Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

HASIL OBSERVASI
SLB NEGERI 1 SELONG

Kelompok 2 :
1. Abdul Gunawan
2. Munajipudin
3. Miftahul Ilmi
4. Baiq lela Nadia Furkhoni
5. Baiq Turniawati
6. Mila Maryani

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swr yang telah memberian hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai
salah satu pegangan dalam memasuki jenjang dunia.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Bimbingan Konseling. yang telah memberikan kami pengarahan sebelum melakukan
observasi serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami berharap semoga dengan terselesaikannya laporan ini dapat menjadi tolak ukur
kami untuk menjadi mahasiswa yang kedepannya lebih dan lebih baik lagi. Kami juga berharap
laporan ini semoga dapat bermanfaat, baik bagi kami maupun orang lain. Dalam penulisan
laporan ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf sebesar-besarnya
karena kami masih dalam proses belajar. Saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan
unutk bahan evaluasi kami selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi kami khususnya dan bagi
para pembaca umumnya.

Pancor, 26 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DATAR ISI………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………...
B. Tujuan…………………………………………………………………………………
C. Metode Penilisan Laporan………………………………………………………….
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………….
A. Kegiatan Yang Dilakukan…………………………………………………………
B. Hasil Wawancara…………………………………………………………………….
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkaitan dengan kami sebagai mahasiswa yang dibina dan dibimbing menjadi seorang guru
yang benar-benar terampil dan mampu menjadi pengajar yang baik dan benar. Tentunya
membutuhkan banyak acuan belajar seperti penguasaan materi dan praktik lapanganyang cukup,
baik didalam maupun diluar kampus.
Dalam hal ini, berkaitan dengan mata kuliah Bimbingan Konseling, bagaimana seorang guru
harus mampu mengenal metode pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus, maka
tentu tidak bisa bergelut dengan teori yang diberikan oleh dosen. Oleh karena itu perlu ilakukan
pengamatan langsung ditempat atau disekolah yang memang khusus membina dan mengajar
anak-anak yang berkebutuhan khusus.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Cara Metode Pembelajaran Di SLB Negeri Selong
2. Untuk Mengetahui Karaktristik, Assesmen Yang Dilakukan Oleh Guru Di SLB Negeri
Selong
C. Metode Penulisan Laporan
Untuk mengetahui data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan ini melakukan
metode ppengumpulan data melalui:
1. Wawancara
Dalam penulisan laporan ini tentunya kami ingin menyajikan data yang benar-benar
fakta, sehingga kami melakukan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan
2. Pengamatan Langsung
Melalui pengamatan secara langsung, kami sudah melakukan dan melihat secara
langsung semua yang dibutuhkan oleh anak didik tersebut sesuai kebutuhan mereka.
Dengan pengamatan secara langsung, kami melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan di
sekolah ABK.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan yang Dilakukan
Kegiatan yang dilakukan dalam observasi tersebut yang dilaksanakan selama satu hari,
yaitu:
Nama Guru : Eka
Hari : Jum’at, 22 November 2019
Pukul : 08:00 – 10:00
Berikut data untuk hasil observasi yang telah kami lakukan, khususnya diikelas 6 SD, yang
memiliki gangguan pendengaran dan sulit berbicara, yang terdiri dari 10 siswa diantaranya:
B. Hasil analisi wawancara
No. Nama Kelas Umur
1. Ika 6 SD 13 Tahun
2. Nadia tahiatul muntazah 6 SD 13 Tahun
3. Tina Rosdianti Asri 6 SD 13 tahun
4. Falas Hidayatullah 6 SD 14 Tahun
5. Rizki 6 SD 16 Tahun
6. Husnul Khotimah 6 SD 15 tahun
7. Lalu Roy zord 6 SD 15 Tahun
8. Ayu Hikmah Maulida 6 SD 12 Tahun
9. Jeana Bani 6 SD 14 Tahun
10. Rezi alwar 6 SD 14 Tahun

1) Metode Cara Pengajaran Siswa Tunarungu Dikelas Di SLB Negeri Selong.


Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada hari juma’at, pada tanggal 22 November.
Mengenai metode pembelajaran yang sudah dilihat secara jelas dan nyata. Ativitas didalam
ruang lingkup kelas tersebut sudah dapat di evaluasi dengan baik oleh seorang pendidik. Melalu
dengan metode pembelajaran yang sudah dapat dilihat. Metode pembelajaran yang dilakukan di
kelas 6 SD dilakukan dengan isyarat. Belajar bahasa melalui ejaan atau melalui gerakan bibir.
Metode atau cara yang dilakukan dalam pengajaran ini adalah dibuat di belakang bibir yang
tertutup atau jauh dibagian belakang mulut sehingga tidak kelihatan. Sehingga siswa yang
berkelainan tunarungu bisa mengikuti gerakan bibir secara pelan-pelan dan mampu menelaah
apa yang di ajarkan oleh guru, akan tetapi walaupun seorang guru di SLB tersebut mengajarkan
atau membimbing mereka dengan baik. Kelemahan dari gangguan anak-anak di SLB nNegeri
Selong sulit untuk dicerna, sehingga seorang guru harus memberikan informasi atau pengajaran
secara bertahap-tahap. Supaya anak didik di SLB Negeri Selong menimbulkan daya ingat yang
panjang. Akan tetapi walaupun metode pembelajaran yang dilakukan secara bertahap. Anak
didik belum tentu bisa merangsang atau mengingat pelajaran yang sudah dipelajari, disebabkan
karena gangguan yang dimiliki. Sehingga akan menimbulkan suatu kelemahan dari anak didik,
maupun dari seorang peserte didik.
Kemudian metode pembelajaran yang berkaitan dengan gangguan pendengaran tersebut
dengan metode belajar menulis. Siswa yang memiliki gangguan tunarungu di ajarkan melalui
kertas dan Rata- rata di ajarkan dari huruf dasar dulu misalkan kayak membuat garis, lingkaran
atau titik dulu , kalau itu sudah bisa lanjut ke huruf- huruf abjad.
metode pembelajaran yang terakhir yaitu belajar bahasa secara manual, cara pengajaran guru
di kelas tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi menual atau bahsa isyarat. Yang
dimana sudah sesuai dengan gangguan yang dimiliki. Seorang guru lebih condong menggunakan
bahasa insyarat karena anak didik di SLB Negeri Selong lebih mudah untuk mengambil
kombinasi yang menggunakan bahasa insyarat. Belajar bahasa dengan cara manual juga di
kombinasikan dengan menggunakan LCD, yang dimana, anak didik di SLB Negeri Selong dapat
melihat dengan secara jelas bahasa insyarat yang sudah diajarkan, seperti belajar mengaji dan
sebagainya.
2) Karaktristik umum yang ditemukan pada siswa dikelas SLB Negeri Selong
Dari Hasil observasi yang sudah dilakukan kemarin, berbicara tentang fasilitas-fasilitas yang
di butuhkan oleh anak didik di SLB Negeri Selong. Sudah dilihat seorang guru atau dari pihak
yang ada diwilayah sekolah tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Khusunya yang sudah kami observasi, kelainan anak didik yang berkaitan dengan Tunarungu.
Sehingga dengan klainan tersebut seorang guru dapat menyesuaikan kebutuhan yang diperoleh
dengan fasilitas-fasilitas sesuai dengan fisik atau kondisi yang dimiliki anakdidik di SLB Negeri
Selong, fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada anak didik tersebut sesuai kondisi fisik mereka,
diantaranya :
a) Meja dan kursi
b) Meja guru
c) Papantulis
d) Madding kelas
e) Lemari
f) Raksepatu
g) Toilet
h) Perlengkapanmenggambar
i) Peralatankebersihan
j) Kalender
k) Poster hitungan
l) Air minum
m) LCD
n) Kipasangin
o) Jam dinding
p) Baksampah di dapankelas
q) Penggaris
r) Gambaran
Barang- barang yang kurang penting tidak di letakkan di dalam kelas, karena dapat
mengganggu konsentrasi dari siswa itu sendiri. Pihak sekolah disana sudah menyesuaikan sesuai
dengan kebutuhan fisik yang ada dikelas 6 SD tersebut. Fasilitas yang ada dikelas seperti
peralatan menggambar itu sangat penting dalam kelas Tuna Rungu karena rata- rata anak- anak
di kelas ini sangat pintar dalam menggambar dan sering mengikuti lomba di berbagai acara.
Berdasarkan observasi yang sudah kami lakukan didalam tersebut tardapat meja dan kursi,
meja guru, papan tulis, perlengkapan menggambar, poster hitungan, LCD, penggaris, dan
gambar-gambar, ini merupakan beberapa penunjang proses pembelajaran dalam kelas tersebut.
Adapun mading yang ada terletak didinding bagian belakang kelas tersebut, untuk menempelkan
hasil karya yang sudah mereka pelajari, contohnya hasi-hasil gambar ataupun yang lainnya. Ada
pula lemari yang terletak di bagian samping kelas untuk digunakan sebagai tempat menaruh
peralatan dan perlengkapan belajar seperti buku, penggaris, al-qur’an, alat pewarna dan
sebagainya. Rak sepatu untuk menaruh sepatu, biasanya toilet pada umumnya di setiap sekolah
berada diluar ruangan akan tetapi berbeda dengan sekolah yang ada di SLB yang setiap toiletnya
berada di dalam ruangan, agar gurunya bisa mengawasi. Peralatan kebersihan untuk
membersihkan ruangan, kelender untuk melihat tanggal dan hari-hari penting, disediakannya air
minum didalam kelas agar siswa tersebut tidak keluar untuk mencari air kesana kemari karena ini
mencegah agar siswa tersebut tidak keluyuran, kipas aingin juga tersedia untuk kenyamanan
siswa tersebut, jam dinding untuk memastikan waktu, bak sampah yang terletak di depan kelas
agar siswa tidak membuang sampah sembarangan.
3) Macam-macam tindakan assesmen pada siswa yang dilakukan oleh sekolah saat proses
penerimaan siswa baru di SLB.
Dari hasil observasi yang dilakukan di SLB Negeri Selong, sesuai assesmen yang dilakukan
dengan kebutuhan yang dialami oleh siswanya. Seorang guru harus melakukan sebuah asesmen,
supaya dapat mengidentifikasi penyaringan awal yang dimiliki oleh siswa Di SLB Negeri
Selong. Dengan adanya assesmen seorang guru akan mengetahui kriteria pengajaran yang
dilakukan terhadap peserta didik tersebut sesuai dengan penyakit atau kelainan yang dialaminya.
Dalam kasus observasi yang kami lakukan, kami mendapatkan anak-anak yang
berkebutuhan khusus yang berkaitan dengan Tunarungu. Khususnya dikelas 6 SD. Assesmen
yang dilakukan seorang guru terhadap anak didiknya adalah mengetahui kelemahan atau
kesulitan didalam proses pembelajaran, serta kemudahan, cara cepat untuk mengerti dalam
proses pembelajaran. Sehingga mengenai anak yang berkebutuhan khusus yaitu berkaitan dengan
Turnanetra, seorang guru harus melakukan assesmen dengan cara membaca dan menulis melalui
isyarat dengan secara nyata. Karena penyakit Tunarungu berkaitan dengan ahli pendengaran,
sehingga ketika didalam proses pembelajaran, seorang guru harus melakukan intraksi yang nyata
terhadap anak-anak yang mengalami klainan serta menunjukkan benda-benda yang nyata ketika
belajar. Assesmen yang dilakukan di SLB kelas 6 SD diantaranya:
a. Membaca
Seperti halnya pendidikan yang ada dalam SLB yang memiliki kelainan seperti tuna rungu,
seorang guru harus menegtahui karaktristik dari seorang anak didiknya melalui assesmen
tersebut bertujuan untuk mempermudah proses pembelajarn sesuai dari kebutuhan seorang siswa
yang berada di SLB Negeri Selong. Dalam hasil penelitian tersebut di kelas 6 SD yang memiliki
klainan berkebutuhan khusus seperti Tunarungu, seorang guru di SLB Negeri Selong melakukan
assesmen dengan cara mengajarkannya membaca, akan tetapi membaca bukan berarti seperti
dalam pendidikan yang lainnya, dalam SLB ini menggunakan metode membaca melalui isyarat.
Cara seorang guru bagaimana? Cara seorang guru memberikan informasi agar anak didik
tersampaikan, seorang guru memberikan penulisan di papan, kemudian mengajarkan anak didik
mereka satu persatu, meminta anak didik mereka membacanya satu persatu melalui isyarat.
Kelemahan yang dimiliki peserta didik di SLB harus di antisifasi oleh seorang guru. Anak didik
yang kurang dalam pendengaran, ketika dalam proses pembelajaran seorang guru harus
memperlihatkan mereka dengan barang yang nyata, agar mereka cepat untuk dimengerti. Kadang
kala seorang guru metode pembelajannya menggunakan LCD, disanalah anak didik di SLB
tersebut melihat hal yang nyata ketika dalam proses pembelajaran dengan cara berisyarat.
Walaupun anak didik tersebut didalam penyampaian yang disampaikan seorang didik, agak sulit
di tangkap atau di rangsang, seorang guru harus bersabar, serta melakukan hal yang bervariasi
agar nantinya anak didik Di SLB tidak cepat merasa bosan dalam pembelajaran.
Contoh kecil, dari hasil observasi yang sudah kami lihat metode pembelajaran, ketika
sudah diteliti seorang guru sudah melakukan assesmen yang baik terhadap anak didiknya, karena
metode pembelajaran yang diberikan seorang guru sesuai dengan kebutuhan anak didik di SLB
Negeri Selong. Dari penelitian yang dilakukan pada hari jum’at tanggal 22 November 2019, dari
aktivitas yang dilakukan dikelas, mengenai hal membaca melalui isyarat, seorang guru dikala
memberikan ejaan, contoh A, seorang guru harus melakukan isyarat serta melakukan dengan
bentuk yang nyata. Contoh ke 2, B ejaan yang berbentuk 1 huruf ini sangatlah sulit bagi anak
didik Di SLB tersebut. Sehinnga ketika seorang guru memberikan ejaan dengan huruf B. seorang
guru harus memegang tangan anak didik tersebut, mendekatkan tangan anak didik ke bibir
seorang pendidik, supaya nanti lafaz dari seorang guru akan dirasakan oleh anak didik. sehingga
akan mempermudah tranformasi dalam pembelajaran melalui isyarat.
b. Menulis
Menulis sama halnya dengan menulis seperti biasanya karena anak didi di SLB tersebut
hanya memiliki kelainan pendengaran dan sulit untuk berbicara. Hal ini sudah dapat
diidentifikasi melalui assesmen yang sudah dilakukan oleh seorang guru. Menulis didalam
proses pembelajaran seorang melakukannya dengan cara seperti biasa, memegang tangannya
serta melalui isyarat. Akan tetapi kelemahan dari peserta didik tersebut mereka tidak suka terlalu
banyak menulis. Anak didik di SLB Negeri Selong lebih cepat menerima informasi melalui
membaca dengan isyarat dibandingkan belajar menulis, karena ketika dalam proses menulis
anak didik terlalu cepat membuat mereka merasa bosan, mungkin dengan rasa kebawaan mereka
sendiri. Sehingga seorang guru harus dapat melakukan metode menulis dengan cara bertahap-
tahap suapaya nanti mengacu pada kelainan yang dimilikinya.
4) Metode Cara Pengajaran Siswa Tunarungu Dikelas Di SLB Negeri Selong.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada hari juma’at, pada tanggal 22 November.
Mengenai metode pembelajaran yang sudah dilihat secara jelas dan nyata. Ativitas didalam
ruang lingkup kelas tersebut sudah dapat di evakuasi dengan baik oleh seorang pendidik. Melalu
dengan metode pembelajaran yang sudah dapat dilihat. Metode pembelajaran yang dilakukan di
kelas 6 SD dilakukan dengan isyarat. Belajar bahasa melalui ejaan atau melalui gerakan bibir.
Metode atau cara yang dilakukan dalam pengajaran ini adalah dibuat di belakang bibir yang
tertutup atau jauh dibagian belakang mulut sehingga tidak kelihatan. Sehingga siswa yang
berkelainan tunarungu bisa mengikuti gerakan bibir secara pelan-pelan dan mampu menelaah
apa yang di ajarkan oleh guru, akan tetapi walaupun seorang guru di SLB tersebut mengajarkan
atau membimbing mereka dengan baik. Kelemahan dari gangguan anak-anak di SLB nNegeri
Selong sulit untuk dicerna, sehingga seorang guru harus memberikan informasi atau pengajaran
secara bertahap-tahap. Supaya anak didik di SLB Negeri Selong menimbulkan daya ingat yang
panjang. Akan tetapi walaupun metode pembelajaran yang dilakukan secara bertahap. Anak
didik belum tentu bisa merangsang atau mengingat pelajaran yang sudah dipelajari, disebabkan
karena gangguan yang dimiliki. Sehingga akan menimbulkan suatu kelemahan dari anak didik,
maupun dari seorang peserte didik.
Kemudian metode pembelajaran yang berkaitan dengan gangguan pendengaran tersebut
dengan metode belajar menulis. Siswa yang memiliki gangguan tunarungu di ajarkan melalui
kertas dan Rata- rata di ajarkan dari huruf dasar dulu misalkan kayak membuat garis, lingkaran
atau titik dulu , kalau itu sudah bisa lanjut ke huruf- huruf abjad.
metode pembelajaran yang terakhir yaitu belajar bahasa secara manual, cara pengajaran guru
di kelas tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi menual atau bahsa isyarat. Yang
dimana sudah sesuai dengan gangguan yang dimiliki. Seorang guru lebih condong menggunakan
bahasa insyarat karena anak didik di SLB Negeri Selong lebih mudah untuk mengambil
kombinasi yang menggunakan bahasa insyarat. Belajar bahasa dengan cara manual juga di
kombinasikan dengan menggunakan LCD, yang dimana, anak didik di SLB Negeri Selong dapat
melihat dengan secara jelas bahasa insyarat yang sudah diajarkan, seperti belajar mengaji dan
sebagainya.
5) Hambatan- hambatan yang dirasakan oleh guru ketika didalam kelas, di sekolah dan di
masyarakat
Dari hasil observasi yang sudah kami lakukan, tentu saja seorang guru di SLB Negeri
Selong dapat memiliki hambatan-hambatan, baik dalam aktivitas belajar maupun lingkungan
dari dalam sekolah ataupun luar sekolah. Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh guru di SLB
Negeri Selong sebagai berikut:
a. Hambatan yang ada di sekolah
Dari hasil observasi dan wawancara kelompok kami hambatan yang dialami oleh Sekolah
Luar Biasa Negri Selong adalah kurangnya tenaga pengajar atau kurangnya pendidik yang ada
di sekolah, sehingga banyak siswa yang hambatannya berbeda akan tetapi di gabung oleh pihak
sekolah. Anak didik yang digabung dengan berbeda gangguan penyakit yang dimiliki. Akan
berpengaruh besar terhadap satu sama yang lain. Seperti seorang sulit untuk mengkoordinasi
anak didik tersebut dan sebaliknya terhadap siswa sulit untuk memahami pembelajaran yang
dilakukan.
b. Hambatan di dalam kelas
Peserta didik sulit menerima pembelajaran karena jumlah dari siswa kelas 6 kurang efektif,
itulah yang menyebabkan konsetrasi siswa saat di dalam kelas menjadi terganggu. Jumlah siswa
yang efektif adalah 8 siswa, agar siswa tidak mengobrol dan memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung. Seorang guru harus mengajarkan maksimal 3 kali, jika siswa tersebut
yang lain tidak bisa mengerti, seorang guru boleh untuk melanjutkan metode pembelajran yang
lain, supaya tidak terlalu monoton terhadap metode pembelajrannya, dan akan menimbulkan
siswa cepat bosen jika hanya metode pembelajran itu saja yang digunakan. Sehingga
pengaruhnya susah menangkap informasi atau sulit menerima pembelajaran
c. Hambatan di masyarakat
Pada awal pemindahan SLB Negri selong dari selong ke Sawing, masyarakat belum bisa
mengerti keadaan yang dialami siswa di SLB Negeri Selong. Dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan, banyak dari masyarakat dan anak sekolah lain yang mengejek atau mengolok anak-
anak SLB ketika diluar lingkungan sekolah, namun seiring berjalannya waktu masyarakat sudah
dapat memahami keadaan yang dimiliki anak SLB Negeri Selong.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil observasi yang sudah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa seorang pendidik
harus pandai-pandai dalam tugas yang sudah diberikan, bertanggung jawab atas apa yang sudah
diabdikan, seorang guru bukan hanya mengajar atau memberikan informasi terhadap siswa
melainkan harus membimbing dan mendidik mereka dengan sebaik baiknya. Apalagi di SLB
Negeri Selong sudah nyata sekali memiliki kelainan atau gangguan terhadap peserta didik
tersebut, sehingga guru harus lebih teliti dan sabar untuk memberikan informasi, sesuai dengan
kebutuhan yang dimiliki oleh peserta didik. walaupun seorang guru sudah merasakan hambatan-
hambatan yang ada disekitarnya, baik dikelas, disekolah maupun dimasyarakat. seorang guru
harus tetap teguh pada pendirian untuk selalu membimbing dan memberikan contoh yang baik,
supaya kelak anak didik tersebut akan baik dimasa depan.
Dokumentasi :
Aktivitas wawancara

Waktu melakukan proses pembelajarn

Waktu proses pembelajran dilaksanakan


Selesai wawancara serta selesai dalam aktivitas belajar

Anda mungkin juga menyukai