Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ABORSI”

Nama Kelompok:
1.

AKADEMI KEPERAWATAN

KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG

Tahun Ajaran 2018/2019


KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas karunia
yang telah dilimpahkan kepada kami selaku penyusun sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul”ABORSI”.
Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan
sekaligus melatih mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada waktu
kuliah dengan kondisi yang sesungguhnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Atas tersusunnya makalah ini
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih

Magelang, 31 Agustus 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar isi………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….…………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi………………………………………………………….
2.2 Efek Aborsi…………………………………….………………………….
2.3 Resiko Aborsi……………………………………………….…………….
2.4 Dampak Aborsi……………………………………….…………………...
2.5 Hukum Aborsi menurut undang-undang…………………………….……
2.6 Hukum Aborsi menurut pandangan dari segi agama hindu,islam,Kristen
protestan,buddha, Kristen katolik tentang tindak aborsi……………………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 kritik dan saran…………………………………………..……………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat dan menjadi
perbincangan di berbagai kalangan masyarakat, di banyak tempat dan di berbagai
negara, baik itu di dalam forum resmi maupun forum-forum non-formal lainnya.
Sebenarnya, masalah ini sudah banyak terjadi sejak zaman dahulu, di mana dalam
penanganan aborsi, cara-cara yang digunakan meliputi cara-cara yang sesuai
dengan protokol medis maupun cara-cara tradisional, yang dilakukan oleh dokter,
bidan maupun dukun beranak, baik di kota-kota besar maupun di daerah terpencil.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak
pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian
ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi
karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga
masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi
terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang
terjadinya aborsi di masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian aborsi ?
2. Apa efek dari aborsi ?
3. Apa resiko aborsi ?
4. Apa dampak dari aborsi ?
5. Apa hukum aborsi menurut undang – undang ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi
2. Untuk mengetahui efek – efek yang terjadi yang diakibatkan dari tindakan aborsi
3. Untuk mengetahui resiko – resiko aborsi
4. Untuk mengetahui dampak pada aborsi
5. Untuk mengetahui hukum tentang tindakan aborsi menurut undang - undang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aborsi


Aborsi adalah Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat
tertentu ) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar
kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Aborsi itu
sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi
spontan adalah aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya
dari luar ( buatan ) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi
buatan adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya - upaya tertentu untuk
mengakhiri proses kehamilan.
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari
uterus─embrio, atau fetus yang belum dapat hidup.(Dorland, 2002). Dengan
kata lain, aborsi adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20
minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi
secara alami, tanpa intervensi tindakan medis (aborsi spontanea), dan aborsi
yang direncanakan melalui tindakan medis dengan obat-obatan, tindakan
bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina (aborsi
provokatus). (Fauzi, et.al., 2002)
Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum
usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi
keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan
sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).Secara
umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat
masa kehamilan).
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:

1. Aborsi Spontan / Alamiah


Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel
sperma
2. Aborsi Buatan / Sengaja
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan
atau dukun beranak).
3. Aborsi Terapeutik / Medis, sedangkan
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medik.Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang
parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya.Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.

2.2 Efek Aborsi


Pada kasus aborsi terdapat efek dari aborsi. Efek aborsi di bagi menjadi 2 yaitu
:

1. Efek Jangka Pendek

 Rasa sakit yang intens


 Terjadi kebocoran uterus
 Pendarahan yang banyak
 Infeksi
 Bagian bayi yang tertinggal di dalam
 Shock/Koma
 Merusak organ tubuh lain
 Kematian

2. Efek Jangka Panjang

 Tidak dapat hamil kembali


 Keguguran Kandungan
 Kehamilan Tubal
 Kelahiran Prematur
 Gejala peradangan di bagian pelvis
 Hysterectom
2.3 Resiko aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap
kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika
dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang “. Resiko kesehatan terhadap wanita
yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan
gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan
dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan
aborsi adalah ;

 Kematian mendadak karena pendarahan hebat.


 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).
 Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
 Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
 Kanker hati (Liver Cancer).
 Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan
berikutnya.
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic
Pregnancy).
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2.4 Dampak Aborsi


1. Timbul luka dan infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-
di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi
karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya,
tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba
untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi
robek.
3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam
rahim.
4.Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi
beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi
tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan
bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.

2.5 HUKUM ABORSI MENURUT UNDANG – UNDANG


Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) :

Pasal 229
1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.

Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.

Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.
2.6 Hukum Aborsi menurut pandangan dari segi agama Hindu, Islam,
Kristen Protestan, Buddha, Kristen Katolik tentang tindak aborsi

A. Aborsi di Pandang dari Segi Agama Hindu

Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut


“Himsa karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih
dalam sebagai “menghilangkan nyawa” mendasari falsafah “atma” atau roh yang
sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih berbentuk gumpalan
yang belum sempurna seperti tubuh manusia. Segera setelah terjadi pembuahan di
sel telur maka atma sudah ada atas kuasa Hyang Widhi. Dalam “Lontar Tutur Panus
Karma”, penciptaan manusia yang utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi
dalam manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”. Selanjutnya
Lontar itu menuturkan bahwa Kanda-Pat yang artinya “empat-teman” adalah: I
Karen, sebagai calon ari-ari; I Bra, sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon
getih; dan I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom. Ketika cabang bayi sudah berusia
20 hari maka Kanda-Pat berubah nama menjadi masing-masing: I Anta, I Preta, I
Kala dan I Dengen. Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah dinamakan
sebagai : Ari-ari, Lamas, Getih dan Yeh-nyom. Nyama Bajang yang artinya
“saudara yang selalu membujang” adalah kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang
tidak berwujud. Jika Kanda-Pat bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi
secara phisik, maka Nyama Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan
serta menguatkan atma atau roh dalam tubuh bayi.

B. Aborsi di Pandang dari Segi Agama Islam

A.Pengertian Aborsi Menurut Syariat

Dalam istilah syari’at, aborsi adalah kematian janin atau keguguran


sebelum sempurna, walaupun janin belum mencapai usia enam bulan. Dapat
disimpulkan bahwa aborsi secara syari’at tidak melihat kepada usia kandungan,
namun melihat kepada kesempurnaan bentuk janin tersebut.

B.Pandangan Agama Islam Tentang Aborsi

Dr. Abdurrahman Al Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi


Adakah Dalam Islam halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat
dilakukan sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah
ditiupkannya ruh, yaitu setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan, maka semua
ulama ahli fiqih (fuqoha) sepakat akan keharamannya. Tetapi para ulama fiqih
berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya ruh.Sebagian
memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya.
Pendapat yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara
lain Muhammad Ramli (w. 1596 M) dalam kitabnya An Nihayah dengan alasan
karena belum ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang memandangnya
makruh, dengan alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan.Pendapat
yang disepakati fuqoha, yaitu bahwa haram hukumnya melakukan aborsi setelah
ditiupkannya ruh (empat bulan), didasarkan pada kenyataan bahwa peniupan ruh
terjadi setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan.Maka dari itu, aborsi setelah
kandungan berumur 4 bulan adalah haram, karena berarti membunuh makhluk
yang sudah bernyawa. Dan ini termasuk dalam kategori pembunuhan yang
keharamannya antara lain didasarkan pada dalil-dalil syar’i berikut. Firman
Allah SWT:

‫سانا ِ َوالَ تَ ْقتُلُوا أ َ ْوالَدَ ُك ْم ِم ْن‬ َ ْ‫شيْئا ِ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح‬
َ ِِ ِِ ‫قُ ْل تَعَالَ ْوا أَتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم أَالَّ ت ُ ْش ِر ُكوا بِه‬
َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
َّ‫ّللاُ ِإال‬ َ ‫طنَ َوالَ تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬ َ َ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب‬
َ ‫ش َما‬ َ ‫اح‬ِ ‫ِإ ْمالَق ِنَحْ نُ ن َْر ُزقُ ُك ْم َو ِإيَّا ُه ْم َوالَ ت َ ْق َربُوا ْالفَ َو‬
َ‫صا ُك ْم بِه ِِ ِِ لَعَلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُون‬ ِ ‫بِ ْال َح‬
َّ ‫ق ذَ ِل ُك ْم َو‬

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu
yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik
yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar [518]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahami (nya).
Berdasarkan dalil-dalil ini maka aborsi adalah haram pada kandungan
yang bernyawa atau telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan demikian
berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan
Islam.
Dalil syar’i yang menunjukkan bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari atau
40 malam adalah hadits Nabi Saw berikut:
“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah
mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia
membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang
belulangnya.Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah), ‘Ya Tuhanku, apakah
dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah
kemudian memberi keputusan…” [HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a.].

C. Aborsi di Pandang dari Segi Agama Kristen Protestan


Dalam Alkitab dikatakan dengan jelas betapa Tuhan sangat tidak berkenan
atas pembunuhan seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.

a. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki
nyawa.
Yer 1:5 ~ “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa.”
b. Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk
kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran
kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka
pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu
kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika
perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus
memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti
tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
c. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"” Jawab
Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-
pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia…”
Kis 17:25-29; Mzm 94:9; Rom 8:28; Im 19:14; Yes 45:9-12

D. Aborsi di Pandang dari Segi Agama Buddha

Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan


pengguguran kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam
rahim seorang ibu.Dari sudut pandang Buddhis aborsi bisa di toleransi dan
dipertimbangkan untuk dilakukan.Agama Buddha, umat Buddha terdiru dari dua
golongan yaitu pabbajita dan umat awam.Seorang pabbajita mutlak tidak boleh
melakukan aborsi karena melanggar vinaya yaitu parajjika.Tetapi sebagai umat
awam aborsi boleh dilakukan dengan alasan yang kuat.Misal janin dalam
kandungan dalam kondisi abnormal yang dapat membahayakan kesehatan ibu
bahkan dapat mengancam keselamatan ibu.Aborsi dalam agama Buddha
merupakan suatu pembunuhan yang tidak diperbolehkan yang dapat
menimbulkan karma buruk.Tetapi agama Buddha tidak melarang secara multak
orang yang melakukan aborsi.Dengan alasan yang sangat kuat aborsi dapat
dilakukan dengan berbagai pertimbangan.Hal terbaik untuk tidak melakukan
aborsi adalah menghindari terjadinya aborsi misal tidak melakukan hubungan
seks bebas yang bisa memungkinkan terjadinya aborsi. Dalam kasus lain yang
tidak dapat dihindari untuk terjadinya aborsi boleh dilakukan dengan alasan
tidak ada cara lain yang terbaik dan dengan alasan yang sangant kuat. Aborsi
boleh dilakukan dengan kondisi yang sangat sulit akan tetapi seminimal
mungkin untuk menghindari terjadinya aborsi karena dalam agama buddha
aborsi merupakan suatu pembunuhan yang tidak diperbolehkan karena
menghilangkan nyawa suatu mahluk yang mengakibatkan karma buruk.
Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak dibenarkan karena suatu karma harus
diselesaikan dengan cara yang baik, jika tidak maka akan timbul karma yang
lebih buruk lagi.
Syarat yang harus dipenuhi terjadinya makhluk hidup :

a. Mata utuni hoti: masa subur seorang wanita


b. Mata pitaro hoti: terjadinya pertemuan sel telur dan sperma
c. Gandhabo paccuppatthito: adanya gandarwa, kesadaran penerusan dalam
siklus kehidupan

baru (pantisandhi-citta) kelanjutan dari kesadaran ajal (cuti citta), yang memiliki
energi karma
Dari penjelasan di atas agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya
tindakan aborsi karena telah melanggar pancasila Buddhis, menyangkut sila
pertama yaitu panatipata. Suatu pembunuhan telah terjadi bila terdapat lima
faktor sebagai berikut:

a) Ada makhluk hidup (pano)


b) Mengetahui atau menyadari ada makhluk hidup (pannasanita)
c) Ada kehendak (cetana) untuk membunuh (vadhabacittam)
d) Melakukan pembunuhan (upakkamo)
e) Makhluk itu mati karena tindakan pembunuhan ( tena maranam)

Apabila terdapat kelima faktor dalam suatu tindakan pembunuhan, maka telah
terjadi pelanggaran sila pertama. Oleh karena itu sila berhubungan erat dengan
karma maka pembunuhan ini akan berakibat buruk yang berat atau ringannya
tergantung pada kekuatan yang mendorongnya dan sasaran pembunuhan itu.
Bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak pembunuhan, ibu sang bayi
juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun mereka telah melakukan tindak
kejahatan dan akan mendapatkan akibat di kemudian hari.
Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan wanita yang
membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh tanpa
belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah dilakukannya
itu ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia akan bertumimbal
lahir, umurnya tidaklah akan panjang".

E.Aborsi di Pandang dari Segi Agama Kristen Katolik

Mengenai pengguguran, tradisi Gereja amat jelas, Mulai dari abad-abad


pertama sejarahnya, Gereja membela hidup anak di dalam kandungan, juga
kalau (seperti dalam masyarakat Romawi abad pertama dan kedua)
pengguguran diterima umum dalam masyarakat.Orang Kristen selalu
menentang dan melarang pengguguran. Konsili Vatikan II masih menyebut
pengguguran suatu “tindakan kejahatan yang durhaka”, sama dengan
pembunuhan anak. “Sebab Allah, Tuhan kehidupan; telah mempercayakan
pelayanan mulia melestarikan hidup kepada manusia, untuk dijalankan dengan
cara yang layak baginya. Maka kehidupan sejak saat pembuahan harus
dilindungi dengan sangat cermat.” (GS 51) Menurut ensiklik Paus Paulus
VI, Humanae Vitae (1968) pengguguran, juga dengan alasan terapeutik,
bertentangan dengan tugas memelihara dan meneruskan hidup (14).Dalam
ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Veritatis Splendor (1993), pengguguran
digolongkan di antara “perbuatan-perbuatan yang – lepas dari situasinya –
dengan sendirinya dan dalam dirinya dan oleh karena isinya dilarang
keras”. Gaudium et Spes menyatakan, “Apa saja yang berlawanan dengan
kehidupan sendiri, bentuk pembunuhan yang mana pun juga, penumpasan
suku, pengguguran, eutanasia, dan bunuh diri yang sengaja; apa pun yang
melanggar keutuhan pribadi manusia, seperti … penganiayaan, apa pun yang
melukai martabat manusia … : semuanya itu sudah merupakan perbuatan keji,
mencoreng peradaban manusia : .. sekaligus sangat bertentangan dengan
kemuliaan Sang Pencipta.” (GS 27; VS 80).

Kitab Hukum Kanonik mengenakan hukuman ekskomunikasi pada setiap


orang yang aktif terlibat dalam “mengusahakan pengguguran kandungan yang
berhasil” (KHK kan. 1398). Hukuman itu harus dimengerti dalam rangka
keprihatinan Gereja untuk melindungi hidup manusia. Sebab hak hidup “adalah
dasar dan syarat bagi segala hal lain, dan oleh karena itu harus dilindungi lebih
dari semua hal yang lain. Masyarakat atau pimpinan mana pun tidak dapat
memberi wewenang atas hak itu kepada orang-orang tertentu dan juga tidak
kepada orang lain” (Kongregasi untuk Ajaran Iman, Deklarasi mengenai
Aborsi, 18 November 1974, no. 10). “Hak itu dimiliki anak yang baru lahir
sama seperti orang dewasa.Hidup manusia harus dihormati sejak saat proses
pertumbuhannya mulai” (no. 11).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus
(buatan). Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi
dua, yaitu aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus
kriminalis(buatanilegal).
Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat dalam
duaundang-undang.
Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi
(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi
buatan legal (terapetikus atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh,
karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin ( melahirkan ) yang tidak alami.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Dalam pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi
kesempurnaan makalah kami mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah
selanjutnya kami bisa lebih baik dan cermat.
DAFTAR PUSTAKA

http://abortus.blogspot.com/search/label/Resiko
http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/bk/aborsi.htm
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi
di Indonesia. http://situs.kesrepro.info/gendervaw/jun/2002/utama03.htm, akses
tanggal 15 oktober 2008, 17:34.
https://dellydamayanti.blogspot.com/2013/12/aborsi-menurut-5-pandangan-
agama-di.html

Anda mungkin juga menyukai