1 Sejarah BUMD
Istilah Badan Usaha Milik Daerah atau disingkat BUMD tidak terlepas dari
perkembangan kebijakan terkait dengan Badan Usaha Milik Negara. Pada awalnya,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan-perusahaan negara baik
yang berbentuk badan-badan berdasarkan hukum perdata maupun yang berbentuk
badan hukum berdasarkan hukum publik antara lain yang berdasarkan Undang-
Undang Perusahaan Indonesia/Indonesische Bedrijvenwet, Staatsblad Tahun 1927
Nomor 419 dan perusahaan-perusahaan milik negara yang didirikan berdasarkan
undang-Undang Kompatilbilitet Indonesia (Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448).
Dalam rangka mensikronkan segala kegiatan ekonomi pada saat itu, Pemerintah
mengeluarkan Perpu nomor 17 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara.
Selanjutnya, dalam rangka menertibkan usaha negara berbentuk Perusahaan
Negara terutama karena ada banyak usaha negara dalam bentuk Perusahaan
Negara yang inefisien, maka Pemerintah menerbitkan Perpu Nomor 1 Tahun 1969
tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara. Dalam Perpu ini, ditetapkan bahwa usaha-
usaha negara berbentuk perusahaan dibedakan dalam Perusahaan Jawatan
(Perjan) yang didirikan dan diatur menurut ketentuan-ketentuan dalam Indonesische
Bedrijvenwet (Staatsblad Tahun 1927 Nomor 419), Perusahaan Umum (Perum)
yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan UU 19 Prp. Tahun 1960 tentang
Perusahaan Negara, dan Persero yang merupakan penyertaan negara pada
perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Dagang atau KUHD (Wetboek Van Koophandel, Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23).
2
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sebelum adanya BUMD, lebih sering
menggunakan nomenklatur Perusahaan Daerah, hal ini sebagaimana terdapat pada
UU 5/1962 tentang Perusahaan Daerah.
Sekarang kita lihat sejarah BUMD dari sisi perubahan politik dalam negeri,
sebenarnya rujukan utama tentang sejarah BUMD adalah Penjelasan Umum
Undang-undang No.5 Tahun 1962 (UU 5/1962) tentang Perusahaan Daerah.
Kehadiran BUMD di Indonesia mempunyai latar belakang yang sama dengan
BUMN, yakni terkait dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda di
Indonesia.
3
Pada tahun 1957 Presiden Soekarno mengumumkan penyatuan Irian Barat
dengan Indonesia, karena Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) gagal mengeluarkan
resolusi yang menghimbau agar Belanda mau berunding dengan Indonesia untuk
masalah Irian Barat. Penyatuan Irian Barat tersebut menjadi titik awal nasionalisasi
perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia.
4
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya terdiri dari
kekayaan Daerah yang dipisahkan. Artinya, Perusahaan Daerah adalah perusahaan
yang sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah Daerah.
Gambar BUMD.
BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) merupakan badan usaha yang dikelola, dibina
dan diawasi oleh pemerintah daerah. Sebagian besar bahkan secara keseluruhan
modalnya berasal dari negara, yang diambil dari pendapatan masing-masing
daerah.
Jadi, BUMN bisa dikatakan sebagai cabang dari BUMN. Peranannya sangat penting
dalam mengoperasikan dan mengembangkan bidang ekonomi daerah dan nasional.
5
2.3 Peraturan Pemerintah Tentang Badan Usaha Milik Daerah
Dalam batang tubuh PP 54 tahun 2017 tentang BUMD, ketentuan umum, Pasal 1 ,
dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
2. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda atau yang disebut dengan
nama lain adalah Perda Provinsi dan Perda Kabupaten/Kota.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda.
6. Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah kekayaan Daerah yang berasal
dari APBD untuk dijadikan penyertaan modal Daerah pada BUMD.
7. Restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka penyehatan BUMD
sebagai salah satu langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal
BUMD guna memperbaiki kinerja dan/atau meningkatkan nilai BUMD.
8. Privatisasi adalah penjualan saham perusahaan perseroan Daerah dalam
rangka meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan, memperbesar
manfaat bagi Daerah dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham
oleh masyarakat.
9. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah sistem pengelolaan yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar menghasilkan
kemanfaatan ekonomi yang berkesinambungan dan keseimbangan hubungan
antar pemangku kepentingan.
10. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri.
12. Pemerintah Daerah adalah kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
13. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
14. Kepala Daerah Yang Mewakili Pemerintah Daerah Dalam Kepemilikan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Pada Perusahaan Umum Daerah yang
selanjutnya disingkat KPM adalah organ perusahaan umum Daerah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan umum Daerah dan
memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Dewan Pengawas.
6
15. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat RUPS adalah
organ perusahaan perseroan Daerah yang memegang kekuasaan tertinggi
dalam perusahaan perseroan Daerah dan memegang segala wewenang yang
tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
16. Dewan Pengawas adalah organ perusahaan umum Daerah yang bertugas
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kegiatan pengurusan perusahaan umum Daerah.
17. Komisaris adalah organ perusahaan perseroan Daerah yang bertugas
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kegiatan pengurusan perusahaan perseroan Daerah.
18. Direksi adalah organ BUMD yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMD
untuk kepentingan dan tujuan BUMD serta mewakili BUMD baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Pasal 3 :
7
f. pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas, Komisaris, dan Direksi;
g. penghasilan Dewan Pengawas, Komisaris, dan Direksi;
h. penetapan besaran penggunaan laba;
i. pengesahan laporan tahunan;
j. penggabungan, pemisahan, peleburan, pengambilalihan, dan pembubaran
BUMD; danvjaminan aset berjumlah lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
jumlah kekayaan bersih BUMD dalam 1 (satu) transaksi atau lebih;
5. Pelaksana kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat
diberikan insentif yang bersumber dari hasil pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan.
6. Besaran insentif pelaksana kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditetapkan berdasarkan:
a. target kinerja BUMD;
b. klasifikasi hasil pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sesuai jenis
bidang usaha; dan
c. laporan keuangan BUMD.
7. Ketentuan mengenai pelaksanaan kewenangan dan insentif pelaksana
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (6)
diatur dalam Peraturan Menteri.
Dalam batang tubuh PP 54 tahun 2017 tentang BUMD, karakteristik BUMD, pasal 6 :
8
a. kebutuhan Daerah; dan
b. kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk.
2. Kebutuhan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikaji melalui
studi yang mencakup aspek:
a. pelayanan umum; dan
b. kebutuhan masyarakat.
3. Kelayakan bidang usaha BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dikaji melalui analisis terhadap kelayakan ekonomi, analisis pasar dan
pemasaran, analisis kelayakan keuangan, dan analisis aspek lainnya.
4. Analisis aspek lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berisi aspek:
a. peraturan perundang-undangan;
b. ketersediaan teknologi; dan
c. ketersediaan sumber daya manusia.
5. Kebutuhan Daerah berdasarkan hasil kajian kebutuhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan hasil kajian kelayakan bidang usaha BUMD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) merupakan bagian dari kebijakan RPJMD.
6. Pendanaan untuk kajian kebutuhan Daerah dan kajian kelayakan bidang usaha
BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersumber dari APBD.
Pasal 10 :
9
g. penggunaan laba.
2. Perda pendirian perusahaan perseroan Daerah memuat:
a. nama dan tempat kedudukan;
b. maksud dan tujuan;
c. kegiatan usaha;
d. jangka waktu berdiri; dan
e. besarnya modal dasar.
3. Dalam hal pendirian perusahaan umum Daerah dilakukan dengan mengalihkan
tugas dan fungsi perangkat Daerah atau unit kerja maka Perda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat juga ketentuan mengenai:
a. pengalihan seluruh atau sebagian kekayaan Daerah menjadi Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan; dan/atau
b. pengalihan seluruh atau sebagian hak dan kewajiban perangkat Daerah atau
unit kerja menjadi hak dan kewajiban perusahaan umum Daerah yang didirikan.
4. Ketentuan mengenai tata cara pengalihan kekayaan Daerah serta hak dan
kewajiban perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 13 :
10
2. Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan
kantor pusat perusahaan umum Daerah.
Pasal 14 :
Pasal 15 :
Dalam batang tubuh PP 54 tahun 2017 tentang BUMD, Sumber Modal BUMD, Pasal
19 :
11
a. APBD; dan/atau
b. konversi dari pinjaman.
3. Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat bersumber dari:
a. Daerah;
b. BUMD lainnya; dan/atau
c. sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat bersumber dari:
a. Pemerintah Pusat;
b. Daerah;
c. BUMD lainnya; dan/atau
d. sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Sumber modal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:
a. kapitalisasi cadangan;
b. keuntungan revaluasi aset; dan
c. agio saham.
Bentuk badan usaha ini bisa dalam berbagai bidang. Sebagai contoh bidang
transportasi umum seperti bus kota. Bidang Pengelolaan Pasar seperti PDRPH
(Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan). Pada bidang jasa perbankan, maka
akan didirikan Bank Daerah. Sedangkan dalam bidang penyediaan air bersih, maka
akan dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
12
Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha;
Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan
perusahaan;
Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan
kebijakan perusahaan;
Didirikan peraturan daerah (perda);
Dipimpin oleh direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah atas
pertimbangan DPRD;
Masa jabatan direksi selama empat tahun; dan
Bertujuan memupuk pendapatan asli daerah guna membiayai pembangunan
daerah.
13
Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH).
Keberadaan BUMD memiliki peran atau fungsi yang sangat penting. Sehingga bila
pengelolaannya sangat profesional, maka akan memberikan dampak positif bagi
daerah dan masyarakatnya. Peran BUMD sebagai beikut.
Penyedia barang bernilai ekonomis yang tidak mampu diproduksi oleh swasta.
Sebagai instrumen daerah untuk menata perekonomian daerah.
Pihak yang mengelola berbagai aset dan sumber daya alam daerah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menghadirkan pelayanan prima bagi masyarakat luas.
Berkontribusi dalam kemajuan sektor bisnis yang belum dilirik oleh swasta.
Sebagai penyedia lapangan pekerjaan.
Membina pengembangan unit usaha kecil seperti koperasi.
Mendorong kemajuan masyarakat di beragam bidang kehidupan.
Ialah Sebagai penyedia barang ekonomis yang tidak disediakan oleh pihak swasta;
Ialah Instrumen pemerintahan daerah yang membantu penataan perekonomian
daerah;
Pengelola cabang-cabang produksi sumberdaya pada daerah yang setelahnya itu
dimanfaatkan untuk kepentingan umum;
Menyediakan layanan untuk rakyat;
Memajukan sektor usaha yang belum diminati oleh para pihak swasta;
Pembuka lapangan kerja di daerah yang bersangkuta;
Membantu pengembangan usaha kecil (contohnya koperasi); dan
Pendorong aktivitas serta juga kemajuan masyarakat di berbagai bidang.
14
Memberikan berbagai manfaat melalui penyediaan barang atau jasa yang
kualitasnya tinggi. Sehingga bisa memadai guna memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Sebagai perintis kegiatan usaha atau bisnis, yang pada umumnya belum bisa
dilakukan oleh koperasi ataupun pihak swasta.
Senantiasa memberikan pembimbingan dan membantu masyarakat, lembaga
koperasi dan penguasa yang termasuk dalam golongan ekonomi lemah.
Memiliki kontribusi dalam pembangunan daerah, agar mampu memberikan
pelayanan prima kepada seluruh masyarakat.
Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas
negara;
Mengejar dan mencari keuntungan;
Pemenuhan hajat hidup orang banyak;
Perintis kegiatan-kegiatan usaha; dan
Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah.
6. Mengambil keuntungan
15
Selain mudah bekerja sama BUMD juga mudah menghasilkan keuntungan yang
besar lalu keuntungan ini akan dijadikan sebagai sumber penghasilan negara yang
nantinya akan dimasukkan kedalam kas negara. Selain menguntungkan bagi rakyat
banyak BUMD ini juga menjadi keuntungan bagi negara.
3. Tidak optimal
Rakyat sering mengeluh bahwa BUMD ini tidak optimal karena BUMD itu sendiri
bukanlah milik per orangan melainkan milim negara. Maka akan sering terjadinya
tidak optimal seperti tujuan ekonomi konvensional.
16
juga kurang disiplin karena masih banyak terjadi KKN didalamnya, BUMD ini juga
kurang kreatif karena tidak adanya tantangan dan cenderung statis.
7. Merusak lingkungan
BUMD dapat mengolah alam tanpa tanggung jawab demi keuntungan pribadi, dan
hal ini dapat merusak lingkungan. Dan ini akan menimbulkan kerugian yang besar
pada rayat Idonesia seperti penyebab kelangkaan barang dan jasa.
10. Fasilitas yang diperoleh dari negara itu tidak dimanfaatkan dengan secara
maksimal di lapangan.
11. Kualitas Sumber daya manusia (SDM) yang diperkerjakan masih kurang.
13. Pengelolaan yang kurang efisien sehingga hal tersebut masih sering mengalami
kerugian dalam usahanya.
17
Makasar, di Surabaya terdapat PD. Pasar Surya Surabaya, di Kota Bandung
terdapat PD. Pasar Bermartabat, dan sebagainya.
Pada Bidang Penyediaan Air Bersih (Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM).
Air bersih menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat di suatu daerah, sehingga
setiap Kabupaten atau Kota dipastikan memiliki BUMD yang mengelola air bersih
bagi masyarakatnya yang dikenal Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM
merupakan salah satu unit usaha rnilik daerah, yang bergerak dalarn distribusi air
bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan
kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai
sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif
maupun legislatif daerah. Perusaliaan air minum yang dikelola negara secara
modem sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920-an dengan
nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusaliaan air minum
dinamai Suido Syo.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://asetdaerah.wordpress.com/2011/07/15/sejarah-bumd/
https://bumd.wordpress.com/2011/03/11/sekilas-sejarah-bumd/
https://salamadian.com/bentuk-pengertian-bumn-bumd-adalah/
https://pendidikan.co.id/pengertian-bumd-fungsi-tujuan-ciri-jenis-kelebihan-dan-kekurangan/
https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-54-2017-badan-usaha-milik-daerah
19