TERDAKWA :
1
PENDAPAT PENUNTUT UMUM ATAS
I. IDENTITAS TERDAKWA
Kebangsaan : Indonesia
Agama : KRISTEN
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S1
II. PENAHANAN
- Ditahan oleh Jaksa Penuntut Umum sejak Tanggal 18 Mei 2017 – 06 Juni
2017
- Ditahan Oleh Pengadilan Negeri Sejak tanggal 06 Juni- 06 Juli tahun 2017
Terlebih dahulu kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Majelis Hakim yang
YABES SITORUS, S.E alias RIKO yang telah disampaikan pada sidang hari Rabu
Hukum Terdakwa.
Namun sebelumnya kami akan menjelaskan terlebih dahulu ketentuan yang diatur
dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengenai materi
pendapat / bantahan Penuntut Umum yaitu sebagaimana disebutkan dalam pasal 156
ayat (1) KUHAP “Dalam hal terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan
bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada
(eksepsi) sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 156 ayat (1) KUHAP.
Cukai
“Actus non facit reum nisi mens sit rea, tiada pidana tanpa kesalahan”
“penuntut umum telah keliru dalam mengajukan YABES SITORUS, S.E alias
RIKO sebagai seseorang yang patut bertanggung jawab atas perbuatan yang
SITORUS, S.E alias RIKO dengan Pasal 55 huruf (b), Pasal 58, Pasal 54 ayat
Dimana Pada kasus ini, YABES SITORUS, S.E alias RIKO didakwa melakukan
syarat untuk penjatuhan pidana. Untuk pemidanaan masih perlu adanya syarat
lain, yaitu bahwa orang yang melakukan perbuatan itu mempunyai kesalahan atau
bersalah (subjective guilt). Penuntut Umum haruslah memahami dalam kasus ini
terdakwa YABES SITORUS, S.E alias RIKO adalah seseorang yang menduduki
Samosir Cigarette. Dalam suatu perusahaan, terdapat Direksi yang terdiri dari
Direktur Utama dan beberapa anggota direksi lainnya. Direktur Utama sebagai
oleh orang yang telah dipercayakan Direktur Utama untuk bertanggungjawab atas
jalannya perusahaan dan segala hal yang terjadi pada perusahaan. Hal ini sejalan
dengan Teori Fiduciary Duty yang dapat kita jumpai dalam Undang-Undang
perusahaan, para anggota direksi sebagai salah satu organ vital dalam
dengan mendakwa saudara YABES SITORUS, S.E alias RIKO sebagai seseorang
yang melakukan perbuatan membeli serta mempergunakan pita cukai palsu dan
yang bukan haknya pada produk rokok PT. Gabemian Samosir Cigarette. Karena
dari uraian surat dakwaan diatas telah jelas bahwa, pemesanan Pita Cukai palsu
dari salah seorang petugas pada Direktorat Jendral Bea dan Cukai semarang
Kepala Divisi Produksi PT. Gabemian samosir. Secara tidak langsung penggunaan
pita cukai palsu dan bukan haknya pada produk rokok PT. Gabemian Samosir
Cigarette semuanya berawal dari MORA DIASI selaku Direktur Pemasaran sebagai
pimpinan rapat saat itu”. Maka dalam hal ini seharusnya yang didakwa adalah
MORA DIASI yang patut diduga mengetahui segala sesuatu yang terjadi didalam
perusahaan. Dimana YABES SITORUS, S.E alias RIKO sebagai Direktur Utama
menurut kami yang tepat didakwa dalam perkara ini adalah MORA DIASI bukanlah
cermat dalam membaca dakwaan yang sudah di berikan oleh tim Penuntut Umum
yang dimana telah dijelaskan dalam dakwaan bahwa dalam hal perbuatan
membeli serta mempergunakan pita cukai palsu dan yang bukan haknya pada
produk rokok PT. Gabemian Samosir Cigarette, tidak dapat terlaksana tanpa
persetujuan YABES SITORUS, S.E alias RIKO selaku Direktur Utama yang
hasil Rapat Umum Pemegang Saham pada hari Kamis, 12 Mei 2013 pukul
08:00 WIB menyepakati bahwa terdakwa YABES SITORUS, S.E alias RIKO
anggota direksi disetiap bidang salah satunya Direktur Pemasaran yang ditempati
oleh orang yang telah dipercayakan Direktur Utama untuk bertanggungjawab atas
jalannya perusahaan dan segala hal yang terjadi pada perusahaan” kami Penuntut
RIKO telah memberikan kepercayaan kepada MORA DIASI untuk mencari solusi
terdakwa YABES SITORUS, S.E alias RIKO Cigarette selaku Direktur Utama
Vicarious Liability diambil dari Hukum Perdata yang kemudian dipakai dalam
praktik Hukum Pidana, yang mana ketentuan ini telah dijelaskan dalam pasal 1367
yang disebabkan karena perbuatannya sendiri tetapi juga untuk kerugian yang
dalam hal ini terdakwa YABES SITORUS, S.E alias RIKO tetaplah harus
Kariawannya
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
ketentuan anggaran dasar”. Ketentuan lebih lanjut terdapat pada pasal 92 ayat 3
bahwa “direksi perseroan terdiri atas 1 (satu) orang anggota direksi atau lebih.
jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan
dimaksud pada ayat (2)”. Yang dalam hal ini terdakwa YABES SITORUS, S.E
alias RIKO adalah selaku Direksi yang diangkat sebagai Direktur Utama untuk
7
Sehingga kami penuntut umum dalam mendakwa terdakwa YABES
SITORUS, S.E alias RIKO merupakan hal yang tepat. Mengingat bahwa MORA
DIASI juga merupakan seorang tedakwa dalam berkas terpisah. Sehingga tidak
Hukum.
Dalam hal hukum pidana ada yang disebut dengan teori “pertanggung
jawaban pidana” adalah pertanggung jawaban sesorang dalam hal tindakan yang
ia lakukan, pertanggung jawaban pidana karena telah ada tindak pidana yang ia
perbuatan tertentu.
apabila orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum
rumusan delik dalam undang-undang dan tidak dibenarkan, namun hal tersebut
kemampuan untuk:
masyarakat;
dilakukan atau dengan kata lain mampu bertanggung jawab adalah syarat
kesalahan sehingga bukan merupakan bagian dari kesalahan itu sendiri. Oleh
kesalahan.
- Kesalahan
Kesalahan dianggap ada apabila dengan sengaja atau karena kelalaian telah
Berdasarkan penjelasan yang telah kami susun secara rinci, kami Penuntut
RIKO dalam hal menyetujui untuk membeli serta mempergunakan Pita Cukai
palsu dan yang bukan haknya pada produk rokok PT. Gabemian Samosir
Cigarette sudah tepat jadi kami memohon kepada majelis hakim yang mulia untuk
Umum jika informan yang dimaksud adalah masyarakat atau institusi atau
RIFKI ADIKTA selaku Petugas Bea dan Cukai juga terlibat dalam kasus ini
Umum. Bahwa apa yang terjadi menunjukan dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Dakwaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat
10
(3). Dakwaan tidak memenuhi syarat materiil, maka surat dakwaan tersebut
Nomor 55 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa “barang siapa selain penyidik
pegawai negeri sipil direktorat jendral bea dan cukai yang mengetahui atau
jendral bea dan cukai”. Dan juga bedasarkan pasal 5 ayat 1 huruf (i) Undang-
identitasnya”.
penuntut umum menggunakan kata informan untuk melindungi hak dari saksi
a. Kewenangan Petugas Bea dan Cukai dalam penindakan Barang kena Cukai
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direkorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai
11
Penyidik dalam perkara ini. Dalam hal penyidikan, penuntutan dan
Dalam hal penyidikan yan dilakukan oleh PPNS Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan secara sendiri
Kepolisian Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan ketentuan pada Pasal 7
ayat 2 KUHAP yaitu “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf a”
Pasal 3 ayat (2) huruf b berbunyi “fungsi penindakan dalam upaya fisik yang
Dari aturan tersebut telah jelas, bahwa penindakan yang dilakukan oleh
Petugas Bea dan Cukai merupakan tindakan pelaksanaan upaya fisik yang
12
bersifat administrative dan pengenaan sanksinya juga bersifat administrasi. Jadi
tidaklah tepat jika Penuntut Umum menggunakan sanksi pidana atas penindakan
yang dilakukan Petugas Bea dan Cukai. Sehingga kami Penasihat Hukum
Terdakwa menganggap dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum karena tidak
sesuai dengan ketentuan dalam pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3) KUHAP.
penyidik pegawai negeri sipil pada direktorat jendral bea dan cukai berwenang
cukai dan dijelaskan lebih lanjut terkait kewenangan penyidikan penyidik pegawai
negeri sipil pada direktorat jendral bea dan cukai dalam peraturan pemerintah
nomor 55 tahun 1996 tentang penyidikan tindak pidana dibidang kepabean dan
Bahwa dalam hal penyidikan, pejabat pegawai negeri sipil pada direktorat
jendral bea dan cukai melakukan penyidikan yang didasari oleh pasal 63 ayat 1
direktur jendral bea dan cukai diberi wewenang khusus sebagai penyidik
hukum acara pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang cukai”.
1996 tentang penyidikan tindak pidana dibidang cukai yang menjelaskan bahwa
“penyidikan terhadap tindak pidana dibidang kepabeaan dan cukai dilakukan oleh
penyidik pegawai negeri sipil direktorat jenderal bea dan cukai” selanjutnya pada
pasal 5 ayat 1 menjelaskan bahwa “penyidik pegawai negeri sipil direktorat jendral
kepolisian negara republik indonesia”. Sehingga dalih dari penasehat hukum yang
menyatakan bahwa “Dalam hal penyidikan yan dilakukan oleh PPNS Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan
dari pihak Kepolisian Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan ketentuan pada
dilakukan oleh PPNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah sesuai karna telah
Koordinasi yang penuntut umum maksud adalah kordinasi melalui surat tembusan
14
Hormat Kami Jaksa Penuntut Umum
15