Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

RESUME JURNAL EPIDEMIOLOGI

Oleh :
Murni Diasfara (NIM 20190309028)
Kelas A Angkatan 8

Pembimbing :
Idrus Jus’at, M.Sc.Ph.D
HUBUNGAN PENGGUNAAN TELEPON SELULER SELAMA KEHAMILAN DENGAN USIA
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN DALAM 4 KELAHIRAN DENGAN SISTEM COHORT
Hasil dari studi yang mengevaluasi efek potensial paparan selama prenatal terhadap
medan elektromagnetik frekuensi radio dari telepon seluler dampaknya pada kelahiran telah
dilakukan selama ini. Dengan menggunakan data sebanyak 55.507 wanita hamil dan anak-
anak mereka dari Denmark (1996-2002), Belanda (2003-2004), Spanyol (2003-2008) dan
Korea Selatan (2006-2011), telah diketahui bahwa telepon seluler yang digunakan selama
kehamilan berhubungan dengan lamanya kehamilan dan perkembangan janin. Berdasarkan
data yang dilaporkan jumlah panggilan pribadi per hari, paparan dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu tidak ada, rendah , sedang, dan tinggi. Diperiksa juga durasi kehamilan (usia
kehamilan saat melahirkan, kehamilan preterm/postterm), perkembangan janin (rasio berat
lahir janin, kecil/besar nya janin dibandingkan dengan usia kehamilan), dan varibel berat lahir
(berat bayi lahir, rendah /tinggi berat bayi lahir ), dan estimasi meta-analyzed cohort-spesific.
Grup dengan paparan sedang memiliki resiko tertinggi untuk melahirkan bayi dengan usia
gestasi yang rendah (hazard ratio = 1.04,95% confidence interval: 1.01, 1.07), dan respon
paparan berkaitan dengan durasi kehamilan yang pendek ( P< 0.001) dan kelahiran preterm
(P= 0.003). Diobservasi juga tidak ada hubungan dengan perkembangan janin ataupun berat
lahir. Penggunaan telepon seluler oleh ibu pada saat kehamilan dapat dikaitkan dengan
pendeknya durasi kehamilan, dan peningkatan resiko kelahiran prematur, tapi hasil penelitian
ini harus diinterpretasikan dengan perhatian, karena dapat merefleksikan stress selama
kehamilan atau dampak tidak langsung daripada efek langsung dari paparan telepon seluler.
Pada penelitian ini, diperiksa hubungan penggunaan telepon seluler selama kehamilan
dengan durasi kehamilan dan perkembangan janin berdasarkan cohort pada 4 populasi
kelahiran. Setelah disingkirkan beberapa hal yang membuat rancu penelitian, didapatkan
tidak ada korelasi dengan perkembangan janin, tetapi ada hubungan dengan durasi
kehamilan. Wanita yang dilaporkan lebih sering menelepon, memiliki resiko lebih tinggi untuk
melahirkan pada usia kehamilan yang lebih muda, dibandingkan dengan yang tidak terlalu
sering menelepon. Hubungan ini terutama untuk persalinan preterm, tidak ada hubungan
dengan persalinan postterm.
Metode pada penelitian ini, untuk studi populasi, dilakukan dalam 4 populasi
berdasarkan kelahiran dengan studi cohort, nama proyek penelitiannya adalah Generalized
EMF Research Using Novel Methods (GERoNiMo), meliputi the Danish National Birth Cohort
(DNBC), The Amsterdam Born Children and Their Development Pojec (INMA), and the Korean
Mothers and Children’s Environment Health Study (MOCEH). Total terdapat 113.319 wanita
hamil dalam studi cohort antara tahun 1996 sampai 2011. Semua peserta sudah
menandatangani surat persetujuan, dan sudah mendapat ijin dari komite etik di masing-
masing tempat. Kriteria inklusi informasi tentang frekuensi panggilan telepon baik itu
panggilan masuk ataupun panggilan keluar selama kehamilan, berat bayi lahir, dan usia
kehamilan saat lahir. Kriteria eksklusi meliputi kehamilan multipel, kehamilan dengan
abortus, kehamilan implausible (umur kehamilan >47 minggu), dan berat bayi lahir lebih dari
4 standar deviasi umur kehamilan rata-rata, berdasarkan kurva berat-lahir bayi. Sehingga
didapatkan 55.507 pasangan ibu-bayi yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Untuk penggunaan telepon selama kehamilan, paparan diklasifikasikan menjadi 4
kategori, yaitu tidak ada, rendah (≤1 panggilan/hari), sedang (2-3 panggilan/hari), dan tinggi
(≥ 4 panggilan/hari). Sedangkan untuk durasi kehamilan, menggunakan umur kehamilan saat
lahir, meliputi kelahiran preterm (≤ 36 minggu), dan kelahiran postterm (>42 minggu).
Pertumbuhan janin menggunakan rasio berat lahir, kriteria berat lahir rendah (≤ 2.499 g), dan
berat lahir tinggi (≥4000 g).
Analisis statistik menggunakan: 1. Complete case analysis, untuk mengukur pengaruh
imputasi multiple, 2). Analisis binary exposure, untuk mencapai kekuatan statistic maksimum,
termasuk yang tidak terpapar dan paparan tinggi terhadap ibu sebagai pembanding, 3).
Analisis terhadap berat lahir rendah terbatas neonatus nonpreterm, untuk mengukur apakah
hasilnya benar dari kelahiran preterm, 4). Analisis terhadap rasio berat lahir, SGA, dan LGA,
5). Meta-analisis terhadap hasil eksklusi satu cohort pada suatu waktu, untuk mengukur
pengaruh masing-masing cohort pada pool estimasi, 6). Meta analisis terhadap cohort dengan
retrospective exposure assessment (DNBC dan ABCD) versus propective exposure
assessment (INMA dan MOCEH) untuk mengukur efek recall error.
Hasil dari statistik deskriptif dari populasi 55.507 ibu bayi, didapatkan berat rata-rata
3.578 g. rata-rata umur kehamilan pada saat lahir 39,98 minggu; 2.271 bayi preterm, 3170
bayi postterm. Terhadap paparan telepon seluler selama kehamilan, 55% ibu tidak terpapar,
23% paparan rendah, 15% paparan sedang, 7% paparan tinggi.
Kelompok paparan sedang memiliki resiko lebih tinggi untuk melahirkan pada usia
kehamilan yang lebih dini daripada kelompok paparan rendah ( hazard ratio (HR)= 1.04, 95%
confidence interval (CI): 1.01, 1.07). pada analisis preterm, trend linear diobservasi (P=0.003)
meskipun tidak ada rasio peluang mencapai signifikan.
Analisis sensitivitas penelitian untuk complete case analysis, semua estimasi kehilangan
statistical signifikan, bagaimanapun itu tidak mempengaruhi keluaran. Pada analisis dengan
binary exposure, terdapat peningkatan resiko kelahiran pada usia kehamilan yg rendah
(HR=1.04, 95% CI: 1.02,1.07) dan peningkatan peluang kelahiran preterm (OR = 1.16, CI: 1.05,
1.29) terhadap ibu dengan penggunaan telepon yang lebih sering. Tidak ada hubungan
penggunaan telepon seluler selama kehamilan dengan perkembangan janin atau berat lahir
bayi didapatkan pada semua jenis analisis sensitivitas. Khususnya, tidak ada hubungan antara
penggunaan telepon seluler selama kehamilan dengan rendahnya berat lahir bayi ketika
analisis dipersempit untuk neonatus preterm.
Para peneliti menyadari penelitiannya memiliki beberapa keterbatasan. Variable paparan
berdasarkan jumlah panggilan perhari, durasi panggilan tidak dihitung, informasi hanya
terdapat di MOCEH. Selanjutnya, jumlah panggilan telepon setiap hari, selama hamil,sudah
dilaporkan di semua cohort, dan divalidasi hanya di MOCEH. Sebagai tambahan etiologi
kelahiran preterm pada populasi tidak direkam. Sebagai hasilnya, peneliti tidak bisa
memastikan apakah kelahiran preterm berasal dai persalinan spontan ataukah persalinan
dipicu oleh adanya komplikasi selama kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai