Anda di halaman 1dari 13

TUGAS GEOTEKNIK

2011
S O N D I R

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


OLEH :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KAFRIZALDY
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
D611 08 011
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
SONDIR

A. Pengertian

Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.


Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan
tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder
diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap
penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah
pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.

Sondir

Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari
pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah
keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-
mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917
oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927.
Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada
tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang
kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: Static
Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara
singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian
dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima
oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat
untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman
karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil
pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Pengujian Sondir dilakukan untuk mengetahui pelawanan tanah yang
dilakukan dengan cara menusukkan Bikonis/ Konis kedalam Tanah. Dari gesekan
dan tekanan bikonos yang terjadi di dalam tanah dihantarkan melalui Stang Sondir
bagian dalam yang kemudian dibaca pada Manometer. Dari data yang diperoleh
maka dibuatlah Grafik Perlawanan Tanah dan Hambatan Konis. Dengan adanya
Grafik Sondir maka dapat diketahui Kondisi dan kedalaman tanah untuk
Perencanaan Pondasi.

B. Kelebihan dan Kekurangan Sondir


1. Kelebihan
 Merupakan jenis uji yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan
ulang dengan hasil yang relatif sama.
 Tidak bergantung pada kesalahan operator atau kesalahan operasi
alat.
 Data relative kontinu.
 Dapat diulang dengan waktu yang relative cepat.
 Menghasilkan banyak parameter.
 Gangguan tanah lunak kecil.
2. Kekurangan
 Tidak bisa menembus tanah gravel, pasir padat,
batuan.
 Tidak bisa ambil sampel
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interpretasi Sondir
1. Konfigurasi dan ukuran alat sondir
Bentuk ujung sondir memberikan pengaruh yang amat besar
terhadap tahanan konus. Sondir dengan ujung konus yang lebih lancip
dapat memberikan perlawanan konus (qc) yang lebih kecil. Ukuran sondir
memberikan pengaruh tahanan ujung khususnya pada tanah pasiran.
Sondir standar digunakan adalah sondir dengan sudut ujung konus sebesar
600 dan mempunyai luas proyeksi 10 Cm2
2. Tegangan vertikal dan lateral tanah
Tegangan vertikal dan lateral tanah memberikan pengaruh amat
besar pada tanah pasiran.
3. Kecepatan Penetrasi dan Metoda Penetrasi
Kecepatan penetrasi memberikan pengaruh pada besarnya tekanan
air pori pada tanah lempung sehingga menunjukkan tekanan air pori yang
besar sekali. Oleh sebab itu pengujian ini harus distandarisasi terhadap
kecepatan penetrasi yaitu 2 Cm/det. Metoda yang umum dipakai adalah
metoda statik, yaitu konus ditekan secara perlahan-lahan ke dalam tanah.
4. Kompressibilitas, sementasi dan ukuran partikel
Kompresibilitas pada tanah pasir memberikan pengaruh yang amat
besar terhadap tahanan ujung dan gesekan selimut sondir. Pasir kwarsa
memiliki tahanan ujung yang besar dan rasio gesekan kecil (Rf=0,5 %).
Sedangkan untuk pasir karbonan yang amat kompressibel memberikan
tahanan ujung kecil dan ratio gesekan yang besar (Rf=3 %).

D. Pengujian
Persyaratan yang diperlukan dalam pengujian sondir (SNI 2827:2008)
adalah sebagai berikut :
1. Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 %
2. Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik:
- untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %
- untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %
3. Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan
dengan dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik
4. Alat perlengkapan mesin pembeban harus mempunyai kekakuan yang
memadai, dan diletakkan di atas dudukan yang kokoh serta tidak berubah
arah pada waktu pengujian
5. Pada alat sondir ringan (< 200 kg) biasanya tidak dapat tembus untuk 2
m s.d 3 m sehingga datanya tidak bermanfaat
6. Pada alat sondir berat (> 200 kg) digunakan sistem angker; namun di
daerah tanah lunak tidak dapat digunakan kecuali dengan pemberian
beban menggunakan karung-karung pasir.

Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan pada
saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku (SNI
2827:2008).

Rincian penekan hidraulik


E. Cara pengujian

1. Persiapan pengujian
Lakukan persiapan pengujian sondir di lapangan dengan tahapan
sebagai berikut:
 Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya digali
dengan linggis sedalam sekitar 5 cm;
 Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat
sesuai dengan letak rangka pembeban;
 Setel rangka pembeban, sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal;
 Pasang manometer 0 MPa s.d 2 MPa dan manometer 0 MPa s.d 5 MPa
untuk penyondiran tanah lembek, atau pasang manometer 0 MPa s.d 5
MPa dan manometer 0 MPa s.d 25 MPa untuk penyondiran tanah keras;
 Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik menggunakan
kunci piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah terjadinya
gelembung udara dalam sistem;
 Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada tepat di
atasnya;
 Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan
memutar baut pengecang, sehingga rangka pembeban berdiri kokoh dan
terikat kuat pada permukaan tanah. Apabila tetap bergerak pada waktu
pengujian, tambahkan beban mati di atas balok-balok penjepit;
 Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta kepala
pipa dorong; dalam kedudukan ini batang dalam selalu menonjol keluar
sekitar 8 cm di atas kepala pipa dorong. Jika ternyata kurang panjang, bisa
ditambah dengan potongan besi berdiameter sama dengan batang dalam.

2. Prosedur pengujian
a) Pengujian penetrasi konus
Lakukan pengujian penetrasi konus ganda dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
 Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik
pada kedudukan yang tepat;
 Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga
penekan hidraulik hanya akan menekan pipa dorong;
 Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan
hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai
kedalaman 20 cm sesuai interval pengujian;
 Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan
menarik kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan
batang dalam saja;
 Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi
konus berkisar antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama
penekanan batang pipa dorong tidak boleh ikut turun, karena akan
mengacaukan pembacaan data.

b) Pembacaan hasil pengujian


Lakukan pembacaan hasil pengujian penetrasi konus sebagai
berikut:
 Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam
kira-kira 4 cm pertama dan catat pada formulir pada kolom Cw ;
 Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada
penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua dan catat pada
formulir pada kolom Tw.

Kedudukan pergerakan
konus pada waktu
pengujian sondir
c) Pengulangan langkah-langkah pengujian
Ulangi langkah-langkah pengujian tersebut di atas hingga nilai
perlawanan konus mencapai batas maksimumnya (sesuai kapasitas alat)
atau hingga kedalaman maksimum 20 m s.d 40 m tercapai atau sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini berlaku baik untuk sondir ringan ataupun sondir
berat.

d) Penyelesaian pengujian
 Cabut pipa dorong, batang dalam dan konus ganda dengan
mendorong/menarik kunci pengatur pada posisi cabut dan putar
engkol berlawanan arah jarum jam.
 Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian.

F. Perhitungan
1. Rumus-rumus perhitungan
Prinsip dasar dari uji penetrasi statik di lapangan adalah dengan
anggapan berlaku hukum Aksi Reaksi (persamaan 10), seperti yang
digunakan untuk perhitungan nilai perlawanan konus dan nilai perlawanan
geser di bawah ini.

a) Perlawanan konus (qc)


Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong,
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Pkonus = P piston ........................................................................ (1)
qc x Ac = Cw x Api
qc = Cw x Api / Ac ..................................................................... (2)
Api = π (Dpi )2 / 4 ....................................................................... (3)
Ac = π (Dc)2 / 4 ........................................................................... (4)

b) Perlawanan geser (fs)


Nilai perlawanan geser lokal diperoleh bila ujung konus dan bidang
geser terdorong bersamaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan :
Pkonus + Pgeser = Ppiston ........................................................... (5)
(qc x Ac) + (fs x As) = Tw x Api
(Cw x Api) + (fs x As) = Tw x Api
fs = Kw x Api / As ....................................................................... (6)
As = π Ds Ls ................................................................................ (7)
Kw = (Tw - Cw ) ...........................................................................(8)

c) Angka banding geser (Rf)


Angka banding geser diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai
perlawanan geser lokal (fs) dengan perlawanan konus (qs), dan dihitung
dengan menggunakan persamaan:
Rf = (fs / qs ) x 100 ...................................................................... (9)

d) Geseran total (Tf)


Nilai geseran total (Tf) diperoleh dengan menjumlahkan nilai
perlawanan geser lokal (fs) yang dikalikan dengan interval pembacaan, dan
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Tf = (fs x interval pembacaan) ................................................... (10)

dengan :
Cw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus (kPa);
Tw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus dan geser (kPa);
Kw : selisih dengan (kPa);
Pkonus : gaya pada ujung konus (kN);
Ppiston : gaya pada piston (kN);
qc : perlawanan konus (kPa);
fs : perlawanan geser lokal (kPa);
Rf : angka banding geser (%);
Tf : geseran total (kPa);
Api : luas penampang piston (cm2);
Dpi : diameter piston (cm);
Ac : luas penampang konus (cm2);
Dc = Ds : diameter konus sama dengan diameter selimut geser (cm);
As : luas selimut geser (cm2);
Ds : diameter selimut geser (cm);
Ls : panjang selimut geser (cm)

2. Prosedur perhitungan
Lakukan perhitungan perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs),
angka banding geser (Rf), dan geseran total (Tf) tanah dan penggambaran
hasil pengujian dengan tahapan berikut.

a) Cara perhitungan
 Hitung perlawanan konus (qc) bila ujung konus saja yang terdorong
dengan menggunakan persamaan (1) s.d (4).
 Hitung perlawanan geser (fs) lokal bila ujung konus dan bidang
geser terdorong bersamaan dengan menggunakan persamaan (5) s.d
(8).
 Hitung angka banding geser (Rf) dengan menggunakan persamaan
(9).
 Hitung geseran total (Tf) tanah dengan menggunakan persamaan
(10).

b) Cara penggambaran hasil uji penetrasi konus


 Gambarkan grafik hubungan antara variasi perlawanan konus (qc)
dengan kedalaman (meter).
 Untuk uji sondir dengan konus ganda gambarkan hubungan antara
perlawanan geser (fs) dengan kedalaman dan geseran total (Tf)
dengan kedalaman.
 Apabila diperlukan rincian tanah yang diperkirakan dari data
perlawanan konus dan perlawanan geser, gambarkan grafik
hubungan antara angka banding geser dengan kedalaman.
 Tempatkan grafik-grafik dari sub butir a), b) dan c) di atas pada satu
lembar gambar dengan skala kedalaman yang sama.
CONTOH TABEL DATA HASIL UJI SONDIR
CONTOH GRAFIK HASIL UJI SONDIR
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ronymedia.wordpress.com/Apa Uji Sondir Itu _ Science and Civil


Structure Media.htm
http://www.kammisiq.blogspot.com/pengujian-sondir.html
http://www.piezocone.co.cc/ P I E Z O C O N E.htm
SNI 2827:2008. Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir.

Anda mungkin juga menyukai