepemilikan aset.

Dalam akusisi aset tetap, tidak ditemukan hal-hal yang bertentangan dengan
kaidan pemeriksaan. Pencatatan yang dilakukan PT XYZ untuk akuisisi aset pada
periode berjalan sudah sesuai dengan PSAK 16 dan kebijakan akuntansi PT XYZ.

4.4 Audit atas Beban Depresiasi dan Saldo Akumulasi Depresiasi


Audit atas beban depresiasi didapatkan dengan melakukan rekalkulasi atas beban
depresiasi aset tetap PT XYZ. Jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara
beban depresiasi PT XYZ dan hasil rekalkulasi, maka beban depresiasi PT XYZ
dianggap wajar. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, maka perlu dilakukan
klarifikasi, karena kemungkinan terdapat aset baru yang diakuisisi tetapi belum
didepresiasi, atau terdapat aset yang seharusnya sudah tidak memiliki nilai buku
atau sudah mencapai nilai residualnya tetapi masih didepresiasi. Hal yang
dibutuhkan dalam melakukan rekalkulasi depresiasi adalah:
• Daftar aset tetap
• Metode depresiasi
• Masa umur manfaat aset
• Nilai residu aset
Daftar aset tetap untuk akuisisi dan penghapusan aset tetap didapatkan dari sistem
SAP. Metode depresiasi yang digunakan oleh PT XYZ dapat dilihat dari
kebijakan akuntansi PT XYZ, yaitu metode garis lurus. Masa umur manfaat aset
dapat dilihat dari daftar aset tetap yang diberikan oleh PT XYZ dan dapat
dicocokkan dengan tabel masa umur manfaat yang terdapat pada kebijakan
akuntansi PT XYZ. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa tabel masa
manfaat umur ekonomis yang digunakan terutama untuk aset yang baru diakuisisi

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*+!

pada periode tersebut sudah sesuai dengan standar yang digunakan oleh
perusahaan. Perkiraan nilai residu aset juga dapat dilihat dari daftar aset tetap dari
PT XYZ.

Akumulasi depresiasi dari tahun lalu sudah divalidasi dengan audit pada periode
sebelumnya. Saldo akhir akumulasi depresiasi adalah akumulasi depresiasi yang
telah diaudit ditambah beban depresiasi tahun berjalan dan dikurangi akumulasi
depresiasi dari penghapusan aset.

4.5 Audit atas Penghapusan Aset


Semua aset yang dihapus pada periode berjalan adalah aset yang dijual. Penjualan
aset-aset tersebut dilakukan dengan lelang secara internal. Berikut ini adalah
prosedur yang dilaksanakan oleh KAP dalam mengaudit penghapusan aset PT
XYZ:
1. Mendapatkan daftar penghapusan aset tetap
Daftar penghapusan aset tetap akan didapatkan dari sistem SAP kemudian
dicocokkan dengan nilai penghapusan aset tetap yang terdapat pada mutasi
aset tetap PT XYZ. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit
completeness dan detail tie-in. Jika nilai yang terdapat pada daftar
penghapusan aset tetap dan nilai yang terdapat pada mutasi aset tetap tidak
cocok, maka daftar aset tetap akan dikembalikan agar PT XYZ dapat
melengkapi daftar tersebut. Informasi yang terdapat dalam daftar
penghapusan aset tetap antara lain deskripsi aset, nomor aset, tanggal
perolehan, tanggal penghapusan, nilai residu, akumulasi depresiasi, dan
keuntungan atau kerugian yang didapatkan dari penghapusan aset tetap.
2. Memilih sampel dari daftar
Cara pemilihan sampel untuk audit penghapusan aset sama dengan proses
pemilihan sampel pada audit akuisisi aset. Sampel yang dipilih adalah
sampel-sampel yang memiliki nilai besar dan dilihat kecukupannya melalui
sistem.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*#!

3. Mendapatkan dokumen pendukung dari PT XYZ


Sampel dikomunikasikan dengan PT XYZ untuk meminta dokumen
pendukung untuk masing-masing sampel. Dokumen-dokumen yang
dibutuhkan untuk menguji penghapusan aset adalah:
• Slip pembayaran
• Dokumen yang menunjukkan persetujuan harga antara PT XYZ dan
pihak yang membeli aset yang akan dihapus
• Asset disposition form yang ditandatangani oleh orang yang memiliki
otoritas
• Print screen general ledger
4. Mencocokkan sampel penghapusan aset dengan dokumen pendukungnya
Informasi yang didapatkan dari dokumen-dokumen pendukung adalah:
• Slip pembayaran
Slip pembayaran menunjukkan jumlah dan tanggal dari penerimaan kas
yang didapat dari transaksi penghapusan aset.
• Dokumen yang menunjukkan persetujuan harga antara PT XYZ dan
pihak yang membeli aset yang akan dihapus
Karena sampel dijual melalui lelang internal, dokumen persetujuan
harga dapat berupa email yang memuat persetujuan harga antara PT
XYZ dan karyawan yang akan membeli aset tersebut.
• Asset disposition form
Kebijakan akuntansi PT XYZ menyebutkan bahwa penghapusan aset
membutuhkan asset disposition form. Asset disposition form
ditandatangani oleh manajer dimana aset tersebut berada.
• Print screen jurnal SAP
Print screen jurnal SAP akan menunjukkan jurnal saat penghapusan
aset.
Prosedur yang dilakukan atas dokumen-dokumen pendukung tersebut adalah:
• Memeriksa keakuratan pencatatan sampel dengan dokumen pendukung
Keakuratan pencatatan aset yang akan diperiksa adalah:

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*$!

! Deskripsi aset
Deskripsi aset yang terdapat pada daftar dengan deskripsi aset yang
terdapat pada dokumen pendukung seperti asset disposition form
dan dokumen kesepakatan harga harus sama.
" Periode pencatatan
KAP perlu memastikan bahwa penghapusan aset tetap dilakukan
pada periode berjalan. Tanggal penghapusan aset yang diakui
adalah tanggal yang terdapat pada print screen jurnal SAP.
Tanggal tersebut harus berada dalam periode 2011-2012.
# Otorisasi penghapusan aset
Asset disposition form harus ditandatangani oleh manajer pemilik
aset dan direktur keuangan.
$ Harga penjualan
Keakuratan pencatatan harga penjualan dapat dilihat dengan
memeriksa harga penjualan yang tercatat pada daftar penghapusan
aset tetap dengan jumlah yang terdapat pada asset disposition form,
dokumen persetujuan harga, dan slip pembayaran.
% Jumlah kerugian atau keuntungan dari penghapusan aset
Menguji perhitungan kerugian atau keuntungan dari penghapusan
aset dapat dilakukan dengan rekalkulasi. Rekalkulasi dilakukan
dengan melihat nilai buku aset pada tanggal penjualan dan nilai
yang dibayarkan oleh pembeli aset. Nilai yang didapatkan
kemudian dibandingkan dengan nilai yang dicatat oleh PT XYZ.
& Jurnal penghapusan aset
Berdasarkan kebijakan akuntansi PT XYZ, nilai aset dan akumulasi
depresiasi dihapus dan keuntungan atau kerugian yang terealisasi
harus dicatat sebagai pendapatan lain-lain oleh divisi yang terkait
pada saat terjadi penjualan aset. Jurnal yang dicatat dapat dilihat
dari print screen jurnal SAP. Jurnal yang umum terjadi jika
terdapat keuntungan dari penghapusan aset adalah:

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
*%!

Kas dan bank xxx


Akumulasi depresiasi xxx
Aset tetap xxx
Keuntungan dari penghapusan aset tetap xxx
Jurnal yang umum terjadi jika terdapat kerugian dari penghapusan
aset adalah:
Kas dan bank xxx
Akumulasi depresiasi xxx
Kerugian dari penghapusan aset tetap xxx
Aset tetap xxx
' Klasifikasi keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari
penghapusan aset
Berdasarkan PSAK 16, keuntungan yang didapat dari penghapusan
aset harus dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Hal ini dapat
dipastikan dengan melihat dalam sistem SAP PT XYZ bahwa akun
keuntungan dari penghapusan aset tetap akan masuk ke dalam
pendapatan lain-lain dalam pelaporan pendapatan. Kerugian akan
dicatat dalam laporan laba rugi pada periode tersebut.
• Memeriksa alasan penghapusan aset
Penghapusan aset dapat terjadi karena penjualan aset, penghentian
pengoperasian aset, penukaran aset, pencurian, atau bencana alam.
Alasan penghapusan aset tercatat pada asset disposition form. Informasi
ini akan membantu dalam memastikan bahwa aset tetap yang dihapus
tidak akan memberikan keuntungan ekonomis di masa yang akan
datang untuk PT XYZ.
• Memastikan bahwa tidak ada keuntungan ekonomis di masa yang akan
datang untuk PT XYZ
Berdasarkan PSAK 16, jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya ketika aset dilepas atau tidak ada lagi manfaat ekonomi
masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset
tersebut. Karena itu, perlu dipastikan bahwa aset tetap yang sudah
dihapus tidak akan memberikan manfaat ekonomi masa depat bagi PT

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
! !
+'!

XYZ. Penghapusan aset yang terjadi pada periode berjalan terjadi


karena penjualan sehingga dokumen pendukung yang lengkap dapat
memastikan bahwa tidak akan ada lagi manfaat ekonomis dari aset
tersebut.

Seperti pada dalam akusisi aset tetap, tidak ditemukan penyimpangan yang
material dalam audit penghapusan aset. Pencatatan yang dilakukan PT XYZ untuk
penghapusan aset tetap pada periode berjalan sudah sesuai dengan PSAK 16 dan
kebijakan akuntansi PT XYZ.

4.6 Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit


Tes tambahan dan bukti akhir dikumpulkan jika diperlukan untuk presentasi dan
pemaparan dalam laporan keuangan. Berdasarkan salah catat yang didapatkan dari
prosedur audit, jurnal pembetulan akan dibuat dan dipresentasikan pada
manajemen PT XYZ.
Jurnal-jurnal pembetulan akan didiskusikan dengan manajemen. Manajemen
dapat memilih untuk menerima atau menolak jurnal pembetulan. Akan tetapi,
manajemen dapat menolak jurnal pembetulan hanya jika mereka dapat
memberikan alasan yang kuat mengapa pencatatan yang dilakukan perusahaan
sudah benar.

Setelah jurnal penyesuaian disetujui, PT XYZ akan mencatat jurnal penyesuaian


tersebut. Kemudian, partner dengan bantuan direktur dan manajer akan
memberikan opini atas laporan keuangan PT XYZ berdasarkan temuan-temuan
yang terjadi selama proses audit. Opini yang diberikan untuk laporan keuangan
PT XYZ untuk periode ini adalah wajar tanpa pengecualian atau unqualified
opinion. Akhirnya, opini ditandatangani oleh partner dan laporan keuangan
diterbitkan.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan audit untuk aset tetap terbagi menjadi empat bagian, yaitu audit atas
akuisisi aset tetap dalam konstruksi, audit atas akuisisi aset tetap, audit atas beban
depresiasi dan akumulasi depresiasi, dan audit atas penghapusan aset. Audit untuk
akuisisi aset tetap dalam konstruksi dilakukan untuk memastikan bahwa aset tetap
dalam konstruksi dicatat dengan wajar dan pencatatannya telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan PSAK
No. 26 (Revisi 2011). Temuan atas audit akuisisi aset tetap dalam konstruksi dan
langkah yang diambil oleh KAP dan PT XYZ:
 Terdapat aset tetap yang sudah jadi akan tetapi aset tetap tersebut masih
diklasifikasikan sebagai aset tetap dalam konstruksi. Wawancara dengan
manajemen menunjukkan bahwa aset belum dapat digunakan karena belum
mendapat sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sehingga
klasifikasi aset tersebut sebagai aset tetap dalam konstruksi sudah tepat.
 Biaya visa supervisor proyek dikapitalisasi sebagai aset tetap dalam
konstruksi. Klasifikasi ini sebetulnya sudah tepat karena visa itu adalah visa
untuk supervisor proyek yang didatangkan khusus untuk konstruksi aset tetap
dalam konstruksi. Akan tetapi, kapitalisasi biaya supervisor yang ada kurang
konsisten. Seharusnya, tiket pesawat supervisor juga dikapitalisasi sebagai
komponen biaya aset tetap dalam konstruksi jika biaya visa manajer
dikapitalisasi.
 Pencatatan aset tetap dalam konstruksi tidak mencerminkan tahap
penyelesaian kontrak. PT XYZ setuju untuk menerapkan jurnal pembetulan
yang diusulkan oleh KAP. Jurnal pembetulan tersebut akan membalik
pencatatan yang kurang tepat agar pencatatan aset tetap dalam konstruksi
dapat mencerminkan tahap penyelesaian yang sesungguhnya.

61
Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
"$!

Audit atas akuisisi aset tetap kurang lebih sama dengan audit atas akuisisi aset
tetap dalam konstruksi tetapi untuk aset yang sudah jadi. Audit dilaksanakan
dengan pemeriksaan atas dokumen pendukung untuk melihat kewajaran
pencatatan atas akuisisi aset tetap. Tidak ditemukan adanya ketidakwajaran dalam
audit atas akuisisi aset tetap.

Audit atas beban depresiasi dan akumulasi depresiasi dilakukan dengan


rekalkulasi beban depresiasi yang dimiliki oleh PT XYZ. Hasil rekalkulasi KAP
tidak berbeda secara material dengan beban depresiasi yang sudah dihitung oleh
PT XYZ. Akumulasi depresiasi dapat diasumsikan telah dicatat dengan wajar jika
beban depresiasi dicatat dengan wajar, karena beban akumulasi depresiasi tahun
sebelumnya telah diaudit.

Audit atas penghapusan aset dilakukan dengan mencocokkan dokumen


pendukung yang ada dengan pencatatan yang sudah dilakukan oleh PT XYZ. PT
XYZ telah mencatat penghapusan aset secara wajar. Tidak terdapat hal yang
menyimpang dalam audit atas penghapusan aset.

Dalam penyelesaian audit, jurnal pembetulan diajukan kepada manajemen PT


XYZ. Manajemen PT XYZ menerima pembetulan tersebut dan sudah melakukan
koreksi atas jurnal-jurnal yang dibuat untuk menyusun laporan keuangan PT XYZ
periode 2011-2012. KAP memberi opini unqualified atau wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan PT XYZ.

5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk KAP
Saran untuk KAP adalah sebaiknya KAP juga melakukan pemeriksaan fisik atas
akusisi aset tetap selain aset tetap dalam konstruksi agar KAP benar-benar yakin
bahwa aset tetap PT XYZ benar-benar ada.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
!
"%!

5.2.1 Saran untuk PT XYZ


Saran untuk PT XYZ, yaitu:
• Sebaiknya bagian keuangan PT XYZ menyimpan salinan atas kontrak, berita
acara progres, dan berita acara serah terima dalam dokumentasi mereka.
Kontrak, berita acara progres, dan berita acara serah terima selama ini hanya
dipegang oleh manajer proyek sehingga dokumen-dokumen tersebut dapat
hilang jika manajer proyek mendadak berhenti karena tidak ada orang lain
yang tahu dimana dokumen-dokumen tersebut berada. Hilangnya dokumen-
dokumen tersebut dapat menghambat proses audit karena kurangnya
dokumen pendukung untuk audit atas akuisisi aset tetap dalam konstruksi.
• PT XYZ sebaiknya konsisten dalam mengkapitalisasi biaya transportasi
manajer proyek. Jika visa manajer proyek dikapitalisasi, maka biaya tiket
untuk manajer proyek juga perlu dikapitalisasi. seharusnya biaya tiket untuk
manajer proyek juga dikapitalisasi sebagai bagian dari nilai pabrik.
• Sebaiknya PT XYZ menyiapkan dokumen untuk audit dengan lebih cepat.
Hal ini membuat audit berlangsung lebih lama sehingga laporan keuangan
yang diterbitkan mendekati batas tanggal konsolidasi dengan perusahaan
induk dan batas pelaporan BAPEPAM.

Universitas Indonesia
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI

Arens, Alvin A. , et al (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated


Approach - An Indonesian Adaptation. Singapore: Pearson Education
South Asia

Fracassi, Cesare (2008). Stock Price Sensitivity to Dividend Changes. Los


Angeles: UCLA Anderson School of Management, p.14.

Fernando, A.C. (2010). Satyam - Anything But Satyam. Chennai: Loyala Institute
of Business Administration, p.91.

Hasil Audit Kimia Farma akan Selesai Akhir September. (2002, 19 September).
Tempo Interaktif.

Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


Nomor 16 Revisi 2011: Aset Tetap. Jakarta: IAI

Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


Nomor 26 Revisi 2011: Biaya Pinjaman. Jakarta: IAI

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate
Accounting Volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons.

Pasar Farmasi Meningkat 15 Persen Akhir Tahun. (2012, 13 Desember). Investor


Daily Indonesia.

"#!
Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 1: Contoh Purchase Order Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam
Konstruksi

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 2: Contoh Invoice Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 3: Contoh Berita Acara Serah Terima Untuk Akuisisi Aset Tetap Dalam Konstruksi

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 4: Contoh Print Screen Jurnal SAP Untuk Aset Tetap Dalam Konstruksi

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 5: Contoh Purchase Order Untuk Akuisisi Aset Tetap

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 6: Contoh Invoice Untuk Akuisisi Aset Tetap

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 7: Contoh Persetujuan Harga Untuk Akuisisi Aset Tetap

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 8: Contoh Asset Disposition Form Untuk Penghapusan Aset Tetap

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 8: Contoh Asset Disposition Form Untuk Penghapusan Aset Tetap
(Lanjutan)

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013
Lampiran 9: Contoh Slip Pembayaran Untuk Penghapusan Aset Tetap

Universitas Indonesia
!
Audit atas ..., Jessica Andrini Sani, FE UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai