Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Asuransi adalah salah satu lembaga bukan bank yang berfungsi menghimpun
dana masyarakat guna memberikan perlindungan risiko ketidakpastian yang
diakibatkan terjadinya musibah, kecelakaan, atau kerugian lainnya. Kebutuhan akan
jasa peransuransian makin dirasakan oleh masyarakat karena orang tidak mengetahui
apa yang terjadi dimasa depan. Dengan asuransi maka ketidakpastian dapat diperkecil
karena perusahaan asuransi akan mengganti kerugian yang diderita tertanggung.
Asuransi berdasarkan sistem operasionalnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu Asuransi
Syariah dan Asuransi Konvensional. Penulis akan membahas tentang Jenis-jenis
Asuransi, Fungsi, Manfaat dan keuntungan Asuransi,Prinsip Dasar Asuransi, Risiko dan
Ketidakpastian dan Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Asuransi, Asuransi Syariah, Asuransi Konvensional

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, dan berkat-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah asuransi ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Dan saya sangat berterima
kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah asuransi, pengertian asuransi,
jenis-jenis asuransi di Indonesia, fungsi dan manfaat dari asuransi serta prinsip dasar
asuransi. Saya menyadari masih banyak kekurangan didalam tugas pembuatan
makalah ini untuk itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Sejarah Asuransi .................................................................................... 1

Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4

2.1 Pengertian Asuransi ............................................................................... 4

2.2 Jenis-Jenis Asuransi .............................................................................. 4

2.3 Fungsi, Manfaat, dan Keuntungan Asuransi .......................................... 6

2.4 Prinsip Dasar Asuransi ........................................................................... 12

2.5 Risiko dan Ketidakpastian ...................................................................... 13

2.6 Pengertian Asuransi Syahriah ................................................................ 15

2.7 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syahriah ................... 16

Bab III Kesimpulan ..................................................................................... 18

Daftar Pustaka ............................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Zaman sekarang ini banyak resiko dimasa depan dapat terjadi kepada siapa
saja dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas,
misalnya yang terjadi dalam kecelakaan, kematian maupun sakit semua itu dapat
menimpa seseorang yang membuat kerugian besar bagi yang mengalaminya. Oleh
karena itu setiap resiko yang dihadapi oleh seseorang harus ditanggulangi sebelum
mengalami kerugian yang leih besar lagi. Salah satunya cara menanggulanginya
adalah dengan menggunakan jasa asuransi. Saat ini perusahaan asuransi sudah
banyak di Indonesia hal-hal apa pun bisa diasuransikan.

1.2 Sejarah Asuransi Di Indonesia

Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara
kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini
sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan
perdagangan di negeri jajahannya. Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka
adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan demikian usaha perasuransian di
Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai tahun
1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan. Pada waktu
pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir tidak
mencatat sejarah perkembangan.

Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan


itu adalah :
 Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
 Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi
yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.

1
Asuransi Zaman Kemerdekaan
Sampai tahun 1964 pasar industry asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh
Perusahaan Asing terutama Belanda dan Inggris. Pada awal mulanya beroperasi di
Indonesia mereka mendirikan sebuah badan yang disebut “Bataviasche Verzekerings
Unie” (BVU) pada tahun 1946 yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif.

Dengan demikian dari setiap penutupan masing-masing anggota BVU memperoleh


share tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur dan
tenaga asuransi masih kurang sekali. Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan
asuransi kerugian yang pertama, yakni NV. Maskapai Asuransi Indonesia yang
kemudian pada awal 2004 sudah menjadi PT. MAI PARK. Pada saat itu sebagai
perintis perusahaan asuransi kerugian nasional yang pertama, maka perusahaan ini
harus bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang unggul baik dalam factor
pemodalan maupun pengetahuan teknis. Dengan berdirinya perusahaan asuransi
kerugian nasional tersebut keberanian pengusaha nasional dipacu untuk mendirikan
perusahaan-perusahaan asuransi kerugian.

Keberanian ini didukung pula oleh Peraturan Pemerintah bahwa semua barang impor
harus diasuransikan di Indonesia. Peraturan ini dimaksudkan untuk menanggulangi
pemakaian devisa untuk membayar premi asuransi di luar negeri. Pada tahun 1953
berdiri pula perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang reasuransi
Belanda dan Inggris di Indonesia, pemakaian devisa untuk membayar premi reasuransi
ke luar negeri juga masih tetap besar. Untuk menanggulangi hal ini didirikanlah pada
tahun 1954 sebuah perusahaan reasuransi professional yakni PT. REASURANSI
UMUM INDONESIA yang mendapat dukungan dari bank-bank pemerintah.
Lembaga tersebut terakhir mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengikat
perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk menggunakan jasa perusahaan
reasuransi nasional. Langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam hal ini
memberikan hasil yang diharapkan. Kegiatan PT. Reasuransi Umum Indonesia pada
tahun 1963 diperluas dengan kegiatan reasuransi jiwa. Pada saat PT. Reasuransi
Umum Indonesia didirikan, banyak perusahaan-perusahaan asuransi kerugian nasional

2
bermunculan, tetapi perkembangannya masih terhambat oleh persaingan yang berat
dari perusahaan-perusahaan asuransi swasta asing. Pada waktu perjuangan
mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia, pemerintah melakukan
nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan Inggris
dinasionalisasi dalam peristiwa konfrontasi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asuransi

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan
cara mengalihkan/transfer resiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 disebutkan bahwa
“asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa
yang tidak tentu”.
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk
transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada
pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan
kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan
finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung.
Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil
bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya. Pada dasarnya,
polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung
(dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung
bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan
datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.

2.2 Jenis – Jenis Asuransi


Berdasarkan pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima jenis asuransi, yaitu :
1. Asuransi terhadap kebakaran
2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
3. Asuransi terhadap kematian orang ( Asuransi jiwa )

4
4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan disungai-sungai

Jenis-jenis asuransi yang terdapat di Indonesia terdiri dari :

a. Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi seperti ini tampaknya adalah yang paling banyak digunakan
mengingat jaman sekarang ini biaya untuk berobat dan rumah sakit sangatlah mahal,
oleh karena itu jenis asuransi ini sangat saya anjurkan terutama untuk seluruh keluarga
atau yang mempunyai pekerjaan yang beresiko tinggi, karena jika suatu saat kita
membutuhkan pelayanan medis maka asuransi ini dapat memperingan beban biaya.

b. Asuransi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan ini walaupun dalam
kenyataannya pendidikan itu adalah hal yang mahal. Jika kamu merasa pendapatan
dimasa yang akan datang tidak akan mencukupi biaya pendidikan anak-anak kamu
maka sebaiknya segera memikirkan untuk mengikuti asuransi jenis ini.

c. Asuransi Pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan
resiko terhadap pengangkutan barang.
Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
 Asuransi pengangkutan darat – sungai
 Asuransi pengangkutan laut
 Asuransi pengangkutan udara

d. Asuransi Jiwa
Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang
berjanji akan membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah
uang yang telah ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-
lambatnya pada waktu yang ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara

5
perusahaan asuransi dengan konsumen yang menyatakan bahwa perusahaan asuransi
akan memberikan santunan sejumlah dana apabila konsumen meninggal dunia, atau
ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi jiwa ini, maka keluarga
yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan, walaupun ini tidak diharap-harap.

Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:


 Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah
tiba saatnya (meninggal/habis masa asuransinya) maka ganti rugi akan dibayar
sekaligus.
 Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang
dipertanggungkan masih hidup.

e. Asuransi Perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu
sebab yang dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya
biasanya didasarkan kepada keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya
kegiatan perusahaan tersebut.

2.3 Fungsi, Manfaat, dan Keuntungan Asuransi

Fungsi Utama (Primer)

a) Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau
beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian
(uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu
peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty)
merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran
premi.

6
b) Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut
berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak
akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah
seorang tertanggung.

c) Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan
oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan
resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya
premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate
of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungannya.

Fungsi Tambahan (Sekunder)

a) Export Terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau


barang-barang tak nyata (intangible product) keluar negeri
b) Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang
pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat
sosial dan sebagai tabungan
c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
d) Sarana pencegah & pengendalian kerugian

Manfaat Asuransi
1. Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian yang diderita satu
pihak.
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan
banyak tenaga, waktu dan biaya.

7
3. Pemerataaan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang
timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Khusus berlaku untuk asuransi
jiwa.
6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak
dapat berfungsi (bekerja).

Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti
pemahamannya terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun bank
syariah. Padahal dari sisi mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk jasa asuransi,
sama-sama menertibkan dalam hal mengelola keuangan terutama untuk pos-pos
tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun manajemen asuransi terus meningkat dan
berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan asuransi besar, image di
masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak salamanya positif.

Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya saja


menggadaikan nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau
kecelakaan.
Susah mengurus klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir
ini hanya gara-gara data yang tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa
dipenuhi.

Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan


demikian keuntungan asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu
dipahami. Dengan demikian, budaya asuransi masih belum terlalu akrab di tengah
masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki pemahaman bahwa yang namanya

8
kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu mempersiapkan dana khusus sebagai
persiapan menanggalungi keadaan darurat, masih banyak yang berpikir untuk
mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan membeli emas bukan dalam
bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa misalnya.

Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia


terhadap berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih
memiliki perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih
untuk membelanjakan uang mereka guna membeli kebutuhan sehari-hari daripada
untuk hal lain yang dianggap kurang penting atau untuk mempersiapkan hal-hal yang
sifatnya darurat. Memang tidak bisa dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan,
masyarakat Indonesia masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih
berkutat dalam mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan
sekunder semata. Dan pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam
arti sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya
program asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak perlu heran
sekalipun mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan
sebagian masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang. Selain
itu ada pandangan dari masyarakat yang menganggap bahwa asuransi adalah haram.
Sebab, dengan asuransi itu dianggap sama halnya dengan mengandalkan keselamatan
dan menggadaikan diri pada sesama manusia. Padahal, pandangan seperti itu
sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya asuransi bukan membuang uang atau
mengandalkan masalah keselamatan pada sesama manusia.

Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan


resiko sesuatu pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau
bencana, yang akan mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai
nominal, kita akan mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada
perusahaan asuransi tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat,

9
menjadi nasabah asuransi tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat,
terutama ketika uang dalam bentuk tabungan atau barang berharga tidak cukup.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan
atau menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak
segampang mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti
emas. Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan
administrasi yang sebenarnya sejak awal sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai
salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan proses
klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi,
perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang diajukan
oleh para nasabah.

Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain
secara langsung, seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis
asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi
kesehatan mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah
sakit atau klinik kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada
perusahaan asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.

Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi nasabah

Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena


kurangnya pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah
stigma tradisional yang menyebabkan seseorang sudah merasa apriori pada kata
asuransi. Beberapa stigma negatif seperti telah disebutkan sebelumnya semakin
diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak perusahaan asuransi sendiri misalnya
tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas dari itu semua, beberapa

10
keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi nasabah
perusahaan asuransi antara lain :
a) Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f) Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g) Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi


a) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi untuk
mengurangi risiko yang pasti ( misalnya kematian) dan mungkin (misalnya kecelakaan)
terjadi dalam masyarakat dengan cara mempertanggungkan risiko tersebut pada
perusahaan asuransi atau risiko yang terjadi dalam masyarakat akan ditanggung
perusahaan asuransi.
Berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi yaitu:
1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang
akan memberikan keuntungan tertentu yaitu berupa pengurangan kerugian dan
pengurangan biaya yang menyangkut pertanggungan tersebut.
2. Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang terjadi dapat
berupa pereduksian sebab-sebab yang dapat menimbulkan kerugian, perlindungan
produk atau orang yang akan dirugikan, pengurangan kerugian, dan perlindungan
agar produk yang telah rusak tidak semakin rusak.

11
3. Memberikan keuntungan tertentu pada masyarakat yang mengikuti asuransi karena
dengan mengetahui besarnya risiko yang terjadi dapat diketahui besarnya kerugian
yang dialami.

2.4 Prinsip Dasar Asuransi


Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar asuransi yang harus dipenuhi yaitu :

 Insurable Interest adalah hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui
secara hukum.
 Utmost Good Faith adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah penanggung harus dengan
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari
asuransi dan si tertangung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar
atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
 Proximate Cause adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
 Indemnity adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
financial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang
ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas
dalam pasal 278).
 Subrogation adalan pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.
 Contribution adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang
sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

12
2.5 Risiko dan Ketidakpastian
Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian. Risiko dalam industry perasuransian diartikan sebagai
ketidakpastian dari kerugian financial atau kemungkinan terjadinya kerugian.

Jenis-jenis risiko:
 Risiko murni adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan
kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga
memberikan keuntungan
 Risiko Spekulatif adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan
untuk mendapat kerugian.
 Risiko Individu adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Seperti risiko pribadi, risiko harta, risiko tanggung gugat

Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung
yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan
jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada
perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.

Contoh Perusahaan Asuransi di Indonesia

1. AIA Financial
Berdiri tahun 1983, Sempat berganti nama dari PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti menjadi
Lippo Life, kemudian AIG Lippo dan setelah 80% sahamnya dimiliki American
International Assurance, berubah nama menjadi AIA Financial.
2. Allianz

13
Merupakan cabang dari Allianz SE Jerman, yang merupakan salah satu perusahaan
asuransi terbesar di dunia. Masuk di Indonesia sejak tahun 1981. Bergerak pada bidang
asuransi jiwa, kesehatan, employee benefit, serta dana pension dan saving.
3. Avrist
Berdiri sejak 1975, PT Avrist Assurance (Avrist) adalah perusahaan asuransi jiwa
patungan multinasional pertama di Indonesia, yang menyediakan program asuransi
jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, asuransi jiwa kredit dan pension, baik untuk
perorangan maupun kelompok, termasuk produk-produk asuransi jiwa berbasis
syariah/tafakul, melalui beragam saluran distribusi.
4. Axa Mandiri
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan AXA Group.
Jika anda nasabah Bank Mandiri mungkin sudah pernah ditawarkan asuransi ini.
5. Bumiputera 1912
Merupakan salah satu perusahaan asuransi paling tua di Indonesia. Sesuai namanya,
didirikan pada tahun 1912. Yang menarik dari asuransi ini adalah prinsip mutual share
yang mereka pegang, dimana setiap pemegang polis adalah pemilik perusahaan.
6. CIGNA
Asuransi CIGNA berdiri di Indonesia sejak tahun 1990. Merupakan cabang dari
perusahaan asuransi CIGNA Group yang bermarkas di connectiout, Amerika Serikat.
7. Jiwasraya
PT Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di
sector asuransi. Perusahaan ini didirikan pada 31 Desember 1859 dengan nama
Nederlandsche Indische Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij (NILLMIJ) dan
merupakan perusahaan asuransi jiwa pertama yang didirikan di Indonesia.
8. Manulife
Perusahaan asuransi ini adalah cabang dari Manulife Financial yang merupakan salah
satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di dunia yang diukur nerdasarkan kapitalisasi
pasar. Manulife saat ini memiliki sekitar 26.000 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia
perusahaan ini berdiri sejak tahun 1985.
9. Prudential

14
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)
merupakan bagian dari prudential plc, group jasa keuangan ritel berbasis di London,
Inggris. Pada tahun 2011, unit asuransi jiwa dari Prudential dinobatkan sebagai
perusahaan asuransi terbaik oleh majalah investor untuk perusahaan dengan asset
diatas 10 triliyun.
10. Sinar Mas
Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan anak perusahaan dari perusahaan Sinar Mas
Group yang didirikan pada tanggal 27 Mei 1985. Pada pertama kali berdiri, dinamakan
PT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian pada tahun 1991 baru berubah
menjadi PT. Asuransi Sinar Mas.

2.6 Pengertian Asuransi Syariah


Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta
mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan
untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/
anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional
perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/
dilimpahkan kepada perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong
menolong atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi
ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama

manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami


peserta.
Asuransi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan asuransi
konvensional, yaitu mencari ridha Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Asuransi

15
syariah memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya bisa
membedakan dirinya dengan asuransi konvensional.
Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama : akad yang dilakukan adalah akad at-Takafuli.
Kedua : selain tabungan, peserta juga dibuatkan tabungan derma.
Ketiga : merealisir prinsip bagi hasil.
Secara structural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia masih
menginduk pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara umum
(konvensional). Baru ada peraturan yang secara tegas menjelaskan asuransi syariah
pada Surat Keputusan Direktur jendral Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/LK/2000
tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.

2.7 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah

Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan
misi sosial. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dah,
misi ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang
bertentangan dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi konvensional tidak ada
dewan pengawas sehingga dalam praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan
pelaksanaannya tidak sesuai dengan kaidah syariah.
Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli sedangkan akad
dalam asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.

Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-
batas perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau system
yang digunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Investasi
dilakukan dengan batas perundang-undangan, sepanjang tidak bertenangan dengan
prinsip syariah. Bebas dari riba dan tenpat investasi yang terlarang.

16
Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional seluruhnya
menjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut
kemana saja. Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam
bentuk iuran atau kontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan
sebagai pemegang amanah dalam mengelola dana tersebut.
Tidak ada pemisahan dana dalam asuransi konvensional. Pada beberapa produk
tertentu dapat mengakibatkan dana hangus. Dalam asuransi syariah ada pemisahan
dana yaitu dana ta’barru, derma dan dana peserta sehingga tidak mengenal dana
hangus.
Adanya transfer of risk dalam asuransi konvensional atau terjadinya transfer resiko
dari nasabah keped menanggung (perusahaan). Lain halnya dalam asuransi syariah
yang mengenal adanya sharing of risk yang berarti terjadinya proses saling
menanggung antara satu peserta dengan peserta lain.
Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan.
Perusahaan akan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena segala
resiko sudah ditransfer dari nasabah ke perusahaan. Sumber dana klaim dalam
asuransi syariah dari rekening ta’barru, yaitu peserta saling menanggung. Jika salah
satu peserta mengalami musibah, maka peserta lain akan ikut menanggung resiko.
Dalam asuransi konvensional. Seluruh keuntungan yang didapat adalah milik
perusahaan. Sedangan dalam asuransi syariah keuntungan tidak sepenuhnya milik
perusahaan tetapi dibagi antara peserta dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip bagi
hasil.

17
BAB III
KESIMPULAN

Di zaman dahulu banyak sekali masyarakat yang tidak paham tentang


pengertian asuransi dan tidak mengerti dampak positif dari asuransi, tetapi sekarang
perusahaan asuransi sudah banyak di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat maka
pengertian dan pentingnya semakin luas dimasyarakat. Asuransi sendiri pada
perkembangannya mengalami banyak perubahan dan semakin banyak jenisnya dari
mulai hal yang wajar sampai hal-hal yang tidak wajar pun bisa diasuransikan. Banyak
masyarakat yang menggunakan jasa asuransi didalam kehidupan sehari-hari karena
saat ini banyak sekali resiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang sebelum
semua itu dihadapi terlebih dahulu kita menanggulanginya agar tidak terjadi kerugian
besar.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha


Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi untuk memberi pergantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Atau untuk pemberian suatu pembayaran uang
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko yang pasti
misalnya kematian kecelakaan dll. Sedangkan manfaatnya adalah dapat memberikan
rasa aman dan perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis
asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit, berfungsi sebagai
tabungan dan sumber pendapatan, alat penyebaran risiko, dan membantu
meningkatkan kegiatan usaha.

18
Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga keuangan, dalam usaha
perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan sebuah
sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan
sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika
terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan
perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta
investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/07/pengertian-lembaga-keuangan-bukan-
bank-fungsi-tujuan-macam-dan-contoh.html Diakses pada 10 Desember 2019.

https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-asuransi.html Diakses pada 10


Desember 2019.

https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi

20

Anda mungkin juga menyukai