Aborsi BLM JD
Aborsi BLM JD
“ABORSI”
Nama Kelompok:
1.
AKADEMI KEPERAWATAN
Dengan rahmat Allah SWT dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas karunia
yang telah dilimpahkan kepada kami selaku penyusun sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul”ABORSI”.
Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan
sekaligus melatih mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada waktu
kuliah dengan kondisi yang sesungguhnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Atas tersusunnya makalah ini
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar isi………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….…………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi………………………………………………………….
2.2 Efek Aborsi…………………………………….………………………….
2.3 Resiko Aborsi……………………………………………….…………….
2.4 Dampak Aborsi……………………………………….…………………...
2.5 Hukum Aborsi menurut undang-undang…………………………….……
2.6 Hukum Aborsi menurut pandangan dari segi agama hindu,islam,Kristen
protestan,buddha, Kristen katolik tentang tindak aborsi……………………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 kritik dan saran…………………………………………..……………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat dan menjadi
perbincangan di berbagai kalangan masyarakat, di banyak tempat dan di berbagai
negara, baik itu di dalam forum resmi maupun forum-forum non-formal lainnya.
Sebenarnya, masalah ini sudah banyak terjadi sejak zaman dahulu, di mana dalam
penanganan aborsi, cara-cara yang digunakan meliputi cara-cara yang sesuai
dengan protokol medis maupun cara-cara tradisional, yang dilakukan oleh dokter,
bidan maupun dukun beranak, baik di kota-kota besar maupun di daerah terpencil.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak
pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian
ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi
karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga
masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi
terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang
terjadinya aborsi di masyarakat.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi
2. Untuk mengetahui efek – efek yang terjadi yang diakibatkan dari tindakan aborsi
3. Untuk mengetahui resiko – resiko aborsi
4. Untuk mengetahui dampak pada aborsi
5. Untuk mengetahui hukum tentang tindakan aborsi menurut undang - undang
BAB II
PEMBAHASAN
Pasal 229
1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.
2.6 Hukum Aborsi menurut pandangan dari segi agama Hindu, Islam,
Kristen Protestan, Buddha, Kristen Katolik tentang tindak aborsi
سانا ِ َوالَ تَ ْقتُلُوا أ َ ْوالَدَ ُك ْم ِم ْن َ ْشيْئا ِ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح
َ ِِ ِِ قُ ْل تَعَالَ ْوا أَتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم أَالَّ ت ُ ْش ِر ُكوا بِه
َّ س الَّتِي َح َّر َم
َّّللاُ ِإال َ طنَ َوالَ تَ ْقتُلُوا النَّ ْف َ َظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب
َ ش َما َ احِ ِإ ْمالَق ِنَحْ نُ ن َْر ُزقُ ُك ْم َو ِإيَّا ُه ْم َوالَ ت َ ْق َربُوا ْالفَ َو
َصا ُك ْم بِه ِِ ِِ لَعَلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُون ِ بِ ْال َح
َّ ق ذَ ِل ُك ْم َو
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu
yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik
yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar [518]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahami (nya).
Berdasarkan dalil-dalil ini maka aborsi adalah haram pada kandungan
yang bernyawa atau telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan demikian
berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan
Islam.
Dalil syar’i yang menunjukkan bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari atau
40 malam adalah hadits Nabi Saw berikut:
“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah
mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia
membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang
belulangnya.Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah), ‘Ya Tuhanku, apakah
dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah
kemudian memberi keputusan…” [HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a.].
a. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki
nyawa.
Yer 1:5 ~ “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa.”
b. Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk
kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran
kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka
pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu
kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika
perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus
memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti
tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
c. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"” Jawab
Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-
pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia…”
Kis 17:25-29; Mzm 94:9; Rom 8:28; Im 19:14; Yes 45:9-12
baru (pantisandhi-citta) kelanjutan dari kesadaran ajal (cuti citta), yang memiliki
energi karma
Dari penjelasan di atas agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya
tindakan aborsi karena telah melanggar pancasila Buddhis, menyangkut sila
pertama yaitu panatipata. Suatu pembunuhan telah terjadi bila terdapat lima
faktor sebagai berikut:
Apabila terdapat kelima faktor dalam suatu tindakan pembunuhan, maka telah
terjadi pelanggaran sila pertama. Oleh karena itu sila berhubungan erat dengan
karma maka pembunuhan ini akan berakibat buruk yang berat atau ringannya
tergantung pada kekuatan yang mendorongnya dan sasaran pembunuhan itu.
Bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak pembunuhan, ibu sang bayi
juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun mereka telah melakukan tindak
kejahatan dan akan mendapatkan akibat di kemudian hari.
Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan wanita yang
membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh tanpa
belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah dilakukannya
itu ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia akan bertumimbal
lahir, umurnya tidaklah akan panjang".
3.1 KESIMPULAN
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus
(buatan). Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi
dua, yaitu aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus
kriminalis(buatanilegal).
Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat dalam
duaundang-undang.
Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi
(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi
buatan legal (terapetikus atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh,
karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin ( melahirkan ) yang tidak alami.
http://abortus.blogspot.com/search/label/Resiko
http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/bk/aborsi.htm
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi
di Indonesia. http://situs.kesrepro.info/gendervaw/jun/2002/utama03.htm, akses
tanggal 15 oktober 2008, 17:34.
https://dellydamayanti.blogspot.com/2013/12/aborsi-menurut-5-pandangan-
agama-di.html