Anda di halaman 1dari 20

Tuberkulosis (TB atau TBC) yang juga sering disebut “flek paru” adalah gangguan pernapasan

kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Menurut WHO, setiap detik
ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia. Sekitar 33% dari total kasus penyakit TBC
di dunia ditemukan di negara-negara Asia.

Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan penderita tuberkulosis
terbanyak setelah India. Data terbaru dari Profil Kesehatan Indonesia keluaran Kemenkes
melaporkan bahwa ada 351.893 kasus TBC di Indonesia per tahun 2016, meningkat dari tahun
2015 sebesar 330.729 kasus.

TB menjadi infeksi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Sayangnya, masih banyak yang
tidak menyadari atau bahkan tidak tahu tentang risiko TBC dan bagaimana pengobatannya.
Berikut informasi lengkapnya.

Bagaimana penyakit TBC menular?


Penyakit TBC menular ketika pengidap TB mengeluarkan dahak atau cairan liur dari mulutnya
yang berisi kuman M. tuberculosis ke udara — misalnya saat batuk, bersin, berbicara, bernyanyi,
atau bahkan tertawa — dan kemudian dihirup oleh orang lain.

Kuman yang keluar dari batuknya pengidap TB dapat bertahan di udara lembap yang tidak
terpapar sinar matahari selama berjam-jam. Akibatnya, setiap orang yang berdekatan dan
berinteraksi dengan penderita TB secara langsung berpotensi menghirupnya sehingga akhirnya
tertular.

Seberapa lama kuman TB dapat bertahan hidup di luar


tubuh penderita?
Menurut data milik Kemenkes RI dalam Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, untuk
satu kali batuk seseorang biasanya bisa menghasilkan sekitar 3.000 percikan air liur.

Kuman penyebab TB umumnya dapat bertahan hidup di udara bebas selama satu sampai dua
jam, tergantung dari ada tidaknya paparan sinar matahari, kelembapan, dan ventilasi.

Kuman yang terpapar sinar ultraviolet langsung akan mati dalam beberapa menit. Namun, kuman
dapat terus hidup hingga satu minggu jika tinggal di dahak yang berada pada suhu di antara 30-
37 derajat celcius.

Pada kondisi gelap, lembap, dan dingin, kuman TB dapat bertahan berhari-hari — bahkan
sampai berbulan-bulan.

Faktor risiko TBC


Daya penularan TB dari pengidap ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru,
yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan dahak. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, maka makin menular pasien tersebut.

Faktanya, kebanyakan orang telah terpapar kuman TB selama hidupnya, namun hanya 10%
orang yang terinfeksi TB akan menderita penyakit ini. Salah satu faktor penentu seseorang bisa
terkena TB atau tidak adalah sistem imun tubuhnya. Semakin kuat daya tahan tubuh Anda,
semakin kecil kemungkinannya untuk tertular TB.

Orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah biasanya cenderung lebih mudah
terinfeksi. Lansia, orang dengan HIV atau AIDS, penderita kanker, diabetes, ginjal, dan penyakit
autoimun lainnya berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC karena sistem imunnya tidak mampu
melawan pertumbuhan bakteri.

TBC lebih banyak terjadi pada laki-laki (60%) daripada perempuan (40%). Proporsi kasus
tuberkulosis terbanyak tahun 2016 ditemukan pada kelompok usia produktif (25-34 tahun) yaitu
sebesar 18,07%, diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,25 persen. Kasus TBC juga
paling banyak ditemukan pada golongan penduduk yang tidak bekerja dan yang tidak sekolah.

Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan?


Apabila Anda memiliki faktor risiko TBC dan menunjukkan gejala TBC, segera periksa ke
dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dasar yang dilanjutkan dengan beberapa
pemeriksaan penunjang, yaitu:

 Pemeriksaan darah, tidak memberikan hasil yang kurang sensitif dan spesifik untuk
infeksi TB. Basanya ditemukan peningkatan sel darah putih (leukosit) dan laju endap
darah.
 Pemeriksaan dahak, penting untuk menentukan adanya kuman TB, biasanya dilakukan
dalam 3 waktu, Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS).
 Tes tuberkulin, banyak dipakai untuk menegakkan TB pada anak, namun tes ini
bisa memberikan hasil negatif palsu dan positif palsu. Pemeriksaan ini kurang berarti
untuk diagnosis pasien dewasa.
 Pemeriksaan radiologi, merupakan cara yang praktis untuk diagnosis TB dan rutin
dilakukan.

Masih banyak pemeriksaan lain yang bisa dilakukan. Di Indonesia sendiri, diagnosis penyakit
TBC biasanya diresmikan dengan melihat gejala, hasil pemeriksaan radiologi, dan dahak SPS.

Kapan seseorang dinyatakan sembuh dari TBC?


Pengobatan TB menggunakan kombinasi antibiotik yang terdiri dari 2 fase dan biasanya
berlangsung selama 6-9 bulan. Evaluasi pengobatan TB terdiri atas evaluasi klinik, bakteriologik,
radiologik, dan efek samping obat, serta evaluasi keteraturan berobat.
Pasien dinyatakan sembuh tidaknya dari TB di akhir masa pengobatan oleh dokter yang
menangani. Setelah dinyatakan sembuh pasien tetap dievaluasi untuk kekambuhannya selama
minimal 2 tahun.

Bagikan artikel ini:

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Direview tanggal: Maret 7, 2018 | Terakhir Diedit: November 15, 2019

Sumber
Artikel sejenis

Batuk & Penyakit Pernapasan, Health Centers


Jangan Sampai Pengobatan Gagal, Ini 4 Tips Taat Aturan Minum Obat TBC
Hidup Sehat, Fakta Unik
Mungkinkah Lupus Bisa Menimbulkan Komplikasi Pada Organ Paru?

Batuk & Penyakit Pernapasan, Health Centers


TBC Bisa Menular Melalui Aktivitas Seks, Tidak, Ya?
Batuk & Penyakit Pernapasan, Health Centers
Hindari Risiko Efek Samping Obat, Pilihlah Obat Batuk Alami untuk Ibu Hamil

Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC aktif
memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB akan ikut keluar
melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara. Selanjutnya, bakteri TB akan masuk ke
tubuh orang lain melalui udara yang dihirupnya.

Tuberkulosis atau yang biasa disebut dengan penyakit TB atau TBC disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru. Namun, ada organ
tubuh lain yang juga dapat terserang penyakit TBC, yaitu tulang belakang, kelenjar getah bening,
kulit, ginjal, dan selaput otak.

Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik (seperti berjabat tangan) atau menyentuh
peralatan yang telah terkontaminasi bakteri TB. Selain itu, berbagi makanan atau minuman
dengan penderita tuberkulosis juga tidak menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
Cara Penularan TBC

Saat batuk atau bersin, penderita TBC dapat menyebarkan kuman yang terdapat dalam dahak ke
udara. Dalam sekali batuk, penderita TBC dapat mengeluarkan sekitar 3000 percikan dahak.

Bakteri TB yang berada di udara bisa bertahan berjam-jam, terutama jika ruangan gelap dan
lembab, sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan
di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering bertemu
atau berdiam di tempat yang sama dengan penderita TBC, seperti keluarga, teman sekantor, atau
teman sekelas.

Meski demikian, pada dasarnya penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan. Tidak semua
orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB akan langsung menderita TBC.

Pada kebanyakan kasus, bakteri yang terhirup ini akan berdiam di paru-paru tanpa menimbulkan
penyakit atau menginfeksi orang lain. Bakteri tetap ada di dalam tubuh sambil menunggu saat
yang tepat untuk menginfeksi, yaitu ketika daya tahan tubuh sedang lemah.
Beberapa Fase Infeksi TBC

Ada dua kondisi yang mungkin terjadi ketika seseorang menghirup udara yang mengandung
bakteri TB, yaitu:

TBC laten

Fase laten terjadi ketika tubuh sudah didiami bakteri TB namun sistem kekebalan tubuh sedang
baik, sehingga sel darah putih dapat melawan bakteri.

Dengan demikian, bakteri tidak menyerang dan tubuh tidak terinfeksi TBC. Anda pun tidak
mengalami gejala-gejala penyakit TBC dan tidak berpotensi menulari orang lain. Meski begitu,
bakteri dapat aktif dan menyerang Anda kembali sewaktu-waktu, terutama saat sistem kekebalan
tubuh sedang melemah.

Meskipun dalam kondisi laten, Anda sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter guna
mendapatkan pengobatan tuberkulosis. Apabila seseorang yang sedang berada pada fase TBC
laten tidak mendapatkan pengobatan, maka ia berisiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi TB
aktif.

Begitu pula jika penderita TB laten memiliki kondisi medis lain, seperti kekurangan gizi
(malnutrisi), aktif merokok, diabetes, atau infeksi HIV.

TBC aktif

TBC aktif adalah kondisi ketika seseorang sudah menderita penyakit TBC. Pada tahap ini,
bakteri TBC dalam tubuh telah aktif sehingga penderitanya mengalami gejala-gejala penyakit
tuberkulosis. Penderita TBC aktif inilah yang bisa menularkan penyakit TBC pada orang lain.

Oleh karena itu, penderita TBC aktif disarankan untuk mengenakan masker, menutup mulut
ketika batuk atau bersin, dan tidak meludah sembarangan.

Penderita TBC aktif juga perlu mendapatkan pengobatan TBC. Pengobatan ini perlu dilakukan
secara rutin selama minimal 6 bulan. Pengobatan yang tidak selesai atau berhenti di tengah jalan
dapat mengakibatkan kekebalan bakteri terhadap obat TB, atau disebut juga TB MDR.

Cegah TBC Sedini Mungkin

TBC dapat dicegah dengan cara:

 Melakukan pemeriksaan TB, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar kuman TB.
 Mengikuti prosedur pengobatan sebelum TB menjadi aktif, jika sudah terdiagnosa menderita TB
fase laten.
 Memperbaiki sirkulasi udara di rumah untuk mencegah bakteri berdiam dalam ruangan.
 Mendapatkan imunisasi BCG, terutama bagi anak-anak dan orang yang berisiko tinggi tertular
TBC.
Meskipun penularan TBC nyatanya tidak semudah yang dikira, Anda tetap disarankan untuk
waspada. Bakteri TB yang ada di udara siap menyerang kapan saja.

Konsumsilah makanan bergizi dan beristirahatlah yang cukup agar kekebalan tubuh tetap
optimal. Dengan demikian, TBC dan penyakit lainnya tidak akan mudah menyerang.

Bila mengalami beberapa gejala TBC, seperti batuk lebih dari tiga minggu, batuk berdarah,
demam, keringat dingin di malam hari, dan berat badan turun drastis, terlebih jika terdapat orang
serumah atau sekantor yang memiliki gejala serupa, segeralah periksakan diri ke dokter.

Apa itu TBC (tuberkulosis)?


Artikel ini berisi:

 Definisi
 Tanda-tanda & gejala
 Penyebab
 Faktor-faktor risiko
 Obat & Pengobatan
 Pengobatan di rumah

Oleh Lika Aprilia Samiadi Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania
Savitri - Dokter Umum

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Definisi
Apa itu penyakit TBC (tuberculosis)?

TBC atau tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui saluran udara. TBC biasanya
menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf
pusat, jantung, dan organ lainnya.

Jenis tuberkulosis yang diderita oleh pasien sering kali merupakan infeksi TBC laten, di mana
terdapat bakteri TBC yang “tertidur” atau belum aktif secara klinis. Bakteri TBC akan aktif dan
mulai menunjukkan gejala setelah periode waktu tertentu, beberapa minggu bahkan beberapa
tahun, tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan pasien.

Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah (misalnya pada penderita HIV,
kanker, atau pasien yang menjalani kemoterapi), maka TBC akan berkembang lebih cepat.
Seberapa umumkah TBC (tuberculosis)?

Penyakit tuberkulosis sering menyerang kelompok berikut ini:

 Pengidap HIV, diabetes melitus (kencing manis), malnutrisi, atau penyakit lain yang melemahkan
sistem kekebalan tubuh
 Orang yang melakukan kontak dengan pasien TBC
 Orang yang merawat pasien TBC, misalnya dokter atau perawat
 Orang yang tinggal atau bekerja satu tempat dengan pasien TBC, misalnya di tempat
pengungsian atau klinik
 Orang yang tinggal di wilayah yang kondisi kesehatannya buruk
 Pengguna alkohol atau obat terlarang
 Orang yang bepergian ke tempat di mana tuberculosis merupakan penyakit yang umum.
Kebanyakan adalah daerah yang masih berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika, Asia, Eropa
Timur, dan Rusia

Tanda-tanda & gejala


Apa saja ciri dan gejala penyakit TBC (tuberkulosis)?

Saat masa inkubasi TBC, penderita biasanya tidak menunjukkan gejala apapun dan penyakit
belum menular. Ketika tuberkulosis sudah berkembang, gejala-gejala pun mulai terlihat.

Tergantung pada organ mana yang diserang, gejala TBC bisa berupa batuk yang berlangsung
2 minggu atau lebih, dahak atau batuk darah, sesak napas, demam atau meriang, berkeringat di
malam hari tanpa ada aktivitas fisik, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, lelah dan
lemah.

Gejala TBC seperti di atas bisa jadi disebabkan oleh penyakit lain yang berhubungan dengan
paru-paru. Masih ada gejala-gejala lain yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki
kekhawatiran tentang gejala tertentu, segera konsultasikan pada dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Segera temui dokter jika Anda mengalami demam, penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan dan berkeringat di malam hari. Terutama jika Anda mengalami batuk yang terus-
menerus selama 2 minggu.

Hal tersebut merupakan gejala penyakit TBC, tetapi juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain.
Dokter dapat melakukan tes untuk menentukan penyebab dari gejala yang Anda alami.

Penyebab
Apa penyebab penyakit TBC (tuberculosis)?

TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang dapat menyebar melalui udara.
Bakteri ini dapat terhirup jika terjadi kontak dengan penderita tuberculosis atau melalui
udara yang sudah dicemari penyakit TBC melalui batuk.

Setelah memasuki tubuh, bakteri masih belum aktif melainkan akan “tidur” selama beberapa
waktu. Periode ini disebut masa inkubasi. Karena bakteri tidak aktif, maka tidak akan ada gejala
dan tidak pula menular. Jika pasien mengikuti tes bakteri MTB, hasilnya akan positif meskipun
tidak ada tanda-tanda sama sekali. Risiko TBC dapat dikurangi secara signifikan jika terdeteksi
dini dalam periode inkubasi.

Dari sepuluh orang yang terinfeksi bakteri MTB, hanya satu orang yang biasanya akan
berkembang menjadi terjangkit penyakit TBC. Bakteri akan menyerang tubuh ketika sistem
kekebalan tidak mampu melawannya, atau bakteri tersebut menunggu hingga sistem kekebalan
melemah (misalnya pada orang lanjut usia, atau pada penderita HIV).

Jadi, masa inkubasi akan berbeda pada setiap orang. Ketika bakteri mulai aktif, bakteri akan
berkembang di dalam paru-paru dan pembuluh darah, lalu bermigrasi ke bagian tubuh lain.

Faktor-faktor risiko
Siapa saja yang berisiko terkena penyakit TBC (tuberculosis)?

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit TBC. Faktor paling besar
adalah apabila sistem kekebalan tubuh melemah, di antaranya akibat:

 HIV/AIDS
 Diabetes
 Penyakit ginjal stadium akhir
 Kanker
 Malnutrisi
 Pengobatan kanker, seperti kemoterapi
 Konsumsi obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun, seperti rheumatoid
arthritis, penyakit Crohn, dan psoriasis.

Jika seseorang tidak memiliki faktor risiko seperti di atas, bukan berarti ia tidak akan terkena
TBC. Tanda-tanda di atas hanyalah referensi semata. Konsultasikan pada dokter spesialis untuk
keterangan lebih lengkap.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.
Apa saja obat TBC (tuberculosis) yang biasa digunakan?

TBC dapat diobati dengan cukup mudah. Biasanya, pasien diharuskan mengonsumsi obat-obatan
selama enam bulan atau lebih.

Pengobatan TBC yang tepat akan melibatkan 3-4 antibiotik harian. Pasien akan merasa lebih
baik setelah beberapa minggu. Namun, ini bukan berarti bakteri MTB sudah hilang dari tubuh.
Karenanya, penting bagi pasien untuk menyelesaikan tahapan pengobatan sekalipun gejala-gejala
TBC sudah hilang.

Jika pengobatan tidak diselesaikan dengan tuntas atau berhenti di tengah-tengah, bakteri MTB
dapat tersisa di tubuh pasien. Penyakit TBC dapat kembali, menyebar ke bagian tubuh lain dan
menular. Pemakaian antibiotik yang tidak tuntas dapat membuat bakteri MTB kebal terhadap
antibiotik yang tersedia. Hal ini akan mempersulit pengobatan tuberkulosis karena antibiotik
yang tersedia untuk mengobati TB terbatas macamnya.

Jalani pengobatan sesuai anjuran dokter untuk menghindari bakteri MTB menjadi kebal.
Penghentian konsumsi obat hanya berdasarkan anjuran dokter.

Obat-obat antibiotik yang diberikan oleh dokter dapat memberikan efek samping seperti kencing
berwarna merah (bukan darah), telinga berdenging, kesemutan pada kulit, mual muntah, dan
kulit kuning. Kencing berwarna merah bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun bila efek
samping lainnya muncul, segera temui dokter Anda untuk menanganinya.

Orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien TB juga berisiko untuk terinfeksi TB. Maka
dari itu, keluarga pasien ataupun orang yang melakukan kontak dengannya harus segera
diperiksa.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk TBC (tuberkulosis)?

Jika Anda mengalami batuk terus-menerus, demam atau penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, maka bisa jadi disebabkan oleh TBC. Untuk mendeteksi sumber infeksi TBC, dokter
akan menanyakan tempat Anda tinggal dan bekerja, serta dengan siapa saja Anda melakukan
kontak. Dokter juga dapat memeriksa sejarah dari hasil tes kulit TBC, faktor risiko (terutama
HIV), kunjungan ke luar negeri, dan kerja lapangan.

Reaksi tes kulit dengan elemen TB (PPD) dapat dilakukan. Dalam tes ini, sejumlah kecil protein
yang mengandung bakteri TBC akan disuntikkan ke kulit di bawah lengan; bagian yang bengkak
akan diperiksa setelah 48-72 jam kemudian. Ukuran dari bagian yang bengkak tersebut akan
menentukan hasil tes. Apabila hasilnya positif, biasanya berarti bahwa orang tersebut telah
terinfeksi TBC.

Dokter dapat pula mengambil sinar X dan sampel dahak, darah, atau urin untuk memeriksa
keberadaan bakteri MTB. Tes HIV juga bisa dilakukan.

Pengobatan di rumah
Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit TBC (tuberculosis)?

Gaya hidup dan pengobatan berikut dapat membantu Anda mengatasi penyakit TBC:

 Minumlah obat sesuai anjuran dokter


 Konsumsi obat sesuai jadwal
 Tanyakan pada dokter tentang efek samping pengobatan dan apa yang harus dilakukan bila
muncul
 Lakukan pemeriksaan ulang secara tepat waktu
 Waspada penularan penyakit kepada orang lain. Tutuplah mulut Anda ketika batuk dengan
menggunakan masker, sapu tangan, atau lipatan siku Anda. Menggunakan telapak tangan Anda
memudahkan penularan bakteri MTB saat bersalaman dan saat memegang benda lain
 Ikuti instruksi dokter mengenai kebersihan diri dan lingkungan
 Segera hubungi dokter apabila tubuh Anda mengalami panas atau dingin, apabila Anda khawatir
tentang efek samping obat suatu obat, apabila Anda menunjukkan gejala yang terus-menerus
atau bahkan memburuk, apabila Anda mengalami batuk dengan dahak berubah warna atau
berdarah

 Home
 Health

10 Gejala Penyakit TBC dan Cara Pengobatannya, Kenali Sejak Dini


Sebelum Terlambat

Liputan6.com

20 Jan 2019, 13:00 WIB




17
Ini yang Harus Anda Lakukan Saat Kena TBC (Antonio Guillem/Shutterstock)
Liputan6.com, Jakarta Menurut WHO, setiap detik setidaknya ada satu orang yang terinfeksi
tuberkulosis (TBC) atau Tubercle bacillus (TB) di dunia. Indonesia sendiri menempati peringkat
kedua sebagai negara dengan kasus penyakit TBC terbanyak di dunia setelah India. TBC bahkan
menjadi infeksi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Sayangnya, masih banyak yang
tidak menyadari atau bahkan tidak tahu tentang penyakit ini, termasuk gejalanya.

Baca Juga

 Tuberkulosis, Penyakit Paling Mematikan di Dunia


 Waspada, 1 Juta Kuman Tuberkulosis Bisa Menyebar dari Bersin
 WHO Puji Indonesia Bertindak Cepat Akhiri TBC di 2030

Jika kamu sering batuk tapi tak kunjung sembuh, kamu perlu waspada. Mungkin saja itu adalah
salah satu gejala penyakit TBC. Penyakit menular ini merupakan infeksi serius yang menyerang
paru-paru seseorang. Bakteri yang menyebabkan TB bisa menyebar dari satu orang ke orang lain
melalui tetesan kecil yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin. Jika TB tak diobati
hingga tuntas bisa berakibat fatal.

TB disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, kuman yang ditularkan melalui udara dan
dari satu orang ke orang lain. Kadang-kadang, bakteri menyebar ke organ lain dan bisa
menyebabkan meningitis. Sebagian muncul karena HIV, virus yang menyebabkan AIDS. HIV
melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh seseorang tak bisa
melawan kuman TB. Seseorang yang menderita TBC biasanya memiliki gejala batuk dan bersin.
Oleh karena itu penyakit ini mampu menular melalui butiran ludah yang menyembur ke udara.
Berikut gejala penyakit TBC yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu
(19/1/2019).

2 dari 3 halaman

Gejala Penyakit TBC


Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Kebanyakan, orang tak menyadari mengalami gejala penyakit TBC dan bingung
membedakannya dengan penyakit lain karena tak mudah untuk mengenalinya. Padahal, gejala
penyakit TBC dimulai secara bertahap dan berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu
hingga berbulan-bulan.

Orang sering mengalami satu atau dua gejala ringan dan tak mengenalinya sedini mungkin.
Mengidentifikasi gejala penyakit TBC bisa membantu seseorang mencegah komplikasi seperti
infeksi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) pada organ tubuh lain. Berikut gejala penyakit
TBC secara umum:

1. Batuk terus-menerus

Gejala yang umum dari TBC adalah batuk terus-menerus dan menyakitkan selama lebih dari 2
minggu. Jika kamu mengalaminya, lebih baik segera periksakan ke dokter.

2. Batuk darah

Selain batuk yang tidak kunjung sembuh, penderita TBC biasanya juga mengalami batuk darah.
Oleh karena itu waspadalah ketika ada noda darah ketika kamu batuk.

3. Penurunan berat badan

Penderita TBC juga biasanya mengalami penurunan berat badan. Hal ini menunjukkan sebab
adanya bakteri TB yang berkembang di dalam tubuh kamu.
4. Demam

Setiap infeksi TBC biasanya disertai dengan demam. Apabila kamu merasa demam secara tiba-
tiba, sebaiknya juga waspadalah.

5. Lemah

Penyakit TBC bisa membuat tubuhmu cepat merasa lemah.

6. Rasa sakit di paru-paru

TBC merupakan penyakit yang menginfeksi paru-paru. Jika kamu merasakan nyeri tajam di
paru-paru dan merasa kesakitan ketika menghembuskan udara maka kamu memiliki infeksi paru-
paru yang parah.

7. Infeksi yang tidak kunjung sembuh

Selain membuat infeksi paru-paru, TBC juga dapat menginfeksi setiap bagian tubuh seperti
perut, hati, bahkan otak. Jika kamu memiliki infeksi di daerah tersebut lebih dari 3 minggu,
sebaiknya periksakanlah ke dokter.

8. Menggigil di malam hari

Jika kamu menggigil di malam hari padahal udara sedang tidak dingin, hal ini bisa jadi tanda
TBC. Sebab infeksi dari bakteri TBC ini akan menyebabkan menggigil di malam hari.

9. Kelelahan

Gejala yang lain adalah kamu akan mudah sekali lelah karena daya tahan tubuh mulai melemah.

10. Urine kemerahan

Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini merupakan gejala yang
muncul pada tahap selanjutnya.

3 dari 3 halaman

Macam-macam TBC dan Pengobatannya


Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Berikut macam-macam TBC antara lain:

1. TB Laten

Pada kondisi ini, kamu memiliki infeksi TB, tapi bakteri dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif
serta tak menimbulkan gejala. TB laten juga disebut TB tidak aktif atau TB infeksi yang tak
menular. Namun, bisa berubah menjadi aktif sehingga pengobatan penting bagi TB laten untuk
membantu mengendalikan penyebaran.

2. TB aktif

Kondisi membuat kamu sakit dan bisa menularkan ke orang lain. Ini bisa terjadi beberapa
minggu pertama setelah terinfeksi bakteri TB atau beberapa tahun kemudian.

Pengobatan Penyakit TBC

Obat-obatan merupakan dasar pengobatan tuberkulosis. Tapi mengobati TB memakan waktu


lebih lama dibanding mengobati infeksi bakteri jenis lain. Kamu harus minum antibiotik
setidaknya selama enam sampai sembilan bulan. Jika kamu mengalami TB laten, kamu mungkin
perlu minum satu jenis obat TB. Untuk TB aktif, terutama jika itu adalah virus yang tahan obat,
memerlukan beberapa obat sekaligus. Obat-obatan yang paling umum digunakan untuk
mengobati tuberkulosis meliputi:
• Isoniazid

• Rifampisin (Rifadin, Rimactane)

• Etambutol (Myambutol)

• Pirazinamid

Menyelesaikan proses pengobatan sangat penting. Kamu mungkin tergoda untuk berhenti minum
obat TBC. Tetapi sangat penting jika kamu menyelesaikan terapi obat dan minum obat persis
seperti yang ditentukan oleh dokter. Menghentikan pengobatan terlalu cepat atau melewatkan
dosis bisa memungkinkan bakteri yang masih hidup menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang
mengarah ke TB yang jauh lebih berbahaya dan sulit untuk mengobati.

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat
kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan
darah.

Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau
kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika
berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan
tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
Gejala Tuberkulosis

Selain menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama, penderita TBC juga akan
merasakan beberapa gejala lain, seperti:

 Demam
 Lemas
 Berat badan turun
 Tidak nafsu makan
 Nyeri dada
 Berkeringat di malam hari

Pengobatan Tuberkulosis

TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux).

TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.
Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa jenis obat untuk waktu yang
cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya berupa:

 Isoniazid
 Rifampicin
 Pyrazinamide
 Ethambutol

Pencegahan Tuberkulosis

TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan dilakukan sebelum bayi berusia 2
bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara:

 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.


 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai