Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STUNTING
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PONDOH

TUGAS INDIVIDU
Disusun dalam rangka penguatan kapasitas
Petugas Promkes Puskesmas

Oleh:
DEA DINAMITA, SKM

SEKSI PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DINAS KESEHATAN KABUPATEN INDRAMAYU
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Stunting
Hari/ Tanggal : Kamis, 25 April 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : Horison Tirta Sanita Hotel
Sasaran : Peserta Orientasi Petugas Promosi Kesehatan
Penyuluh : Dea Dinamita, SKM

A. Latar Belakang
Balita pendek (stunting) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Stunting dapat
di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur yang mencerminkan
pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan
gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai. Stunting merupakan pertumbuhan
linear yang gagal untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang
buruk dan penyakit infeksi (ACC/SCN, 2000).
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial
dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting memiliki
tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit.
Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual akan
terganggu (Mann dan Truswell, 2002). Hal ini juga didukung oleh Jackson dan Calder
(2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan
dan meningkatkan risiko kematian.
Di Indonesia, diperkirakan 7,8 juta anak mengalami stunting, data ini berdasarkan
laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5
besar negara dengan jumlah anak yang mengalami stunting tinggi (UNICEF, 2007). Hasil
Riskesdas 2010, secara 2 nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahun di
Indonesia adalah 35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.
Secara garis besar penyebab stunting dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan
yaitu tingkatan masyarakat, rumah tangga (keluarga) dan individu. Pada tingkat rumah
tangga (keluarga), kualitas dan kuantitas 3 makanan yang tidak memadai, tingkat
pendapatan, pola asuh makan anak yang tidak memadai, pelayanan kesehatan dasar yang
tidak memadai menjadi faktor penyebab stunting, dimana faktor-faktor ini terjadi akibat
faktor pada tingkat masyarakat (UNICEF, 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Setelah di laksanakan penyuluhan kesehatan selama 30 menit Peserta Orientasi Petugas


Promkes dapat memahami tentang stunting dengan benar.
2. Tujuan khusus

Setelah di berikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada Peserta Orientasi


Petugas Promkes selama 30 menit, Peserta Orientasi Petugas Promkes mampu :

a. Menyebutkan pengertian stunting

b. Menyebutkan penyebab stunting

c. Menyebutkan penanggulangan/ pencegahan stunting

C. Materi
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah 2 tahun yang disebabkan
kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis).
Balita pendek (stunting) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Stunting
dapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur yang
mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan
indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai. Stunting
merupakan pertumbuhan linear yang gagal untuk mencapai potensi genetik sebagai
akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit infeksi (ACC/SCN, 2000).

2. Penyebab Stunting
a. Praktek pengasuhan yang tidak baik
 Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan
 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif
 2 dari 3 anak usia 6-24 bulan tidak menerima MP-ASI yang bergizi

b. Terbatasnya layanan kesehatan


 2 dari 3 ibu hamil belum mengonsumsi tablet tambah darah yang berisi zat besi
dan asam folat
 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD (Pendidikan Usia Dini)
 Menurunnya tingkat kehadiran anak di posyandu (dari 79% di 2007 menjadi
64% di 2013)
 Belum semua ibu hamil mendapatkan akses yang memadai ke layanan
imunisasi

c. Kurangnya akses ke makanan bergizi pada ibu hamil


 Ketersediaan makanan terbatas
 Kurangnya daya beli keluarga
 Kurangnya konsumsi makanan sumber protein hewani

d. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi


 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih
 Cuci tangan dengan benar masih rendah
3. Penaggulangan Stunting
a. Intervensi Gizi Spesifik
1) Intervensi dengan sasaran ibu hamil
 Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi
kekurangan energi dan protein kronis
 Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat dengan mengonsumsi tablet
tambah darah
 Mengatasi kekurangan iodium dengan menggunakan garam beriodium
 Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil
 Melindungi ibu hamil dari malaria

2) Intervensi dengan sasaran ibu menyususi dan anak usia 0-6 bulan
 Mendorong Inisisasi Menyusui Dini (IMD) untuk mendapatkan ASI
jolong/ colostrum
 Mendorong pemberian ASI Eksklusif
 Mendorong ibu mencuci tangan dengan benar

3) Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 6-24 bulan
 Pemberian MP-ASI sesuai kebutuhan dan bergizi seimbang, serta ASI
diteruskan hingga 24 bulan
 Menyediakan obat cacing
 Menyediakan suplementasi zink
 Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
 Memberikan perlindungan terhadap malaria
 Memberikan imunisasi lengkap
 Melakukan pencegahan dan pengobatan diare

D. Daftar Pustaka
1. http://eprints.ums.ac.id/39825/2/BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 23 april 2019
pukul 20.00 WIB
2. Media promosi stunting dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
No Kegiatan Pemateri Kegiatan Audiens Waktu Media & Metoda
1. Pembukaan : 5 menit Media: Pengeras
a. Memberi salam a. Menjawab salam suara(mikrofone),
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan sound system
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan Metoda: Ceramah
penyuluhan d. Mendengarkan
d. Menjelaskan mekanisme e. Mendengarkan
penyuluhan
e. Melakukan Kontrak
waktu
2. Inti : 20 Media : Layar LCD,
Menyampaikan materi menit LCD, Pengeras
tentang : suara(mikrofone),
Mendengarkan &
 Pengertian stunting sound system.
memperhatikan
 Penyebab stunting Metoda:
 Penaggulangan stunting Ceramah/persentasi
3 Evaluasi Media : Pengeras
 Memberikan kesempatan 5 menit suara (mikrofone)
pada peserta untuk Metode : Diskusi dan
bertanya Bertanya Tanya jawab
 Memberikan jawaban atas 5 menit Media : pengeras
pertanyaan suara (mikrofone)
Metode :tanya jawab
4 Penutup 5 menit Media : Pengeras
a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan suara (mikrofone)
penyuluhan Metoda : ceramah
b. Evaluasi penyuluhan b. Menjawab salam
dengan pertanyaan secara
lisan
c. Memberi salam dan
meminta maaf bila ada
kesalahan
d. Mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan
mengucapkan salam
penutup

G. Evaluasi
1. Peserta mengerti maksud dan tujuan penyuluhan setelah dilakukan kontak
2. Petugas datang dengan tepat waktu
3. Saat penyuluhan peserta aktif bertanya tentang masalah yang belum mengerti

Indramayu, 23 April 2019


Penyuluh

Dea Dinamita, SKM

Anda mungkin juga menyukai