1, (2013) 1-12
1
Dalam menghadapi persaingan yang ketat yang berhubungan langsung dengan konsumen. Dimana
pada bisnis department store, diperlukan strategi pengecer ini dapat memudahkan konsumen untuk bisa
yang bisa menarik minat beli konsumen. memperoleh produk yang diinginkan dan dalam jumlah
Pelaksanaan retail mix yang tepat akan mampu yang diinginkan. Berdasarkan data yang didapatkan dari
memuaskan konsumen, sehingga konsumen Mojokerto.co.id, penduduk di Mojokerto tahun 2006
berminat untuk melakukan pembelian. Keraton adalah 114.088 jiwa penduduk, sedangkan pada tahun
Department Store adalah salah satu department store 2010 penduduk di Mojokerto adalah 120.132 jiwa
di Mojokerto yang menerapkan retail mix. Penelitian penduduk yang tersebar di 2 kecamatan dan 18
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh retail mix keluarahan. Hal ini menujukkan peningkatan penduduk
yang meliputi customer service, location, pricing, store yang terjadi di kota Mojokerto.
design and display, merchandise assortments, dan Peningkatan penduduk ini juga
communication mix terhadap minat beli konsumen di mengindikasikan bahwa kebutuhan penduduk pun
Keraton Department Store, serta mengetahui meningkat. Dengan adanya peningkatan jumlah
variabel retail mix mana yang berpengaruh dominan. penduduk tersebut maka para pebisnis akan berlomba-
Dari analisis regresi linier berganda disimpulkan lomba untuk mendirikan usaha untuk memenuhi
bahwa retail mix yang meliputi customer service, kebutuhan sehari-hari salah satunya adalah toko eceran
location, pricing, store design and display, atau retail. Pertumbuhan itu juga didukung dengan
merchandise assortment, dan communication adanya kebutuhan primer sehari-hari yang digunakan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen di meliputi pakaian, celana, dan sebagainya. Dengan
Keraton Department Store, baik secara simultan adanya kebutuhan seperti itu membuat peluang sebuah
maupun secara parsial. Store design and display deparment store untuk bertumbuh cukup besar.
adalah variabel retail mix yang berpengaruh Di Surabaya telah banyak berdiri department store
dominan terhadap minat beli konsumen di Keraton yang menjual berbagai macam produk kebutuhan
Department Store. primer, salah satu contohnya yang sudah sangat
tertanama di masyarakat adalah Matahari Department
Kata Kunci: Store yang biasanya berlokasikan di dalam mall-mall di
Retail Mix, minat beli Surabaya dimana tempat-tempat yang dipilih adalah
tempat yang memiliki prospek tinggi. Ini menyebabkan
para pebisnis mulai berlomba-lomba untuk mendirikan
I. PENDAHULUAN
department store yang bebeda nama namun produk-
ewasa ini dunia bisnis di Indonesia berkembang
Dsangat pesat. Hal ini disebabkan persaingan dunia
produk yang dijual untuk keseluruhan hampir sama.
Dengan adanya persaingan tersebut maka mereka akan
bisnis di Indonesia juga semakin meningkat. Bagi para saling belomba-lomba untuk menjadi pilihan bagi
pebisnis akan belomba-lomba untuk memberikan masyarakat untuk berbelanja memenuhi kebutuhan
layanan sebaik mungkin sehingga dapat memberikan primer mereka. Maka dari itu perlu adanya pelaksanaan
kepuasan kepada para konsumen mereka. Persaingan kegiatan bisnis yang tepat didalamnya. Pelaksanaan
untuk memberikan kepuasan bukan hanya diberikan kegiatan bisnis di dalam department store sendiri bisa
kepada para level produsen dan distributor. Akan tetapi dilihat dari strategi retail mix yang digunakan. Dimana
juga diberikan kepada retailer atau pengecer. Dimana pelaksanaan retail mix yang tepat ini akan mampu
pengecer itu sendiri merupakan salah satu saluran akhir memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan
dari distribusi produk yang hendak disalurkan dari terjadi ketika nilai dan customer service yang disediakan
tangan produsen ke konsumen. dalam pengalaman retailing sesuai atau melebihi
Fungsi dari para pengecer ini juga sangat harapan konsumen. (Berman dan Evans 2010, p.38)
berpengaruh penting karena merupakan perantara akhir
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
2
Maka dari itu, kemenarikan sebuah store erat masyarakat Mojokerto, terkadang juga ada discount
hubungannya dengan pelaksanaan retail mix yang ada. untuk beberapa item.
Dimana Menurut Levy dan Weitz sendiri (2009) retail Penulis melakukan survey kepada para pengunjung
mix adalah “alat yang digunakan untuk department store apa penyebab mereka berminat untuk
mengimplementasikan, menangani perkembangan berkunjung ke Keraton Department Store. Setelah
strategi ritel yang dapat digunakan untuk memuaskan melakukan survey sekitar 20 orang pengunjung faktor
kebutuhan dari target market lebih baik dari pada apa yang menyebabkan mereka berminat untuk
competitor” (p.21). Retail mix, termasuk variabel berkunjung, ternyata dari hasil survey tersebut sekitar 50
pengambilan keputusan oleh retailer untuk memuaskan persen menyatakan bahwa ingin berkunjung dikarenakan
kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan adanya rasa ingin tahu karena adanya ketertarikan
mereka dalam proses pengambilan keputusan. Variabel dengan desain dan display department store, kemudian
retail mix sendiri dapat dilihat dari customer service, sekitar 35 persen menyatakan bahwa ingin tahu produk
location, store design and display, merchandise apa saja yang disediakan oleh Keraton Department Store
assortments, communication mix dan pricing. Oleh dan 15 persen sisanya menyatakan bahwa hanya diajak
karena itu apabila variabel-variabel retail mix ini oleh teman-temannya dan sekedar jalan-jalan kemudian
memiliki kinerja sesuai dengan harapan konsumen maka iseng-iseng mampir untuk melihat-lihat.
pelanggan akan merasa puas, (Jhon dan Michael 1998, Dari beberapa alasan konsumen diatas dapat
p.4.4). menyebutkan pengaruh reatil mix terhadap minat
Salah satu department store yang ada di mojokerto berkunjung konsumen terhadap department store.
adalah Keraton yang berlokasikan di Jalan Mojopahit Dengan demikian perusahaan perlu memperoleh
113. Mojokerto. Keraton ini menjual berbagai macam informasi tentang minat bekunjung konsumen terhadap
kebutuhan primer masyarakat berupa pakaian, celana, retail mix yang berguna untuk mempertahankan relasi
aksesoris, dan lain-lain. Keraton Department Store ini dengan mereka dan memperbaiki kekurangan-
berdiri bulan Juni 2010. Department store ini kekurangan yang dijumpai. Oleh karena itu, peneliti
memperkerjakan lebih dari 50 karyawan yang terdiri ingin mengambil tema tentang adanya pengaruh retail
dari laki-laki dan perempuan namun secara rata-rata mix terhadap minat berkunjung ke Depatment Store.
didominasi oleh karyawan permpuan.
Keraton Department Store menerapkan ritel mix, Berdasarkan fenomena di atas, maka dapat ditemukan
seperti location yang tepat dengan jalan protokol atau rumusan masalah sebagai berikut :
berada di daerah perdagangan atau pertokoan , lokasi 1. Apakah retail mix yang terdiri dari customer
yang mudah dijangkau dan tersedianya lahan parkir. service, location, store design and display,
Merchandise assortments department store ini antara merchandise assortments, communication mix dan
lain meliputi baju, celana, aksesoris, mainan anak-anak, pricing memiliki pengaruh secara simultan terhadap
sarung, sepatu, sandal, dll dengan berbagai macam minat beli ke Keraton Department Store?
merek. 2. Apakah retail mix yang terdiri dari customer
Customer service, disediakan bagian informasi, service, location, store design and display,
layanan pengaduan keluhan pelanggan atas ketidak merchandise assortments, communication mix dan
puasan, kemudian karyawan yang tersebar di area pricing memiliki pengaruh secara parsial terhadap
perbelanjaan yang siap melayani dan membantu minat beli ke Keraton Department Store?
pembelanja apabila mengalami kesulitan dalam mencari 3. Diantara variable-variabel retail mix, manakah yan
atau menemukan barang / produk. Communication mix paling dominant terhadap pengaruh minat
yang ada di department store ini menggunakan brosur, konsumen?
pengumuman keliling, serta pemasangan baner-baner di
jalan-jalan yang ramai dilalui kendaraan.
Store design and display Keraton Department Store II. TINJAUAN PUSTAKA
terbilang modern untuk kota kecil seperti Mojokerto. A. Pengertian Retail Mix
Kemudian dari penataan display department store Menurut Levy dan Weitz (2009) adalah “alat yang
sendiri sangat rapi sesuai dengan sub bagian masing- digunakan untuk mengimplementasikan, menangani
masing produk, ada pula patung-patung untuk display perkembangan strategi ritel yang dapat digunakan untuk
produk dan tidak lupa juga selalu terdengar alunan memuaskan kebutuhan dari target market lebih baik dari
musik untuk memanjakan konsumen. Pricing harga pada competitor”. Retail mix, termasuk variabel
yang ditawarkan terjangkau sesuai dengan daya beli pengambilan keputusan oleh retailer untuk memuaskan
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
3
harga yang lebih rendah daripada kita maka Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli
konsumen akan berpikir untuk berpindah ke seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan,
kompetitor dengan harga yang lebih murah baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali
daripada kita. berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk
d. Peraturan hukum yang membatasi penetapan oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang
harga berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh
Retailer perlu mematuhi peraturan legal dan isu- para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh
isu etis dalam menetapkan harga. perbedaan yang besar dalam umur antara orang-
orang yang menentukan strategi marketing dan
C. Pengertian minat Beli
orang-orang yang membeli produk atau servis.
Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206).
pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan,
pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal D. Kerangka Konseptual
yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.
Customer Service
Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan
faktor sosial budaya.
Menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu Location
yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu
yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai
kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian Store design and
tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek display
tersebut. Minat Beli
Perilaku Konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2004, Merchandise
p. 8) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam assortments
pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian,
dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat Communication
mix
memuaskan kebutuhan konsumen. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
a. Keadaan Ekonomi Pricing
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi
pilihan produk, contohnya rolex diposisikan
Gambar 2 : Kerangka Konseptual
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan
untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi Hipotesis 1 : Diduga retail mix mempunyai
seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan pengaruh terhadap minat beli
produk dan keputusan pembelian pada suatu produk konsumen.
tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137). Hipotesis 2 : Diduga retail mix secara parsial
b. Pola/Gaya Hidup berpengaruh terhadap minat beli
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam konsumen.
aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Hipotesis 3 : Diduga retail mix secara simultan
Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas berpengaruh terhadap minat beli
sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja konsumen.
mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Hipotesis 4 : Ada dugaan bahwa dari salah satu
Amstrong, 2006, p.138). variabel retail mix memberi pengaruh
c. Karakteristik dominan terhadap minat beli
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi konsumen
yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus
menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri,
contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka III. METODOLOGI PENELITIAN
bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi,
agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang A. Populasi dan Sampel
memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku Penelitian ini menggunakan teknik analisa kuantitatif
seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri kausal dengan populasi seluruh konsumen Keraton
tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212). Department Store. Sampel penelitian menggunakan
d. Umur metode non probability dengan teknik
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
7
convenience/accidental sampling, yaitu siapa saja yang menggunakan paid impersonal communication berupa
ditemui di Keraton Department Store pada saat brosur/baner serta unpaid personal communication
pengambilan data dilakukan oleh penulis. Jumlah dengan WOM.
sampel dihitung menggunakan rumus Slovin dengan Selain itu terdapat variabel dependen yaitu minat beli
asumsi populasi penelitian tak terhingga, sehingga (Y), yang didefinisikan sebagai perasaan tertarik untuk
dapat ditetapkan sampel sebesar 100 orang responden. membeli atau tidak yang dihasilkan dari perbandingan
kemenarikan department store terhadap ekspektasi
(1)
mereka.
Keterangan:
n = sampel C. Teknik Analisa Data
Z = derajat kepercayaan α = 90% Terdapat beberapa tahap anlisa yang dilakukan hingga
P = populasi menjawab hipotesa penelitian, diantaranya:
e = derajat kesalahan e = 10% Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
B. Definisi Operasional Variabel Retail Mix tidaknya suatu kuisioner serta menunjukkan sejauh
Pada penelitian ini, terdapat variabel independent yaitu mana alat pengukur itu mengukur apa yang akan diukur.
retail mix sebagai variable independen adalah “alat yang Uji Reliabilitas
digunakan untuk mengimplementasikan, menangani Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu
perkembangan strategi ritel yang dapat digunakan kuisioner yang merupakan indikator dari variabel dan
untuk memuaskan kebutuhan dari target market lebih suatu kuisioner dikatakan reliabel apabila jawaban
baik dari pada competitor. Dimana dapat diukur seorang sampel terhadap pertanyaan bersifat konsisten
berdasarkan 6 indikator variable retail mix : atau stabil dari waktu ke waktu.
1. Customer service (X1) sebagai variabel independen Analisa Regresi Linear Berganda
Analisa regresi linear berganda digunakan untuk melihat
adalah sekumpulan aktivitas dan program yang
pengaruh / hubungan sebab akibat dari masing-masing
dilakukan oleh pengecer untuk membuat pengalaman
lebih berharga bagi konsumen. Keraton Department variabel independen maupun dependen, yang dimana
sesuai dengan hipotesa penlitian, yaitu dari hasil Uji T
Store sendiri memberikan kemudahan yang calon
(untuk melihat pengaruh secara simultan), Uji F (untuk
pelanggan dapatkan saat berbelanja atau
melihat pengaruh secara parsial), koefisien determinasi
mempelajari apa yang ditawarkan oleh toko yang (untuk melihat besarnya pengaruh perubahan model
menawarkannya, kemudahan transaksi, dan variasi dependen), serta koefisien beta standart (untuk
kepuasan pelanggan dengan pembelian yang melihat variabel / dimensi manakah yang memberikan
dilakukan. pengaruh paling signifikan dan dominan dalam model
2. Location (X2) sebagai variabel independen merupakan penelitian tersebut).
pertimbangan penting bagi konsumen dalam memilih Koefisien Korelasi
suatu department store dan dapat dilihat dari Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan
ketersediaan lahan parkir dan location charateristics. hubungan antar variabel dalam penelitian. Nilai dari
3. Pricing (X3) sebagai variabel independen merupakan Koefisien korelasi berkisar antara -1 samapai dengan 1, -
value yang dirasakan oleh konsumen, dan ratio yang 1 bearti terdapat hubungan negatif (berkebalikan) yang
diterima pelanggan. Dimana para pengecer ini sempurna, 0 berarti tidak terdapat hubungan sama sekali,
menentukan harga di untuk dapat berkompetisi 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna.
dengan pesaing. Uji Asumsi Klasik
4. Store design and display (X4) sebagai variabel Uji asumsi klasik melalui uji multikolonieritas, uji
independen yaitu elemen penting dalam perencanaan normalitas, dan uji heteroskedastisidas sebagai
lingkungan toko. pembuktian untuk melihat ketepatan variabel yang
5. Merchandise assortments (X5) sebagai variabel digunakan dalam model regresi dari analisa yang telah
independen merupakan keberagaman serta kedalaman dilakukan.
produk yang ditawarkan.
6. Communication mix sebagai variabel independen
(X6), yaitu metode dalam mengkomunikasikan
informasi kepada konsumen Keraton Department
Store. Dimana Keraton Department Store sendiri
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
8
Uji Reliabilitas
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
ditolak dan disimpulkan bahwa customer service, dengan nilai VIF semuanya dibawah angka 10, sehingga
location, pricing, store design and display, merchandise dapat disimpulkan model regresi bebas dari
assortments, dan communication mix secara bersama- multikolinieritas. Begitu pula dengan kolmoogorov
sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli sminov menunjukkan nilai signifikan 0.720 lebih besar
konsumen di Keraton Department store. dari 0.05 sehingga disimpulkan residual model regresi
berdistribusi normal.
Uji t
B. Pembahasan
Std. t
Variabel Bebas B Beta Sig. Store Design and Display terhadap Minat Beli
Error hitung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa store design and
Customer
0,097 0,048 0,099 2,036 0,045 display memiliki hubungan yang paling signifikan
Service (X1)
terhadap keberadaan minat beli di Keraton Department
Location (X2) 0,151 0,036 0,247 4,152 0 store. Hasil ini menunjukkan bahwa store design and
display department store ini telah mampu menciptakan
Pricing (X3) 0,15 0,039 0,208 3,791 0 minat beli. Dimana mulai dari indikator kemenarikan
Store Design tampilan department store dari luar, display produk
and Display 0,31 0,059 0,32 5,297 0 yang menarik, pencahayaan di dalam department store,
(X4) ukuran space tiap lorong lega (tidak berdesakan), media
suara yang digunakan mendukung minat belanja,
Merchandise suasana keadaan department store yang mendukung
Assortments 0,204 0,04 0,269 5,065 0 minat belanja (tidak panas, tidak bau) telah mampu
(X5) memunculkan minat beli. Store design and display
mempunyai pengaruh paling signifikan dan nyata
Communication
Mix (X6)
0,128 0,058 0,144 2,217 0,029 terhadap minat beli. Hal ini sesuai juga dengan temuan
lapangan yang ada dimana tampilan dari store design
and display Keraton Department store bisa mengundang
Uji t antara customer service terhadap minat masyarakat Mojokerto untuk datang, selain itu dengan
beli menghasilkan t hitung sebesar 2,036 lebih besar dari adanya kebiasaan masyarakat Mojokerto yaitu selalu
t tabel 1,986 (df=93, α/2=0,025), dengan nilai ingin tau apabila ada tempat baru yang sebelumnya
signifikansi t sebesar 0,045 kurang dari 0,05, Uji t antara belum ada, maka mereka akan benbondong – bondong
location terhadap minat beli menghasilkan t hitung untuk datang dan melihat bagaimana isi dari tempat baru
sebesar 4,152 lebih besar dari t tabel 1,986 (df=93, tersebut yaitu Keraton Department store.
α/2=0,025), Uji t antara pricing terhadap minat beli
Merchandise Assortment terhadap Minat Beli
menghasilkan t hitung sebesar 3,791 lebih besar dari t
tabel 1,986 (df=93, α/2=0,025), Uji t antara store Hasil penelitian menunjukkan bahwa merchandise
design and display terhadap minat beli menghasilkan t assrotment memiliki hubungan yang signifikan terhadap
hitung sebesar 5,297 lebih besar dari t tabel 1,986 keberadaan minat beli di Keraton Department store.
(df=93, α/2=0,025), Uji t antara merchandise Hasil ini menunjukkan bahwa merchandise assortment
assortments terhadap minat beli menghasilkan t hitung di department store ini telah mampu menciptakan minat
sebesar 5,065 lebih besar dari t tabel 1,986 (df=93, beli. Dimana mulai dari indikator produk yang dijual
α/2=0,025), Uji t antara communication mix terhadap berkualitas, keberagaman merek produk yang dijual,
minat beli menghasilkan t hitung sebesar 2,217 lebih kelengkapan produk yang dijual telah mampu
besar dari t tabel 1,986 (df=93, α/2=0,025), Berdasarkan memberikan minat beli. Menandakan bahwa
hasil di atas hipotesis penelitian yang menduga bahwa merchandise assortment mempunyai pengaruh
retail mix yang meliputi customer service, location, signifikan dan positif terhadap minat beli konsumen. Hal
pricing, store design and display, merchandise ini sesuai juga dengan temuan lapangan yang ada
assortments, communication mix secara parsial dimana produk yang dijual di toko ini beraneka ragam
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen, baik dari varian ukuran, model, warna, serta mereknya
dapat diterima dan terbukti kebenarannya. dimana biasanya untuk varian model ini mengikuti
perkembangan atau selera konsumen dan ini
Uji Asumsi Klasik menunjukkan bahwa produk yang dijual oleh
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan nilai department store ini terjaga kualitasnya.
tollerance kesembilan variabel bebas di atas angka 0.10,
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
10
Location terhadap Minat Beli mungkin sehingga menarik minat beli konsumen. Hal ini
disebabkan adat atau kebiasaan masyarakat kota
Hasil penelitian menunjukkan bahwa location memiliki Mojokerto itu senang dengan hal – hal yang menarik dan
hubungan yang signifikan terhadap keberadaan minat dapat dipastikan mereka akan mendatangi tempat
beli di Keraton Department store. Hasil ini tersebut.
menunjukkan bahwa location department store ini telah Customer Service terhadap Minat Beli
mampu menciptakan minat beli. Dimana mulai dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer service
indikator lokasi department store yag strategis, memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberadaan
keamanan lokasi department store, akses menuju minat beli di Keraton Department store. Hasil ini
department store mudah telah mampu memberikan menunjukkan bahwa customer service di department
minat beli. Location mempunyai pengaruh signifikan store ini telah mampu menciptakan minat beli. Dimana
dan nyata terhadap minat beli konsumen. Hal ini sesuai mulai dari perhatian terhadap keluhan pelanggan,
juga dengan temuan lapangan yang ada dimana lokasi penyampaian pengetahuan produk dengan jelas oleh
department store yang berada di kawasan perdagangan karyawan toko, kesigapan karyawan dalam membantu
atau pertokoan dan bisa dilewati baik oleh kendaraan menemukan barang, jam buka toko yang sesuai dengan
umum maupun kendaraan pribadi, dan pemilik toko kebutuhan pelanggan telah mampu memberikan minat
disekitar department store biasanya melewati depan beli. Menandakan bahwa customer service mempunyai
toko ini. Didukung juga dengan adanya keberadaan pengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli
tenant atau toko lainnya. Sehingga keberadaan konsumen. Kesigapan dan perhatian pegawai
department store ini cukup strategis. department store ini bisa terlihat ketika adanya keluhan
pelanggan, dan pihak department store akan menerima
Pricing terhadap Minat beli dan mengevaluasi keluhan konsumen tersebut guna
untuk menjaga kualitas layanan department store.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pricing memiliki
hubungan yang signifikan terhadap keberadaan minat
V. KESIMPULAN
beli di Keraton Department store. Hasil ini
menunjukkan bahwa pricing di department store ini A. Kesimpulan
telah mampu menciptkan minat beli. Dimana mulai dari Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui analisa data
indikator harga produk yang terjangkau, kemudahan dalam penelitian mengenai pengaruh retail mix terhadap
cara pembayaran, pemberian potongan harga (diskon) minat beli di Keraton Departmernt Store, terdapat
telah mampu memberikan minat beli. Hal ini beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
menandakan bahwa pricing mempunyai pengaruh 1. Dari uji f diperoleh variable retail mix yang
signifikan dan positif terhadap minat beli konsumen. meliputi: customer service, location, pricing,
Dari segi pricing ini harga barang yang terjangkau telah store design and display, merchandise
diberikan department store, karena untuk harga tiap assortment, communication berpengaruh secara
produk beragam dan bisa disesuaikan dengan budget simultan terhadap minat beli konsumen di
pembeli, namun rata – rata produk yang dijual memiliki Keraton Department store dapat diterima.
harga yang terjangkau. 2. Dari uji t diperoleh
Store Design and Display berpengaruh secara
Communication Mix terhadap Minat Beli
parsial dapat diterima.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa communication Merchandise Assortment berpengaruh secara
mix memiliki hubungan yang signifikan terhadap parsial dapat diterima.
keberadaan minat beli di Keraton Department store. Location berpengaruh secara parisal dapat
Hasil ini menunjukkan bahwa communication mix di diterima.
department store ini telah mampu menciptkan minat Pricing berpengaruh secara parisal dapat
beli. Dimana mulai dari indikator kemenarikan papan diterima.
nama yang digunakan department store, kemenarikan Communication Mix berpengaruh secara
brosur/baner yang digunakan, informasi promosi parisal dapat diterima.
(potongan harga) yang diberikan department store jelas Customer Service berpengaruh secara parisal
telah mampu memberikan minat beli. Menandakan dapat diterima.
bahwa communocation mix mempunyai pengaruh 3. Variabel store design and display memiliki
signifikan dan positif terhadap minat beli konsumen. pengaruh paling dominan terhadap minat beli
Papan nama toko telah dibuat semenarik dan sejelas konsumen di Keraton Department store.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
11
department store serta periode [6] Schiffman & Kanuk. (2004:25). Perilaku Konsumen (edisi
7). Jakarta : Prentice Hall
pemberian potongan harga tersebut. [7] Simamora, B. (2004). Riset pemasaran: Falsafah, teori, dan
Memajang informasi potongan aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
harga di beberapa titik yang dengan [8] Lamb, Charles W, Hair, Joseph F, Mc. Daniel, Carl. (2001).
mudah dapat dilihat oleh konsumen Pemasaran. (Ed. 1). Jakarta: Salemba Empat.
khususnya di bagian depan [9] Schiffman & Kanuk. (2004.p8). Perilaku Konsumen (edisi
department store sehingga orag 7). Jakarta : Prentice Hall.
yang melewati toko bisa melihat
informasi potongan harga tersebut
dan dapat merangsang konsumen
untuk melakukan tambahan
pembelian.
f. Customer Service
Customer service merupakan variabel
terakhir yang diperbaikan dengan cara
memberikan pelayanan yang lebih baik.
Beberapa saran untuk variabel ini sebagai
berikut :
Memberikan pelatihan kepada para
karyawan tentang pelayanan yang
baik kepada konsumen, karena para
konsumen tersebut juga dapat
menilai baik atau tidaknya sebuah
department store melalui pelayanan
yang diberikan, baik dari pihak
department store sendiri dan juga
dari para karyawan department
store tersebut apabila pelayanan
yang diberikan baik maka para
konsumen akan nyaman untuk
berbelanja di department store
tersebut.
Membiasakan para karyawan
department store untuk memberikan
sapaan kepada pengunjung yang
datang, misal “Selamat Pagi” pada
saat pengunjung yang datang dan
ucapan “Terima Kasih, Silahkan
Datang Kembali” pada konsumen
saat konsumen selesai melakukan
transaksi. Sehingga konsumen
merasa nyaman dan dihargai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Berman, B., & Evans J.R. (2010). Retail management: A
strategic approach (11thed.). New Jersey: Pearson Prentice
Hall.
[2] Levy and Weitz (2009:p.21). Retail Mix.
[3] Levy an Weitz (2009). Retailing management (7th ed.). New
York: McGraw Hill.
[4] Dunne, Lusch, Griffith (dalam Bob Foster 2008:51)
[5] Dunne, Lusch, Griffith. (2002). Retailing (4th ed).New York
: south-western, a division of thomson learning